Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PERBANDINGAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN CFRP DAN GFRP Ginardi, Ireneus Petrico; Anggraini, Retno; Suseno, Hendro
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.061 KB)

Abstract

Salah satu material perkuatan yang mulai marak digunakan adalah Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP). Kedua material tersebut diuji kekuatannya saat dipasangkan pada balok beton bertulang, sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap kuat lentur balok. Selain itu, bisa juga diketahui bahan mana yang lebih kuat, CFRP ataukah GFRP. Balok yang digunakan pada penelitian ini adalah balok dengan ukuran 10x15x120 cm3. Balok yang digunakan berjumlah 9 dan dibagi menjadi 3 kelompok. Kesembilan balok ini dibebani sampai runtuh sehingga diketahui beban maksimal yang dapat ditahan oleh balok. Perbaikan menggunakan CFRP dan GFRP sangat efektif, karena kedua material ini mempunyai mutu yang besar. Selain itu, profil kedua material ini sangat tipis dan ringan, sehingga tidak akan memperburuk tampilan struktur dan tidak menambah beban struktur. Hasil penelitian dan analisis menggunakan CFRP dan GFRP menunjukkan peningkatan kekuatan lentur balok yang signifikan. CFRP dapat menambah kekuatan lentur balok sampai 65,934%, sedangkan GFRP hanya sebesar 43,956%. Sedangkan untuk perbandingan kedua material ini, CFRP lebih unggul daripada GFRP dalam hal menambah kekuatan lentur. Kata kunci : Perkuatan, Kuat Lentur, Balok, CFRP, GFRP 
Perencanaan Dinding Geser pada Struktur Gedung Beton Bertulang dengan Sistem Ganda Robach, Choerur; Anggraini, Retno; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.603 KB)

Abstract

Dinding geser pada Sistem Ganda sebagai salah satu alternatif sistem struktur, disyaratkan untuk memikul sebagian besar beban lateral, yaitu maksimum sebesar 75%. Distribusi beban lateral pada struktur dengan Sistem Ganda adalah proporsional sesuai dengan kekakuan relatif masing-masing komponennya. Selanjutnya, dengan beban yang sudah terdistribusi, dilakukan perencanaan pada dinding geser. Dengan menetapkan kekakuan relatif dinding geser terhadap seluruh gedung, akan didapatkan dimensi dinding geser yang diperlukan untuk memenuhi kekakuan rencana. Selanjutnya, dilakukan perhitungan massa gedung dan didapatkan gaya gempa berupa gaya geser dasar nominal V. Dengan Analisis Statik Ekuivalen didapatkan gaya geser dasar horizontal Fi untuk tiap lantainya. Gaya geser Fi kemudian didistribusikan ke tiap portal yang proporsinya sesuai dengan kekakuan relatifnya, sesuai dengan syarat Sistem Ganda. Dengan memodelkan dinding geser sebagai struktur kantilever, didapatkan gaya geser dan momen lentur, dan dari analisis terhadap tributary area (area yang didukung oleh dinding geser), didapatkan gaya aksial yang bekerja pada penampang dinding geser. Dari gaya-gaya dalam hasil analisis tersebut, direncanakan tulangan tulangan horizontal dan vertikal. Kemudian dari tulangan vertikal yang terpasang, dilakukan pemeriksaan kapasitas penampang terhadap lentur dan aksial dengan bantuan diagram interaksi.   Kata kunci : gedung, beton bertulang, Sistem Ganda, dinding geser, komponen batas.
PENGARUH PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO TERHADAP STRUKTUR MIKRO GENTENG KERAMIK Prastiwi, Aswin Dwi; Wahyuni, Edhi; Anggraini, Retno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.144 KB)

Abstract

Genteng keramik adalah bahan konstruksi yang sering digunakan untuk penutup atap bangunan sipil, karena mempunyai kemampuan yang baik yaitu keras, kuat dan stabil pada temperatur tinggi. Bencana lumpur Lapindo Sidoarjo yang menghasilkan berjuta juta m3 lumpur memerlukan suatu usaha pemanfaatan luapan lumpur yang tidak hanya melalui pembuangan- pembuangan saja. Usaha pemanfaatan luapan lumpur Lapindo yang cocok adalah untuk pembuatan material bahan bangunan khususnya bahan bangunan jenis keramik. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian kandungan lumpur Lapindo banyak mengandung silika dan alumina yang merupakan unsur sementasi antara butiran tanah. Salah satu bahan bangunan jenis keramik yang berpotensi untuk dibuat dari bahan campuran lumpur Lapindo adalah genteng keramik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan lumpur Lapindo terhadap struktur mikro genteng keramik. Genteng keramik yang akan diuji adalah genteng keramik yang memiliki komposisi campuran antara lumpur Lapindo dan tanah liat asli. Sedangkan genteng keramik normal atau tanah liat asli digunakan sebagai pembanding untuk struktur mikro yang akan dihasilkan. Komposisi campuran lumpur Lapindo yang diuji terdiri dari 5 komposisi penambahan lumpur dalam prosentase berat. Komposisi campuran lumpur Lapindo adalah 50%, 55%, 60%, 65% dan 70%. Walaupun penambahan lumpur Lapindo mempengaruhi struktur mikro genteng menjadi lebih baik, tetapi tingkat kesuksesan produk masih rendah dan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengatasinya.   Kata kunci : genteng keramik, lumpur Lapindo, struktur mikro
PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN TEGANGAN-REGANGAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM TERTAHAN SARINGAN NO.80 (0,180mm) DAN TERTAHAN SARINGAN N0.200 (0,075mm) Putra, Willy Aryansah Pratama; Anggraini, Retno; Syamsudin, Ristinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.024 KB)

Abstract

Inovasi pembuatan bata beton ringan dengan menambahkan mineral tertentu ke dalam campuran bata beton ringan perlu dilakukan. Zeolit adalah salah satu mineral yang mengandung banyak alumina silika (SiO2) didalamnya. SiO2 akan mengisi rongga-rongga yang masih ada di dalam campuran beton yang tidak dapat diisi oleh semen biasa sehingga penambahan zeolit diharapkan mampu meningkatkan kuat tekan dari bata beton ringan. Benda uji dibuat dengan menambahkan 0%, 10%, dan 20% zeolit dari berat semen ke dalam bata beton ringan dengan variasi ukuran butir zeolit yang digunakan adalah zeolit tertahan saringan no.80 dan zeolit tertahan saringan no.200. Terdapat 3 buah sampel untuk tiap variasi dengan ukuran benda uji 60 x 20 x 10 cm. Benda uji diuji tekan pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 hari, selanjutnya dilakukan uji anova 1 arah terhadap data yang diperoleh. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat peningkatan nilai kuat tekan pada bata beton ringan dengan penambahan zeolit. Bata beton ringan dengan penambahan 20% zeolit no 80 memiliki kekuatan 40% lebih besar daripada bata beton ringan normal. Semakin besar jumlah zeolit yang ditambahkan maka grafik tegangan-regangan yang terjadi akan semakin tegak. Hal ini mengindikasikan bahwa bata beton ringan dengan zeolit yang lebih banyak akan bersifat kebih getas. Jumlah silika yang cukup banyak di dalam zeolit merupakan salah satu penyebab meningkatnya kuat tekan bata ringan karena silika mempunyai nilai kuat tekan yang tinggi. Semakin kecil ukuran butir zeolit yang ditambahkan maka semakin banyak celah kecil yang ada di dalam bata beton ringan yang dapat diisi sehingga kepadatan dan kuat tekan bata beton ringan semakin meningkat.   Kata Kunci :  bata beton ringan, zeolit, kuat tekan, tegangan-regangan
PERBANDINGAN BERAT ISI DAN REMBESAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM TERTAHAN SARINGAN NO.80 (0,180mm) DAN TERTAHAN SARINGAN NO.200 (0,075mm) Hasanah, Mamluatul; Nurlina, Siti; Anggraini, Retno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.02 KB)

Abstract

Perkembangan dan inovasi dari bata beton ringan terus dilakukan guna memperoleh material yang berkualitas tinggi. Salah satu inovasinya adalah dengan menambahkan mineral alami zeolit alam pada campuran bata beton ringan tersebut. Mineral zeolit memiliki kadar alumina silika (SiO2) didalamnya yang tinggi hingga 61,13% dimana unsur tersebut merupakan suatu unsur yang memiliki kekerasan cukup tinggi. Parameter yang di uji pada penelitian ini adalah berat isi dan rembesan. Pengujian tersebut dilakukan terhadap benda uji bata beton ringan dengan penambahan dua variasi mineral zeolit alam ukuran butir yaitu no. saringan 80 dan no. saringan 200 dengan prosentase masing-masing penambahan 0%, 10%, dan 20%. Pengujian berat isi dilakukan pada umur ke 7, 14, 21 dan 28 dengan ukuran benda uji 60 x 20 x 10 cm dan untuk pengujian rembesan dilakukan pada umur ke 28 setelah pencetakan benda uji dengan ukuran 25 x 20 x 10 cm Analisa data yang digunakan untuk memperoleh hasil dari penelitian ini adalah analisa anova satu arah dan analisa regresi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai berat isi pada umur ke 28 untuk masing-masing variasi yaitu, 0,699 kg/cm3, 0,715 kg/cm3, 0,722 kg/cm3, 0,731 kg/cm3 dan 0,744 kg/cm3 untuk prosentase penambahan berturut-turut 0%, 10% no.80, 20% no.80, 10% no.200 dan 20% no.200. Sedangkan untuk nilai dari kecepatan awal aliran rembesan adalah sebesar, 2.3148 cm3/menit, 1.9444 cm3/menit, 1.6667 cm3/menit, 1.4815 cm3/menit, dan 1.3889 cm3/menit untuk prosentase penambahan berturut-turut 0%, 10% no.80, 20% no.80, 10% no.200, dan 20% no.200. Nilai dari berat isi bata beton ringan dengan penambahan butiran zeolit terus mengalami peningkatan seiring dengan prosentase penambahan yang semakin besar. Nilai dari peningkatan berat isi yang terjadi memberikan kepadatan yang tinggi terhadap bata beton ringan yaitu dengan semakin kecilnya rongga yang ada pada bata beton ringan tersebut. Kata Kunci: bata beton ringan, zeolit, berat isi, rembesan
PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG BERDASARKAN SNI 1726 – 2012 Arroniri, M. Ridho; Wibowo, Ari; Anggraini, Retno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.536 KB)

Abstract

Hampirsemuagedungtinggi yang ada di UniversitasBrawijayadirencanakandenganstrukturbetonbertulang.Karenadalampelaksanaanlebihmudahtanpabanyakmemerlukantenagaahlikhusus.Namun, perencanaanstrukturbetonbertulangharussesuaidengankaidahperaturan standard yang berlaku.Untuksaatini, telahditetapkan SNI 1726-2012 tentang Tata Cara KetahananGampauntukStrukturBangunanGedungdan Non Gedung.Peraturan SNI (Standard Nasional Indonesia) iniadalahrevisidariperaturansebelumnya, yaitu SNI 03-1726-2002.Dengandemikian, maka SNI 1726-2012 inimembatalkandanmenggantikan SNI 03-1726-2002.Dalamperaturan yang baru, terdapatperubahan yang mendasaryaituruanglingkup yang diperluasdanjugapenggunaanpeta-peta yang baru.Tujuannyatidaklainadalahuntukmendapatkandesainalternatifgedungtahangempadenganacuanperaturan yang baru. Perbedaan yang paling mendasarpadaperturangempa SNI 03-1726-2002 dengan SNI 1726-2012 adalahpadanilaibase shear.Gaya geserdasar yang terjadipadatiaplantaiberdasarkan SNI 03-1726-2002 lebihkecildibandingkandengan SNI 1726-2012.Lebihkurangtiga kali lebihkecildibandingkandenganperhitunganberdasarkanperaturangempaterbaru, yaitu SNI 1726-2012.Hal initerjadidikarenakankoefisiengempa yang digunakanpadaperaturanterbarulebihbesarjikadibandingkandenganperaturan yang lama.Koefisien k, yang merupakan eksponen terkait dengan periode struktur.Sehingga, dalamperhitungananalisisakandidapatkandimensiukuranbalokkolom yang lebihbesaruntukmenahangayatersebut. Kata kunci: gempa, betonbertulang,SNI 1726-2012
Pengaruh Perbedaan Proses Pendinginan Terhadap Perubahan Fisik dan Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Setyowati, Edhi Wahyuni; Anggraini, Retno
Rekayasa Sipil Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.864 KB)

Abstract

Kebakaran merupakan suatu bencana yang tidak diinginkan datangnya, serta perlu diwaspadai dan diperhatikan dalam suatu pembangunan baik berupa sarana maupun prasarana. Selain terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, adanya pengaruh siklus pemanasan dan cara pendinginan menyebabkan struktur beton akan mengalami proses perubahan fase fisis dan kimiawi secara kompleks. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan perilaku material fisik beton yang mengakibatkan menurunnya kekuatan struktur beton. Dari beberapa penjelasan di atas, maka pada penelitian ini akan dibahas tentang kekuatan struktur beton khususnya perbandingan kuat tekan sisa beton akibat temperatur tinggi suhu pembakaran pada saat kondisi pendinginan normal dengan kondisi pendinginan yang disertai dengan penyiraman serta keadaan beton (perubahan warna, kerusakan, perubahan struktur mikro) yang terjadi.Penelitian ini dilakukan dengan memberikan temperatur pada benda uji yaitu 200°C, 400°C, 600°C, dan 800°C dengan faktor air semen tetap pada umur setelah 28 hari dan akan dilakukan penyiraman setelah beton dibakar pada suhu yang telah ditetapkan. Proses pembakaran dilakukan dengan menggunakan burner dengan kapasitas suhu maksimum 1000°C dengan dimensi 2 x 1,5 x 1,5 m.Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan beton pada benda uji yang diberi temperatur tinggi menurut suhu-suhu yang diinginkan dan melalui proses pendinginan (disiram dan tidak disiram) mengalami penurunan kuat tekan dari benda uji normal yang tidak dibakar. Dari uji statistik analisis varian didapatkan hasil bahwa cara pendinginan memberikan perbedaan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kuat tekan. Suhu memberikan perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kuat tekan dan interaksi antara variasi cara pendinginan dan suhu memberikan perbedaan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kuat tekan. Dan dari analisis regresi diperoleh persamaan regresi kuadratik ganda yang menunjukkan bahwa kuat tekan menurun seiring dengan adanya peningkatan suhu (saat pembakaran). Terjadi perubahan warna pada beton setelah mengalami pembakaran di setiap suhu yaitu pada suhu 200°C warna beton berubah menjadi abu – abu keputihan, suhu 400°C warna beton menjadi coklat, suhu 600°C warna beton menjadi coklat susu dengan bintik-bintik merah tua dan suhu 800°C warna beton menjadi putih. Pada tiap suhu pembakaran, beton mengalami kerusakan yang berbeda-beda seperti retak rambut, terkelupas, rapuh, pecah dan muncul pori. 
Pengaruh Penambahan Phyropilit Terhadap Kuat Tekan Beton Anggraini, Retno
Rekayasa Sipil Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.753 KB)

Abstract

Phyropilit merupakan material dengan kandungan silika yang tinggi. Khususnya  phyropilit daerah Malang Selatan kandungan silikanya mencapai 85 %, dengan ukuran  butiran dan volume pori yang cukup kecil. Sementara salah satu penentu kekuatan beton  adalah kandungan silika, ukuran material pengisi dan kandungan pori yang kecil.  Kemungkinan phyropilit untuk dapat digunakan sebagai material tambahan dalam beton  perlu diketahui melalui penelitian yang spesifik, yaitu bagaimana pengaruh penambahan  phyropilit terhadap kuat tekan beton.Dengan metode pengujian benda uji dilaboratorium dan melakukan analisa regresi  dapat diketahui hubungan yang terjadi antara penambahan phyropilit dengan kuat tekan  beton. Pembuatan benda uji dilakukan dengan menambahkan phyropilit dengan variasi 0,  5, 10, 15, dan 20 % dari berat semen yang digunakan dalam campuran beton dengan mutu  fc’ 25 Mpa. Sementara ukuran butiran phyropilit yang digunakan adalah phyropilit lolos  ayakan no.50. Dari hasil pengujian tekan pada benda uji sejumlah 51 sampel berbentuk  silinder 15 X 30 cm, dilakukan analisa regresi untuk mengetahui persamaan hubungan  antara penambahan phyropilit dengan kuat tekan beton.Dari hasil penelitian terlihat bahwa setiap penambahan variasi phyropilit mulai dari  5, 10 , 15 , dan 20% terjadi peningkatan kuat tekan dengan besar peningkatan yang  bervariasi mulai 5% hingga 42 %. Dimana penambahan phyropilit 15 % menghasilkan  kenaikan kuat tekan terbesar daripada variasi lain yaitu 42%. Dari persamaan regresi yang  terbentuk yaitu -0.00376x4 + 0.1182 x3 – 0.9676 x2 + 3.3539 x + 3E-11, terlihat bahwa  nilai optimum penambahan phyropilit adalah 16,5%. Hal ini menunjukkan bahwa  penambahan phyropilit terhadap beton erat hubungannya dengan peningkatan kekuatan  tekan beton. Kandungan silica yang tinggi pada phyropilit merupakan penyebab kekuatan  beton menjadi meningkat. Selain itu ukuran butiran phyropilit yang cukup kecil mampu  menutup pori yang ada pada beton, sehingga meningkatkan kepadatan dan kuat tekan  beton. Dengan kondisi ini diharapkan pemanfaatan phyropilit dikembangkan khususnya  dibidang teknologi beton sehingga mendukung program pemerintah di sector  pertambangan. 
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BATU ONYX SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT LENTUR BETON Raya, Beta Taufiq; Setyowati, Edhy Wahyuni; Anggraini, Retno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton merupakan Bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Penggunaan beton yang masih mendominasi dewasa ini, membuat kebutuhan bahan material kerikil semakin meningkat. Di sisi lain  terdapat beberapa lingkungan yang menghasilkan limbah padat. Sehingga menuntut adanya inovasi dalam pembuatan bahan material beton. Salah satunya dilakukan penelitianmemanfaatkan limbah batu onyx yang memiliki porositas kecil sehingga dapat  mengurangi penyerapan air pada agregat yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti agregat kasar kerikil pada beton. Salah satu sifat mekanik beton yang perlu diperhatikan adalah kuat lentur beton, yaitu kuat tarik beton tak langsung dalam keadaan lentur akibat momen dari beton. Metode pengujian yang digunakan dengan balok uji sederhana yang dibebani terpusat di tengah bentang di atas dua perletakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian kerikil dengan batu onyx terhadap kuat lentur beton dan mengetahui faktor air semen yang paling optimal. Balok uji yang dipakai yaitu berukuran 60 cm x 15 cm x 15 cm dengan mutu K 200 dan menggunakan macam variasi faktor air semen 0,4, 0,5, dan 0,6.Hasil Penelitian menunjukkan beton dengan menggunakan agregat kasar batu onyx FAS 0,4 memiliki kuat lentur rata-rata 5,351 Mpa dan 5,092 untuk agregat kerikil dengan selisih 4,840%. FAS 0,5agregat kasar batu onyx memiliki kuat lentur rata-rata 4,157 Mpa dan 4,551 untuk agregat kerikil dan 4,551 Mpa dengan selisih 8,657%. FAS 0,6 agregat kasar batu onyx memiliki kuat lentur rata-rata 3,128 Mpa dan 3,278 Mpa untuk agregat kerikil dengan selisih 4,795%. Dan FAS yang paling optimum pada penelitian ini adalah FAS 0,4 dan penggunaan limbah batu onyx dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengganti agregat batu kerikil untuk beton struktural. Kata Kunci : beton, kuat lentur, faktor air semen (FAS), batu onyx
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BATU ONYX SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON Rahmawati P, Dhita Rizki; Setyowati, Edhi Wahyuni; Anggraini, Retno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah merupakan hasil buangan sebuah industri besar maupun kecil yang tidak dipakai lagi. Limbah yang tidak dipakai dapat diolah kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada ditelantarkan atau dibuang dan kemudian dibakar. Proses pembakaran malah memunculkan masalah baru yaitu polusi udara dimana-mana. Di Desa Gamping, kecamatan Campur Darat, kabupaten Tulungagung terdapat limbah batu onyx sisa dari hasil industri kerajinan batu yang melimpah. Limbah ini mempunyai beberapa sifat yang dimiliki oleh agregat kasar. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan limbah batu onyx sebagai pengganti agregat kasar pada campuran beton dengan meninjau kuat tekannya yang nantinya dibandingkan dengan beton normal. Setelah mendapatkan hasil dari kuat tekan dengan variasi FAS (Faktor Air Semen) yaitu 0.4, 0.5 dan 0.6 serta variasi umur beton yang beragam yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Diketahui bahwa perbandingan nilai kuat tekan tidak terlalu jauh, berkisar antara 2% hingga 21%. Dengan hasil rata-rata kuat tekan tertinggi berada padaFAS 0,4 dan terendah berada pada FAS 0,6. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa penggunaan batu onyx sebagai bahan pengganti batu pecah dapat digunakan sebagai beton struktural. Kata-kata kunci: limbah batu onyx, faktor air semen, umur beton, kuat tekan