cover
Contact Name
Rizky Abdulah
Contact Email
r.abdulah@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
editorial@ijcp.or.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
ISSN : 23375701     EISSN : 2337 5701     DOI : -
Core Subject :
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy (IJCP) is a scientific publication on all aspect of clinical pharmacy. It published 4 times a year by Clinical Pharmacy Master Program Universitas Padjadjaran to provide a forum for clinicians, pharmacists, and other healthcare professionals to share best practice, encouraging networking and a more collaborative approach in patient care. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy is intended to feature quality research articles in clinical pharmacy to become scientific guide in fields related to clinical pharmacy. It is a peer-reviewed journal and publishes original research articles, review articles, case reports, commentaries, and brief research communications on all aspects of Clinical Pharmacy. It is also a media for publicizing meetings and news relating to advances in Clinical Pharmacy in the regions.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2023)" : 5 Documents clear
Studi Ketercapaian Tujuan Terapi pada Pasien Hipertensi Geriatri dan Perbandingan Beberapa Obat Antihipertensi Sukmawan, Yedy Purwandi; Jahara, Syabila Arnika; Nofianti, Tita
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.2.98

Abstract

Prevalensi penderita hipertensi kelompok geriatri di Indonesia mencapai 22,3% pada tahun 2018. Ketercapaian tujuan penurunan tekanan darah merupakan faktor utama dalam pencegahan kejadian penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui studi profil ketercapaian tujuan terapi dan perbandingan obat pada pasien geriatri dengan hipertensi. Penelitian ini merupakan studi observasional-longitudinal dengan pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medis pasien rawat jalan pada 1 Januari 2021–30 Juni 2022. Kriteria inklusi meliputi pasien geriatri (≥60 tahun) yang didiagnosis hipertensi dan tersedia data tekanan darah pada hari ke-1 dan hari ke-30 sampai ke-40, kriteria eksklusi meliputi perubahan dosis atau jenis obat antihipertensi pada pasien. Data dianalisis menggunakan metode relative risk (RR, CI 95%). Penelitian ini melibatkan sebanyak 103 pasien, di mana jenis kelamin perempuan (53,43%), usia 60–74 tahun (87,38%) dan hipertensi tahap 1 (70,88%) mendominasi. Nilai ketercapaian tujuan terapi (<130/90 mmHg) mencapai 62,14%. Obat-obatan yang digunakan meliputi amlodipin, ramipril, kandesartan, valsartan, dan furosemid. Hasil perbandingan pengobatan monoterapi (ACE-I, ARB, CCB) tidak berbeda bermakna (p>0,05) dalam penurunan pencapaian tujuan terapi, begitupula dengan perbandingan obat kombinasi (CCB+ARB, ACE-I + loop diuretics, CCB+ACE-I). Meskipun demikian, CCB (amlodipin) atau CCB+ACE-I (amlodipin+ramipril) menunjukkan ketercapaian tujuan terapi lebih tinggi mencapai 76,90% dan 83,30%, secara berturut-turut. Selain itu, monoterapi CCB, dan kombinasi CCB+ACE-I mampu menurunakan risiko ketidaktercapaian tujuan terapi sebesar 53,85% (RR 0,4615; 95% CI: 0,1383-1,5406), dan 70.83% (RR 0,2917; 95% CI: 0,0436-1,9516). Kombinasi Penggunaan CCB (amlodipin) sebagai monoterapi dan CCB+ACE-I (amlodipin+ramipril) sebagai kombinasi direkomendasikan pada pasien geriatri dengan hipertensi.
Analisis Efektivitas Biaya Terapi Penunjang Ivabradine untuk Gagal Jantung di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung Diliwiyani, Soraya; Zakiyah, Neily; Suwantika, Auliya A.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.2.119

Abstract

Penyakit kardiovaskular menjadi penyakit tidak menular nomor satu dengan angka kematian tertinggi. Terapi standar (standard of care/SOC) untuk gagal jantung saat ini berupa pemberian obat golongan beta bloker dan obat golongan angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACEI) ataupun angiotensin receptor blocker (ARB). Biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan sangat besar karena pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi (HFrEF) membutuhkan perawatan di rumah sakit yang lebih lama. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui analisis efektivitas biaya dari SOC+ivabradine dibandingkan dengan SOC pada terapi HFrEF di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh pada nilai ICER pada pengobatan HFrEF. Penelitian dirancang observasionnal dengan desain studi cross-sectional. Perspektif yang digunakan pada penelitian ini adalah perspektif rumah sakit dan perspektif BPJS. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dari rekam medis yang terdapat di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Periode pengambilan sampel, yaitu pasien HFrEF tahun 2017–2021. Data biaya meliputi total biaya medik (perspektif rumah sakit) dan tarif INA-CBG (perspektif BPJS). Efektivitas klinis yang diukur adalah penurunan nadi. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, didapatkan total biaya kelompok SOC+ivabradine sebesar Rp34.540.643 (perspektif rumah sakit) dan Rp16.211.023 (perspektif BPJS). Total biaya kelompok SOC sebesar Rp31.188.699 (perspektif rumah sakit) dan Rp14.683.897 (perspektif BPJS). Efektivitas berupa penurunan nadi pada kelompok SOC+ivabradine dan SOC secara berturut-turut adalah 18,09 dan 16,50. Nilai ICER didapatkan Rp2.106.936 (perspektif rumah sakit) dan Rp959.908 (perspektif BPJS). Faktor yang paling berpengaruh pada nilai ICER adalah penurunan nadi diikuti oleh biaya rawat inap dan biaya tindakan. Terapi SOC+ivabradine membutuhkan biaya tambahan untuk mendapatkan efektivitas yang lebih baik.
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Sacubitril/Valsartan Dibandingkan Ramipril pada Pasien Gagal Jantung dengan Hipertensi di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung Marulin, Dita; Puspitasari, Irma Melyani; Rahayu, Cherry; Zakiyah, Neily
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.2.86

Abstract

Berdasarkan hasil uji klinis, penggunaan sacubitril/valsartan mempunyai efektivitas yang lebih baik pada pengobatan pasien gagal jantung kronis dengan pengurangan fraksi ejeksi (HFrEF) bila dibandingkan dengan terapi standar. Namun, efektivitas biaya dengan terapi sacubitril/valsartan pada rawat inap untuk gagal jantung di Indonesia belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas biaya terapi sacubitril/valsartan bila dibandingkan dengan terapi standar ACE inhibitor (ramipril) pada pasien gagal jantung dengan hipertensi yang dirawat inap di RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan desain studi cross sectional dari rekam medis dan rincian biaya pengobatan pasien gagal jantung periode Januari sampai dengan Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas penurunan MAP (Mean Arterial Pressure) pada terapi sacubitril/valsartan dan ramipril berturut-turut 14 mmHg dan 13 mmHg. Sedangkan lama rawat untuk terapi dengan sacubitril/valsartan selama 5 hari dan ramipril selama 6 hari. Total biaya berdasarkan perspektif rumah sakit untuk biaya rawat inap, biaya dokter, biaya pelayanan dan tindakan, biaya obat, biaya alkes, dan biaya laboratorium sebesar Rp 22.823.450 pada terapi sacubitril/valsartan dan Rp 18.121.600 pada terapi ramipril. Nilai Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER) per penurunan 1 mmHg MAP dan per pengurangan 1 hari rawat yaitu Rp 4.701.800. Hasil analisis sensitivitas menunjukan efektivitas penurunan MAP, pengurangan hari rawat, biaya pelayanan dan tindakan, serta biaya alkes merupakan parameter yang berpengaruh terhadap ICER.  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sacubitril/valsartan memiliki efektivitas terapi dan biaya yang lebih tinggi dibandingkan ramipril, dimana efektivitas obat merupakan faktor yang paling mempengaruhi nilai ICER.
Biaya Medis Langsung dan Efek Samping Kemoterapi Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Swasta Kota Yogyakarta Giatna, Sifak; Supadmi, Woro; Yuniarti, Endang
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.2.47215

Abstract

Kanker merupakan masalah kesehatan global. Di Indonesia, kanker payudara merupakan kasus terbanyak, yaitu 58.256 kasus dari total 348.809 kasus. Pada tahun 2017, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki jumlah kasus kanker payudara terbanyak, yaitu sebesar 1.564 pasien rawat jalan dan 823 pasien rawat inap. Terapi kanker payudara dapat dilakukan dengan kemoterapi, radiasi, pembedahan dan terapi hormonal. Kemoterapi menimbulkan efek samping neutropenia, anemia, mual muntah, nyeri neuropati. Efek samping akibat penggunaan kemoterapi memengaruhi besarnya biaya perawatan. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode pengambilan data secara retrospektif. Subjek penelitian adalah semua pasien kanker payudara yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif, yaitu dari Januari 2018 hingga Desember 2019. Data yang dikumpulkan dari rekam medis pasien meliputi biaya medis dari billing tagihan, profil kemoterapi dan efek samping kemoterapi. Efek samping diidentifikasi berdasarkan referensi buku dan artikel terkait. Data diolah menggunakan uji deskriptif untuk melihat gambaran biaya dan efek samping. Jumlah subjek penelitian adalah 53 subjek dengan 9 variasi regimen kemoterapi. Biaya medik langsung tertinggi adalah regimen docetaxel dan carboplatin (DC) 5 siklus sebesar Rp2.967.330, sedangkan terendah adalah regimen 5-fluorouracil (5-FU), adriamycin, cyclophosphamide (FAC) 8 siklus Rp2.024.165. Efek samping kemoterapi yang banyak terjadi adalah mual muntah (100%), neutropenia (86%), neuropati perifer (47%), pusing (42%), mukositis/stomatitis (25%), anemia (19%), diare (13%), infeksi kulit (11,3%), konstipasi (9%), serta penurunan nafsu makan (2%). Regimen 5-FU, adriamycin, cyclophosphamide, taxane (FAC-T) adalah regimen yang paling banyak digunakan (39,6%). Biaya medis langsung obat kemoterapi tertinggi adalah regimen DC. Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan neutropenia.
Isolat Senyawa dari Spons Laut: Sitotoksisitas terhadap Lini Sel Kanker dan Mekanisme Kematian Sel Amalia, Riezki; Hanifah, Syifa; Hadad, Nur Diana; Sahidin, Idin; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.2.60970

Abstract

Peningkatan angka kematian akibat kanker menyebabkan berkembangnya penelitian mengenai obat antikanker, terutama penelitian terhadap senyawa penuntun (lead compound) yang diisolasi dari bahan alam. Struktur yang unik disertai dengan kombinasi baru kelompok fungsional dan aktivitas biologis spesifik menyebabkan metabolit yang diisolasi dari spons laut menarik untuk diteliti potensinya sebagai antikanker. Dari berbagai senyawa yang telah diisolasi dari spons laut, diketahui dua diantaranya telah disetujui sebagai obat anti-kanker. Artikel ini membahas keterlibatan berbagai senyawa yang diisolasi dari spons laut terhadap mekanisme kematian sel dan potensinya untuk dikembangkan sebagai antikanker. Sebanyak 14 senyawa, yaitu gukulenin A, aaptamin, halikondramida, skalaradial, kakospongionolida, monanchocidin A, monanchocidin B, monanchoxymycalin C, N6-isopentenyladenosine, (Z)-5-(4-hydroxybenzylidene)-imidazolidine-2,4-dione, stellettin B, sipholenol A, sipholenol L, dan heteronemin, dibahas pada artikel ini serta potensinya sitotoksistasnya terhadap berbagai lini sel kanker dan mekanisme spesifiknya. Pencarian data ilmiah yang digunakan pada artikel review ini dilakukan dengan kata kunci “cancer cell line,” “cytotoxicity,” “marine sponges,” serta “anticancer mechanism,” dan berhasil didapatkan 13 artikel hasil penelusuran secara spesifik menunjukkan potensi sitotoksistas terhadap lini sel kanker senyawa yang diisolasi dari spons laut. Studi in vitro ini menunjukkan bahwa senyawa-senyawa yang dibahas pada review ini memiliki potensi untuk memicu kematian sel melalui berbagai mekanisme, yaitu induksi protein proapoptosis, penghambatan protein antiapoptosis, penghentian siklus sel, inhibisi NF-kB, penekanan metastasis, serta berbagai mekanisme lainnya. Artikel review ini diharapkan dapat menjadi rujukan penelitian lanjutan mengenai potensi sitotoksisitas senyawa yang diisolasi dari spons laut dan pengembangannya sebagai senyawa penuntun antikanker melalui eksplorasi mekanisme spesifik dan modifikasi struktur turunannya.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 2 (2025) Vol 14, No 1 (2025) Article in Press Vol 13, No 3 (2024) Vol 13, No 2 (2024) Vol 13, No 1 (2024) Vol 12, No 3 (2023) Vol 12, No 2 (2023) Vol 12, No 1 (2023) Vol 11, No 4 (2022) Vol 11, No 3 (2022) Vol 11, No 2 (2022) Vol 11, No 1 (2022) Vol 10, No 4 (2021) Vol 10, No 3 (2021) Vol 10, No 2 (2021) Vol 10, No 1 (2021) Vol 9, No 4 (2020) Vol 9, No 3 (2020) Vol 9, No 2 (2020) Vol 9, No 1 (2020) Vol 8, No 4 (2019) Vol 8, No 3 (2019) Vol 8, No 2 (2019) Vol 8, No 1 (2019) Vol 7, No 4 (2018) Vol 7, No 3 (2018) Vol 7, No 3 (2018) Vol 7, No 2 (2018) Vol 7, No 2 (2018) Vol 7, No 1 (2018) Vol 7, No 1 (2018) Vol 6, No 4 (2017) Vol 6, No 4 (2017) Vol 6, No 3 (2017) Vol 6, No 3 (2017) Vol 6, No 2 (2017) Vol 6, No 2 (2017) Vol 6, No 1 (2017) Vol 6, No 1 (2017) Vol 5, No 4 (2016) Vol 5, No 4 (2016) Vol 5, No 3 (2016) Vol 5, No 3 (2016) Vol 5, No 2 (2016) Vol 5, No 2 (2016) Vol 5, No 1 (2016) Vol 5, No 1 (2016) Vol 4, No 4 (2015) Vol 4, No 4 (2015) Vol 4, No 3 (2015) Vol 4, No 3 (2015) Vol 4, No 2 (2015) Vol 4, No 2 (2015) Vol 4, No 1 (2015) Vol 4, No 1 (2015) Vol 3, No 4 (2014) Vol 3, No 4 (2014) Vol 3, No 3 (2014) Vol 3, No 3 (2014) Vol 3, No 2 (2014) Vol 3, No 2 (2014) Vol 3, No 1 (2014) Vol 3, No 1 (2014) Vol 2, No 4 (2013) Vol 2, No 4 (2013) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 1, No 4 (2012) Vol 1, No 4 (2012) Vol 1, No 3 (2012) Vol 1, No 3 (2012) Vol 1, No 2 (2012) Vol 1, No 2 (2012) Vol 1, No 1 (2012) Vol 1, No 1 (2012) More Issue