cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
PERBANDINGAN BERAT ISI DAN REMBESAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM BERGRADASI TERTENTU DENGAN DAN TANPA PERAWATAN KHUSUS Purwitasari, Kartika; Zacoeb, Achfas; Nurlina, Siti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.62 KB)

Abstract

Dibutuhkan suatu penyelesaian yang dapat memberikan keawetan namun dengan bahan yang dapat dengan mudah diindustrikan dan juga ramah lingkungan salah satunya zeolit karena mengandung banyak alumina silika (SiO2) namun masih memiliki massa jenis yang cukup ringan. Penelitian dilakukan dengan membuat 3 buah sampel benda uji variasi kadar penambahan zeolit pada benda uji yaitu 0%, 10%, dan 20%, sedangkan variasi perlakuan benda uji yaitu dengan perawatan (DP) dan tanpa perawatan (TP).  Zeolit yang digunakan memiliki gradasi tertentu (lolos saringan no. 80 (0,180 mm), no. 100 (0,149 mm), dan no. 200 (0,075 mm)). Pengujian berat isi dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari sedangkan pengujian rembesan dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian berat isi pada masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 0,699 gr/cm3, 0,704 gr/cm3, 0,684 gr/cm3, 0,694 gr/cm3, 0,722 gr/cm3, 0,725 gr/cm3. Dari hasil tersebut terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan berat isi setiap penambahan kadar zeolit. Sedangkan pada pengujian rembesan didapatkan nilai dari masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 2,315 cm3/menit, 2,685 cm3/menit, 2,870 cm3/menit, 2,963 cm3/menit, 1,574 cm3/menit, 2,222 cm3/menit. Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa selalu terjadi penurunan kecepatan rembesan setiap penambahan kadar zeolit. Dengan adanya penambahan zeolit yang ditambahkan menunjukkan semakin besarnya berat isi dan semakin menurunnya kecepatan rembesan.Kata Kunci : bata beton ringan, zeolit, berat isi, rembesan, perawatan, keawetan
PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN TEGANGAN-REGANGAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM BERGRADASI TERTENTU DENGAN DAN TANPA PERAWATAN KHUSUS Oktavianita, Yetty; Syamsudin, Ristinah; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.529 KB)

Abstract

Bata beton ringan merupakan salah satu bahan bangunan penyusun dinding yang semakin dibutuhkan di Indonesia. Untuk meningkatkan karakteristik bata beton ringan dalam hal ini kuat tekan dan tegangan-regangan, bata beton ringan diberikan bahan tambah berupa mineral alami zeolit alam. Zeolit memiliki sifat menahan air di dalam pori-porinya dan melepasnya secara perlahan. Hal ini akan bermanfaat untuk proses pengerasan bata-beton ringan. Pengujian dilakukan pada enam variasi benda uji yaitu tiga variasi kadar penambahan zeolit dan dua variasi perlakuan selama proses perawatan. Variasi kadar penambahan zeolit adalah 0%, 10%, dan 20%. Sedangkan variasi perawatan adalah dengan perawatan (DP) dan tanpa perawatan (TP). Pengujian kuat tekan dilakukan berdasarkan peraturan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton untuk pasangan dinding. Sedangkan deformasi dapat dilihat menggunakan dial gauge. Hasil uji tekan pada masing-masing variasi penambahan 0% DP, 0%TP, 10% DP, 10%TP, 20%DP, dan 20%TP di 28 hari berturut-turut adalah 4.06 kg/cm2, 4.17 kg/cm2, 3.39 kg/cm2, 3.56 kg/cm2, 5.78 kg/cm2, dan 5.67 kg/cm2. Pada penambahan 10% zeolit alam terjadi penurunan kuat tekan dikarenakan kadar foaming agent yang berlebihan. Sedangkan pada penambahan 20% zeolit alam terjadi peningkatan kuat tekan dari benda uji normal. Namun tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari perbedaan perlakuan bata beton ringan selama proses perawatan terhadap kuat tekan bata beton ringan sesuai dengan uji statistik ANOVA 1 arah tabel fisher. Perbedaan perlakuan bata beton ringan mempengaruhi sifat fisik dari bata beton ringan normal di mana bata beton riingan yang tidak diberi perawatan lebih getas dibandingkan dengan yang diberi perawatan. Namun hal ini tidak berlaku untuk bata beton ringan dengan penambahan zeolit alam di mana regangan yang terjadi tidak berbeda jauh.Kata kunci : bata beton ringan, perawatan, kuat tekan, tegangan-regangan, zeolit
ANALISA TEGANGAN DAN REGANGAN DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK S.Utami, Putri Dewanti; Dewi, Sri Murni; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.482 KB)

Abstract

Dinding merupakan bagian bangunan yang sangat penting peranannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding merupakan salah satu elemen konstruksi struktur bangunan yang selain berfungsi sebagai pembatas juga berfungsi sebagai penahan beban lateral (­in-plane). Penggunaan material konvensional untuk pembuatan dinding masih banyak dijumpai pada masyarakat Indonesia seperti batu bata maupun batako. Namun, saat ini muncul teknologi baru konstruksi dinding pracetak yaitu dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yang berbahan EPS (Extended Polystrene System) dan wiremesh. Dinding ini didesain sebagai dinding struktural yang berfungsi sebagai penahan beban lateral (­in-plane). Perilaku yang akan diamati pada dinding ini adalah tegangan dan regangan yang terjadi. Pada penelitian ini digunakan tiga variasi rasio dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yaitu dengan ukuran 60 cm x 60 cm (Hw/Lw=1), 90 cm x 60 cm (Hw/Lw=1,5), dan 120 cm x 60 cm (Hw/Lw=2). Tebal dinding secara keseluruhan adalah 15 cm dan tebal EPS+wiremesh adalah 8 cm dengan tebal beton 7 cm. Pengujian beban lateral statik (static load test) dilakukan dengan memberikan beban tiap 100 kg (load control) hingga mencapai beban maksimum dinding dan dilanjutkan dengan tahap displacement control. Pencatatan data dilakukan setiap tahap pembebanan yaitu pencatatan deformasi lateral total, perpanjangan diagonal dinding, regangan pada wiremesh, dan pengamatan mekanisme pola retak serta keruntuhan dinding (failure mechanisme). Hasil dari penelitian dan pengolahan data adalah nilai regangan pada keadaan aktual jauh lebih kecil dari pada keadaan teoritis. Untuk grafik arah lentur, nilai regangan pada dinding A3, B3, C3 dalam kondisi aktual berturut-turut adalah  0,00004; 1,7.10-5; 4,2.10-6. Untuk regangan dinding arah geser, nilai regangan dinding A3, B3, C3 arah geser dalam kondisi aktual berturut-turut adalah 4,9.10-6; 1,9.10-6; 2,8.10-6. Kata Kunci : Tegangan, regangan, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw), beban lateral statik.
ANALISIS DAKTILITAS DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (HW/LW) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK Prastyo, Roni Dwi; Dewi, Sri Murni; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.179 KB)

Abstract

Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat secara signifikan tiap tahun Berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan bangunan tempat tinggal dalam skala besar tersebut menuntut adanya inovasi dalam hal material, kualitas, Salah satu inovasi yang sedang berkembang adalah dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi. Pada penelitian ini digunakan tiga variasi rasio tinggi dan lebar (Hw/lw) dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yaitu dengan ukuran 60 cm x 60 cm (Hw/lw=1), ukuran 90 cm x 60 cm (Hw/Lw=1,5), dan ukuran 120 cm x 60 cm (Hw/Lw=2). Tebal dinding sama yaitu 15 cm dengan EPS dan wiremesh dengan tebal total 8 cm dan plesteran beton 7 cm. Pengujian beban lateral statik (static load test) dilakukan dengan memberikan beban tiap 100 kg (load control) hingga mencapai beban maksimum dinding dan dilanjutkan dengan tahap displacement control. Pencatatan data dilakukan setiap tahap pembebanan yaitu pencatatan deformasi lateral total dan pengamatan mekanisme pola retak serta keruntuhan dinding (failure mechanisme). Hasil dari penelitian dan pembahasan data menjelaskan bahwa Benda Uji A yang berukuran 60 x 60 cm atau dengan rasio tinggi dan lebar (hw/lw) = 1, memiliki nilai daktilitas sebesar 3,1 sampai 5,4. Untuk benda Uji B yang berukuran 90 x 60 cm atau dengan rasio tinggi dan lebar (hw/lw) = 1,5, memiliki nilai daktilitas sebesar 8,5 sampai 10,45. Sedangkan untuk benda Uji dinding C dengan ukuran 120 x 60 cm atau rasio antara tinggi dan lebar (Hw/Lw) = 2, memiliki nilai daktilitas simpangan sebesar 5,3 sampai 8,6. Dari hasil analisis tersebut benda uji dinding yang memiliki daktilitas terkecil yaitu pada benda uji A dengan ukuran benda uji dinding 60 x 60 cm atau rasio antara tinggi dan lebar (Hw/Lw) = 1. Kata-kata kunci: Daktilitas, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/lw), beban lateral statik.
POLA RETAK DAN LEBAR RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK Chasanah, Uswatun; ., Wisnumurti; Wijatmiko, Indradi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.204 KB)

Abstract

Salah satu inovasi yang dikembangkan dalam bidang konstruksi saat ini adalah dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yang tersusun atas EPS (Expanded Polystrene System), wiremesh, serta plesteran beton. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui perilaku yang terjadi pada dinding panel tersebut. Rasio tinggi dan lebar dinding (Hw/Lw) akan menentukan pola keretakan serta lebar retak yang terjadi akibat adanya beban statik lateral. Pengujian dinding panel dilakukan terhadap beban lateral statik dengan variasi rasio tinggi dan lebar dinding yaitu hw/lw = 1 dengan ukuran 60 x 60 cm, hw/lw = 1,5 dengan ukuran 60 x 90 cm, dan hw/lw = 2 dengan ukuran 60 x 120 cm. Masing-masing variasi terdiri atas 3 benda uji, sehingga total benda uji terdiri dari 9 buah. Spesifikasi dinding panel adalah mempunyai tebal yang sama yaitu 15 cm EPS+wiremesh setebal 8 cm dan beton 7 cm, serta kuat tekan rencana sebesar 15 MPa. Dinding yang telah dipasang pada loading frame telah diberikan tumpuan berupa sloof dengan asumsi terjepit penuh pada bagian bawah sehingga dinding merupakan struktur kantilever.Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui beban maksimum yang dapat ditahan oleh dinding dengan rasio hw/lw = 1 adalah yang terbesar dari kedua dinding lainnya. Selain itu pola retak yang terjadi pada dinding dengan rasio hw/lw = 1 adalah dominan retak geser, hw/lw = 1,5 adalah retak lentur geser, serta hw/lw = 2 adalah dominan retak lentur. Dari pengamatan lebar retak pada kondisi karakteristik 0,4 mm, dapat disimpulkan bahwa dinding A2, B3 dan C3 mampu menahan beban lateral yang tertinggi sehingga mempunyai kapasitas maksimum. Kata Kunci : Pola Retak, Lebar Retak, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw), beban lateral statik.
PERILAKU LENTUR DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK Molidan, Gingga; Wijatmiko, Indradi; Nurlina, Siti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.974 KB)

Abstract

Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat secara signifikan tiap tahun tidak diimbangi dengan banyaknya penyedia hunian yang layak secara teknis maupun ekonomis menyebabkan terjadinya masalah backlog dalam dunia konstruksi hunian di Indonesia. Rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) pada dinding akan memperngaruhi bagaimana perilaku dinding tersebut dalam menerima beban lateral. Pada perbedaan rasio tersebut nantinya akan dapat dilihat pada dinding mana yang akan terjadi mekanisme kegagalan lentur  yang dominan (flexural dominant) dan perilaku lentur yang dominan (flexural behaviour). Pada penelitian ini digunakan tiga variasi rasio tinggi dan lebar (Hw/lw) dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yaitu dengan ukuran 60 cm x 60 cm (Hw/lw=1), ukuran 90 cm x 60 cm (Hw/Lw=1,5), dan ukuran 120 cm x 60 cm (Hw/Lw=2). Tebal dinding sama yaitu 15 cm dengan EPS dan wiremesh dengan tebal total 8 cm dan plesteran beton 7 cm. Pengujian beban lateral statik (static load test) dilakukan dengan memberikan beban tiap 100 kg (load control) hingga mencapai beban maksimum dinding dan dilanjutkan dengan tahap displacement control. Hasil dari penelitian dan pembahasan data menjelaskan bahwa dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) ≤ 1 mampu menahan beban yang paling besar yaitu berkisar 3 sampai 4 ton lebih. Berdasarkan hasil perhitungan pendekatan dari deformasi lentur yang terjadi didapatkan bahwa dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) > 2 memiliki nilai deformasi lentur yang paling besar. Selain itu timbulnya sendi plastis dan pola keretakan yang terjadi pada dinding dengan rasio ini termasuk mekanisme kegagalan akibat lentur sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku lentur (flexural behaviour) yang paling dominan terjadi pada dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) > 2. Kata-kata kunci: Perilaku lentur, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/lw), beban lateral statik.
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN TIANG (PILE) DENGAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK (STUDI KASUS PADA SUNGAI PARIT RAYA) Nurmanza, Edwindhi; Suyadi, Widodo; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.759 KB)

Abstract

Indonesia mempunyai kondisi struktur geologi dan geografi yang beraneka ragam. Dari kondisi yang beraneka ragam tersebut salah satunya adalah seperti daerah lereng. Daerah lereng Indonesia rata-rata memiliki tanah yang kurang stabil. Sehingga, secara tidak langsung memberikan potensi bahaya terhadap terjadinya longsor.  Kendatipun begitu, daerah seperti itu masih banyak digunakan sebagai daerah pemukiman warga. Maka tidak heran saat terjadi longsor, banyak kerugian yang didapat baik berupa nyawa maupun harta benda. Oleh karena itu, harus ada cara alternatif di dalam pencegahan mengurangi bahaya longsor. Perkuatan lereng merupakan salah satu cara alternatif yang sesuai untuk menstabilkan kondisi lereng yang rawan terjadi longsor. Studi kasus yang digunakan adalah pada Sungai Parit Raya yang berlokasi di Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan, sebelah Utara Kota Trenggalek. Untungnya, pemukiman warga berjarak cukup jauh dari lereng Sungai Parit Raya, sehingga tidak mengakibatkan adanya korban jiwa saat terjadi longsor. Mulanya, pemerintah di Trenggalek sudah  membangun suatu dinding penahan di lereng sungai tersebut, tetapi masih belum bisa untuk menahan kelongsoran tanah di daerah tersebut. Dari data yang ada, kelongsoran terjadi sepanjang 90 m dari total panjang dinding penahan yaitu 375 m. Dinding penahan tersebut memiliki ketinggian sekitar 8 sampai 8,5 m. Pada perbaikan lereng diperoleh desain perkuatan pile dengan bronjong sebagai facing. Jarak antar pile arah memanjang yaitu 0,8 m dan dalam arah melintang 1,2 m. Diameter pile yang dipakai yaitu 40 cm dengan panjang pile sebesar 2 kali dari tinggi pias sebelum diperkuat pile. Dari hasil desain analisis dengan SLOPE/W didapatkan angka keamanan sebesar 1,554 yang awalnya 0,306 sebelum diperkuat. Selain itu, untuk membandingkan hasil angka keamanan dengan software, maka dicoba dengan memakai analisis manual dengan metode irisan, diperoleh angka keamanan 1,476 setelah diperkuat yang mulanya 0,333 sebelum diperkuat. Hasil dari desain tersebut diperoleh rencana anggaran biaya sebesar: Rp 3.448.883.000,00 (Tiga Miliar Empat Ratus Empat Puluh Delapan Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Rupiah).   Kata kunci: SLOPE/W, Stabilitas lereng, Pile.
ANALISIS STABILITAS LERENG MEMAKAI PERKUATAN GEOTEKSTIL DENGAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK(STUDI KASUS PADA SUNGAI PARIT RAYA) Famungkas, Fika; Suyadi, Widodo; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.041 KB)

Abstract

Peristiwa longsor adalah salah satu ancaman di Indonesia mengingat Negara ini memiliki kondisi geografis yang beragam.Banyak kejadian longsor yang menyakitbatkan korban jiwa. Salah satunya  peristiwa longsor yang terjadi adalah di Kabupaten Trenggalek. Pada awalnya pemerintah sudah membangun dinding penahan tanah pada lereng tersebut, tetapi masih belum cukup untuk menahan kelongsoran tanah pada lokasi tersebut.Melalui data yang diketahui, lereng memiliki ketinggian antara 8 m sampai 8,5 m dengan panjang dinding penahan 375 m dan mengalami kelongsoran pada bagian struktur sepanjang 90 m. Setelah dianalisa dengan bantuan perangkat lunak SLOPE/W pada lereng tersebut didapatkan angka keamanan hanya 0,660 sehingga terjadilah longsor. Dilakukanlah desain ulang lereng tersebut menggunakan perkuatan Geotekstil dengan jumlah 5 lapis, kapasitas tarik 400 kN/m, kohesi 0 kN/m2 dan sudut geser terhadap tanah 38o, jarak vertikal 1 m. Dengan analisa menggunakan SLOPE/W diperoleh angka keamananbaru sebesar 1,893. Anggaran yang dibutuhkan dalam perbaikan tersebut adalah Rp 1.287.439.000,00(satu milyar dua ratus delapan puluh tujuh juta empat ratus tiga puluh sembilan ribu rupiah) Kata kunci: Stabilitas, Geotekstil, SLOPE/W.
ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO AKIBAT RAPID DRAWDOWN BERDASARKAN HASIL SURVEY ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT) Al Islami, Auliya Nusyura; Suryo, Eko Andi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.67 KB)

Abstract

Sebagai bendungan tipe urugan yang sudah cukup berumur, Bendungan Selorejo memerlukan pemeriksaan sehubungan dengan keamanan konstruksi tersebut agar dapat terhindar dari kegagalan  konstruksi. Salah satu kondisi kritis pada saat menganalisis stabilitas lereng bendungan urugan adalah kondisi rapid drawdown atau penurunan muka air cepat. Metode yang dipakai untuk mengetahui lapisan tanpa merusak lapisan tanah adalah dengan metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) yang banyak digunakan untuk melakukan pemetaan pada lapisan bawah permukaan tanah. Data parameter tanah juga dilengkapi dengan uji laboratorium untuk mengetahui hubungan kadar air terhadap nilai kohesi dan sudut geser pada material. Stabilitas bendungan terhadap rapid drawdown dianalisis menggunakan program Geostudio dengan variasi kecepatan penurunan selama 5 sampai 30 hari. Dari penelitian ini dapat dilihat  bahwa bendungan selorejo memiliki beberapa zona di tubuh bendungan yang memiliki resistivitas rendah dan diidentifikasi sebagai potensi rembesan yang membahayakan bendungan. Untuk analisis stabilitas bendungan berdasarkan hasil ERT menggunakan program geostudio menunjukkan keadaan tidak aman dengan faktor keamanan sebesar 0,962 pada bagian hilir dan untuk perhitungan analisis stabilitas akibat rapid drawdown menunjukkan bahwa bendungn selorejo tidak aman untuk dilakukan penurunan muka air dengan kecepatan penurunan sampai 30 hari.  Dengan metode coba-coba didapat kecepatan penurunan minimum agar aman adalah selama 60 hari dengan faktor keamanan sebesar 1,050.   Kata kunci: Bendungan, rapid drawdown, stabilitas,  Electrical Resistivity Tomography, faktor keamanan
PEMANFAATAN DATA ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DALAM ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO TERHADAP BEBAN GEMPA Fauzi Rizky, Adi Widia Nur; Suryo, Eko Andi; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.06 KB)

Abstract

Stabilitas merupakan faktor penting dalam merencanakan suatu bendungan, karena stabilitas ini merupakan kontrol dari rencana bendungan yang akan dibangun. Seiring bertambahnya usia bendungan, dibutuhkan pemeriksaan atau inspeksi secara berkala terhadap komponen – komponen yang dimilikinya. Inspeksi yang dilakukan umumnya hanya dapat memantau kondisi komponen yang ada di permukaan tanah saja. Untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan, diperlukan metode penyelidikan tanah yang tidak menimbulkan kerusakan (non-destructive). Salah satunya adalah dengan menggunakan ERT (Electrical Resistivity Tomography) atau geolistrik. Skripsi ini bertujuan untuk menguji seberapa tepat metode pendamping penyelidikan tanah yaitu ERT atau geolistrik dapat digunakan baik dalam memeriksa kondisi lapisan bawah tanah dan digunakan sebagai acuan terhadap pengukuran parameter karakteristik fisik tanah berupa nilai kohesi, nilai sudut geser dalam, dan nilai berat volume. Pengambilan data ERT dilakukan pada sisi hilir bendungan dilakukan sebanyak lima line memanjang dengan panjang lintasan setiap line sebesar 180m menggunakan konfigurasi Wenner Alpha. Dari pengolahan data ERT diperoleh nilai resistivitas untuk tanah bendungan dengan rentang 12,7Ωm ~ 877Ωm. Berdasarkan data hasil ERT memanjang ditentukan dua posisi terlemah bendungan berdasarkan nilai resistivitas untuk acuan pengambilan data ERT melintantang bendungan. Pada skala laboratorium dilakukan uji coba untuk menentukan hubungan antara nilai resistivitas, kadar air, kohesi, dan sudut geser dalam untuk setiap jenis tanah bendungan. Dari hasil penyelidikian ERT memanjang dan melintang, uji coba di laboratorium, dan analisis stabilitas bendungan, didapatkan nilai minimum FS bendungan adalah 1,150 pada sisi hulu dan 1,140 pada sisi hilir dengan penambahan beban gempa kala ulang 100 tahun.   Kata kunci : bendungan, stabilitas, gempa, ERT, electrical resistivity tomography, geolistrik

Page 12 of 136 | Total Record : 1355