cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
MONITORING PADA PEMBANGUNAN PROYEK TERMINAL PENUMPANG KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN DENGAN METODE KONSEP NILAI HASIL DIKONVERSIKAN TERHADAP KURVA S. Sugoro, Pandu; Hamzah Hasyim, M Hamzah Hasyim; Unas, Saifoe El
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1207.761 KB)

Abstract

Monitoring merupakan hal yang dilakukan untuk mengawasi dan mengendalikan jalannya suatu pekerjaan proyek. Kurva S dan Konsep Nilai Hasil merupakan dua alat yang bisa digunakan untuk melakukan monitoring pada pekerjaan proyek. Kurva S lebih sering digunakan karena praktis dan mudah dimengerti apabila dibandingkan dengan Konsep Nilai Hasil. Konsep Nilai Hasil memang membutuhkan perhitungan yang lebih kompleks apabila dibandingkan dengan perhitungan untuk membuat Kurva S, Namun Konsep Nilai Hasil dapat memberikan output yang lebih baik apabila disbanding dengan kurva S, yaitu indeks kinerja dan juga prediksi yang bisa dimunculkan dalam pelaksanaan pekerjaan ke depannya menjadi lebih mudah dimengerti. Maka pada penelitian ini BCWS, BCWP dan ACWP yang menjadi tiga indikator pokok dalam perhitungan metode Konsep Nilai Hasil dilakukan konversi, dalam hal ini BCWS dan BCWP sudah memiliki satuan yang sama yang berasal dari laporan mingguan maupun dari perencanaan yaitu satuan prosentase. Sedangkan untuk ACWP didapat dari laporan biaya aktual yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan terminal ini, yang di rekap setiap minggunya. Dengan begitu akan didapat parameter kerja yang lebih mudah untuk dihitung dan menunjukkan perkembangan pelaksanaan pekerjaan proyek dengan keluaran Konsep Nilai Hasil yang lebih mudah untuk dibaca dan dimengerti mengenai seberapa jauh kemajuan yang telah dialami selama pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut. Kata Kunci : Monitoring, Konsep Nilai Hasil, Konversi, Kurva S, Indeks Kinerja.
ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT (Studi Kasus proyek pembangunangedung Laboratorium Terpadu BALITTAS Malang) Widoseno, Arief; Unas, Saifoe El; Hasyim, M Hamzah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.332 KB)

Abstract

Dalam proyek konstruksi pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan diperlukan manajemen konstruksi. Hal yang berpengaruh adalah perhitungan rencana anggaran biaya dimana untung dan rugi sebuah proyek tergantung pada estimasi biaya pada awalnya. Metode yang digunakan untuk mengestimasi biaya konstruksi antara lain analisa harga satuan pekerjaan, namun pada umumnya dalam perhitungan anggaran biaya koefesien yang digunakan tidak sesuai dengan apa yang di laksanakan di lapangan. Selain menggunakan metode yang sebelumnya telah dijelaskan tadi, perhitungan estimasi biaya  juga dapat dilakukan dengan metode MS. Project. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan pada pehitungan analisa biaya pekerjaan beton bertulang pada pondas pada proyek pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu BALITTAS Malang menggunakan analisa yang menyerupai metode SNI.. Hasil analisa biaya pekerjaan beton bertulang pada pondasi sesuai analisa pihak kontraktor didapatkan sebesar Rp 426.207.795,-. Analisa biaya menggunakan MS. Project didasarkan pada laporan harian proyek dan estimasi pekerja dan alat yang digunakan sesuai dengan kondisi di lapangan. Biaya total pada MS. Project didapatkan dari akumulasi biaya material, gaji pekerja, serta biaya alat yang digunakan pada proyek. Hasil perhitungan estimasi biaya pekerjaan beton bertulang pada pondasi dengan menggunakan metode MS. Project didapatkan sebesar Rp 326.000.430,-.Selisih biaya total pekerjaan dinding bata ringan dengan kedua metode ini adalah sebesar Rp 100.207.365,-. Penggunaan estimasi biaya dengan MS. Project didapatkan hasil yang lebih mendekati dengan keadaan di lapangan dan lebih realistis dari pada analisa pihak kontraktor. Kata Kunci : estimasi biaya, RAB (Rencana Anggaran Biaya),  SNI, Ms. Project, harga satuan, beton bertulang.
STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP Andra, Febriyanto; Hasyim, M. Hamzah; Negara, Kartika Puspa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.961 KB)

Abstract

Kebutuhan akan hunian yang layak tentunya merupakan hal yang wajib bagi setiap warga Indonesia. Dengan bertambahnya jumlah penduduk tentu bertambah pula tingkat kebutuhan akan hunian/perumahan. Pengadaan perumahaan dan pemukiman diakui selama ini belum dapat mengatasi semua permasalahan yang ada. Hal ini pula yang terjadi di Kabupaten Sumenep yang tiap tahunnya selalu memilki tingkat kebutuhan hunian/perumahan yang cukup tinggi.Untuk menutupi kebutuhan perumahan yang sangat tinggi di Kabupaten Sumenep, maka PT. Sukma Arta membangun perumahan Griya Mapan di Desa Kacongan, Kec. Kota Sumenep yang letaknya sangat strategi dengan harga yang relatif terjangkau, dengan type rumah 45/72 m2, 45/84 m2 dan 70/120 m2, Serta jumlah rumah yang akan di bangun 102 unit. Untuk itu,maka perlu untuk di tinjau bagaimana kelayakan financial perumahan Griya Mapan di Kabupaten Sumenep. Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan metode Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate Return (IRR), dan Payback Period. Hasil evaluasi kelayakan financial dengan metode Net Present Value (NPV) menggunakan suku bunga 0,96% per bulan pada kondisi normal, diperoleh hasil Rp 2.858.465.512 > 0, maka proyek Pembangunan perumahan Griya Mapan layak untuk direalisasikan. Ditinjau dari hasil evaluasi kelayakan finansial dengan metode Benefit Cost Ratio (BCR) menggunakan suku bunga 0,96% per bulan pada kondisi normal, diperoleh hasil 1,164 > 1, maka proyek Pembangunan perumahan Griya Mapan layak untuk direalisasikan. Ditinjau dari hasil evaluasi kelayakan finansial dengan metode Internal Rate Return (IRR) menggunakan suku bunga 0,96% per bulan pada kondisi normal, diperoleh hasil 8,90% maka proyek Pembangunan perumahan Griya Mapan layak untuk direalisasikan. Waktu pengembalian investasi (Payback Period) terjadi pada bulan Agustus 2014. Kata Kunci : Kelayakan Finansial, Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate Return (IRR), Payback Period.
ANALISIS METODE MONTECARLO PADA KONSEP NILAI HASIL UNTUK MONITORING PROYEK Gumelar, Rizki; Unas, Saifoe El; Hasyim, M. Hamzah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.652 KB)

Abstract

Pada penelitian ini kasus pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu BALITTAS Malang dianggap perlu dilakukan suatu penelitian tentang monitoring suatu proyek  dengan Konsep Nilai Hasil (Earned Value) dan Monte Carlo untuk mencari indikator lebih dalam menganalisis pembangunan gedung tersebut sehingga mendapat perkiraan biaya dan waktu yang optimal. Terdapat 3 (tiga) parameter yang dipakai dalam konsep nilai hasil, yaitu ACWP (Actual Cost Work Performed), BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled), BCWP (Budgeted Cost Work Performed). Dari ketiga parameter tersebut dapt menghasilkan berbagai faktor yang menunjukkan  kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek, seperti: CV, SV, TV, CPI, SPI, ETC, EAC, dan VAC. Nilai-nilai tersebut dipakai secara mean, median, maksimum dan minimum.  Tahapan dalam analisis Konsep Nilai Hasil adalah analisis Rencana Anggaran Biaya (RAB), harga upah dan bahan bangunan serta biaya aktual proyek serta harga upah dan bahan bangunan minimum dan maksimum yang didapatkan dari wawancara dengan kontraktor. Analisis dilakukan dengan membandingkan perhitungan secara manual dan dengan menggunakan bantuan software Crystal Ball. Dengan mendapat rentang biaya yang bervariasi akan mendapatkan analisis keuntungan dan kerugian proyek secara beragam sehingga kontraktor akan lebih aman dalam menghadapi fluktuasi harga upah dan bahan. Hasil monitoring dengan Konsep Nilai Hasil secara konvensional adalah nilainya pada Gambar perbandingan nilai BCWP dengan nilai ACWP mendatar dari minggu ke-28 sampai minggu ke-41. Untuk nilai pengeluaran asli proyek berlangsung dari minggu ke-1 hingga ke-41. Sedangkan hasil monitoring dengan Konsep Nilai Hasil menggunakan metode Monte Carlo adalah nilai RAB proyek berada di bawah nilai EAC mean, median, maksimum yang dihasilkan metode Monte Carlo. Kemudian nilai RAB proyek selalu berada di atas nilai EAC minimum, hal ini dikarenakan data upah kerja dan harga maksimum bangunan yang didapat dari hasil wawancara dengan kontraktor memiliki selisih yang besar dengan harga upah kerja dan bahan bangunan yang ada di RAB proyek.   Kata Kunci : Konsep nilai hasil, Monte Carlo, Crystal Ball, monitoring
STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DI KABUPATEN KEDIRI O, Faris Afif; ., Pudyono; P, Alwafi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.879 KB)

Abstract

Embung Guworejo direncanakan dibangun di desa Guworejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kabupaten Kediri adalah salah satu daerah di Privinsi Jawa Timur dengan perkembangan yang cepat baik dari pertambahan jumlah penduduk maupun dalam pertumbuhan pertanian dan ekonomi. Namun perkembangan tersebut masih menemui hambatan-hambatan yang dapat mengganggu jalannya proses tersebut, yaitu adanya permasalahan kekurangan air pada saat musim kemarau untuk kebutuhan irigasi dan permasalahan banjir pada musim penghujan. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membangun embung (bendungan) yang dapat memberikan solusi pemanfaatan air permukaan dari daerah hulu yang dapat berfungsi sebagai tampungan air pada saat musim penghujan. Dalam kajian ini dilakukan analisis perencanaan tubuh utama embung, stabilitas rembesan, stabilitas lereng dan simulasi embung tersebut. Analisis perencanaan tubuh utama embung dilakukan guna mengetahui dimensi embung yang akan direncanakan tersebut. Perhitungan stabilitas rembesan dilakukan guna mengidentifikasi faktor kehilangan air melalui tubuh embung, sedangkan stabilitas lereng dilakukan guna mengidentifikasi faktor keamanan tubuh embung dari bidang longsor yang potensial pada bagian hulu dan hilir. Dan simulasi embung adalah untuk mengetahui apakah embung tersebut layak dibangun atau tidak. Berdasarkan hasil desain tubuh embung sesuai dengan data penunjang yang didapat, maka didapatkan bahwa tubuh embung Guworejo aman terhadap bahaya yang mungkin ditimbulkan pada bendungan dan sesuai dengan hasil simulasi embung tersebut, embung Guworejo layak dibangun karena dapat menyalurkan ketersediaan air untuk kebutuhan irigasi. Kata Kunci      : Bendungan Urugan, Simulasi Waduk, Stabilitas Rembesan, Stabilitas Tubuh Bendungan.
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM PERHITUNGAN DEBIT LIMPASAN di DAS KAMONING KABUPATEN SAMPANG Amrullah, Usri; Wijatmiko, Indradi; Anwar, M. Ruslin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.561 KB)

Abstract

Kabupaten Sampang yang dilalui sungai Kamoning sepanjang + 30 Km dengan kecamatan kota sebagai daerah hilir yang seringkali meluap. Oleh karena itu Analisa pengumpulan data dan analisa hidrologi merupakan pijakan awal yang sangat menentukan efektifitas dari langkah perencanaan dan rekayasa di bidang keairan pada DAS Kamoning. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisa hidrologi dengan berbasis data spasial, khususnya dalam menghitung debit limpasan akibat banjir. Metode yang dipakai dalam menghtiung debit limpasan akibat hujan menggunakan metode Rasional, dengan data awal yang dipergunakan berupa peta tata guna lahan, topografi, peta batas administrasi, dan data hidrologi berupa data curah hujan harian. SIG digunakan  untuk menghitung variabel-variabel dalam persamaan metode rasional dengan analisa overlay, dan analisa proximity yang telah tersedia dalam ArcGis 10.1. perhitungan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan SIG dan cara manual, dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana perbedaan proses dan hasil perhitungan dengan kedua cara tersebut. Pengolahan SIG memperoleh hasil perhitungan berupa luas DAS sebesar + 397,8 Km2, sedangkan dengan cara manual sebesar + 391 Km2. Besar debit rancangan akibat hujan hasil pengolahan SIG untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun berurutan sebesar 372,913 m3/d, 443,993 m3/d, dan 485,725 m3/d. Sedangkan besar debit rancangan akibat hujan hasil pengolahan dengan cara manual untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun berurutan sebesar 348,034 M3/d, 413,263 M3/d, dan 452,106 M3/d Kata kunci           : DAS Kamonig, SIG, Debit limpasan, ArcGis 10.1, Metode Rasional
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP TEGANGAN DAN PENURUNAN SUBGRADE TANAH EKSPANSIF PADA MODEL PERKERASAN LENTUR Robitul Y, RB. Akhmad; ., Harimurti; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.223 KB)

Abstract

Kerusakan perkerasan jalan seperti yang terjadi pada ruas jalan Paron yang terletak di Kabupaten Ngawi diduga disebabkan lapisan subgrade (tanah dasar) yang mengandung tanah ekspansif. Hal ini dikarenakan tanah ekspansif mempunyai potensi kembang susut yang tinggi jika kadar air pada tanah ekspansif tersebut terjadi perubahan. Sehingga pada saat musim hujan tanah ekspansif mengalami pengembangan sedangkan pada musim kemarau tanah ekspansif mengalami penyusutan. Mengetahui karakteristik dan perilaku dari tanah ekspansif pada subgrade  perkerasan jalan sangat dibutuhkan supaya diperoleh desain perkerasan jalan yang tepat di atas tanah ekspansif pada ruas jalan Paron. Dari beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisis perilaku tersebut yaitu dengan cara melihat dari nilai besaran tegangan dan penurunan yang terjadi pada tanah subgrade. Dilakukan pengujian tegangan dan penurunan yang terjadi pada subgrade tanah ekspansif dengan pemodelan pemberian beban roda sebesar 20 kg dengan kecepatan 4,31 cm/s pada perkerasan lentur. Pemberian beban roda dilakukan sebanyak 100 lintasan di atas perkerasan lentur tiap kadar air. Penambahan kadar air pada tanah subgrade adalah sebesar 0% (kering); 5% (15 lt); 11,6% (35 lt); 15% (45 lt) dan 18,3% (55 lt). Data yang diambil untuk mengetahui pengaruh kadar air terhadap tegangan dan penurunan subgrade tanah ekspansif, yaitu lintasan ke-1, 25, 50, 75 dan 100 tiap kadar air. Dari penambahan kadar air yang diberikan pada tanah didapatkan hasil pada pembacaan dial di titik A dan di titik B bahwa semakin besar variasi penambahan kadar air pada subgrade tanah ekspansif maka penurunan yang terjadi pada subgrade semakin besar. Hal ini disebabkan menurunnya nilai daya dukung tanah seiring penambahan kadar air pada subgrade tanah ekspansif dan juga akibat efek swelling pada subgrade tanah ekspansif yang masih terus bekerja karena adanya air. Begitu pula untuk tegangan subgrade yang terjadi, Didapatkan hasil pada pembacaan dial di titik A dan di titik B bahwa semakin besar variasi penambahan kadar air pada subgrade tanah ekspansif maka tegangan yang terjadi pada subgrade semakin besar. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pengembangan tanah ekspansif seiring penambahan kadar air pada subgrade. Kata Kunci : Tanah Ekspansif, Kadar Air, Tegangan tanah, Penurunan tanah, Model perkerasan lentur
EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUD DR HARJONO PONOROGO Aji, Dunung Waskito; Rachmansyah, Arief; ., Pudyono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.695 KB)

Abstract

Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan pencemaran lingkungan juga diakibatkan dari meningkatnya jumlah penduduk beserta aktifitasnya. Limbah yang berbentuk cair yang tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnnya. Dalam hal ini, rumah sakit merupakan fasilitas publik yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Harjono Ponorogo yang pertama memiliki luas lahan 16.659 m2. Pada tahun 2008 RSUD Dr Harjono Ponorogo dirasa kurang memenuhi sehingga perlunya dikembangkan, karena wilayah pengembangan di lokasi yang lama tidak memungkinkan maka perlu dilakukannya relokasi dengan luas lahan 63.142,88 m2. Peningkatan pelayanan kesehatan RSUD Dr Harjono Ponorogo salah satunya dengan penambahan jumlah tempat tidur pasien inap yang dirawat di RSUD Dr Harjono menjadi 350 TT. Pada tahun 2013 RSUD Dr Harjono kembali menambah dua gedung baru yang mana pada bangsal ini terjadi penambahan jumlah tempat tidur. Dengan adanya penambahan aktifitas RSUD Dr Harjono Ponorogo, tentunya akan menambah jumlah air limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan studi untuk mengetahui besar air limbah yang dihasilkan setelah penambahan tempat tidur. Selain itu akan direncanakan pipa air limbah dan evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) eksisting apakah cukup atau tidak.  Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode wawancara dan pengumpulan data-data yang ada itu sendiri. Tahap pertama dilakukan untuk memperoleh data-data administrasi rumah sakit yang meliputi jumlah karyawan, jumlah pasien, jumlah tempat tidur dan dimensi dari IPAL pada kondisi eksisting. Tahap selanjutnya dilakukan analisis hidrolika untuk mengetahui besar debit air bersih, debit air limbah yang dihasilkan, dan merencanakan dimensi pipa dan IPAL yang memenuhi. Setelah dilakukan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kebutuhan air bersih dari 0,000916972 m3/detik menjadi 0,003266667 m3/detik. Otomatis ini juga meningkatkan debit air limbah dari 0,00110028 m3/detik menjadi 0,00313596 m3/detik. Dalam perencanaan dimensi pipa digunakan pipa berdiameter 0,1 m dan 0,15 m. Dengan bertambahnya debit air limbah maka terjadi perubahan pada IPAL yang meliputi penambahan sewage pit dengan dimensi 1,5m x 2m x 2,5m, desain ulang primary clarifier dengan dimensi 4m x 3m x 3m, penambahan unit tanki biofilter dari 2 unit menjadi 4 unit, serta rencana penambahan sludge drying bed dengan dimensi 2mx7mx1,5m. Sedangkan untuk final clarifier tidak dilakukan perrubahan, masih tetap dengan dimensi 5,2m x2m x2,3m karena ternyata masih memenuhi setelah dilakukan evaluasi. Pada rencana penambahan sludge drying bed dilakukan karena untuk menampung lumpur hasil pengolahan. Kata Kunci: IPAL, Air Limbah, Rumah Sakit,
Pengaruh Variasi Dolomit Material Lokal Kabupaten Bangkalan Sebagai Subsitusi Agregat Dalam Pembuatan Batako Terhadap Kuat Tekan Dan Absorbsi Maulana, Ishaq; Budio, Sugeng P; Hidayat, M Taufik
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.22 KB)

Abstract

Batako dalam penelitian ini dibuat dari campuran semen, tepung dolomit, pasir dan air. Tujuan penelitian adalah mencari bahan alternatif pengganti pasir dalam pembuatan batako. Komposisi sampel digunakan perbandingan semen : pasir = 1 : 8 (dalam % volume). Substitusi pasir terdiri divariasi dari 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Sampel uji dibentuk batako hollow dengan ukuran 40 cm x 19 cm x 10 cm. Setelah pengeringan secara alami 28 hari ditemukan rata-rata kuat tekan maksimum 27,68 kg/cm2 yaitu pada komposisi dengan penggunaan 75% dolomit dan minimum 14,15 kg/cm2 pada penggunaan  0% dolomit, penyerapan air maksimum 18,34% pada komposisi dengan penggunaan 100% dolomit dan minimum 12,04 % pada komposisi penggantian 25% dolomit; Batako yang dihasilkan tergolong type IV; Komposisi dengan penggunaan 75 % dolomit tehadap substitusi pasir menghasilkan kuat tekan lebih baik daripada komposisi dengan penggunaan 0% dolomit terhadap subsitusi pasir, jadi dapat disimpulkan bahwa tepung dolomit dapat dijadikan sebagai subsitusi pasir pada pembuatan batako.
Pengaruh Repitisi Beban Terhadap Tegangan, dan Penurunan Tanah Ekpansif Pada Model Perkerasan Lentur Purbiantoro, Arie; ., Harimurti; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1301.385 KB)

Abstract

Dalam perencanaannya struktur perkerasan jalan dirancang dengan suatu umur rencana tertentu. Pengulangan beban sumbu tertentu yang mampu dipikul oleh suatu perkerasan menjadi parameter utama dalam menentukan umur rencana dari perkerasan jalan. Selain pengulangan dari beban sumbu tertentu, kondisi tanah dasar dari perkerasan yang berupa tanah lempung ekspansif juga menjadi faktor utama dari kerusakan jalan dimana umur rencana menjadi lebih cepat tercapai. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan pengulangan beban sumbu terhadap tegangan dan penurunan tanah dasar ekspansif pada model perkerasan lentur. Dari penelitian ini didapakan hasil bahwa seiring dengan bertambahnya jumlah repetisi beban nilai dari penurunan awal menjadi berkurang secara konstan dengan perubahan yang sangat kecil hingga repetisi akhir. Pola yang sama juga terjadi pada pengujian tegangan tanah, nilai dari tegangan pada repetisi awal bernilai jauh lebih tinggi dibandingkan repetisi beban akhir. Kondisi ini diakibatkan oleh kepadatan lapisan tanah yang semakin tinggi sehingga sudut penyebaran distribusi beban menjadi semakin besar dan nilai dari distribusi tegangan pun semakin kecil. Kata Kunci  : Tanah Ekspansif, Repetisi Beban, Tegangan Tanah, Penurunan Tanah

Page 15 of 136 | Total Record : 1355