Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Penanganan Kesulitan Belajar (Rendahnya Rasa Percaya Diri) Pada Siswa Tuna Rungu-Wicara Melalui Pembelajaran Tari Di SLB-B Se-Jawa Tengah Agustiningrum, Maria Denok Bekti
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siswa tuna rungu-wicara adalah siswa yang memiliki masalah kesulitan belajar, faktor utama kesulitan belajar adalah rendahnya rasa percaya diri siswa.Kurangnya rasa percaya diri nampak dari prilaku siswa yang mudah menaruh curiga terhadap lingkungan, mudah gelisah, tidak berani tampil dimuka umum dan kurang menghargai keberadaan dirinya.Pendidikan seni tari sebagai salah satu cabang seni yang mempergunakan media tubuh sebagai ekspresinya diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa tuna rungu-wicara, dikarenakan pendidikan seni tari merupakan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai; diantaranya mengajarkan sopan-santun, sabar, ketenangan bersikap, berani berinsiatif/berkreasi, menghargai diri sendiri dan sesama.Nilai yang terkandung dalam pendidikan seni dapat menjawab permasalahan kurangnya rasa percaya diri yang dialami oleh siswa tuna rungu-wicara.Dibeberapa SLB di Jawa Tengah  menerapkan  mata pelajaran seni tari sebagai mata pelajaran intrakurikuler maupun ekstra kurikuler dari tingkat SDLB sampai SMALB. Penelitian ini dilaksanakan di 5 SLB /SLB-B yang mewakili 6 karisidenan, 26 kabupaten dan 6 kota madya. Pemilihan ke-5 lokasi SLB/SLB-B didasari oleh para pemenang PORSENI tahun 2012 yang diadakan di Surakarta, 10-12 September 2012. Adapun sekolah-sekolah tersebut adalah sebagai berikut: DLB Kebakalan, SDLB Negeri Sokoharojo-Margorejo-Pati, SLB N Semarang, SLB-B YPSLB Gemolong-Sragen, SLB-B YPPALB Kota Magelang. Pada penelitian ini peneliti mendapati adanya perubahan sikap siswa yang mendapatkan pembelajaran seni tari dari kurang percaya diri menjadi percaya diri dengan dipenuhinya indikator-indikator percaya diri (nampak pada siswa memiliki sikap tenang, memiliki sikap terbuka, memiliki keberanian untuk tampil di muka umum, memiliki sikap menghargai diri sendiri, memiliki sikap mandiri) dibuktikan dengan tuntasnya pembelajaran seni tari dan diwujudkan dalam bentuk pementasan-pementasan. Kata Kunci : Percaya Diri, Seni Tari, Tuna Rungu-Wicara.
Penanganan Kesulitan Belajar (Rendahnya Rasa Percaya Diri) Pada Siswa Tuna Rungu-Wicara Melalui Pembelajaran Tari Di SLB-B Se-Jawa Tengah Agustiningrum, Maria Denok Bekti
PAWIYATAN Vol 20 No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siswa tuna rungu-wicara adalah siswa yang memiliki masalah kesulitan belajar, faktor utama kesulitan belajar adalah rendahnya rasa percaya diri siswa.Kurangnya rasa percaya diri nampak dari prilaku siswa yang mudah menaruh curiga terhadap lingkungan, mudah gelisah, tidak berani tampil dimuka umum dan kurang menghargai keberadaan dirinya.Pendidikan seni tari sebagai salah satu cabang seni yang mempergunakan media tubuh sebagai ekspresinya diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa tuna rungu-wicara, dikarenakan pendidikan seni tari merupakan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai; diantaranya mengajarkan sopan-santun, sabar, ketenangan bersikap, berani berinsiatif/berkreasi, menghargai diri sendiri dan sesama.Nilai yang terkandung dalam pendidikan seni dapat menjawab permasalahan kurangnya rasa percaya diri yang dialami oleh siswa tuna rungu-wicara.Dibeberapa SLB di Jawa Tengah  menerapkan  mata pelajaran seni tari sebagai mata pelajaran intrakurikuler maupun ekstra kurikuler dari tingkat SDLB sampai SMALB. Penelitian ini dilaksanakan di 5 SLB /SLB-B yang mewakili 6 karisidenan, 26 kabupaten dan 6 kota madya. Pemilihan ke-5 lokasi SLB/SLB-B didasari oleh para pemenang PORSENI tahun 2012 yang diadakan di Surakarta, 10-12 September 2012. Adapun sekolah-sekolah tersebut adalah sebagai berikut: DLB Kebakalan, SDLB Negeri Sokoharojo-Margorejo-Pati, SLB N Semarang, SLB-B YPSLB Gemolong-Sragen, SLB-B YPPALB Kota Magelang. Pada penelitian ini peneliti mendapati adanya perubahan sikap siswa yang mendapatkan pembelajaran seni tari dari kurang percaya diri menjadi percaya diri dengan dipenuhinya indikator-indikator percaya diri (nampak pada siswa memiliki sikap tenang, memiliki sikap terbuka, memiliki keberanian untuk tampil di muka umum, memiliki sikap menghargai diri sendiri, memiliki sikap mandiri) dibuktikan dengan tuntasnya pembelajaran seni tari dan diwujudkan dalam bentuk pementasan-pementasan. Kata Kunci : Percaya Diri, Seni Tari, Tuna Rungu-Wicara.
Dampak Belajar Dari Rumah (BDR) Terhadap Perkembangan Motorik Halus Sebagai Persiapan Kemampuan Menulis Permulaan Anak Usia Dini Di Tk It Al-Hikmah 2 Semarang Mubaroq, Akhmad Khusni; Muryani, Arlis; BA, Maria Denok
Pawiyatan Vol 29 No 1 (2022): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.202 KB)

Abstract

Wabah covid-19 telah melanda di berbagai aspek kehidupan salah satunya bidang pendidikan. Kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam bidang pendidikan adalah dengan menerapkan sistem belajar dari rumah (BDR) yang diharapkan akan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pendidikan anak prasekolah merupakan usia masa peka pada anak yang memasuki periode sensitif dan mengalami banyak perkembangan, salah satunya adalah bentuk perkembangan motorik halus. Motorik halus sangat penting untuk menunjang kesiapan anak dalam menulis permulaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling. Sumber data penelitian adalah guru dan orang tua siswa di TK IT Al Hikmah 2 Semarang. Data penelitian ini diperoleh dari hasil angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Angket dan wawancara diisi oleh guru dan orang tua sedangkan observasi dan dokumentasi dilakukan selama proses pembelajaran dilakukan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah proses pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) terhadap perkembangan motorik halus sebagai persiapan kemampuan menulis permulaan anak usia dini di Tk IT Al- Hikmah 2 Semarang dilaksanakan dua cara yaitu menggunakan media WatshApp dengan memanfaatkan panggilan video dan orang tua mengambil penugasan peserta didik dengan datang ke sekolah sebanyak 2 kali dalam sepekan. Selain itu, belajar dari rumah (BDR) menimbulkan suasana membosankan, tingkat kedisiplinan anak menurun, motivasi belajar peserta didik kurang, kurang fokus dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran dan suasana belajar yang kurang menyenangkan. Dalam hal perkembangan motorik halus sebagai kemampuan menulis permulaan anak menjadi lambat dan tidak terkontrol karena sebagian orang tua yang sibuk bekerja dan tidak ada pengawasan secara maksimal. Kata Kunci : Covid 19, BDR, Motorik halus, Menulis permulaan
Tari Nawung Sekar: Kemampuan Sosial Anak Digital Natives di Era Revolusi Industri 4.0 Maria Denok Bekti Agustiningrum; Sri Sayekti; Dwi Hardiyanti; Dwi Asih Kumala Handayani; Sri Redjeki
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v5i2.1004

Abstract

Era Revolusi Industri 4.0 menciptakan kondisi anak usia dini menjadi anak-anak digital natives. Anak-anak digital natives adalah anak usia dini yang memiliki kecenderungan tergantung pada teknologi namun memiliki kemampuan sosial yang rendah. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak memiliki ruang yang cukup untuk mengembangkan kemampuan berinteraksi dan mengembangkan kemampuan sosial emosinya. Penelitian ini terjadi sebelum masa pandemic Covid-19 sehingga masih diadakannya kegiatan-kegiatan tatap muka (luring). Metode penelitian yang digunakan adalah meode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dengan subyek penelitian anak usia dini berusia 3-6 tahun. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa tari Nawung Sekar mampu menstimulasi kemampuan sosial anak digital natives.
Penggunaan Media APEMM SS BabeSeta dalam Pengenalan Konsep Dasar Matematika Awal pada Anak Usia 3-4 Tahun di KB Putra Champion Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tri Murgiyati; Maria Denok Bekti Agustiningrum; Irna Anjarsari
Sentra Cendekia Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/sc.v1i2.1298

Abstract

Pemahaman tentang matematika awal diperlukan oleh anak usia dini sebagai salah satu cara agar anak mampu untuk berlogika, maka pemilihan media dan cara bermain yang tepat dan menyenangkan menjadi salah satu faktor agar anak mampu belajar matematika bagi AUD. Konsep media APEMM SS BabeSeta merupakan kependekan dari alat permainan edukatif mudah murah simpel dan sederhana dari barang bekas yang ada disekitar kita. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah model spiral. Subyek dalam penelitian penelitian adalah anak usia 3-4 tahun dengan lokasi penelitian KB Putra Champion Karangdowo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media APEMM SS dari Babe Seta dapat meningkatkan kemampuan mengenal geometri KB Putra Champion Karangdowo. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan anak usia 3-4 tahun dalam mengenal geometri sebagai bagian tema dari matematika.
Penggunaan Permainan Tradisional Bakiak untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di KB Tunas Marenggeng Desa Sindangwangi Kabupaten Brebes Maria Denok; Fifti Istiklaili; Cucu Nuryati
Sentra Cendekia Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/sencenivet.v2i2.1766

Abstract

Kemampuan motorik adalah salah satu kemampuan yang wajib untuk distimulasi dengan benar, salah satu cara untuk menstimulasi kemampuan motorik anak usia 4-5 tahun adalah melalui berbagai macam permainan, maka memilih bentuk permainan yang aman dan bermanfaat menjadi tugas orangtua dan guru. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan motorik kasar anak khususnya koordinasi gerakan mata dan kaki keseimbangan, dan kelincahan serta kekuatan kaki pada anak usia 4-5 tahun di kelompok bermain Tunas Bangsa Marenggeng desa Sindangwangi kabupaten Brebes melalui permainan bakiak. Adapun manfaat dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun melalui permainan bakiak sesuai kemampuan yang dimiliki anak, sehingga kemampuan keseimbangan, dan kelincahan serta kekuatan kaki dapat terstimulasi dengan baik. Subjek penelitian ini adalah usia 4-5 tahun di kelompok bermain Tunas Bangsa Marenggeng desa Sindangwangi kabupaten Brebes, yang berjumlah 6 anak, 3 laki-laki dan 3 perempuan. Hasil peneltian menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun, nampak pada siklus I nilai keseimbangan 45% menjadi 65%, kekuatan kaki 50% menjadi 60%, kelincahan 40% menjadi 60%. Pada Siklus II, keseimbangan naik menjadi 85%, kekuatan kaki naik menjadi 80%, kelicahan naik menjadi 80%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa permainan bakiak mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di kelompok bermain Tunas Bangsa Marenggeng kabupaten Brebes.
Strategi Pengembangan Motorik Anak Usia 5-8 Tahun dan Penanaman Karakter Tanggung Jawab Melalui Tari Nawung Sekar Maria Denok Bekti Agustiningrum; Tjetjep Rohendi Rohidi
Sentra Cendekia Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kematangan kemampuan motorik anak usia 5-6 tahun berpengaruh pada perkembangan kemampuan anak secara keseluruhan bahkan di jaman teknologi digital saat ini. Munculnya budaya baru, yang popular dengan nama stay connecting yaitu saat anak menjadi tidak banyak bergerak dan berinteraksi sosial secara nyata dikarenakan setiap pemenuhan kebutuhan sudah dipenuhi oleh teknologi.Fakta budaya baru tersebut menimbulkan permaslahan tidak adanya kegiatan yang mampu menstimulasi kemampuan motorik anak sekaligus mampu menanamkan karakter tanggung jawab menjadi isu yang diangkat pada penelitian ini. Maka metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis digunakan sebagai cara untuk mengurai permaslahan yang ada. Subyek penelitian adalah anak perempuan usia 5-8 tahun yang berlatih tari Nawung Sekar di Yayasan Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stimulsi kemampuan motorik anak usia 5-8 tahun mampu terstimulasi dengan baik sekaligus dari proses belajar mengajar tari Nawung Sekar yang dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan mampu menanamkan karakter tanggung jawab. Karakter tersebut muncul dikarenakan adanya pola pembiasaan yang terus-menerus dilakukan selama kurun waktu 1 semester. Maturity of motoric of children aged 5-6 years affects the overall development of children's abilities even in the era of digital technology today. The emergence of a new culture, popularly known as stay connecting, is when children become less mobile and have real social interaction because every fulfillment of their needs has been met by technology. This new cultural fact raises the problem of the absence of activities that are able to stimulate a child's motor skills while being able to instill the character of responsibility into an issue raised in this study. Then the qualitative method with a phenomenological approach is used as a way to parse the existing problems. The subjects of the study were girls aged 5-8 years who practiced the Nawung Sekar dance at the Pamulang Beksa Foundation, Sasmita Mardawa, Yogyakarta. The results of this study indicate that the stimulation of motor skills of children aged 5-8 years can be stimulated well as well as the learning process of Nawung Sekar dance which is carried out continuously and continuously capable of instilling the character of responsibility. The character arises because of the pattern of habituation that is continuously carried out over a period of 1 semester
Mengenal Geometri Melalui Permainan Lompat Geometri Di Kelompok Bermain Miftahul Hidayah Demak Siti Solichah; Marini Marini; Muhammad Sukiram; Maria Denok
Sentra Cendekia Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/sencenivet.v2i1.1617

Abstract

Peningkatan kemampuan kognitif anak usia 3-4 tahun bergantung pada pembelajaran dan pembiasaan, cara mengajar di sekolah dan ragam alat pembelajaran yang digunakan juga sangat berpengaruh untuk keberhasilan peningkatan kognitif anak. Fakta yang tejadi di Kelompok Belajar Miftahul Hidayah Demak permasalahannya adalah kurangnya stimulasi perkembangan kognitif anak khususnya dalam mengenal bentuk geometri inilah yang di angkat pada penelitian ini. Maka metode PTK yang digunakan sebagai cara untuk mengurangi permasalahan yang ada. Subjek penelitian adalah 15 anak usia 3-4 tahun yang belajar di Kelompok Bermain Miftahul Hidayah Demak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan kemampuan mengenal geometri mampu terstimulasi dengan baik dari proses belajar dengan menggunakan permainan lompat geometri. Hasil ini terlihat setelah proses PTK terlaksana mulai dari proses pra siklus, siklus I sampai siklus II
Stimulation of Social-Emotional of Children's Digital Natives Through Learning Nawung Sekar Dance Maria Denok Bekti Agustiningrum
Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 2 (2019): Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ga:jpaud.v3i2.5284

Abstract

Digital Natives is a child born with technological tools in his life, the situation closes the space for real social interaction between humans. The impact of the closed interaction space causes a problem; namely: the development of children's social-emotional abilities well. This study aims to provide an effective alternative method to stimulate children's social-emotional abilities properly to improve their quality of life in the future. The research method used in this study is qualitative research with several multidisciplinary approaches namely: ethnographic approach, art education approach, and child development psychology approach. The subjects of the study were digital natives (early childhood children) who studied Nawung Sekar Dance at the Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa dance studio in Yogyakarta. The results of this study found that there was a stimulation of children's social-emotional abilities in the learning process of Nawung Sekar dance at the Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa dance studio in Yogyakarta. This was demonstrated through the occurrence of polite manners in Javanese culture through movements implied in the Nawung Sekar Dance. Keywords: Classical Dance Style Yogyakarta; Nawung Sekar; Social Emotion; Digital Natives.   Abstrak Anak digital natives adalah anak yang terlahir dengan perangkat teknologi dalam kehidupannya, situasi tersebut menutup ruang interaksi sosial antar manusia secara nyata. Dampak dari tertutupnya ruang interaksi secara nyata menyebabkan sebuah permasalahan; yaitu: tidak berkembangnya kemampuan sosial emosi anak dengan baik. Penelitian ini bertujuan memberikan alternative metode yang efektif untuk menstimulasi kemampuan sosial emosi anak dengan benar sehingga mampu meningkatkan kualitas hidupnya di masa depan. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan beberapa pendekatan multidispliner yaitu: pendekatan etnografi, pendekatan Pendidikan seni dan pendekatan psikologi perkembangan anak. Subyek penelitian adalah anak digital natives (anak yang berusia dini) yang belajar tari Nawung Sekar di sanggar tari Yayasan Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terjadi stimulasi kemampuan sosial emosi anak dalam proses belajar tari Nawung Sekar di sanggar tari Yayasan Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa Yogyakarta. Hal tersebut ditunjukkan melalui terjadinya pengenalan sikap sopan-santun dalam budaya jawa melalui gerakan-gerakan yang tersirat dalam tari Nawung Sekar.Kata Kunci: Tari Klasik Gaya Yogyakarta; Nawung Sekar; Sosial Emosi; Digital Natives..
Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Seni Di Lembaga Paud Maria Denok; Dwi Hardiyanti
Sentra Cendekia Vol 3 No 3 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/sencenivet.v3i3.2275

Abstract

Tujuan dari pendidikan Anak Usia Dini adalah sedini mungkin menstimulasi kemampuan yang dimiliki individu agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan pendekatan yang tepat agar anak usia dini dapat berkembang sesuai yang diharapkan. Beberapa tokoh pendidikan anak Usia Dini memberikan beberapa aturan jelas bagaimana menstimulasi kemampuan anak agar dapat dikembangkan secara utuh termasuk didalamnya karakter. Maka muncul permasalahan, pendekatan apa yang paling tepat untuk dipergunakan dalam pendidikan karakter bagi anak usia dini. Artikel ini akan mengungkapkan secara teori dan beberapa fakta terkait pendidikan Anak Usia Dini dilembaga-lembaga PAUD yang mempergunakan kegiatan seni sebagai cara untuk menanamkan karakter kepada Anak Usia Dini. Kegiatan seni menjadi sebuah pendekatan yang paling tepat dikarenakan sifat dari kegiatan seni yang menyenangkan dan berorentasi pada proses sehingga mampu disesuaikan dengan tumbuh kembang dan kemampuan/bakat Anak Usia Dini..