cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
STUDI KONTINUITAS BETON PRATEGANG DENGAN TENDON PASCA TARIK DAN TULANGAN NON-PRATEGANG PADA JEMBATAN DENG-PANDENG ., Archie; SMD, Agoes SMD; Nuralinah, Devi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seperti pada beton bertulang dan bahan struktur lainnya, kontinuitas dapat terjadi di tumpuan antara pada balok menerus dan di pertemuan balok dan kolom pada portal. Reduksi momen dan tegangan di tengah bentang dengan cara desain sistem yang menerus akan menghasilkan komponen struktur dengan tinggi lebih kecil sekaligus mempunyai kekakuan lebih besar dan defleksi lebih kecil dibandingkan dengan komponen struktur yang ditumpu sederhana dengan bentang dan beban yang sama. Pada dasarnya ada dua kategori kontinuitas di balok beton prategang, yaitu kontinuitas monolitik dan kontinuitas non-monolitik. Pada kontinuitas non-monolitik menempatkan elemen pracetak sebagai balok sederhana dan kontinuitas dicapai di penampang tumpuan antara melalui beton bertulang cor ditempat yang memberikan taraf kontinuitas yang dikehendaki untuk menahan beban hidup dan beban mati tambahan sesudah beton mengeras. Kontinuitas non-monolitik dapat dicapai dengan menggunakan tendon pasca tarik atau dengan menggunakan tulangan non-prategang. Dalam melakukan analisis, perhitungan bebanan, tegangan dan lendutan tetap mengacu pada strandar yang ada di Indonesia. Hasil akhir dari analisis diperoleh hasil desain penampang yang lebih efisien yakni 1,70 m yang sebelumnya 2,10 m. Kontinuitas non-monolitik dapat dicapai dengan memasang 2 (dua) tendon (19 strands Ø15,2 mm) atau dengan meggunakan tulangan 22-D32.   Kata-kata kunci: beton prategang, gelgar jembatan, kontinuitas non-monolitik
BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM Ramadhani, Candra Kurniawan Ramadhani; Dewi, Sri Murni; Nuralinah, Devi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.036 KB)

Abstract

Beton memiliki keunggulan pada kuat tekannya yang tinggi namun sangat lemah pada kuat tariknya. Oleh karena itu dibutuhkan tulangan. Selain harganya yang relatif mahal, penggunaan tulangan baja sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui akan mengakibatkan terbatasnya kesediaan di alam. Sehingga digunakan bambu sebagai alternatif pengganti tulangan baja. Untuk mengurangi berat sendiri struktur yang secara otomatis dapat membuat struktur lebih efisien dan ekonomis diperlukan suatu inovasi yaitu penggunaan beton ringan. Pengunaan styrofoam sebagai bahan pengisi beton dapat mengurangi berat beton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar beban vertikal maksimum yang dapat ditahan, besar lendutan yang terjadi ketika menerima beban, berat volume, dan kekakuan dari plat beton bertulangan bambu  dengan lapis styrofoam.Pada penelitian ini objek yang digunakan yaitu plat beton bertulangan bambu dengan lapis styrofoam dengan jumlah benda uji 3 buah lalu dibandingkan dengan benda uji pembanding yaitu plat beton bertulangan bambu tanpa lapis styrofoam dengan jumlah benda uji 2 buah. Pembebanan secara vertikal statik dilakukan pada bagian tengah bentang setelah plat beton berumur 28 hari. Benda uji diberikan beban hingga mencapai keruntuhan, kemudian dilakukan pengambilan data antara lain beban, lendutan, berat dan dimensi plat.Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa plat beton tanpa lapis styrofoam dapat menahan beban lebih besar daripada plat beton dengan lapis styrofoam, lendutan yang terjadi pada plat beton tanpa lapis styrofoam lebih kecil daripada plat beton dengan lapis styrofoam, plat beton dengan lapis styrofoam memiliki nilai berat volume yang lebih kecil 12,292 % daripada plat beton tanpa lapis styrofoam, dan plat beton tanpa lapis styrofoam memiliki kekakuan yang lebih besar daripada plat beton dengan lapis styrofoam dengan selisih yang tidak begitu besar yaitu 8,711%. Kata kunci : plat beton, tulangan bambu, styrofoam, kekakuan, berat volume                  
PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR KOMPOSIT GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Enrico, Dio; Wibowo, Ari; Hidayat, M. Taufik
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencananan pada Gedung MIPA Center (Tahap I) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang menggunakan bahan komposit pada bagian baloknya. Balok dan kolom yang diguanakan adalah berupa baja dengan profil WF. Konsep perencanaan menggunakan metode LRFD. Pada perencanaan ini dilakukan beberapa kali percobaan dimensi balok dan kolom, hingga mendapatkan profil baja WF yang mampu menahan gaya-gaya dalam yang terjadi dan memenuhi persyaratan yang ada di peraturan. Agar terjadi aksi komposit antara baja dengan beton, maka digunakan penghubung geser. Sambungan untuk antara balok induk dan balok anak serta sambungan balok-kolom digunakan las, sedangkan sambungan antar balok dan sambungan antar kolom digunakan baut. Keuntungan dari pemakaian struktur komposit ini adalah pengurangan berat baja, struktur menjadi lebih kaku serta panjang bentang layan untuk balok semakin besar. 
PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM DENGAN PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP TANPA STYROFOAM Pakusadewo, Lutfi; ., Wisnumurti; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.768 KB)

Abstract

Beton merupakan material yang sangat banyak digunakan sebagai material untuk struktur utama dalam konstruksi. Banyak keuntungan menggunakan beton sebagai material struktur utama. Selain itu, beton yang mampu dipadukan dengan tulangan baja, atau biasa yang disebut dengan beton bertulang. Pada konstrusi pembangunan, hampir seluruhnya menggunakan beton bertulang. Seiring perkembangan zaman, muncul inovasi-inovasi untuk membuat beton ringan namun juga kokoh, awet, dan murah. Salah satunya dengan cara membuat plat beton dengan lapis styrofoam bertulangan bambu. Pada penelitian ini dilakukan dengan membuat sebuah plat dimana terdapat Styrofoam yang dilapisi dengan beton, tulangan plat diganti dengan bambu yang telah dilapisi dengan cat. Plat nantinya dibandingkan dengan plat bertulangan bambu tanpa styrofoam. Kedua plat diuji lentur dengan beban terpusat dan hasil pengujian keduanya dibandingkan. Dari penelitian laboratorium diperoleh beban maksimum dari dua jenis plat tersebut, dimana beban maksimum plat beton lapis styrofoam sebesar 1779,4 kg dan untuk plat beton tanpa styrofoam 2079,4 kg. Selain itu lendutan pada kedua plat juga berbeda, dimana rata-rata lendutan yang terjadi pada plat beton tanpa styrofoam 9,715mm, sementara  plat beton dengan styrofoam yang rata-ratanya sebesar 12,67mm. Keruntuhan yang dihasilkan oleh kedua panel merupakan jenis keruntuhan lentur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panel yang didalamnya diletakkan styrofoam memiliki kekuatan yang hampir sama dengan panel tanpa styrofoam. Kata kunci : plat, kuat lentur, bambu, styrofoam.
PENGARUH PELAPISAN CAT PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LENTUR BALOK TUMPUAN SEDERHANA BERAGREGAT BATU PUMICE Partogi Lumban Gaol, Rainhart Markus; ., Wisnumurti; Nuralinah, Devi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.332 KB)

Abstract

Penggunaan beton dalam berbagai konstruksi bangunan sangat cepat perkembangannya dikarenakan memiliki banyak kelebihan saat digunakan sebagai bahan struktural. Beton dengan agregat kerikil normal menjadi komponen utama dalam pembentukan sehingga sumber daya alam agregat kasar kerikil menjadi berkurang. Beton ringan dengan agregat kasar batu pumice menjadi salah satu terobosan baru dalam penggunaan konstruksi bangunan, salah satu alasan penggunaan agregat kasar batu pumice dikarenakan melimpahnya sumber daya alam batu pumice yang tidak digunakan dengan sangat baik. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelapisan cat dan  penyerapan air yang terjadi pada agregat batu pumice, yang mana penelitian ini dilakukan dengan membandingkan kekuatan antara beton normal beragregat kerikil, beton ringan beragregat batu pumice dan beton ringan beragregat batu pumice berlapiskan cat. Penelitian ini melakukan pengujian penyerapan air pada masing-masing agregat, pengujian kuat tekan beton silinder dan pengujian pembebanan balok. Setiap pengujian tersebut dilakukan pada masing-masing beton dengan agregat kasar yang sudah direncanakan sehingga dari hasil pengujian tersebut didapatkan perbandingan kekuatan. Hasil pengujian didapatkan bahwa nilai momen lentur rata-rata pada beton dengan agregat normal 40516, 917 Kg.cm, beton ringan agregat kasar batu pumice berlapiskan cat dengan nilai 37183, 583 Kg.cm sedangkan untuk beton agregat batu pumice tanpa cat dengan nilai 38141,917 Kg.cm. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kuat lentur beton beragregat kasar normal lebih tinggi lalu kekuatannya dibandingkan dengan beton ringan, lalu beton ringan agregat kasar batu pumice berlapiskan cat lebih tinggi kekuatannya dibandingkan dengan agregat batu pumice tanpa cat. Untuk tingkat penyerapan air, hasil yang didapatkan 3,2% untuk agregat kasar normal sedangkan  agregat kasar batu pumice berlapiskan cat dengan 10,1 % dan agregat kasar batu pumice tanpa cat sebesar 14%. Kata kunci : kerikil, batu pumice , cat, kuat lentur balok, penyerapan air
PERENCANAAN ALTERNATIF GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENGGUNAKAN BALOK PRATEGANG Hasan, Ahmad Akbar; Nuralinah, Devi; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.551 KB)

Abstract

Kemajuan ilmu dan teknologi berpengaruh besar dalam perkembangan Indonesia di segala aspek, terutama dalam aspek pembangunan. Pemerintah berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia yang beragam. Banyaknya fasilitas yang dibangun untuk kebutuhan masyarakat menimbulkan permasalahan dalam memperoleh lahan. Tujuan dari perubahan balok beton bertulang biasa menjadi beton prategang parsial adalah untuk menghilangkan kolom yang berada pada tengah bangunan. Penghilangan kolom akan memberikan fleksibilitas yang lebih pada bangunan dalam pengaturan ruangan, sehingga aspek kenyamanan pengguna gedung diutamakan. Dalam analisis perhitungan skripsi ini digunakan sistem SPRMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah) yang disesuaikan dengan daerah gempa lokasi gedung. Tujuan dari perencanaan ulang gedung ini adalah untuk mendapatkan nilai momen, lintang dan aksial pada analisa struktur yang sudah dimodelkan sebelumnya demi agar mendapat jumlah dan luas tulangan juga dimensi penampang yang akan digunakan untuk struktur balok dan kolom. Panjang bentang dari beton prategang parsial ini sebesar 16,2 m dengan dimensi lebar dan tingginya berturut-turut adalah 0,7 m dan 0,85 m. Menggunakan 40 Tendon Mempunyai tulangan non prategang tarik 22 D-22 dan tekan sebanyak 11 D-22 untuk kondisi tumpuan, dan tulangan non prategang tarik sebanyak 9 D-22 dan tekan sebanyak 4 D-22 untuk kondisi lapangan. Dimensi dan jumlah tendon dan tulangan non prategang ini sama untuk setiap lantai. Begitu juga untuk dimensi balok beton bertulang lainnya. Sedangkan Dimensi kolom dan jumlah tulangan untuk setiap lantai berbeda, yang bertujuan untuk efisiensi bahan. Lendutan yang dihitung melalu staadpro dan prosedur manual untuk jangka akhir sebesar 30,87 mm. Lendutan tersebut kurang dari lendutan ijin yang dihitung dari panjang bentang balok dibagi 480 sebesar 53,75 mm, sehingga balok prategang parsial ini aman terhadap lendutan. Hasil perhitungan yang didapat digunakan untuk gambar detail penulangan Kata-Kata kunci : Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, balok prategang parsial  
PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG BERDASARKAN SNI 1726 – 2012 Arroniri, M. Ridho; Wibowo, Ari; Anggraini, Retno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.536 KB)

Abstract

Hampirsemuagedungtinggi yang ada di UniversitasBrawijayadirencanakandenganstrukturbetonbertulang.Karenadalampelaksanaanlebihmudahtanpabanyakmemerlukantenagaahlikhusus.Namun, perencanaanstrukturbetonbertulangharussesuaidengankaidahperaturan standard yang berlaku.Untuksaatini, telahditetapkan SNI 1726-2012 tentang Tata Cara KetahananGampauntukStrukturBangunanGedungdan Non Gedung.Peraturan SNI (Standard Nasional Indonesia) iniadalahrevisidariperaturansebelumnya, yaitu SNI 03-1726-2002.Dengandemikian, maka SNI 1726-2012 inimembatalkandanmenggantikan SNI 03-1726-2002.Dalamperaturan yang baru, terdapatperubahan yang mendasaryaituruanglingkup yang diperluasdanjugapenggunaanpeta-peta yang baru.Tujuannyatidaklainadalahuntukmendapatkandesainalternatifgedungtahangempadenganacuanperaturan yang baru. Perbedaan yang paling mendasarpadaperturangempa SNI 03-1726-2002 dengan SNI 1726-2012 adalahpadanilaibase shear.Gaya geserdasar yang terjadipadatiaplantaiberdasarkan SNI 03-1726-2002 lebihkecildibandingkandengan SNI 1726-2012.Lebihkurangtiga kali lebihkecildibandingkandenganperhitunganberdasarkanperaturangempaterbaru, yaitu SNI 1726-2012.Hal initerjadidikarenakankoefisiengempa yang digunakanpadaperaturanterbarulebihbesarjikadibandingkandenganperaturan yang lama.Koefisien k, yang merupakan eksponen terkait dengan periode struktur.Sehingga, dalamperhitungananalisisakandidapatkandimensiukuranbalokkolom yang lebihbesaruntukmenahangayatersebut. Kata kunci: gempa, betonbertulang,SNI 1726-2012
Perencanaan Alternatif Struktur Baja Gedung MIPA Center (Tahap I) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang Prasetio, Leonard; Wibowo, Ari; Hidayat, M. Taufik
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.422 KB)

Abstract

Saat ini kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan semakin tinggi, hal ini dimanfaatkan beberapa perguruan tinggi untuk menambah mahasiswa. Peningkatan jumah mahasiswa tidak sebanding dengan tersedianya lahan, oleh karena itu bangunan tinggi merupakan salah satu solusi untuk menyelasaikan masalah tersebut. Masalah yang sering timbul pada perencanaan bangunan tinggi adalah kemampuan struktur dalam menahan gempa. Maka dari itu, setiap bangunan tinggi harus direncanakan taha terhadap gempa. Sehingga tujuan penulisan skripsi ini untuk menjelaskan bagaimana  perencanaan struktur baja yang mampu menahan gaya gempa yang menggunakan sistem struktur SRPM.
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR Ghazian, Dio; Munawir, As'ad; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1748.144 KB)

Abstract

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di setiap tahunnya, lahan untuk pembangunan di tanah datar pastinya akan berkurang pula. Oleh karena itu, pembangunan akan mulai bergeser ke arah lahan yang masih belum banyak dimanfaatkan yaitu di atas tanah lereng. Akan tetapi pembangunan di atas tanah lereng haruslah diperhitungkan dan diteliti lebih lanjut mengingat nilai daya dukung pondasi pada tanah lereng lebih kecil apabila dibandingkan dengan nilai daya dukung pondasi pada tanah datar. Pemodelan lereng tanah pasir pada penelitian ini dibuat dengan nilai kepadatan relatif sebesar 74% untuk setiap lerengnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel sudut kemiringan lereng dan jumlah lapisan geogrid yang digunakan sebagai bahan perkuatan. Variabel sudut kemiringan lereng yang digunakan adalah 46º, 51º, dan 56º, sedangakan untuk variabel jumlah lapisan geogrid yang digunakan adalah 1 lapisan, 2 lapisan, dan 3 lapisan. Pemodelan fisik lereng pada penelitian ini dibuat di dalam box pengujian yang berukuran 150 cm x 100 cm x 100 cm. Dan untuk kontrol kepadatan di dalam box pengujian, model lereng dibagi menjadi 7 lapisan yang memiliki ketinggian 10 cm untuk setiap lapisannya, kemudian setiap lapisan dipadatkan dengan cara menggilas setiap lapisan menggunakan silinder beton. Pengujian pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan beban secara bertahap setiap 5 kg terhadap model lereng tanah pasir yang telah dibuat baik lereng tanpa perkuatan maupun lereng dengan perkuatan sampai model lereng tidak mampu menahan beban lagi. Dari hasil pembebanan yang telah dilakukan, geogrid terbukti memiliki peran dalam meningkatkan nilai daya dukung pondasi, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis Bearing Capacity Improvement yang mempunyai nilai lebih dari 1. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan hasil bahwa semakin besar sudut kemiringan lereng yang digunakan maka akan semakin berkurang pula nilai daya dukung pondasi yang dihasilkan, dan semakin banyak jumlah lapisan geogrid yang digunakan maka akan semakin meningkat pula nilai daya dukung pondasi yang dihasilkan. Kata-kata kunci: daya dukung, lereng, geogrid, variasi sudut kemiringan, variasi jumlah lapisan geogrid
PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR DENGAN PERKUATAN GEOGRID PADA SUDUT KEMIRINGAN 46° Roberth, El Zefanya; Munawir, As’ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.905 KB)

Abstract

Pembangunan suatu struktur diatas tanah yang tidak datar yang mempunyai sudut kemiringan yang besar mempunyai resiko kelongsoran yang cukup besar dikarenakan faktor gravitasi yang berpotensi untuk menggerakkan tanah. Pada penelitian ini digunakan pemodelan fisik lereng tanah pasir dengan dan tanpa perkuatan geogrid dengan Rc 74% dengan variabel tetap yaitu kemiringan sudut 46° dan jumla lapis perkuatan geogrid sebesar 3 lapis, sedangkan untuk variasi yang digunakan yaitu lebar pondasi dan variasi rasio jarak pondasi ke tepi lereng terhadap lebar pondasi. Bahan perkuatan yang digunakan yaitu geogrid biaxial miragrid 40/40 yang diproduksi oleh PT.Tetrasa Geosinindo. Setelah penelitian ini dilakukan maka didapatkan hasil yaitu semakin lebar pondasi maka daya dukung yang dihasilkan akan semakin kecil, sedangkan untuk variasi jarak pondasi ke tepi lereng, semakin jauh jarak pondasi ke tepi lereng maka daya dukung yang dihasilkan akan semakin besar. Kontribusi perkuatan geogrid sangat mempengaruhi terhadap daya dukung yang dihasilkan. Peningkatan daya dukung ultimit yang paling maksimal terjadi yaitu pada lebar pondasi = 4 cm dengan rasio jarak pondasi ke tepi lereng dengan lebar pondasi (d/B = 3). Kata kunci : daya dukung pondasi menerus, lereng tanah pasir, perkuatan geogrid, variasi lebar pondasi, variasi jarak pondasi ke tepi lereng.

Page 17 of 136 | Total Record : 1355