cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Ketahanan Nasional
ISSN : 08539340     EISSN : 25279688     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 24, No 1 (2018)" : 7 Documents clear
Wawasan Kebangsaan Siswa Sekolah Menengah Atas Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa (Studi Pada Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Umum Berasrama Berwawasan Nusantara, SMA Umum Di Lingkungan Militer Dan SMA Umum Di Luar Lingkungan Militer Di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah) Windy Putri Widayanti; Armaidy Armawi; Budi Andayani
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.497 KB) | DOI: 10.22146/jkn.32229

Abstract

ABSTRACTThis study examined about the national insights students of boarding senior high school and its implications to the personal resilience of students Indonesia archipelago vision (SMA A), senior high school inside the military environment (SMA B) and senior high school outside the military environment (SMA C) in Magelang, Central of Java Province. This study used mixed methods by combining quantitative and qualitative approaches. Data collection research used test for national insight, questionnaires for personal resilience and deep interviews with teachers and students from class X and XI SMA A, SMA B and SMA C. Research data analysis used T(t-test) and Pearson Correlation Test by using SPSS statistical version16.0 and continued qualitative analysis. The results  showed that  (1). There was a difference national insight students of SMA A, SMA B and SMA C. The highest percentage of the best answer was excellent on the nationalism indicator with the percentage of 81% achievement and excellent on the sense of nationality indicator of 85% was achieved by SMA A, while the national spirit indicator percentage of the highest answer was achieved by SMA C at 83% ; (2). There was a positive correlation between national insights students of SMA A, SMA B and SMA C and their personal resilience with the highest percentage of excellent answer score on the indicator of ductility by obtaining a percentage of 87% and excellent on the tenacity and excellent on the toughness indicator of 85% reached by SMA C. The strength of weak or small correlation due to the morality of Pancasila which became the foundation of national insight was not a main factor to established  a basic relationship of personel resilience, but the other factors were required that faith in the heart that would determine the individual’s tenacity which naturally underlied the formation of toughness so as to achieved personal resilience of students. Suggestion of this research that the operational guidance for teachers, schools and developers of national education curriculum would be needed to integrated the values of faith in the internalization of education with national insight, the need for educational facilities that supported the development of the national character of students and the need for exemplary parents and teachers as well as increased cooperation with related institutions to instilled  awareness of the importance of national insight for the next generation of the nation.  ABSTRAKPenelitian ini mengenai wawasan kebangsaan siswa Sekolah Menengah Atas dan implikasinya terhadap ketahanan pribadi siswa (SMA) Umum Berasrama Berwawasan Nusantara (SMA A), SMA Umum di lingkungan milliter (SMA B) dan SMA Umum di luar lingkungan militer (SMA C) di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed methode) menggabungkan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes wawasan kebangsaan, angket ketahanan pribadi, wawancara dan analisis dokumen. Analisis data menggunakan uji T (t-test) dan uji korelasi Pearson Product Moment dengan software statistik SPSS versi 16.0 serta analisis data kualitatif. Hasil penelitian  dapat disimpulkan bahwa (1). Terdapat perbedaan wawasan kebangsaan siswa SMA A, SMA B dan SMA C dalam hal tujuan dan model pembelajaran serta kegiatan intrakurikuler. Persentase jawaban benar tertinggi dan sangat baik pada indikator paham kebangsaan sebesar 81% dan sangat baik pada indikator rasa kebangsaan sebesar 85% dicapai oleh SMA A, sedangkan pada indikator semangat kebangsaan sebesar 83% dicapai oleh SMA C; (2). Terdapat hubungan positif antara wawasan kebangsaan dan ketahanan pribadi siswa SMA A, SMA B dan SMA C, dengan kekuatan hubungan antara variabel adalah lemah/ kecil, disebabkan karena ketahanan pribadi tidak hanya ditumbuhkan oleh moral Pancasila yang menjadi landasan wawasan kebangsaan, melainkan perlu adanya faktor lain yaitu taqwa dalam kalbu yang akan menentukan keuletan individu. Persentase skor jawaban tertinggi sangat baik pada indikator keuletan sebesar 87% dan ketangguhan sebesar 85% dicapai oleh SMA C. Kekuatan hubungan antara variabel wawasan kebangsaan dengan variabel ketahanan pribadi lemah/ kecil disebabkan karena moralitas Pancasila yang menjadi landasan wawasan kebangsaan bukan merupakan faktor utama untuk membentuk hubungan dasar ketahanan pribadi, melainkan perlu adanya faktor lain yaitu taqwa dalam kalbu, yang akan menentukan keuletan individu yang secara alami mendasari terwujudnya ketangguhan sehingga mencapai ketahanan pribadi siswa. Saran penelitian bahwa diperlukan adanya panduan operasional bagi guru, sekolah dan pengembang kurikulum pendidikan nasional untuk mengintegrasikan nilai-nilai taqwa dalam internalisasi pendidikan berwawasan kebangsaan, perlu adanya fasilitas pendidikan yang mendukung pengembangan karakter kebangsaan siswa dan perlu adanya keteladanan orang tua dan guru serta peningkatan kerjasama dengan lembaga terkait guna menanamkan kesadaran pentingnya wawasan kebangsaan bagi generasi penerus bangsa
Persepsi Dan Tindakan Politik Pemuda Terhadap Gerakan Jogja Independent (JOINT) Dalam Pelaksanaan Pilwalkot Kota Yogyakarta Tahun 2017 Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Politik Pemuda (Studi Pada Relawan Jogja Independent (JOINT) di Kota Yogyakarta) Desiana Rizka Fimmastuti; Agus Pramusinto; Djoko Soerjo
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1428.865 KB) | DOI: 10.22146/jkn.32373

Abstract

ABSTRACTThis article discussed political resilience from society perspective. Drawing on case studies of the youth’s perception of independent political movement in Yogyakarta in 2017, we argued that youth’s opinion and experience had  contibuted to strengthened youth political resilience. Political resilience can not only be seen from state centric aspect but also from the youth as part of local society. The research method used was qualitative descriptive using case studies. Data collections was done through in-depth interviews, observations, and document analysis.This research showed that the youths were optimistic with the existence of Jogja Independent Movement (JOINT). JOINT tried to offered an alternative way with publict involvement as candidate or volunteer. The ideology, vision and mission offered by JOINT were considered as one of the alternatives for young people to actively involved in political practices without taking a part in political parties. However, they argued  that the strategy and management of the movement were not well developed. Furthermore, the volunteers didn’t have wide space to articulated  their needs, because they involved in technical-administrative process only. Although the young people didn’t have the wider space in the substantial matter, they got experience and political practical lessons in JOINT. With their belief, youth were optimist that democratic process could be done with good and clean when we had a good strategy and well preparation. Although there was many volunteers who stopped after the collapse of the movement, the knowledge gained by the volunteers stimulates them to joined a movement, initiated movement and research, and also made a plan political education in the future. Their beliefs, thoughts, and  steps could be seen as a  form of checks and balances in order to responded  political dynamics for better development.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ketahanan politik dari sisi masyarakat, dengan mengamati persepsi para pemuda (relawan) sekaligus political action mereka terhadap gerakan independen di Kota Yogyakarta tahun 2017. Ketahanan politik tidak hanya dapat dikaji dari hal yang sifatnya state centric, namun bisa dilihat pada elemen masyarakat. Pengalaman dan pandangan youth as active citizens terhadap proses di dalam gerakan telah berkontribusi pada ketahanan politik pemuda. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, serta pengumpulan berbagai dokumen yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya para pemuda cukup optimis dengan keberadaan gerakan Jogja Independent yang berusaha menawarkan alternatif cara baru dalam berpolitik. Ideologi, visi, dan misi yang ditawarkan oleh JOINT dianggap relevan sebagai sarana berpolitik tanpa melalui jalur partai politik. Namun mereka menilai bahwa strategi dan pengorganisasian gerakan masih kurang matang dan kurang menyasar masyarakat akar rumput. Di samping itu, para relawan juga belum memiliki ruang untuk mengakomodasi kepentingan pemuda, karena mereka hanya dilibatkan dalam teknis administratif semata. Meskipun secara substansi pemuda belum memiliki ruang sama seperti di dalam parpol, pemuda mendapatkan pengalaman dan pembelajaran berpolitik melalui gerakan. Dari sisi keyakinan, pemuda cukup optimis bahwa berpolitik dapat dilakukan dengan jalan yang bersih dan demokratis, namun hal ini tetap membutuhkan waktu dan strategi yang tepat. Meskipun tidak memungkiri bahwa banyak relawan yang justru berhenti pasca gagalnya gerakan, pengetahuan yang didapatkan dalam gerakan telah menstimulasi para relawan untuk membuat gerakan dan mengadakan edukasi politik di masa mendatang, bahkan bergabung pada gerakan politik dan mengadakan berbagai penelitian. Keyakinan, pemikiran, dan langkah konkret para pemuda merupakan bentuk dari checks and balances dalam merespon dinamika politik dan mengawal pembangunan yang lebih baik.
Urgensi Kurikulum ASEAN Pada Pendidikan Bintara Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Transnasional Untuk Ketahanan Nasional Joko Santoso; Agus Haryanto; Arief B Darmawan
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.467 KB) | DOI: 10.22146/jkn.30903

Abstract

.ABSTRACTThis research analyzed the importance of the subjects of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) in the education curriculum for the Indonesian National Police (Polri). The Indonesian police was an important actor who had the functions and duties as protector of society. The community as police partners here was widely interpreted as an ASEAN society.This study used qualitative methods that position researchers as an instrument to understood the problem. In this study, researchers took  the meaning of the research object by using two kinds of sources. The first data sources were literature review and official documentation. The second data sources were interviews with police officers and police school staffs. For data validation, this research used data trangulation method.This paper argued that the relations between police and the public should evolved to followed the emerging changes in contemporary international relations in Southeast Asia, so that the police education curriculum needed to adapted these developments. The changes in the curriculum were aimed at improving the quality and effectiveness of police tasks and functions. Thus, this study aimed to helped strengthen police institutions and built models that were in line with changes in society and international relations in Southeast Asia.  ABSTRAKPenelitian ini mengkaji mengenai pentingnya mata pelajaran Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam kurikulum pendidikan Bintara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Penelitian ini berusaha menganalisis kepolisian Indonesia sebagai aktor penting yang memiliki fungsi dan tugas sebagai pengayom masyarakat. Masyarakat sebagai mitra kerja polisi di sini diartikan secara luas sebagai masyarakat ASEAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci dalam memahami masalah. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil makna dari obyek penelitian dengan menggunakan dua sumber data. Sumber data pertama adalah studi pustaka literatur dan dokumentasi resmi. Sumber data kedua adalah wawancara dengan pejabat kepolisian dan staf pengajar sekolah polisi. Untuk validasi data, penelitian ini menggunakan metode trangulasi data.Argumen penelitian ini adalah relasi polisi dan masyarakat harus berkembang mengikuti perubahan yang muncul dalam hubungan internasional kontemporer di kawasan Asia Tenggara, sehingga kurikulum pendidikan polisi perlu menyesuaikan perkembangan tersebut. Perubahan kurikulum pendidikan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas tugas dan fungsi kepolisian. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan membantu penguatan kelembagaan kepolisian dan membangun model yang sesuai dengan perubahan masyarakat dan hubungan internasional di kawasan Asia Tenggara. 
Praktik Kewargaan Sehari-hari Sebagai Ketahanan Sosial Masyarakat Tahun 1950an: Sebuah Tinjauan Sejarah Agus Suwignyo; Rhoma Dwi Aria Yuliantri
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.799 KB) | DOI: 10.22146/jkn.31239

Abstract

ABSTRACKThis paper analyzed the people’s practices of citizenship in Central Java during the 1950s using the conceptual frame of social risilience. The notion of risilience had so far been studied in terms of security, food and energy supplies, and social nets on natural disaster risk reduction. Meanwhile, the period of the 1950s in Indonesian history had attracted many studies to focused on political aspects, such as parliamentary system of governance, regionalism and the dreath of economic crises leading to a change in political regimes. During the 1950s the newly independent state of Indonesia had to struggle for physical, political and social infrastructures, partly as the post-Second World War recovery project.This paper showed that, regardless of the difficult situation and limited financial sources, the Indonesian people during the 1950s proved themselves to be risilient. They took an active part in the daily communal life activities. By using historical method in analysing several newspapers of the 1950s, this paper argued that the people’s participation in philantropy programs, social organizations and solidarity movements, significantly formed a strong social tie in the presence of the weak Indonesian State. The people showed a type of citizenship through which a quality of social risilience was performed and contested. However, it was hard to identified the institutional pattern in these practices of citizenship.ABSTRAK Artikel ini mengkaji praktik kewargaan sehari-hari masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, tahun 1950an dalam bingkai ketahanan sosial. Selama ini konsep ketahanan telah dipahami dalam konteks keamanan, ketersediaan pangan dan keberlanjutan energi, dan jaring sosial menghadapi darurat bencana alam. Di sisi lain, kajian tentang periode 1950an dalam sejarah Indonesia terfokus pada aspek politik menyangkut percobaan sistem pemerintahan, isu-isu regionalisme dan krisis ekonomi yang berujung pada pergantian rejim kekuasaan.Artikel ini bermaksud menunjukkan bahwa pada periode 1950an itu, praktik kewargaan sehari-hari masyarakat menunjukkan pola yang jika dibaca dalam konsep kontemporer merupakan bentuk ketahanan sosial masyarakat. Periode 1950an merupakan masa-masa awal kemederdekaan Indonesia dengan kondisi pasca perang yang membutuhkan pembangunan infrastruktur di berbagai bidang. Meskipun demikian, dalam kondisi struktur negara yang masih lemah itu masyarakat membuktikan kemampuan bertahan dan berpartisipasi dalam aneka dimensi kehidupan sehari-hari secara kolektif. Dengan metode sejarah untuk membaca berbagai berita surat kabar tahun 1950an sebagai sumber data primer, artikel ini menyimpulkan bahwa praktik kewargaan sehari-hari  dalam bentuk program-program filantropis, perkumpulan sosial dan aksi gerakan sosial merupakan penanda ketahanan kolektif masyarakat dalam menghadapi keadaan tak menentu akibat lemahnya negara ketika itu. Meskipun demikian, praktik kewargaan tersebut cenderung tidak memiliki struktur institusional yang baku. 
Strategi Integrasi Pendidikan Kebencanaan Dalam Optimalisasi Ketahanan Masyarakat Menghadapi Bencana Erupsi Gunung Merapi Zela Septikasari; Yulia Ayriza
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.33142

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this research were  to analyzed the disaster education integration strategy in primary school in disaster-prone area III of Sleman Regency, and  to analyzed the implications of disaster education in the community resilience to faced the eruption of Mount Merapi. The research was conducted with using  qualitative research with primary data collection techniques through in-depth interviews, observation, and documentation. The results showed that primary schools of disaster alert schools in disaster-prone areas III of Sleman District had undertaken various strategies in the integration of disaster education. Disaster education integration strategies include  (1).  Disaster education integration strategy using newspapers as instructional media, (2). Disaster education integration strategy with real object media by bringing students to the object directly, (3). Disaster education integration strategy by using the media images and student worksheet random word volcano eruption of Mount Merapi. Disaster education integration strategies implemented could improve students' disaster knowledge and skills in coping with disasters to be transferred to families, thereby maximizing the community resilience in the face of disasters. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah  untuk  menganalisis strategi integrasi pendidikan kebencanaan pada sekolah dasar pada kawasan rawan bencana III Kabupaten Sleman, dan untuk  menganalisis implikasi pendidikan kebencanaan dalam  ketahanan masyarakat menghadapi bencana erupsi Gunung Merapi.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah dasar sekolah siaga bencana pada KRB III Kabupaten Sleman telah melakukan berbagai macam strategi dalam integrasi pendidikan kebencanaan. Strategi integrasi pendidikan kebencanaan yang dilakukan adalah (1). Strategi integrasi pendidikan kebencanaan dengan menggunakan surat kabar sebagai media pembelajaran, (2). Strategi integrasi pendidikan kebencanaan dengan media obyek nyata dengan membawa siswa ke obyek secara langsung, (3). Strategi integrasi pendidikan kebencanaan dengan menggunakan media gambar dan LKS acak kata bencana erupsi Gunung Merapi. Strategi integrasi pendidikan kebencanaan yang dilaksanakan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menghadapi bencana yang akan ditransfer pada keluarga, sehingga akan memaksimalkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana. 
Akses, Penggunaan Dan Faktor Penentu Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pada Kawasan Pertanian Komersial Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Di Perdesaan Yogyakarta Subejo Subejo; Ratih Ineke Wati; Mesalia Kriska; Najmu Tsaqib Akhda; Ade Intan Kristian; Ani Dwi Wimatsari; Paksi Mei Penggalih
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.30270

Abstract

ABSTRACT Utilization of information and communication technologies (ICTs) had changed the diversity of agricultural extension and communication services which required alternatives for users of the services. Higher and better speed of information services was considerably recquired for supporting the sustainability of commercial farming business which in turn could facilitate the achievement of  high status of food resilience. The goals of research were: (1). Describing access and function of ICTs for agricultural community, (2). Describing pattern on the usage of ICTs for supporting agricultural activities, (3). Analyzing the determinant factors on the usage of ICTs for supporting agricultural activities. The research method used in the study was analytical descriptive with survey research technique. The sites of study were commercial farming areas in Yogyakarta namely Patuk Gunungkidul, Turi Sleman, Sanden Bantul and Panjatan Kulon Progo. Sample were selected by using simple random sampling method. Data had been collected by using structured questionnaire, observation and indepth interview. While data analysis had been done by using descriptive statistic and multiple regression. Study results showed that (1). Ownership of ICTs media in all of research sites was considerably high including conventional media and new media which both had high capability providing information and entertaninment, but the function on education was still considerably limited, (2). Utilization of ICTs for supporting agricultural activities was: conventional media (television and radio) for providing information on technical production, policy and marketing, while new media (handphone and smartphone) for providing information on technical production, policy, marketing and financial aspect, (3). Determinant factors on ownership of ICTs were age and social status, and (4). Determinant factors on the usage of ICTs for supporting agricultural activities were age and sex of farmers.ABSTRAK Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyebabkan adanya perubahan keragaman (diversifikasi) layanan penyuluhan dan komunikasi pertanian yang memberi alternatif lebih baik bagi para pengguna layanan. Kecepatan layanan informasi sangat diperlukan untuk mendukung keberlanjutan pertanian komersial sehingga pada gilirannya dapat berkontribusi pada pencapaian ketahanan pangan yang tinggi. Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui akses dan fungsi TIK bagi masyarakat pertanian, (2) Mengetahui pola penggunaan TIK untuk pertanian oleh masyarakat  pertanian dan (3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan TIK untuk mendukung kegiatan pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan teknik penelitian survey. Lokasi penelitian adalah kawasan pertanian komersial di Yogyakarta yang mencakup Patuk Gunungkidul, Turi Sleman, Sanden Bantul dan Panjatan Kulon Progo. Sampel dipilih dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur, observasi dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan dan regresi berganda. Hasil studi menunjukkan bahwa (1). Kepemilikan media TIK di semua lokasi kajian cukup tinggi (media konvensional dan media baru) yang mampu melayani penyediaan informasi dan hiburan, namun fungsi edukasi masih sangat terbatas, (2). Penggunaan media TIK untuk mendukung kegiatan pertanian: media konvensional (televisi radio) untuk teknis produksi, kebijakan dan pemasaran, sedangkan media baru untuk untuk informasi teknis produksi, pemasaran, kebijakan dan 
Nasib Petani Dan Ketahanan Pangan Wilayah (Studi Tentang Kebijakan Pemerintah Dan Respons Masyarakat Desa Mulyodadi, Bantul Ketika Harga Komoditas Pertanian Naik) Pajar Hatma Indra Jaya
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.32923

Abstract

ABSTRACT The background of this research was the continuously increasing phenomenon of the land use and job conversions from agricultural to nonagricultural sector. The data showed the reduce of people enthusiasm for being a farmer. Hence, it could threat the regional  food resilience. This research aimed to observed the government policys when the prices of agricultural commodity increased and how the farmers response. To answered the objective of this research, the researcher looked at phenomenon of increasing price of chilli at the beginning of 2017 and the increasing price of rice in the beginning of 2018. Meanwhile, the response of the farmers was sought by making an interview with 33 farmers living in Mulyodadi Village, Bantul Regency. This research found that though the government had a vision to improved the prosperity of the farmer, it seemed that the government tended to reduced the price of agricultural commodity as soon as possible. As a result, it triggered the perception among farmers that the policy on the price of agricultural commodity in Indonesia did not give any hope to obtained the economic prosperity. They also viewed that their life would not be better as long asa the work in agricultural sector. As a consequence, the enthusiasm to be a farmer continously declined and weakened the regional/national  food resilience. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena alih fungsi lahan dan konversi pekerjaan dari pertanian ke non-pertanian yang setiap tahun angkanya selalu meningkat. Data tersebut menunjukan gairah masyarakat untuk bertani semakin hari semakin kecil sehingga dapat membahayakan ketahanan pangan wilayah. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat kebijakan apa yang diambil pemerintah ketika harga-harga komoditas pertanian naik, serta bagaimana respons petani terhadap kebijakan tersebut. Untuk menjawab tujuan penelitian itu, peneliti melakukan kajian terhadap kebijakan yang diambil pemerintah ketika terjadi kenaikan harga cabai pada awal tahun 2017 dan kenaikan beras pada awal 2018. Sedangkan respons petani dicari dengan melakukan wawancara terhadap petani yang tinggal di Desa Mulyodadi Kabupaten Bantul. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun pemerintah mempunyai visi berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani, namun berdasarkan kebijakan-kebijakan yang diambil ketika harga komoditas pertanian naik menunjukkan bahwa pemerintah cenderung tidak suka dan berusaha menurunkan harga komoditas pertanian secara cepat. Akibatnya muncul pengetahuan di kalangan petani bahwa kebijakan harga komoditas pertanian di Indonesia tidak memberi mereka harapan untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi. Muncul pengetahuan bahwa nasib mereka tidak akan baik ketika tetap bekerja di sektor pertanian. Akibatnya gairan bertani terus menerus mengalami penurunan yang dapat melemahkan ketahanan pangan wilayah. 

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 2 (2025) Vol 31, No 1 (2025) Vol 30, No 3 (2024) Vol 30, No 2 (2024) Vol 30, No 1 (2024) Vol 29, No 3 (2023) Vol 29, No 2 (2023) Vol 29, No 1 (2023) Vol 28, No 3 (2022) Vol 28, No 2 (2022) Vol 28, No 1 (2022) Vol 27, No 3 (2021) Vol 27, No 2 (2021) Vol 27, No 1 (2021) Vol 26, No 3 (2020) Vol 26, No 2 (2020) Vol 26, No 1 (2020) Vol 25, No 3 (2019) Vol 25, No 2 (2019) Vol 25, No 1 (2019) Vol 24, No 3 (2018) Vol 24, No 2 (2018) Vol 24, No 1 (2018) Vol 23, No 3 (2017) Vol 23, No 2 (2017) Vol 23, No 1 (2017) Vol 22, No 3 (2016) Vol 22, No 2 (2016) Vol 22, No 1 (2016) Vol 21, No 3 (2015) Vol 21, No 3 (2015) Vol 21, No 2 (2015) Vol 21, No 2 (2015) Vol 21, No 1 (2015) Vol 21, No 1 (2015) VOL. XXI, NO. 1 APRIL 2015 Vol 20, No 3 (2014) Vol 20, No 2 (2014) Vol 20, No 1 (2014) Vol. XX, No. 3, Desember 2014 VOL. XX, NO. 2, AGUSTUS 2014 VOL. XX, NO. 1, APRIL 2014 Vol 19, No 3 (2013) Vol 19, No 2 (2013) Vol 19, No 1 (2013) VOL. XIX, NO. 3, DESEMBER 2013 VOL. XIX, NO. 2, AGUSTUS 2013 VOL. XIX, NO. 1, APRIL 2013 Vol 17, No 3 (2012) Vol 17, No 2 (2012) Vol 17, No 1 (2012) Vol 16, No 3 (2011) Vol 16, No 2 (2011) Vol 16, No 1 (2011) Vol 15, No 3 (2010) Vol 15, No 2 (2010) Vol 15, No 1 (2010) Vol 14, No 3 (2009) Vol 14, No 2 (2009) Vol 14, No 1 (2009) Vol 13, No 3 (2008) Vol 13, No 2 (2008) Vol 13, No 1 (2008) Vol 12, No 3 (2007) Vol 12, No 2 (2007) Vol 12, No 1 (2007) Vol 11, No 3 (2006) Vol 11, No 2 (2006) Vol 11, No 1 (2006) Vol 10, No 3 (2005) Vol 10, No 2 (2005) Vol 10, No 1 (2005) Vol 9, No 3 (2004) Vol 9, No 2 (2004) Vol 9, No 1 (2004) Vol 8, No 3 (2003) Vol 8, No 2 (2003) Vol 8, No 1 (2003) Vol 7, No 3 (2002) Vol 7, No 2 (2002) Vol 7, No 1 (2002) Vol 6, No 3 (2001) Vol 6, No 2 (2001) Vol 6, No 1 (2001) Vol 5, No 3 (2000) Vol 5, No 2 (2000) Vol 5, No 1 (2000) Vol 4, No 3 (1999) Vol 4, No 2 (1999) Vol 4, No 1 (1999) Vol 3, No 3 (1998) Vol 3, No 2 (1998) Vol 3, No 1 (1998) Vol 2, No 3 (1997) Vol 2, No 2 (1997) Vol 2, No 1 (1997) Vol 1, No 1 (1996) More Issue