cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
PAWIYATAN
Published by IKIP Veteran Semarang
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 242 Documents
ARAH BARU PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MENUJU PROFESIONALISASI KONSELOR SEKOLAH (SEBUAH KAJIAN AKADEMIK) Rimayati, Elfi
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran berbasis pendidikan karakter sudah lama didengungkan baik oleh pemerintah ataupun pakar pendidikan. Bagi lembaga Pendidikan Tinggi Program Studi Bimbingan dan Konseling yang mengorientasikan lulusannya menjadi pendidik di bidang Bimbingan dan Konseling, pembelajaran berbasis pendidikan karakter mendesak untuk dijadikan gerakan bersama. Mengingat konselor Sekolah atau sering disebut dengan istilah guru BK adalah sosok penting yang memiliki peran cukup signifikan dalam mengembangkan dan mengoptimalkan potensi siswa. Meski demikian, asumsi : “Guru BK identik dengen Polisi Sekolah” belum juga hilang. Hal ini dikarenakan masih banyak guru BK yang belum dapat memerankan dirinya sebagai “sahabat siswa” dalam membantu menyelesaikan permasalahan mereka. Dominasi prilaku yang tidak bersahabat seperti menghukum, menginvestigasi, menyalahkan dan menghakimi sering disebut sebagai sumber lahirnya istilah polisi sekolah. Melalui pembelajaran yang berbasis pada pendidikan karakter diharapkan akan memberi kontribusi positif bagi lahirnya guru-guru BK yang profesional.Kata Kunci: Pembelajaran, Pendidikan Karakter, Konselor Sekolah
Penanaman Wawasan Kebangsaan Di Pondok Pesantren Melalui Pembelajaran Sejarah ti, Nuryan
PAWIYATAN Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan mencari nilai tambah agar kehidupan hari esok lebih baik dari pada kehidupan hari ini baik kehidupan jasmani maupun rohani. Dalam melaksanakan pembangunan nasional selalu mengalami tantangan yang semakin besar, kompleks dan mendesak sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan kemajuan ilmu teknologi serta interaksi dengan bangsa-bangsa lain dalam konfigurasi kehidupan internasional. Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka pendidikan dan pembelajaran agama sangat diperlukan. Keberhasilan pembangunan nasional harus ditunjang dengan pendidikan dan pembelajaran agama. Dengan begitu warga negara akan memperoleh pengetahuan moral dan budi pekerti yang akan membentuk bangsa Indonesia menjadi negara yang bermoral dan bertanggung jawab. Dengan modal jiwa yang bersih beriman kepada Tuhan YME, berbudi pekerti yang luhur pembangunan akan dapat berjalan lancar dan sukses. Di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta tujuan pendidikan Islam pesantren nampaknya belum sepenuhnya dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari unsur keagamaan yang sangat menonjol. Santri harus mengikuti tata tertib pondok pesantren dengan jadwal kegiatan sehari-hari yang sangat padat dan aturan yang sangat ketat, sehingga boleh juga dikatakan kehidupan akhirat lebih dipentingkan daripada kehidupan dunia. Padahal di dalam ajaran agama Islam kehidupan akhirat dan kehidupan dunia haruslah seimbang. Metode penelitian adalah metode kualitatif diskriptif dalam bentuk studi kasus tunggal terpancang. Pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara mendalam, observasi langsung dan pencatatan dokumen serta arsip. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sedangkan analisis yang digunakan model analisis interaktif, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengajaran sejarah pada MA di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta kurang baik, hal ini disebabkan oleh rendahnya kompetensi guru, profesionalisme guru dan media kurang dimanfaatkan secara optimal serta tidak sesuainya sistem evaluasi. Dalam pengajaran sejarah, kebanyakan masih bersifat konvensional, yaitu guru hanya menyampaikan fakta-fakta sejarah dan kurang berupaya menanamkan wawasan kebangsaan pada diri santri, oleh karena adanya beberapa hambatan yang ditemui yaitu terbatasnya waktu dan minat santri.Kata Kunci : wawasan kebangsaan di pondok pesantren, pendidikan sejarah
Fenomena Perkawinan, Perceraian Dan Win-Win Solution PH, Tri Leksono
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perceraian bisa dialami siapa saja dan dimana saja. Seperti halnya yang saat ini menjadi polimik adalah percerian di lingkup Pegawai negeri Sipil yang justru di dominasi dari Guru-guru. Guru yang menjadi panutan bagi peserta didiknya justru mencontohkan hal yang tidak baik. mengapa hal ini terjadi di saat kesejahteraan para guru sudah banyak terpenuhi. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan ( BKPPD ) kabupaten Cirebon Dudung Mulyana Mengatakan, banyaknya kasus perceraian di kalangan guru dipengaruhi oleh pendapatan guru yang besar dengan adanya tunjangan sertifikasi. Tunjangan sertifikasi sendiri, nilainya bisa dua kali lipat dari jumlah gaji yang diterimaya. ”Jika tenaga pendidiknya wanita, mungkin dia merasa tidak tergantung dengan suami. Sebaliknya guru laki-laki merasa penghasilannya tinggi, mempunyai banyak uang, menjadi lupa diri, dan lupa keluarga,” Para PNS tersebut pada dasarnya memiliki kode etik kepegawaian, tetapi pada faktanya banyak yang melakukan perceraian. Dalam fenomena tersebut diperlukan seorang konselor/psikolog untuk mencarikan win-win solition minimal memberikan reinforcement (penguatan) dalam menapaki kehidupan berumah tangga. Kata Kunci : Perkawinan, Perceraian, Win-win Solution
MENCEGAH INDONESIA MENJADI NEGARA GAGAL Hadi, Ag. Sutriyanto
PAWIYATAN Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setelah menapaki era repormasi sekian waktu, ternyata harapan untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang lebih beradap, lebih bersih, lebih adil, dan lebih sejahtera, belum kunjung tiba. Rupanya harapan tersebut malah menjauhi kenyataan. Korupsi semakin masif, mafia hukum, mafia pajak dan kerusakan. Keadaan ini semakin diperparah dengan tidak hadirnya kepemimpinan yang transformative, tegas dan menginspirasi. Para pemimpin lebih lebih asyik dalam gelombang pencitraan berdasarkan dinamika pasar. Para pemimpin lebih berpihak atau memilih kekaguman konstituen daripada berpihak kepada Konstitusi. Mereka cenderung kurang berani mengambil langkah konstitusi onal hanya karena takut tak popular atau citra dirinya jatuh. Dalam kondisi ini, jika tidak hati-hati Indonesia bias terjerumus ke dalam jurang Negara gagal. Harus ada upaya yang sungguh – sungguh, yang sistimik untuk mencegah Indonesia menjadi Negara gagal. Kata Kunci : Indonesia, negara gagal   
NEURAL NETWORK DENGAN ALGORITMA GENETIKA SEBAGAI PEMILIHAN FITUR PADA PREDIKSI LOYALITAS PELANGGAN Wibowo, Setyoningsih
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Loyalitas pelanggan adalah kesetiaan seseorang terhadap suatu barang atau jasa tertentu. Tingkat loyalitas pelanggan yang mereka miliki merupakan aset perusahaan yang berharga nilainya. Namun tingkat loyalitas pelanggan mengalami fluktuasi kepercayaan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan telekomunikasi. Ketatnya persaingan bisnis diantara perusahaan telekomunikasi ini membuat pelanggan memiliki banyak pelanggan dan dapat dengan mudah melakukan perpindahan dari satu layanan ke layanan yang lain dari perusahaan tersebut. Pada penelitian prediksi loyalitas pelanggan dengan menggunakan neural network, ada beberapa metode yang digunakan tetapi dalam pemilihan fiturnya masih ditentukan sendiri yaitu dengan menghilangkan beberapa fitur yang dianggap tidak penting atau tidak relevan. Algoritma genetika adalah salah satu metode pemilihan fitur yang baik, oleh karena itu pemilihan fitur dari neural network akan dipilih dengan menggunakan algoritma genetika. Neural network dengan algoritma genetika sebagai pemilihan fiturnya memiliki nilai akurasi yang lebih tinggi dibandingkan hanya menggunakan neural network. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata akurasi untuk neural network sebesar 86.54% dan nilai akurasi rata-rata neural network dengan algoritma genetika sebesar 90.75% dengan rata-rata selisih akurasi sebesar 4.22%.  Kata kunci:  Klasifikasi, Pemilihan Fitur, Algoritma Genetika, Neural Network.
Pengaruh Praktek Kerja Industri ( Prakerind ) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan Di SMK Negeri 10 Semarang Suwignyo, Joko
PAWIYATAN Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekolah Menengah Kejuruan adalah sekolah yang mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi pasar kerja, PRAKERIND adalah sistem pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan oleh SMK untuk mewujudkan hasil belajar siswa dengan industri, dari hasil diskusi dan pengamatan dengan Ketua Program Studi TOKR beserta guru pembimbing PRAKERIND, siswa kelas XI TOKR SMK Negeri 10 Semarang Tahun Pelajaran 2011 / 2012 masih dalam kategori rendah, sehingga penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh antara Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Motivasi Belajar pada Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013, sehingga hasil dari penelitian yang dilakukan ini supaya dapat meningkatkan serta mengembangkan proses pembelajaran Tahun Ajaran selanjutnya. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 82 siswa. Sehingga Penetuan jumlah sampel yang digunakan berdasarkan tabel krejcie dan morgan adalah 82 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena penelitian ini mengunakan data nilai PRAKERIND dan angket kuesioner PRAKERIND (variabel X) dan angket kuesioner Motivasi Belajar (variabel Y), Hasil angket PRAKERIND dan Motivasi Belajar sebanyak 82 siswa yang menjawab baik yaitu sebesar 54,8% sedangkan angket Motivasi Belajar yaitu sebesar 66,9%. Dengan demikian apabila nilai PRAKERIND tinggi maka Motivasi Belajar siswa juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya apabila nilai PRAKERIND rendah maka Motivasi Belajar siswa akan rendah juga. Berdasarkan hasil uji regresi variabel Praktek Kerja Industri menunjukkan ada pengaruh positif variabel Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Belajar, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,200.hasil tersebut mengidentifikasikan semakin baik PRAKERIND, maka Motivasi Belajar akan semakin meningkat. Sedangkan hasil uji hipotesis (uji t) diperoleh nilai signfikansi t sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 (Ü = 5%) yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ ada pengaruh Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK Negeri 10 Semarang” dapat diterima. Berdasarkan hasil Hasil Uji koefisien determinasi (R square) menunjukkan bahwa nilai PRAKERIND dan Motivasi Belajar siswa sebesar 0,298. Bahwa hasil tersebut menunjukkan pengaruh hasil PRAKERIND terhadap Motivasi Belajar siswa sebesar 29,8%. Sedangkan selebihnya 70,2%, (100% - 29,8% = 70,2%) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, Misalnya Motivasi Belajar, keadaan keluarga, fasilitas dan lain-lain. Maka disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara prakerin terhadap motivasi belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah terdapat pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIND) terhadap Motivasi belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK Negeri 10 Semarang.Kata Kunci : Prakerind dan Motivasi Belajar
Penanganan Kesulitan Belajar (Rendahnya Rasa Percaya Diri) Pada Siswa Tuna Rungu-Wicara Melalui Pembelajaran Tari Di SLB-B Se-Jawa Tengah Agustiningrum, Maria Denok Bekti
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siswa tuna rungu-wicara adalah siswa yang memiliki masalah kesulitan belajar, faktor utama kesulitan belajar adalah rendahnya rasa percaya diri siswa.Kurangnya rasa percaya diri nampak dari prilaku siswa yang mudah menaruh curiga terhadap lingkungan, mudah gelisah, tidak berani tampil dimuka umum dan kurang menghargai keberadaan dirinya.Pendidikan seni tari sebagai salah satu cabang seni yang mempergunakan media tubuh sebagai ekspresinya diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa tuna rungu-wicara, dikarenakan pendidikan seni tari merupakan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai; diantaranya mengajarkan sopan-santun, sabar, ketenangan bersikap, berani berinsiatif/berkreasi, menghargai diri sendiri dan sesama.Nilai yang terkandung dalam pendidikan seni dapat menjawab permasalahan kurangnya rasa percaya diri yang dialami oleh siswa tuna rungu-wicara.Dibeberapa SLB di Jawa Tengah  menerapkan  mata pelajaran seni tari sebagai mata pelajaran intrakurikuler maupun ekstra kurikuler dari tingkat SDLB sampai SMALB. Penelitian ini dilaksanakan di 5 SLB /SLB-B yang mewakili 6 karisidenan, 26 kabupaten dan 6 kota madya. Pemilihan ke-5 lokasi SLB/SLB-B didasari oleh para pemenang PORSENI tahun 2012 yang diadakan di Surakarta, 10-12 September 2012. Adapun sekolah-sekolah tersebut adalah sebagai berikut: DLB Kebakalan, SDLB Negeri Sokoharojo-Margorejo-Pati, SLB N Semarang, SLB-B YPSLB Gemolong-Sragen, SLB-B YPPALB Kota Magelang. Pada penelitian ini peneliti mendapati adanya perubahan sikap siswa yang mendapatkan pembelajaran seni tari dari kurang percaya diri menjadi percaya diri dengan dipenuhinya indikator-indikator percaya diri (nampak pada siswa memiliki sikap tenang, memiliki sikap terbuka, memiliki keberanian untuk tampil di muka umum, memiliki sikap menghargai diri sendiri, memiliki sikap mandiri) dibuktikan dengan tuntasnya pembelajaran seni tari dan diwujudkan dalam bentuk pementasan-pementasan. Kata Kunci : Percaya Diri, Seni Tari, Tuna Rungu-Wicara.
PERANAN BATIK TULIS DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT BAKARAN Widayati, Sri
PAWIYATAN Vol 20, No 2 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses sektor industri di Indonesia nampaknya tidak sepenuhnya mampu mengatasi masalah tenaga kerja dan belum sepenuhnya dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang layak pada angkatan kerja di semua lapisan masyarakat. Masyarakat yang tergolong dalam angkatan kerja berusaha dan berfikir kritis untuk dapat memnuhi kebutuhan hidupnya dan memutar roda perekonomiannya, oleh karena itu muncullah Industri-Industri kecil yang biasa dikenal dengan Industri Rumahan atau Home Industry. Di  desa Bakaran Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah memiliki Industri Rumahan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dengan Batik Tulisnya yang biasa dikenal Batik Tulis Bakaran, tidak hanya itu Batik juga mempunyai nilai seni tinggi karena proses pembuatannya dengan tulisan, dan merupakan sumber devisa diluar migas. Kata Kunci : Batik Tulis, Peningkatan Pendapatan Masyarakat
IbM KELOMPOK TANI DAN USAHA BENGKEL LAS DI DESA WEDELAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Tri Yanto, Joko Suwignyo, Ngubaidi Achmad,
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jepara terkenal dengan kota ukir dengan jumlah penduduk 1.097.280 jiwa. Terdiri dari 14 kecamatan, salah satunya kecamatan Bangsri. Desa Wedelan satu dari desa di kecamatan Bangsri penduduknya rata-rata berprofesi sebagai petani, pedagang, sopir, bengkel las dan lain-lain. Luas penggunaan lahan desa Wedelan termasuk lahan kering dan tadah hujan. Kebanyakan yang ditanam jenis palawija, utamanya kedelai. Semua hasil panen kedelai langsung di jual ke pasar. Para petani belum mengenal cara menggolah kedelai. Sedangkan bengkel las Puji Santoso bergerak dalam bidang repair mobil dan pembuatan tralis. Tetapi dengan banyaknya kompetitor menjadikan sepinya konsumen. Minimnya pengetahuan manajemen usaha, kurangnya modal dan sulitnya mengakses dana bantuan modal usaha, menjadikan bengkel las tidak bisa berkembang. Tujuan program Iptek bagi Masyarakat (IbM) yaitu membuat mesin penggolah kedelai, menggolah kedelai menjadi produk, manajeman usaha, strategi pemasaran produk, dan pengetahuan dan informasi mengakses bantuan usaha. Metode yang dipakai pada program IbM adalah Memberi job dan pelatihan membuat mesin penggolah kedelai, cara menggolah kedelai menjadi tahu, susu kedeali dan nugget, memberikan ceramah kewirausahaan, pembukuan,cash flow, strategi pemasaran, dan tambahan modal usaha. Luaran program IbM yang sudah dijalankan adalah pelatihan pembuatan mesin penggiling kedelai, menciptakan produk jadi dari kedelai mulai dari tahu, susu kedelai, dan nugget. Operasional usaha dan strategi pemasaran produk dilakukan workshop manajemen usaha, pembukuan, akutansi keuangan dan strategi pemasaran. Tujuan workshop untuk memotivasi kinerja dan kualitas kerja mitra dalam upaya kemandirian usaha untuk meningkatkan kesejahteraan taraf hidup dan kecapakapan para mitra dan masyarakat.. Keywords : Kedelai, susu, tahu, nugget, usaha. 
Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Sopiah, Cucu
PAWIYATAN Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kreativitas Guru PAUD sebagai faktor penting dalam pembelajaran pada PAUD mempengaruhi proses pembelajaran. Berbagai faktor dan bagaimana perkembangan kreatifitas itu terbentukagar kreativitas guru dapat ditingkatkan perlu dikaji. Metoda penelitian kualitatf memberikan analisis mendalam terhadap terbentuknya kreativitas guru dan pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain faktor internal dan eksternal dari Guru PAUD, adapun yang menjadi aspek kreatifitas Guru PAUD dalam kegiatan pembelajaran adalah fluency, flexibility, originality, dan redifination. Semua aspek tersebut ikut mempengaruhi bagaimana kreativitas Guru PAUD dalam kegiatan proses belajar mengajar. Keterbukaan seorang guru PAUD harus lebih terbuka dengan pengetahuan yang baru, agar dapat mengetahui informasi-informasi terbaru yang dapat diaplikasikan untuk KBM, selain itu Guru PAUD juga harus memiliki keyakinan diri yang baik pada setiap karyanya yang menjadikan Guru PAUD lebih percaya diri pada hasil yang dia buat sendiri, kemampuan bereksplorasi juga diperlukan agar dapat memperoleh prodak yang baru dalam KBM dengan membuat hasil karya yang baru dalam bentuk media, metode dan cara penanganan pada anak saat proses KBM, penghargaan psikologis yang diberikan kepala sekolah dan lingkungan diperlukan bagi Guru PAUD agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM, selain itu pemberian waktu dan dorongan yang penuh untuk bereksplorasi dengan berimajinasi sangat diperlukan untuk Guru PAUD agar dapat menghasilkan ide dan gagasan baru dalam KBM.Kata Kunci : Kreativitas Guru, Kegiatan belajar Mengajar

Page 3 of 25 | Total Record : 242