cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sosioinforma
ISSN : 24428094     EISSN : 25027913     DOI : -
Core Subject : Social,
Sosio Informa merupakan nama baru dari Majalah Informasi Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial. Majalah Sosio Informa menyajikan tulisan hasil kajian literatur dan kajian pemikiran kritis mengenai pembangunan kesejahteraan sosial. Sosio Informa merupakan media publikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial dan pihak-pihak yang menekuni bidang pembangunan kesejahteraan sosial.
Arjuna Subject : -
Articles 398 Documents
PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS KOMUNITAS BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU: SEBUAH STUDI DI RSUD CENGKARENG Nursehan Sugiharto
Sosio Informa Vol 19 No 1 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v19i1.20

Abstract

Health services is one of the basic services that are needed by the community. Health services as a part  of social services must also related to the economy. Efforts are made to provide quality health services is certainly not free of costs. Therefore, Jakarta Provincial Government allocated 530 billion rupiahs for health services for Underprivileged and working with 40 hospitals in Jakarta, including Cengkareng Hospital. Excellence Cengkareng Hospital location that is located very close to public housing, becoming its own benefits to the surrounding community, and this can make Cengkareng Hospital as a communitybased hospital.Keywords: health services, underprivileged, cengkareng hospital, community-base hospitalPelayanan kesehatan merupakan salah satu layanan dasar yang sangat diperlukan oleh masyarakat. Pelayanan kesehatan sebagai salah satu bagian dari pelayanan sosial tentunya terkait juga dengan ekonomi. Upaya yang dilakukan dalammemberikan pelayanan kesehatan berkualitas tentunya tak lepas dari biaya-biaya. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan dana sebesar 530 milyar rupiah untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu dan bekerja sama dengan 40 rumah sakit di DKI Jakarta termasuk RSUD Cengkareng. Keunggulan lokasi RSUD Cengkareng yang letaknya berada sangat dekat dengan pemukiman umum, menjadi manfaat tersendiri bagi masyarakat sekitar, dan hal ini bisa menjadikan RSUD Cengkareng sebagai rumah sakit berbasis komunitas.Kata Kunci: pelayanan kesehatan, masyarakat tidak mampu, rsud cengkareng, rumah sakit berbasis komunitas. 
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA ETNIS DAYAK IBAN DI BADAU Sugiyanto Sugiyanto
Sosio Informa Vol 16 No 2 (2011): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v16i2.960

Abstract

Penelitian Kehidupan Sosial Budaya Etnis Dayak Iban di Badau, merupakan penelitian kasus etnis Dayak lban di Desa Badau Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, dan bersifat diskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan : Unsur kebudayaan Etnis Dayak Iban yang kas adalah tinggal di satu rumah panjang (Rumah Betang). Namun, pemukiman ini rawan kebakaran, dan penghuninya satu dengan yang lain tidak ada persaingan sehingga cenderung pasif bahkan terlihat pasrah. Pada umumnya mereka belum dapat memenuhi sejumlah kebutuhan secara layak. Partisipasi dalam pelestarian sumber daya alam, pemeliharaan keamanan, pemeliharaan persatuan dan kesatuan, pemeliharaan ketertiban sosial dan upaya mempertahankan identitas sebagai komunitas, pada umumnya sudah cukup baik.Kata Kunci : Kehidupan Sosial Budaya
PERKEMBANGAN DAN SEKSUALITAS REMAJA Dayne Trikora Wardhani
Sosio Informa Vol 17 No 3 (2012): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v17i3.84

Abstract

Remaja adalah masa antara anak-anak dan orang dewasa. Remaja tidak sama dengan pubertas.Perkembangan fisik, kognitif, sosio-emosional remaja pastinya berkaitan dengan sikap dan perilaku seksualremaja. Rasa ingin tahu dan fantasi seksual menyebabkan remaja ingin mempraktekan apa yang orangdewasa lakukan. Teman sebaya juga memainkan peranan yang sangat kuat terhadap sikap dan perilakuseksual remaja. Secara psikologis pada fase remaja, ada dua aspek penting yaitu remaja diharapkan sudahmenemukan orientasi seksualitasnya atau arah ketertarikan seksualnya, dan remaja diharapkan menerimadan mengembangkan peran seks serta kemampuan tertentu sesuai dengan jenis kelaminnya.Kata Kunci : remaja, perkembangan, seksualitas, pendidikan seks.
KEPEKAAN TERHADAP HUBUNGAN EMOSI ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGAN GUNA MEMPERKUAT PERAN PEKERJA SOSIAL Faisal Grahadi Wibowo; Qonita Hasna'ul Aini; Antonius Eko Sunardi; Naiva Urfi Layyinah; Sari Viciawati Machdum
Sosio Informa Vol 3 No 2 (2017): Sosio Informa
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v3i2.718

Abstract

Desa Bojongkoneng merupakan salah satu desa di Kabupaten Bogor yang rentan terhadap bencana longsor. Penelitian sebelumnya menyebutkan adanya kearifan lokal yang pernah dipergunakan oleh warga setempat sehingga mereka lebih waspada terhadap kerentanan di wilayah tempat tinggalnya. Namun oleh karena perubahan sosial yang terjadi, kearifan lokal di Bojongkoneng telah mulai dilupakan. Dalam menjalani kehidupan sehari-harinya, seperti membangun rumah tinggal dan mencari nafkah, warga masyarakat yang tinggal di Bojongkoneng mulai melupakan hubungannya dengan lingkungan. Hal ini membuat kerentanan risiko bencana longsor bagi warga Desa Bojongkoneng meningkat. Intervensi sosial sangat diperlukan untuk mencegah warga masyarakat dari resiko bencana longsor. Dalam intervensi sosial tersebut, peran pekerja sosial sangat penting. Pengetahuan pekerja sosial dalam melaksanakan praktiknya tidak hanya terkait dengan pengetahuan mengenai metode praktik pekerjaan sosial dan teori yang mendasari praktik, beserta nilai-nilai profesional dalam melakukan intervensi sosial. Pekerja sosial harus memperkaya diri dengan pengetahuan yang khas terkait dengan kliennya. Dalam kaitannya dengan Desa Bojongkoneng, konsep ‘sense of place’ menjadi salah satu konsep penting untuk memahami lunturnya kearifan lokal di Bojongkoneng. Artikel ini membahas urgensi pemahaman ‘sense of place’ dalam menjalankan peran pekerja sosial dalam merancangintervensi sosial untuk kawasan rawan bencana seperti di Desa Bojongkoneng. Melalui analisis ‘sense of place’, pekerja sosial dapat terbantu untuk memahami bagaimana warga Desa Bojongkoneng merasakan wilayah tempat tinggal, bagaimana warga mempersepsikan diri mereka dan memiliki keterikatan pada tempat tinggal mereka dengan resiko tanah longsor. Kata kunci: Sense of place, kearifan lokal, mitigasi bencana, peran pekerja sosial
MEMBANGUN JEJARING DALAM SALURAN PARTISIPASI WARGA Riani, Neni
Sosio Informa Vol 11, No 1 (2006): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v11i1.1211

Abstract

HUBUNGAN MAYORITA5-MINORITAS - STUDI KASUS PENDATANG SUKU BANGSA MADURA DI SURAKARTA Achmadi Jayaputra
Sosio Informa Vol 7 No 1 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v7i1.897

Abstract

Masyarakat Indonesia yang majemuk ditandai dengan berbagai suku bangsa yang mendiami wilayah Republik Indonesia. Diantaranya ada beberapa suku bangsa dengan jumlah yang cukup banyak seperti suku bangsa Jawa. Suku bangsa ini merupakan mayoritas karena jumlahnya lebih banyak dari suku bangsa lain, khusus dalam kasus ini di Surakarta. Di kota tersebut ternyata ada suku bangsa lain yang jumlahnya lebih sedikit tetapi memiliki ciri khas. Salah satunya suku bangsa Madura, mereka dianggap sebagai minoritas.Sementara ada anggapan bahwa suku bangsa yang mayoritas dapat mempengaruhi suku bangsa yang minoritas, sehingga memberi ciri khas. Ternyata, berdasarkan pengamatan dan studi kepustakaan suku bangsa Madura tetap mempertahankan ciri khasnya meskipun mereka berada di tengah masyarakat dan kebudayaan Jawa. Hanya saja dalam keadaan tertentu, suku bangsa mengambil sedikit unsur kebudayaan Jawa.
MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NAPZA MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT Abu Hanifah; Nunung Unayah
Sosio Informa Vol 16 No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v16i1.42

Abstract

Pemerintah telah menunjukkan beberapa hasil nyata dalam upaya pencegahan peredaran gelapnapza serta penanggulangan penyalahgunaan napza melalui pengobatan secara medis. Namundemikian jumlah penylahgunaan napza dari tahun ke tahun semakin meningkat. Oleh karena ituupaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelapnapza perlu ditingkatkan dengan melibatkan secara optimal peran serta masyarakat. Untuk itulangkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : (1) melakukan pertemuan dengantokoh masyarakat lokal; (2) memberi pencerahan kepada tokoh masyarakat baik formal maupuninformal mengenai peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulanganpenyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelap napza yang tertuang dalam Bab III UU RINo.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dan Bab XII UU RI No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika;(3) membentuk wadah dalam bentuk organisasi yang dikoordinasikan oleh BNN; (4) mendorongproses membangun kesadaran masyarakat, membangun sistem, menyusun pedoman, dan melaltih34 Informasi, Vol. 16 No. 01 Tahun 2011I. PENDAHULUANPada mulanya, narkoba atau napzamerupakan zat-zat yang sering digunakan untuktujuan medis atau kedokteran, sepertimenghilangkan rasa sakit, misalnya heroin yangditemukan oleh Hendrich Dresser pada tahun1875 (Utami,dkk;2006: 33). Heroin inidigunakan sebagai pengganti morfin untukmelakukan pembiusan. Semula, di duga tidakakan menimbulkan ketergantungan, namun baikheroin maupun morfin keduanya berasal dariopium malah menimbulkan ketergantungan yangsangat kuat. Jika zat-zat semacam inidigunakan bukan untuk keperluan medis tanpamengindahkan kaidah-kaidah medis atau dosisseharusnya dan digunakan secara tetap, padagilirannya dapat menimbulkan kerusakan fisik,mental, dan sikap hidup di masyarakat.Penggunaan yang seperti demikian disebutpenyalahgunaan napza atau drug abuse.Lebih lanjut Prini Utami mengemukakanbahwa di Indonesia, kasus penyalahgunaannapza mulai terjadi membesar pada tahun 70an,dimana pada tahun 1971 diperkirakan terdapat2.000 - 3.000 kasus ketergantungan obat diberbagai rumah sakit di Indonesia meskipun datastatistik pada waktu itu tidak memisahkanantara pengguna narkoba dengan alkohol. Untukitu pemerintah melakukan upaya penanggulanganterhadap penyalagunaan napza denganmengeluarkan Inpres Nomor 6 Tahun 1971Tentang Pembentukan Badan yang bertugasMengkoordinasikan Penanggulangan AntarDepartemen terhadap Masalah Narkotika.Jumlah penyalahgunaan narkoba atau napzameningkat dari tahun ke tahun secara cepat.Kasusnya seperti gunung es yang mencuatkepermukaan laut, sedangkan bagian terbesar dibawahnya tidak tampak. Menurut OrganisasiKesehatan Sedunia (WHO), jika terdata satukasus, berarti ada sepuluh kasus di sekitarnya,yang tidak terdeteksi (Anonim 2007: 48 - 49).Lebih lanjut dikemukakan angka kambuh daripecandu yang pernah dirawat pada pusat-pusatterapi dan rehabilitasi adalah 60 - 70 persen .Artinya, sebagian besar pecandu akan berulangkali dirawat dan kambuh lagi. Stigma dimasyarakat yang memandang penyalahgunaannapza sebagai pelaku kejahatan menyebabkanhanya 5 – 10 persen dirawat di Rumah Sakitatau Panti. Sebagian terbesar (90 persen) beradadi keluarga, sekolah, tempat kerja, danmasyarakat, atau penjara. Itu sebabnya di kotakotabesar di Indonesia tidak ada kabupaten,kecamatan, atau bahkan kelurahan bebas daripenyalahgunaan dan peredaran gelap napza. Selaindata mengenai angka kambuh pecandu napza, jugadikemukakan mengenai tingginya angka kematian.Menurut penelitian, paling sedikit 40 orang setiaphari di Indonesia meninggal karenatenaga-tenaga masyarakat agar handal; dan (5) memberi akses agar masyarakat mudahmenghubungi atau melapor apabila diduga ada tindak pidana yang berkaitan denganpenyalahgunaan napza.Kata Kunci: Mencegah, menanggulangi, penyalahgunaan napza dan peran serta masyarakat
HAK ANAK DAN KELUARGA SEJAHTERA DALAM WACANA YURIDIS Sri Prastyowati
Sosio Informa Vol 9 No 1 (2004): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v9i1.1027

Abstract

Child Rights and Family Welfare in the Judicial Context.In the process of social transformation from agricultural society to industrial society, meansand values have been changing that affectly family function. Modernization encouraged family members to engage outside home that has been decreasing the family care giving to children become more selected. This article tries to analyze the rights of children from their parents m the context of changing family in Indonesia.
MEMBANGUN KELUARGA BERKETAHANAN SOSIAL DALAM ERA MODERNISASI Irmayani Irmayani
Sosio Informa Vol 12 No 2 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v12i2.978

Abstract

As smallest social unit, family share big in following to determine the condition of broader society, covering prosperity of social and harmonious of life bounce him. As place gatherpersonals coexisting in family relationship, quality and pattern between person in the family very determining, do the family pertained harmonious or on the contrary. Besides requiring internal abilities is each family member, do not less important is how the family can stay from all changes that happened around them, change of social, cultural, economy, or politic.Keywords : family, social resilience
FUNGSI KELOMPOK TANI: MENINGKATKAN PARTISIPASI PETANI Krisnawati Krisnawati
Sosio Informa Vol 19 No 3 (2014): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v19i3.100

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang fungsi kelompok tani dalam meningkatkanpartisipasi petani. Kendati lembaga kelompok tani telah banyak dibentuk, namun cukup sulit saat ini untukmenemukan kelompok tani yang aktif, dimana anggotanya berpartisipasi dalam memanfaatkan lembagatersebut untuk meningkatkan kinerja usaha tani dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Padahalkelompok tani memiliki peran dan fungsi yang penting dalam menggerakkan pembangunan pertanian.Keberadaan dan peran kelompok tani khususnya untuk anggota kelompok tani yaitu petani, dapat dilihat darifungsi kelompok tani, dimana kelompok tani mampu meningkatkan partisipsi anggotanya atau petani dankelompok tani dapat dijadikan sebagai tempat atau wadah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilandan sikap petani sehingga petani mau berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kelompok tani.Kata Kunci: kelompok tani, fungsi kelompok tani, partisipasi.

Filter by Year

2002 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 7 No 3 (2021): Sosio Informa Vol 7 No 1 (2021): Sosio Informa Vol 6, No 1 (2020): Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa Vol 5, No 2 (2019): Sosio Informa Vol 5, No 1 (2019): Sosio Informa Vol 4, No 3 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 3 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 2 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 2 (2018): Sosio Informa Vol 4 No 1 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 1 (2018): Sosio Informa Vol 3 No 3 (2017): Sosio Informa Vol 3 No 2 (2017): Sosio Informa Vol 3 No 1 (2017): Sosio Informa Vol 2 No 3 (2016): Sosio Informa Vol 2 No 2 (2016): Sosio Informa Vol 2 No 1 (2016): SOSIO INFORMA Vol 1 No 3 (2015): Sosio Informa Vol.1.edisi 3 tahun 2015 Vol 1, No 3 (2015) Vol 1, No 2 (2015): Sosio Informa Vol 1 No 2 (2015): Sosio Informa Vol 1 No 1 (2015): Sosio Informa Vol 1, No 1 (2015): Sosio Informa Vol 19, No 3 (2014) Vol 19 No 3 (2014): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 2 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19 No 2 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19 No 1 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 1 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 3 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18 No 3 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 2 (2013) Vol 18 No 2 (2013): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 1 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18 No 1 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17, No 3 (2012) Vol 17 No 3 (2012): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17 No 2 (2012): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17, No 2 (2012) Vol 17, No 1 (2012): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17 No 1 (2012): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 3 (2011): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 3 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 3 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 2 (2011): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 14 No 3 (2009): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 3 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 2 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 1 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 11 No 1 (2006): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 11, No 1 (2006): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 3 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 2 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 1 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 9 No 1 (2004): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 4 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 3 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 2 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 7 No 2 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 7 No 1 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial More Issue