cover
Contact Name
Gema
Contact Email
gemarullyana@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaledulib@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Edulib
ISSN : 20896549     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Edulib, practitioners in the field of LIS focuses on the main problems in the development of the information science, documentation science, library science, archieve, librarianship, and ICT in Library. It covers the theoretical and general aspects of Institutional management of information, information and libraries, libraries and communities in the 3.0 Era, libraries in all areas of education (formal, informal, informal), entrepreneurship information services, social librarianship, child and youth librarianship, curriculum and learning libraries, information literacy in all aspects of life, information society, and digital archives.
Arjuna Subject : -
Articles 221 Documents
PERPUSTAKAAN SEBAGAI WAHANA TERAPI YANG RAMAH DISABILITAS: Implementasi Biblioterapi di Perpustakaan Lingkungan Pendidikan Agustina, Susanti
Edulib Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v4i2.1137

Abstract

ABSTRAKBiblioterapi salah satu metode terapi menggunakan media buku untuk rehabilitasi bagi klien panti sosial. Biblioterapi merupakan salah satu pengembangan pelayanan perpustakaan sebagai wahana terapi bagi masyarakat dengan berbagai latar belakang sosial budaya tanpa memandang keterbatasan fisik dan mental. Perpustakaan di lingkungan pendidikan menerapkan layanan biblioterapi yang ramah disabilitas bertujuan mendukung misi pendidikan untuk semua. Layanan biblioterapi di Indonesia masih menjadi hal baru, untuk itu kajian ini bermaksud membangun pemahaman yang menyeluruh tentang apa dan bagaimana biblioterapi, serta siapa yang melakukan biblioterapi di perpustakaan lingkungan pendidikan. Para tenaga perpustakaan maupun pustakawan di lingkungan pendidikan diharapkan mampu mengembangkan dan mengimplementasikan layanan biblioterapi bagi masyarakat. Terdapat enam tahapan implementasi biblioterapi yang ramah disabilitas di perpustakaan, pertama terkait pengembangan tata gedung perpustakaan yang ramah disabilitas; kedua pengembangan layanan perpustakaan; ketiga pengembangan pengadaan koleksi yang relevan untuk biblioterapi; keempat pengembangan pengolahan koleksi biblioterapi; kelima pengembangan SDM meliputi kualifikasi dan kompetensi tenaga teknis perpustakaan dan pustakawan yang berperan sebagai biblioterapist, Keenam manajemen dan praktik layanan biblioterapi di perpustakaan ramah disabilitas untuk membantu klien secara inklusif. Kata kunci: perpustakaan khusus, biblioterapi, biblioterapist, disabilitas, perpustakaan sekolah, pendidikan
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN Ekawati, Desi; Radiah, Saleha
Edulib Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v4i1.1172

Abstract

AbstractThis research about “expectation of library science student to be a librarian” conducted on students Departement Library Science Padjadjaran University. The purpose of this research was to determine the extent of the correlation between student studied library science with expectation to be a librarian. This research used a survey method. The population in this research was student of library science class of 2009-2011 are totaled 231 people and obtained 70 samples. Data collection techniques use questionnaires, observations, interviews, and literature. The conclusion of this research is there is a certain correlation between student studied library science with expectations to be a librarian. This correlation is neutral. Students studied the library science, but do not know, dubious, or even no matter whether the future will be a librarian or not. Suggestion from this research is a name reconsideration of the profession and the motivation of the profession itself.Keywords: Expectation of library science student, Library Science, Librarian, survey methodAbstrakPenelitian untuk mengetahui hubungan mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan dengan harapannya menjadi pustakawan. Menggunakan metode penelitian survey, populasinya mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan Angkatan 2009-2011 berjumlah 231 orang dengan responden 70 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bersifat netral antara mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan dengan harapan menjadi pustakawan. Mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan namun tidak tahu, meragukan, atau bahkan tidak peduli apakah nantinya akan menjadi pustakawan atau tidak.Kata Kunci: Harapan mahasiswa, Ilmu Perpustakaan, Pustakawan, metode survei
ICT DALAM PERPUSTAKAAN Riyana, Cepi
Edulib Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v1i1.1143

Abstract

AbstrakPerpustakaan dan pusat informasi mengalami pergeseran paradigma dalam sumber-sumber informasinya, layanannya, dan pada orientasi penggunanya, serta tanggungjawab staff/pekerja dalam layanan dan sistem di dalamnya. Pergeseran paradigma informasi yang berakibat pada perubahan pola kerja dan orientasi institusi yang bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan seperti perpustakaan, Kemajuan teknologi informasi yang memudahkan perpustakaan untuk melakukan sharing informasi melalui pemanfaatan ICT, sehingga melahirkan virtual library. Knowledge management dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perpustakaan. Knowledge management dapat dijadikan sebagai pemicu agar pustakawan lebih inovatif dan kreatif mengembangkan konsep perpustakaan. Digital Library menggambarkan perpustakaan digital sebagai lingkungan yang bersama-sama memberi koleksi, pelayanan, dan manusia untuk menunjang kreasi, diseminasi, penggunaan, dan pelestarian data, informasi, dan pengetahuan. ICT telah memberikan kontribusi terhadap lahirnya berbagai aplikasi dalam perpustakaan, sehingga memunculkan konsep digital library dan otomasi perpustakaan yang berbasis pada data dan proses digitalisasi. Kata Kunci: Information and Communication Technology, Digital Library
BERBAGI BUKU, BERBAGI ILMU UNPAD 2013: KONTRIBUSI UNIVERSITAS PADJADJARAN DALAM PEMBINAAN MINAT BACA MASYARAKAT PROVINSI JAWA BARAT MELALUI PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN DAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT Erwina, Wina; Rohman, Asep Saeful; -, Yulianti; Lusiana, Elnovani
Edulib Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v4i2.1133

Abstract

ABSTRACTThe present study investigated applicability of Pustaka Access versi 0.1 designed by fakulty members of Padjadjaran University (Unpad). Being the aim of the software application was an effort to make reading interest of the west java people geared to wards betterments. At present, libraries scaterred across the province of west  java are not managed by professional librarians. By way applying the software of pustaka access versi 0.1 developed though database Microsoft access 2007 (or, the most recent version of it) The best part of the software application proves to be some practicality and accuracy in term of benefiting the library collection from which people learn how to live a better life in a broader sense.Libraries of different kinds include Taman Bacaan Masyarakat (TBM), library-like center of resources for all people including those living villages in rural areas. These libraries are to be managed by librarians having been trained through services workshops on electronic system of running a library for all. Keyword: TBM, reading interest, Unpad, software ABSTRAKProvinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki angka buta aksara mencapai angka 10 %.  Indeks Pembangunan Manusia  (IPM) di Jawa Barat terus ditingkatkan. Berbagai program dicanangkan untuk mendongkrak angka IPM tersebut agar menjadi lebih baik. Salah satu indikator yang diperhatikan adalah peningkatan minat baca masyarakat. Sumber inspirasi kegiatan ini adalah bahwa perpustakaan Desa dan TBM (Taman Bacaan Masyarakat) di Jawa Barat belum memiliki solusi praktis mengatasi masalah dalam mengembangkan perpustakaan/TBM yang mereka kelola. Belum ada kesiapan dalam menyelenggarakan layanan perpustakaan/TBM berbasis sistem. perpustakaan/TBM  masih memerlukan tambahan bahan bacaan. Pihak pengelola belum memiliki Tenaga Teknis yang siap mengelola koleksi bahan bacaan. Metode yang dilakukan adalah Survey Kebutuhan Informasi, Pendidikan dan Pelatihan , Konsultasi dan Focus Group Discussion (FDG) serta simulasi Ipteks, yakni diperkenalkan kepada para pengelola taman bacaan masyarakat dan perpustakaan desa adalah Sofware Pustaka Access Versi 0.1. Software ini dimanfaatkan untuk pengolahan koleksi bahan pustaka dengan mengunakan software Pustaka Acces Versi 0.1 yang digagas dan dikembangkan oleh staf pengajar pada Departemen Ilmu Informasi dan perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Karya Utama kegiatan ini adalah berupa Software Pustaka Acces Versi 0.1, Modul  Pengolahan Koleksi, Modul Perpustakaan Sekolah dan Modul Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat. Software “Pustaka Access versi 0.1” dikembangkan dengan menggunakan Database Microsoft Access 2007.Oleh karena itu, Software ini hanya bisa digunakan pada komputer yang sudah terinstal Microsoft Office 2007 (atau Microsoft Office versi yang lebih baru). Modul pengolahan koleksi merupakan pedoman yang dapat digunakan dalam mengoperasikan system pengolahan koleksi berbasis elektronik. Modul perpustakaan sekolah, dapat digunakan bagi sekolah dalam menjalankan pengelolaan perpustakaan sekolahnya secara ringkas dan cepat. Modul Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat dapat digunakan oleh Taman Bacaan Masyarakat sebagai panduan pengelolaan dan pengembangan  Taman Bacaan Masyarakat. Dampak dan manfaatnya adalah bahwa pemberian hibah buku yang siap dipakai memudahkan pengelola perpustakaan dan taman bacaan untuk dapat langsung dimanfaatkan oleh pemustakanya. Pelatihan sistem pengelolaan elektronik memudahkan pengelola dalam mengurus koleksinya. Hal ini disampaikan oleh pengelola yang telah mendapat pelatihan, dan antusias pemustakanya untuk bisa segera meminjam buku tersebut. Kesimpulan bahwa kegiatan Hibah buku mahasiswa angkatan 2013-2014 telah tersampaikan ke berbagai jenis perpustakaan dan taman bacaan baik itu perpustakaan sekolah, taman bacaan masyarakat  dan perpustakaan Lapas. Diberikan kepada sekolah yang belum memiliki perpustakaan dan sekolah yang belum memenuhi standar jumlah koleksi. Taman bacaan yang mendapat hibah adalah taman bacaan yang memulai dan mengembangkan dengan motivasi yang kuat dari pengelolanya.  Permasalahan cara pengelolaan terbantukan dengan pelatihan dan pemberian sistem pengelolaan elektronik. Koleksi yang telah terolah mempercepat layanan bagi pemustaka untuk memanfaatkannya.  Kata kunci: Taman Bacaan Masyarakat, Minat Baca, Pemberdayaan perpustakaan, Unpad
ANALISIS SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN IAIN SURAKARTA DENGAN PIECES Maslahah, Khoirul
Edulib Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v1i1.1148

Abstract

AbstrakPerkembangan teknologi informasi pada saat ini mencakup hampir semua bidang dalam kehidupan manusia.  Seperti halnya dalam bidang perpustakaan perkembangan teknologi informasi telah merambah dunia ini. Peranan teknologi informasi dalam bidang perpustakaan mengakibatkan adanya komputerisasi dalam segala kegiatan perpustakaan. Perkembangan teknologi ini memberi efek yang postif untuk dunia perpustakaan, salah satunya adalah dibangunnya suatu sistem informasi yang dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja. Kata Kunci: Sistem Informasi Perpustakaan, PIECES (Performance, Information, Economy, control, Eficiency, dan Service)
MENGKAJI DAN MENANTI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKNAS RI NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/ MADRASAH Susilana, Rudi
Edulib Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v1i1.1139

Abstract

AbstrakKebijakan pengelolaan dan tenaga pengelola perpustakaan sekolah/ madrasah sudah cukup lama ditetapkan. Setidaknya ada tiga kebijakan yang terkait dengan hal tersebut, yaitu: Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, dan Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/ Madrasah. Namun demikian, implementasi ketiga kebijakan tersebut masih belum terlihat hasilnya secara nyata di lapangan, bahkan sekedar sosialiasi dari ketiga kebijakan tersebut masih belum banyak terdengar dan terinformasikan ke khalayak sasaran, khususnya para pengelola pendidikan di sekolah/ madrasah. Kata Kunci: Kebijakan Perpustakaan Sekolah/ Madrasah, Implementasi Kebijakan.
MEDIA KONSULTASI ONLINE SEBAGAI ALTERNATIF UPAYA PENANGANAN MASALAH REMAJA Mirawati, Ira
Edulib Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v5i1.2306

Abstract

Abstrak. Kebutuhan remaja saat ini terhadap bimbingan karir dan konseling semakin tinggi, seiring dengan semakin beragamnya permasalahan remaja. Di sekolah-sekolah, kebutuhan konsultasi juga meningkat terutama sejak adanya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) yang menggunakan “jalur sekolah” atau jalur prestasi. Masalahnya, karena berbagai sebab, ternyata tidak semua remaja dapat mengungkapkan permasalahan atau berkonsultasi dengan mudah secara tatap muka. Di sisi lain penggunaan media social di kalangan remaja meningkat dengan pesat, dari 88,1 juta orang pengguna internet yang dirilis oleh Asosisasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, 58,4% di antaranya adalah generasi muda, termasuk remaja. Oleh karena itu, adalah langkah yang tepat untuk menyediakan media konsultasi online yang dapat membuat para remaja dapat mengkonsultasikan permasalahan yang dihadapinya di manapun dan kapanpun. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan kebutuhan para remaja di kota Bandung terhadap media konsultasi online, lalu mengembangkan prototype media konsultasi online berdasarkan deskripsi kebutuhan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di luar bimbingan karir, masalah yang dihadapi remaja di kota Bandung di antaranya adalah masalah pertemanan, masalah percintaan, masalah keluarga, dan masalah keuangan. Pada umumnya remaja menceritakan permasalahannya pada teman mereka, bukan pada keluarga atau guru/dosen bimbingan dan konseling. Sebagian besar responden pernah mem-posting permasalahan mereka di media sosial, hanya untuk pelepasan tekanan, tanpa mengharapkan feedback dari teman atau follower mereka. Hampir seluruh responden tertarik untuk mencoba jika ada layanan konsultasi online. Mereka berharap, meskipun online, konsultasi tetap dapat dilakukan secara personal tanpa muncul di ranah yang dapat dibaca oleh orang lain, dan jangan sampai permasalahan mereka diceritakan ke publik, meskipun namanya disamarkan. Selain itu, para responden menyarankan agar media konsultasi online tersebut menggunakan nama yang dekat dengan kehidupan remaja, bukan  nama formal yang mencerminkan kelembagaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti kemudian mengembangkan www.sobatmu.com sebagai media konsultasi online untuk pada remaja. Kata kunci: Media Konsultasi Online, Bimbingan Konseling, Masalah RemajaAbstract. Nowadays, teenagers need for career guidance and counseling are increasing, along with the diversity of their problems. In the schools and universities, the need for consultation has also increased, especially since the University entrance examination using Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) known as “school path entrance”. The problem is, for various reasons, not all teenagers can reveal or consult their problems using face to face communication easily. On the other hand social media user among adolescents increased rapidly. The latest data from Indonesian Internet Service Provider Association (APJII), indicate that 49% from 88.1 million Indonesian internet users are adolescent. Therefore, it is the right step for us to provide online consultation media which can help them to consult the problems, anytime and anywhere. This research objectives are to describe the teenagers need of online consultation media, and develop its prototype. The results showed that beside of career guidance, the teenager problems are about friendship, love, family, and financial. Most respondents had posted their problems in social media, just to release the pressure, without expecting feedback from friends or their followers. Almost all respondents are interested to use online consultation service. They hope, the online consultations can be done personally and privately, without the ability of another internet user to read their consultation history. In addition, respondents suggested that online consultation media name using a popular name, close to the life of a teenager, not using a formal name that reflects the institution. Based on these results, we then developed www.sobatmu.com as online consultation media for teenagers.Keywords: Online Consulting, Counseling, Teenager Problem 
SISTEM LAYANAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN PADA ABAD KE-21 -, Damayanty
Edulib Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v2i1.2262

Abstract

AbstrakPesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-21 yang menimbulkan banjirnya informasi telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam segala aspek yang berkaitan dengan informasi, mulai dari jenis dan bentuk sumber informasi, teknik pengelolaan informasi, serta kebutuhan dan kelompok pengguna informasi.Perpustakaan sebagai salah satu lembaga yang bertugas mengelola informasi mengalami perubahan paradigma. Paradigma baru perpustakaan yaitu perpustakaan adalah sesuatu yang hidup, dinamis, segar menawarkan hal-hal yang baru, produk layanannya inovatif, dan dikemas sedemikian rupa, sehingga apa yang ditawarkan oleh perpustakaan akan menjadi atraktif, interaktif, edukatif, dan rekreatif bagi pengunjungnya. Untuk mendukung terciptanya layanan prima yang sesuai dengan tuntutan paradigma baru perpustakaan, kepuasan pengguna harus tetap menjadi target layanan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka penerapan manajemen modern dalam pengelolaan perpustakaan menjadi suatu kebutuhan. Wujud manajemen modern dalam pengelolaan perpustakaan kini diantaranya adalah konsep ‘information commons’/ informasi umum dan Perpustakaan 2.0 (library 2.0). Kedua konsep tersebut berupa sistem layanan perpustakaan yang melibatkan partisipasi pengguna/ user centered, serta memanfaatkan bantuan teknologi informasi dan komunikasi. Kata Kunci : Perpustakaan, Sistem Layanan informasi, paradigma baru AbstractThe rapid development of science and technology in the 21st century which leads to the rapid flow of information has brought some changes to every aspect related to information, from type and form of information, information process technique, to the needs and groups of users. Library as an institution that is in charge for managing information has undergone change of paradigm. The new paradigm is more lively, dynamic, fresh and offers new things, innovative service product which is packed in such a way that anything offered by the library will be attractive, interactive, educative, and recreational for its users. In order to support the realization of excellent service which conforms to the demand of the new paradigm, users satisfaction should remain become the target of servicing. To achieve the goal, the application of modern management in managing a library is necessary. This is manifested through the concept of information commons and library 2.0. Both concepts are applied in the library service system which involves users participation (user centered) and utilize assistance from information and communication technology. Keywords: library, information service system, new paradigm
OPTIMALISASI PENDIDIKAN PEMUSTAKA DALAM PEMANFAATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN OLEH MAHASISWA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG -, Marlini
Edulib Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v5i1.2302

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pendidikan pemustaka terhadap layanan perpustakaan dan upaya yang dilakukan oleh pustakawan untuk pengguna perpustakaan seperti para mahasiswa yang menggunakan layanan perpustakaan di Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan variabel-variabel yang terdiri dari penggunaan layanan perpustakaan, apresiasi mahasiswa terhadap pendidikan pemustaka, dan pengaruh kunjungan terhadap pemanfaatan fasilitas perpustakaan. Populasi penelitian terdiri dari semua mahasiswa angkatan tahun 2012 dan telah menyelesaikan kegiatan pendidikan pemustaka. Sampel yang digunakan adalah sampel aksidental (accidental sampling) dengan asumsi bahwa sampel terdiri dari siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di perpustakaan. Jika mahasiswa yang bertemu cocok dengan kriteria sampel maka digunakan sebagai sampel untuk sumber data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, wawancara, dan studi literature. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan penggunaan layanan perpustakaan, apresiasi mahasiswa terhadap pendidikan pemustaka dan pengaruh kunjungan terhadap pemanfaatan fasilitas perpustakaan berada dalam kategori baik dan sudah optimal.Kata kunci : User Education, Pelayanan Perpustakaan, Pengunjung Abstract. This study aims to determine the impact of user education on the use of library services and the efforts made by librarian to users such as students to use library services at Padang State University Library. The method used was a quantitative descriptive study, with of variables consisting of students' knowledge about the use of library services, students' appreciation for user education, and the influence of visits on the library facility utilization. The population in this study is the Padang State University students who entered college in 2012 and have completed  the  educational activities of the user education. The sample used is accidental sampling with the assumption that the accidental sampling is sampling technique  by coincidence, that anyone who, by chance, met with researcher can be used as a sample, if the person is found to match the time of determining the required sample as data source. Data collection techniques used were observation, questionnaires, interviews, and literature. The data collected was presented in the form of tables that are easy to be read and interpreted. The results show that students' knowledge about the use of library services, students' appreciation for user education, and the influence of visits on the library facility utilization are all in the good category and have been optimized.Keywords: User Education, Library Services, Visits.
SERTIFIKASI DAN LISENSI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/ MADRASAH Komaruddin, Yooke Tjuparmah S; Susilana, Rudi
Edulib Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v2i1.2258

Abstract

Abstrak   Sertifikasi dan lisensi tenaga perpustakaan sekolah/ madrasah (TP-SM) merupakan dokumen yang menandakan pengakuan bahwa seseorang memiliki kewenangan untuk melaksanakan tugas sebagai tenaga pengelola perpustakaan di lembaga pendidikan (sekolah dan madrasah) secara profesional. Sertifikasi dan lisensi hanya diberikan kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi dan penguasaan tentang  standar kompetensi tenaga perpustakaan sekolah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008. Penguasaan tentang standar kompetensi tersebut merupakan dasar dan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga perpustakaan dan pendidikan profesi pustakawan untuk menerbitkan sertifikasi kompetensi dan pemberian lisensi tenaga perpustakaan dan pustakawan. Proporsi yang sangat rendah tentang keberadaan pustakawan dan/atau tenaga pengelola perpustakaan tentulah menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak, baik bagi pemerintah (Direktorat terkait di Kemdiknas dan Kemenag),  Perpusnas, perguruan tinggi pengelola program studi perpustakaan, dan asosiasi profesi. Hal ini terkait dengan kepemilikan perpustakaan dan tenaga pengelola perpustakaan di sekolah/ madrasah yang harus dapat terpenuhi selambat-lambatnya pada Juni 2013 atau 5 (lima) tahun setelah peraturan tentang hal tersebut ditetapkan.Permasalahannya adalah (1) Apakah semua tenaga perpustakaan sekolah yang ada saat ini sudah profesional?; (2) Kualifikasi dan kompetensi apa yang dibutuhkan agar mereka dapat menjadi profesional?; (3) Apa bukti yang menunjukkan bahwa mereka memiliki kewenangan sebagai tenaga perpustakaan yang profesional?; (4) Pendidikan atau pelatihan yang bagaimana yang dibutuhkan agar dapat mempersiapkan dan mengembangkan seseorang menjadi tenaga perpustakaan yang profesional? (5) Bagaimana kesiapan Perguruan Tinggi untuk mempersiapkan Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah ini? Jawabannya tentu perlu dikaji secara teoritik dan empirik. Sebagai bahan diskusi pertanyaan (1) dan (2) akan dijawab dengan paparan pada bagian B, pertanyaan (3) dan (4) akan dijawab melalui paparan pada bagian C, sedangkan pertanyaan ke (5) akan dijawab melalui paparan bagian D, dengan ilustrasi memaparkan Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Sertifikasi dan lisensi tenaga perpustakaan akan menghasilkan tenaga yang profesional apabila melibatkan berbagai unsur sebagai berikut, yaitu: perguruan tinggi penyelenggara disiplin ilmu perpustakaan, lembaga yang mengelola perpustakaan (Perpusnas), lembaga yang mengelola tenaga perpustakaan (Kemdiknas) dan asosiasi profesi perpustakaan. Kata Kunci:  Pustakawan,  Tenaga Pengelola Perpustakaan, Sertifikasi, Lisensi, Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Pendidikan Pustakawan Abstract           Certification and license of school librarian/ Madrasah librarian (Tenaga Pustakawan-Sekolah/Madrasah - TPSM) refers to a document admitting that an individual has a right to execute a task assuming the responsibility to manage a library at an educational institution (school or Madrasah) professionally. The certification and the license are issued to individuals who have met some qualification as required so as to describe a mastery in a standardized competencies owned by school librarians as enacted by Permendiknas No.25/2008 (an Act of the Ministry of Education and Culture). The mastery of the aforementioned competencies serves as basics and principles in operationally running education and training for librarians and professional librarian education prior to the issuances of competency certification and license for assistant librarians and librarians. Less than adequate proportion of the existence of librarians remains a big task to be done by all parties including the Government  (directorates, Kemendikbud (Ministry of Education and Culture), and Ministry of Religion), Perpusnas (National Library of Indonesia), universities running the programs of library schools, and profession associations. It brings with it some concerns with services libraries and their librarians have to provide. According to the Permendiknas, by June 2013 (five years after the issuance of the Act) schools and Madrasah have to equipped themselves with libraries managed by librarians. Problems arise once concerns on providing library services have to be working: (1) Are all school/Madrasah librarians on duty professional in category?, (2) What qualifications and competencies should the librarians have to be professional?, (3) What could be the proof that the librarians have every right to work as professionals?, (4) What kind of education and training do the librarians need to undergo to have a good command of managing library collections professionally?, (5) How prepared are higher education institutions in training librarians to have adequate competencies in managing libraries? Answers to the queries need to be explored both theoretically and empirically through a study. To initiate a discussion, questions (1) and (2) will be entertained through explanation in Part B; questions (3) and (4) will be entertained through explanation in Part C while questions (5) will be entertained through explanation in Part D with an illustration of Library and Information Studies-Department of Curriculum and Educational Technology-Faculty of Education-UPI (Universitas Pendidikan Indonesia-Indonesia University of Education). Certification and license for school librarians will work the excellent way to produce professionals in librarianship if the  elements involved in the program are promising enough in terms of qualifications. Those to be involved include universities running the programs of library studies, institutions with the power of managing libraries nationwide including Perpusnas, institutions which concern in establishing libraries (Kemendikbud), and profession associations in librarianship.Key words: librarian, library managers, certification, license, school/Madrasah libraries, training for librarians.

Page 3 of 23 | Total Record : 221