cover
Contact Name
Yogi Kuncoro Adi
Contact Email
pedagogi@uniku.ac.id
Phone
+6282323239779
Journal Mail Official
pedagogi@uniku.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan Jl. Cut Nyak Dien No. 36A Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, 45513
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Pedagogi : Jurnal Penelitian Pendidikan
Published by Universitas Kuningan
ISSN : 24074837     EISSN : 26141728     DOI : https://doi.org/10.25134/pedagogi.v7i1
Core Subject : Education,
Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan (P-ISSN 2407-4837, E-ISSN 2614-1728) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kuningan (PGSD FKIP UNIKU), Indonesia. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun (Mei & November) sebagai media diseminasi hasil penelitian akademisi dan praktisi pendidikan dasar. Kami mengundang penulis untuk men-submit karya ilmiah di bidang pendidikan dasar yang belum pernah diterbitkan atau tidak sedang ditinjau oleh jurnal lain. Ruang lingkup jurnal ini adalah artikel dari penelitian yang berkaitan dengan pendidikan dasar termasuk strategi pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran, manajemen pembelajaran dan/atau pendidikan, evaluasi pembelajaran, dan bimbingan konseling di sekolah dasar.
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi" : 22 Documents clear
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR Marlina Eliyanti
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.943 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1179

Abstract

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara pengajar dan peserta didik. Interaksi edukatif  tersebut terjadi karena kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan pengajaran.Pengelolaan pembelajaran yang akan direncakan perlu didukung empat variabel yang dikelola dengan optimal yaitu pengelolaan siswa, pengelolaan guru, prosedur pembelajaran dan pengelolaan lingkungan kelas. Selain itu pengembangan variasi mengajar menggunakan bahan ajar juga tidak dapat dipisahkan. Pengembangan variasi mengajar yang dilakukan oleh guru salah satunya dengan memanfaatkan penggunaan media pengajaran. Penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan dan memeliha perhatian peserta didik terhadap relevansi proses belajar mengajar. “Kemajuan mustahil terjadi tanpa perubahan. Dan, mereka yang tak bisa mengubah pemikirannya tak mengubah apa pun.”(G.Bernard Shaw)Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernahberhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragamprogram inovatif ikut sera memeriahkan reformasi pendidikan. Reformasi pendidikanadalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah denganlingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta polapengembangan manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-modelpembelajaran (Murphy, 1992:10)
PELAKSANAAN MODEL BELAJAR VAK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PKn POKOK BAHASAN KEDAULATAN PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II DI SMP NEGERI 1 CINIRUKABUPATEN KUNINGANTAHUN PELAJARAN 2014/2015 ., Sarbini
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.128 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1169

Abstract

Pendidikan di bidang ini selalu mendapatkan perhatian dari beberapa bidang yang akan di garap, perhatian semacam itu adalah sebagai upaya membentuk watak dan untuk mempertinggi budi pekerti yang sebagai modal utama dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dalam hal ini penulis lebih menekankan pada pendidikan keluarga, karena keluarga adalah suatu bentuk kecil dari masyarakat dan merupakan lembaga informasi yang berperan penting dalam kaitannya dengan masalah pendidikan. Prestasi belajar menunjukkan tingkat belajar dicapai dalam kegiatan belajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan atau aktivitas untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh siswa. Sedangkan prestasi belajar adalah “hasil yang dicapai setelah mengikuti pendidikan tertentu”. Anak yang ketika belajar di SMP mempunyai prestasi yang baik namun ketika melanjutkan kesekolah lanjut mulai tertatih-tatih. Masalahnya ada ketidakcocokan antara gaya belajar siswa dengan gaya mengajar gurunya. Gejala ini sangat menonjol pada pengajaran karena pada pengajaran yang diberikan berganti dari sangat visual menjadi audiditorial. Oleh karena itu peranan model belajar VAK (Visual, Auditorial dan Kinestatik) dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat diterapkan untuk meningkatkan keberhasilan anak didik. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Ciniru Kabupaten Kuningan, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru PKn. Obyek penelitian adalah siswa kelas VIII SEMESTER II di SMP Negeri 1 Ciniru Kabupaten Kuningan tahun pelajaran 2014/2015. penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Februari sampai bulan Maret 2014, yang menjadi objek penelitian adalah guru PKn, tempat penelitian dilaksanakan dan yang menjadi obyek adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 45 siswa.prestasi belajar yang diperoleh dengan menggunakan Model Belajar VAK pada setiap siklus adalah nilai rata-rata siklus 1: 56,22, siklus 2 : 74,66 dan siklus 3 : 84.Kata Kunci; Model Pembelajaran VAK
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MAHASISWA PGSD DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MORAL SISWA SD KELAS RENDAH MELALUI METODE MENDONGENG Myrna Apriany Lestari; Eli Hermawati; Panji Rijalul Palah
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.04 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1229

Abstract

Anak adalah aset berharga bagi sebuah bangsa, semakin berkualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa maka semakin maju bangsa tersebut. Oleh sebab itu, seluruh elemen mulai dari keluarga hingga pemerintah perlu menjaga anak-anak dari derasnya pengaruh negatif era globalisasi. Saat ini tidak sedikit anak-anak menunjukkan perilaku negatif yang melanggar norma-norma agama maupun norma sosial yang berlaku di masyakat sehingga munculah istilah dekadensi moral.Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan moral anak, salah satunya adalah interaksi sosial anak dengan keluarga, sekolah dan lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena anak sekolah dasar masih barada di masa transisi dalam perkembangan penalaran moral, anak menilai salah atau benar perilaku berdasarkan konsekuensinya, bukan niat dari pelaku. Oleh sebab itu, orang tua dan guru perlu membimbing anak untuk memperoleh nilai-nilai moral yang baik sehingga anak dapat tumbuh dan memiliki perilaku yang baik.Salah satu metode bimbingan konseling yang menyenangkan serta efektif bagi dalam menanamkan nilai moral anak kelas sekolah dasar adalah mendongeng (story telling). Metode ini dianggap efektif karena dongeng membuat anak merasa nyaman, tenang sekaligus senang dan membantu anak dalam berimajinasi. Dengan mendengarkan dongeng, anak tidak merasa dinasihati oleh orangtua maupun guru sehingga pesan moral yang disampaikan akan kuat terpatri dalam ingatan anak. Kata Kunci : Nilai-Nilai Moral Anak, Metode mendongeng
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN IPA SISWA KELAS 1 SD (Studi PTK kelas 1 SDN Bojong 1 Kecamatan Kramatmulya) ., Yani
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.17 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1174

Abstract

Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka dapatkan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, danrefisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas1 SDN Bojong 1 Kec. Kramatmulya Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (64,00%), siklus II (76,00%), siklus III (88,00%). Melaui Hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan adalah pembelajaran kontekstual berbasis masalah dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa1 SDN Bojong 1 Kec. Kramatmulya,serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran IPA.Kata Kunci: Pembelajaran kontekstual, berbasis masalah
UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK Ewi Sinawati
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.033 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1165

Abstract

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram Dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik , PTK Di Kelas VI SD Negeri Citapen Kab. Kuningan“ Menghasilkan Kesimpulan Sebagai Berikut : Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Lempar Cakram Dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik Di Kategorikan Aktif. Dan Setelah Dilakukan Siklus Kedua, Aktivitas Siswa Mengalami Peningkatan Keaktifan Rata-Rata Sebesar 75% . Kalau Mengacu Pada Indikator Keaktifan Siswa Maka Besaran Keaktifan Sebesar 75% Termasuk Kriteria Aktif. Aktivitas Mengajar Guru Pada Siklus Pertama Mencapai Tingkat Pencapaian 95%, Sedangkan Pada Siklus Kedua Setelah Melakukan Treatment Pada Proses Pembelajaran, Aktivitas Guru Mencapai 100%. Ini Berarti Ada Kenaikan Aktivitas Guru Sebesar 5%, Sehingga Rata-Rata Aktivitas Guru Pada Dua Siklus Mencapai 97,5%. Mengacu Pada Indikator Aktivitas Guru , Besaran Angka 97,5% Termasuk Kriteria Sangat Aktif. Rata-Rata Ketuntasan Belajar Untuk Aspek Awalan Mencapai 97,5% Putra Dan Putri Mencapai 75%. Mengacu Pada Indikator Hasil Belajar Siswa Pada Tabel 1, Persentase Tersebut Menunjukan Bahwa Pembelajaran Awalan Pada Lempar Cakram Dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik, Berkategori Sangat Efektif Untuk Putra Dan Efektif Untuk Putri. Rata-Rata Ketuntasan Belajar Untuk Aspek Cara Melempar Mencapai 85% Putra Dan Putri Mencapai 70%. Mengacu Pada Indikator Hasil Belajar Siswa Pada Tabel 1, Persentase Tersebut Menunjukan Bahwa Pembelajaran Cara Melempar Pada Lempar Cakram Dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik, Berkategori Sangat Efektif Untuk Putra Dan Efektif Untuk Putri. Rata-Rata Ketuntasan Belajar Untuk Aspek Sikap Akhir Mencapai 85% Putra Dan Putri Mencapai 72,5%. Mengacu Pada Indikator Hasil Belajar Siswa Pada Tabel 1, Persentase Tersebut Menunjukan Bahwa Pembelajaran Sikap Akhir Pada Lempar Cakram Dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik, Berkategori Sangat Efektif Untuk Putra Dan Efektif Untuk Putri. Keempat, Respon Siswa Mengacu Pada Indikator Respon Siswa, Maka Rata-Rata Tingkat Respon Siswa 85%, Mempunyai Kriteria Sangat Puas.Kata Kunci: Efektivitas Belajar Lempar Cakram, Media Modifikasi Piring Plastik
EFFORTS TO IMPROVE STUDENTS LEARNING OUTCOMES THROUGH APPLYING OF EXPERIMENT METHOD IN THE MATERIALS LEARNING SCIENCE OF ESTABLISHMENT OF SOIL Rahayu, Hani
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.544 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1180

Abstract

This study to determine the extent of the increase in the understanding of students through experimental learning methods on establishment of soil materials in SDN 2 Cimahi.  The method which used in this study is a classroom action research which adapted Kemmis Taggart model with three cycles each cycle executed one action, which consists of planning, implementation, observation and reflection. The subjects consisted of 30 students of class V SDN 2 Cimahi second semester. The instruments which used ware learning outcomes questions, observation sheet, study documentation, and questionnaires. The results indicated that there is increasing learning process, students activities, and students goals of science learning. In the first cycle of the average value reached 68.33. In the second cycle increased with an average value of 73.66, and in the third cycle of heightened again with an average value of 80.00. This results showed that learning science through using experimental learning methods can enhance students' understanding.Keywords: natural science teaching, experiment method, understanding student learning
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SIDAMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN Yayah Juhariyah
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.626 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1170

Abstract

Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa kelas VI SDN 1 Sidamulya Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 belum begitu memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai IPS yang hanya 71,29 berada pada urutan ke-4 setelah Bahasa Indonesia (rata-rata 79,22), Ilmu Pengetahuan Alam (rata-rata 76,35), dan Matematika (rata-rata 74,12).Kata Kunci : Quantum Teaching
PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK GENERASI BERKARAKTER PANCASILA Pupu Saeful Rahmat
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.136 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1161

Abstract

28 tahun lagi tepatnya di tahun 2045 Indonesia genap memperingati 100 tahun kemerdekaannya atau yang lebih dikenal dengan Indonesia emas. Dalam menyongsong Indonesia emas 2045, Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia yang handal. Manusia handal yang dimaksud adalah manusia yang tahan banting memiliki semangat hidp yang tinggi dibarengi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai tapi tetap tidak kehilangan jati dirinya sebagai warga negara Indonesia yang mempertahankan budaya bangsanya. Di era persaingan global yang semakin kompleks, kita tidak ingin para generasi penerus bangsa menjadi hancur karena kasus-kasus narkoba, tawuran, disintegrasi bangsa korupsi, kolusi dan nepotisme, walaupun saat ini banyak dari kalangan akademisi yang tersangkut dalam kasus korupsi, padahal dari segi intelektual mereka tidak diragukan lagi.Hal ini terjadi karena lemahnya moralitas serta tuntutan perilaku yang konsumtif dan hedonis menjadikan mereka tersangkut kasuskasus tersebut. Upaya untuk memperbaiki Sumber Daya Manusia menuju Indonesia Emas 2045 adalah upaya pendidikan karakter. Bangsa ini tidak hanya menginginkan generasi yang cerdas dari segi intelektual dan keterampilan tetapi yang lebih penting adalah generasi yang bermoral. Untuk membentuk generasi yang bermoral tersebut, kita bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan mempraktikan Pendidikan karakter sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dengan demikian Pendidikan karakter harus menjadi perhatian kita dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas untuk kepentingan warga negara secara keseluruhan. Untuk mempersiapkan generasi emas yang berkualitas, berbudaya dan agamis di HUT RI yang ke-100 itu, peran pendidikan karakter sangatlah penting. Dengan demikian, guru dan dosen sebagai pemeran penting dalam sistem pendidikan harus benar-benar menjadi teladan utama bagai para siswa dan mahasiswa. Hakikat guru menurut Ki Hajar Dewantara adalah ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yakni di depan menjadi contoh jika di tengah membangkitkan hasrat belajar dan jika di belakang memberikan dorongan. Pendidikan memang bukanlah persoalan yang mudah, bila kita tanam sekarang ia dapat dirasakan hasilnya 28 tahun mendatang. Maka dari itu, kita harus bersinergi untuk mewujudkan generasi emas 2045 (100 tahun Indonesia Merdeka). Persoalan-persoalan itu dapat kita pecahkan bersama-sama dengan bergandengan tangan. Tidak ada lagi yang lalai dalam tugas mendidik, tidak saling menyalahkan, tapi harus bahu membahu menciptakan generasi yang berkarakter Pancasila melalui sistem pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sehingga terwujud generasi emas Indonesia di tahun 2045. Aamiin.Kata Kunci: pendidikan karakter, generasi berkarakter, karakter pancasila.
PENERAPAN METODE PERMAINAN BAHASA DENGAN KUIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BOJONG Mamat .
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.351 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1175

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui  penerapan metode permainan bahasa dengan kuis dalam meningkatkan hasil belajar dalam mengemukakan pendapat. Rekapitulasi peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar dapat ditunjukkan kemajuan-kemajuan yang dicapai dari seluruh kegiatan mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Hasil belajar terjadi kenaikan dari siklus ke siklus prosentase keaktifan siswa sebesar 88,23% lebih besar dari target yang ditetapkan yakni 65%. Hal tersebut menunjukkan bahwa permainan bahasa dengan kuis mampu meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat. Permainan bahasa dengan kuis yang diterapkan pada siswa kelas VI SDN 2 Bojong mampu menciptakan suasana yang meriah dan menarik minat siswa sehingga mereka tidak takut dalam mengemukakan pendapat. “Permainan Bahasa dapat membantu guru dalam menciptakan konteks komunikasi sehingga bahasa itu menjadi bermakna, bermanfaat dan komunikasi Metode permainan bahasa sangat efektif untuk meningkatkan keberanian siswa kelas VI  SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam mengemukakan pendapat. Hal ini dapat dilihat dari hasil setiap putaran yang menunjukkan peningkatan aktivitas siswaKata Kunci: Metode Permainan,  Kuis
PENGGUNAAN ALAT PENILAIAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI DASAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMPN 1 CINIRU Sudira .
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.257 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1166

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengungkap penggunaan alat penilaian dalam mencapai kompetensi dasar pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMPN 1 Ciniru Dari refleksi pengamatan pada siklus I diperoleh hasil temuan sebagai berikut. Pada siklus I hanya anak 2 yang aktif bertanya pada saat pembelajaran, karena sebagian besar siswa masih malu untuk bertanya. Oleh karena itu guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu percaya diri untuk bisa aktif bertanya pada saat pembelajaran. Berbeda halnya dengan keaktifan bertanya yang hanya 4,7 %, keaktifan bekerja sama dalam kelompok pada siklus I dapat mencapai 88,4 %. Dari evaluasi pada siklus II diperoleh nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah 20. nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I yaitu 68,4 dan banyaknya siswa yang tuntas belajar mencapai 35 anak sehingga ketuntasan klasikal mencapai 63,6 %, dan dari evaluasi pada siklus III diperoleh nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah 60. nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus II yaitu 83,2 dan banyaknya siswa yang tuntas belajar mencapai 38 anak sehingga ketuntasan klasikal mencapai 86,4 %Kata Kunci: Alat penilaian, kompetensi dasar

Page 1 of 3 | Total Record : 22