cover
Contact Name
Gema
Contact Email
gemarullyana@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaledulib@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Edulib
ISSN : 20896549     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Edulib, practitioners in the field of LIS focuses on the main problems in the development of the information science, documentation science, library science, archieve, librarianship, and ICT in Library. It covers the theoretical and general aspects of Institutional management of information, information and libraries, libraries and communities in the 3.0 Era, libraries in all areas of education (formal, informal, informal), entrepreneurship information services, social librarianship, child and youth librarianship, curriculum and learning libraries, information literacy in all aspects of life, information society, and digital archives.
Arjuna Subject : -
Articles 221 Documents
BUKU TEKS PELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMAN 3 BANDUNG Rahmawati, Gustini
Edulib Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v5i1.2307

Abstract

Abstrak. Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk menemukan bukti empirik mengenai penilaian siswa tentang kualitas buku teks pelajaran di Perpustakaan SMA Negeri 3 Bandung. Secara khusus penelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis penilaian siswa pada aspek (1) Materi; (2) penyajian materi; dan (3) kebahasaan buku teks pelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket. Jumlah sampel sebanyak 66 siswa. Pengolahan data menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 22. Data disajikan dengan menggunakan rating scale. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) penilaian siswa tentang kualitas buku teks pelajaran berada pada kategori baik; 2) penilaian siswa pada aspek materi buku teks pelajaran berada pada kategori baik; 3) penilaian siswa pada aspek penyajian materi buku teks pelajaran berada pada kategori baik; 4) penilaian siswa pada aspek kebahasaan buku teks pelajaran berada pada kategori cukup baik. Guru Mata Pelajaran dan pengelola perpustakaan sekolah harus mampu bekerjasama dalam mengembangkan kualitas buku teks pelajaran yang ada di perpustakaan sekolah agar dapat digunakan oleh siswa secara maksimal.Kata Kunci: Buku teks pelajaran, kualitas, perpustakaanAbstract. The objective of this research is to find empirical proof concerning the relationship between students assessment about text books quality with student motivation for learning. Particularly, the objective of this research are: Describing and analyzing students assessment on (1) Material; (2) Present material; (3) Language aspect of text books. The research method used is a descriptive research method and data collection technique by using spreading questionnaire. The sample covers 66 students. Data Processing used IBM SPSS Statistics 22. The data is processed by providing rating scale. Based on the result, we concluded that : 1) Students assessment about text books quality with good category; 2) Students assessment on material aspect of text books with good category;  3) Students assessment on present the material aspect of text books with good category; 4) Students assessment on language aspect of text books with student motivation for learning with enough category. The teachers and school librarians should have good collaboration for developing the quality of text books at school library so that student can use it maximally.Keywords: Textbook, quality, library
Peran Perpustakaan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Secara Mandiri di Perguruan Tinggi Hanoum, R. Nadia
Edulib Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v2i1.2264

Abstract

AbstrakTujuan akhir dan utama dari pembelajaran bahasa adalah kemampuan pembelajar bahasa untuk menggunakan bahasa yang dipelajari. Namun sayangnya lembaga pendidikan formal selama ini terpaku pada pendekatan-pendekatan tradisional yang lebih banyak memberikan penekanan pada struktur bahasa dan bukan pada bagaimana menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Selain karena faktor ukuran kelas yang besar yang tidak ideal untuk pembelajaran bahasa, hal ini juga dipicu oleh terbatasnya waktu tatap muka di kelas yang tidak memungkinkan terjadinya suatu proses pembelajaran bahasa yang efektif. Di tingkat perguruan tinggi dimana seorang peserta didik dituntut untuk lebih mandiri, permasalahan ini seharusnya dapat diatasi dengan meningkatkan peran dan layanan perpustakaan yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran bahasa Inggris secara mandiri. Perpustakaan yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik akan mampu menciptakan suasana pembelajaran mandiri yang dapat menunjang pembelajaran tatap muka di kelas. Selain itu, keberadaan sebuah Self Access Center (SAC), yaitu sebuah sarana belajar bahasa mandiri yang menungkinkan pengguna untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya akan mampu secara signifikan meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa untuk belajar secara mandiri sehingga tujuan pembelajaran bahasa Inggris dapat tercapai. Kata Kunci: perpustakaan, pembelajaran bahasa Inggris, belajar mandiri, Self Access Center AbstractThe ultimate goal of learning English is the ability to use the target language. Unfortunately, formal education tends to use tradisional approach which focuses more on the language form instead of language use. This is triggered not only by the large class size but also by the limited time allocated for learning process in the class. In tertiary level where students are expected to be more independent in their learning, this problem should have been able to be solved by increasing the role and service of university library which supports self-directed independent learning. Library which can fulfill its functions well will be able to create the athmosphere of independent learning that assist learning process in the class. In addition, the establishment of a Self Access Center (SAC) in the library which enable students to learn according to their own needs and abilities will significantly increase students’ interest and motivation to learn independently so that the goal of learning English can be accomplished. Keywords: library, English learning, self-directed independent learning, Self Access Center  
USER EDUCATION BAGI MAHASIWA BARU SEBAGAI PEMUSTAKA DALAM MENGAKSES RESOURCES Sari, Rahmita; Rusmono, Doddy
Edulib Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v5i1.2303

Abstract

Abstrak. Pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah kegiatan User Education bagi Mahasiswa Baru sebagai pemustaka dalam mengakses sumber-sumber informasi (resources). Kegiatan User Education diukur oleh tiga sub variabel yaitu pengetahuan mengenai berbagai sumber informasi, pemanfaatannya, dan kedisiplinan pemustaka. Populasi dari penelitian ini adalah  mahasiswa baru  FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Teknik sampling menggunakan Purposive Random Sampling, dengan rumus Yamane. Jumlah sampel yang digunakan adalah 88 orang. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup dengan skala Likert yang dibagi menjadi 5 kategori. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kegiatan User Education dapat digambarkan bahwa pengetahuan mengenai sumber-sumber  pada mahasiswa baru FPMIPA dalam kategori cukup baik, untuk pemanfaatan sumber-sumber oleh mahasiswa baru  FPMIPA dalam kategori cukup baik, dan untuk kedisiplinan pemustaka pada mahasiswa baru FPMIPA dengan kategori baik. Kata Kunci  : UserEducation, Pemustaka, Resources, Kedisiplinan, Pengetahuan.Abstract. Background to the present study is the knowledge of students to maximize their search to find information from the resources available. Issue to the topic of discussion includes facts on interrelation between User Education and accesibility. User Education is measured by three  variables, namely user's knowledge on resources, benefiting of the resources, and user disciplinary. The population of this study is all newly Enrolled Student of FPMIPA, Indonesia University of Education batch of 2014 academic year, with samples taken as many as 88 students. Sampling techniques used is  Purposive  Random   Sampling   with   Yamane  Formula.   The   research   method  used  descriptive method with quantitative approach. The data collection technique used questionnaires with closed Likert scale of five categories. In terms of user'sused  descriptive method with quantitative approach. The data collection technique used questionnaires with closed Likert scale of five categories. In terms of user's resources knowledge on resources of the newly enrolled student FPMIPA  falls into the category of sufficient when benefiting the resources. As for the user's disciplinary, it falls into the category of adequate. Keywords: User Education, Users, Resources, Disiplinary, Accessibility.
PERAN PUSTAKAWAN MENYUDAHI PLAGIARISME Rusmono, Doddy; Rosinar, Euis
Edulib Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v2i1.2259

Abstract

AbstrakPlagiarisme secara “tak sengaja” bisa  terjadi hanya karena “lupa” menyitat. Isi sebuah paragraf bisa tampil sama sekali berbeda dalam hal penggunaan kata tetapi masih bermakna sama (stylish plagiarism) untuk mengantarkan seseorang masuk ke kategori plagiaris. Pada peradaban kuno Yunani, banyak master piece dijiplak begitu saja tanpa sanksi berarti. Di daratan Eropa pada tahun 1601 dikenal isitilah plagiarius yang dijulukkan kepada kegiatan melakukan praktik plagiarisme. Sementara sekarang, 412 tahun kemudian, di kalangan Mahasiswa sangat populer istilah “kopas” atau kopi paste (copy and paste) untuk menyiasati menumpuknya tugas dari Dosen untuk mata kuliah tertentu. Terlepas dari ancaman hukuman yang diberlakukan, plagiarism tetap terus berkibar. Sebesar 40% staf pengajar di Jerman terlibat skandal plagiarism. Sebesar 70% Mahasiswa di Amerika Serikat menjiplak karya orang lain untuk penyelesaian tugas-tugas (THA –Take Home Assignment) yang sarat dibebankan Dosen. Karena ada kesamaan antara plagiarisme dengan korupsi, maka harus ada pemberantasannya. Salah satu garda terdepan yang handal untuk menyudahi praktik plagiarism adalah Pustakawan. Sebagai professional, Pustakawan mengagungkan nilai kejujuran (academic honesty). Pustakawan sudah saatnya diberi peran yang lebih dari porsi yang sekarang didapat. Berkeahlian didalam literasi informasi melalui liaison, Pustakawan perlu diberi peran yang strategis agar dapat membantu staf pengajar dalam menyediakan segala bentuk sumber informasi melalui web dan menyediakan software pendeteksi plagiarisme untuk meneliti keaslian karya tulis ilmiah Mahasiswa yang ditengarai sebagai bukan hasil karya sendiri. Peran baru Pustakawan di era keterbukaan informasi dan perkembangan teknologi dimana informasi tersedia dengan bebas di dunia maya dan dengan mudah di”kopas”, sudah selayaknya diberikan oleh pihak universitas. Pustakawan sebagai pemeran yang berdiri di garda terdepan dalam penyediaan dan pelayanan jasa informasi dapat bersumbangsih besar didalam dunia akademik karena Pustakawan adalah kaum profesional yang berdiri netral dan tidak pernah mempunyai kepentingan apapun selain memberikan pengabdian yang terbaik dalam dunia pendidikan, yang salah satunya, dengan turut serta aktif dalam menyudahi plagiarism dalam segala bentuk dan gayanya. Kata Kunci : Plagiarism, Mahasiswa, Pustakawan, Kejujuran. Abstract                    Plagiarism done “unintentionally” might take place because of “being unaware” to cite. Content of a paragraph can be perfectly different in terms of the wording used yet still remains the same in meaning (stylish plagiarism) to lead someone to a category of a plagiarist. In the era of ancient Greece, there were a bunch of Master Piece being plagiarized without any significant sanctions. Throughout Europe in the year of 1601 was spread out a term of plagiarius  labeled to a practice of plagiarism. Today, though, 412 years afterwards, students are familiarized with the term “kopas” or kopi paste (copy and paste) to ameliorate abundant of take-home assignments (THA) to be written by the instruction of lecturers from certain courses. Aside from the penalty imposed, plagiarism  flourishes. As much as 40 percent faculty members in Germany were involved in the scandal of plagiarism.  Even more impressive was some facts that 70% students in the United States of America copy someone else’s work to produce THAs as required by faculty members. For the reason that plagiarism is considered equal to corruption to some extent, an act of elimination must be taken. One of the frontiers in terms of eliminating the plagiarism is librarians. As professionals, librarians hold in high esteem a value of academic honesty. It is high time the librarians were given a chance to play the role more that they have been holding. Being expert in the field of information literacy through a liaison mode, librarians should be awarded strategic roles to empower them to assist faculty in providing various kinds of information sources through the Web and software available. This, will in turn enable a team in working harmoniously to detect plagiarism and examine students’ work giving signals of acclaiming someone else’s work. A new role in the era of openness of information and the advancement of technology where information is freely accessed copied in today’s virtual world is given by schools and departments. Librarians who stand in the frontlines in giving services of information will remain neutral in terms of judging swerves which may take place in work produced by students or any other prospectus writers. Librarians would have no other interest but giving their best concerns in education, which, one of them is getting involved actively in bringing plagiarism to an end in its various styles and forms.          Key words: librarian, honesty, information, work, plagiarism.
SURAT PUSTAKAWAN DARI NEDERLAND A-Kwoei, Tjen
Edulib Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v2i1.2266

Abstract

-
HAMBATAN SEMANTIK DAN BUDAYA DALAM PROSES TRANSFER IDE OLEH MAHASISWA JURUSAN NON BAHASA INGGRIS DALAM PENULISAN PARAGRAF Rusmono, Doddy; Agustina, Susanti
Edulib Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v5i1.2304

Abstract

Abstrak. Proses transfer ide dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi sebagai mahasiswa jurusan non Bahasa Inggris (SNED) yang mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL) perlu diinvestigasi. Ketidakmampuan untuk menjembatani kesenjangan antara ide dalam bahasa ibu (Bahasa Inggris) dengan ide dalam bahasa pembaca (Bahasa Inggris) menghambat pemahaman pembaca, khususnya pembaca yang merupakan penutur asli Bahasa Inggris. Paragraf yang ditulis oleh mahasiswa SNED sebagai pembelajar Bahasa Inggris tidak dapat dipahami karena hambatan linguistik dan budaya. Sejumlah kecil mahasiswa yang membuat tulisan Bahasa Inggris dalam ujian tengah semester memperlihatkan gambaran ketidaktepatan dalam hal menyusun kalimat sehingga Bahasa Inggris mereka pada tingkatan tertentu terdengar seperti Bahasa Indonesia. Dalam hal ini kemampuan mereka untuk menggunakan Bahasa Inggris seperti layaknya bahasa Indonesia terbukti sangat rendah sehingga seorang penutur asli Bahasa Inggris yang mencoba untuk memahami ide mereka bisa salah memahaminya. Seorang pembelajar Bahasa Inggris harus memiliki kosakata yang cukup banyak dan setidaknya mengetahui aturan gramatikal seperti formulasi 9BP+3CC (Cd,Cx,Cdx) dan PoS misalnya, untuk melengkapi pemahaman sebelum benar-benar dapat mengekspresikan ide dalam tulisan Bahasa Inggris yang dapat dipahami. Selain itu, pengetahuan mahasiswa tentang budaya penutur Bahasa Inggris memainkan peranan yang sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang bagus, sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang ahli bahasa bahwa seringkali seorang pembelajar bahasa mengetahui aturan tata bahasa tetapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang budaya penutur asli. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan idenya dikarenakan ekspresi suatu ide terikat oleh budaya yang merupakan entitas independen. Budaya penutur asli mempengaruhi dan membentuk perasaan, sikap, dan respons terhadap pengalaman dan interaksi seorang pembelajar bahasa dengan yang lain. Oleh karena itu, upaya fasilitator untuk memperbaiki kemampuan menulis mahasiswa mungkin untuk dilakukan.Kata kunci: Penulisan paragraf, Bahasa, Kultur , Constraint, Betterment,  SNED. Abstract. Ideas transferred in the written form by Library and Information Science students as SNED (Students of Non-English Department)learning English in the environments of EFL (English as a Foreign Language) need investigating. Inability of bridging the gap between the ideas in their native language (Indonesian language) and the audience language (English language)hampers understanding on the readers' part, as especially a native speaker of English language. Paragraphs written by the SNED as English Language Learners (ELLs) are incomprehensible due to linguistic and cultural constraints. Quite a small number of students  willing to write in English in their Mid-term Examination give some picture of inappropriateness in terms of sentence structuring resulting in their English being “Indonesian” to some extent. Their “at-homeness”, in this case, proves to be so low that a native speaker of English trying to understand their ideas put into a paragraph will be more than likely misled. ELLs should have vocabularies in a sufficient number and know grammatical rules such as the one formulated as 9BP+3CC (Cd,Cx,Cdx) and the PoS at least, for instance, to equip themselves with before actually expressing their ideas in comprehensible English writing mode. Other than that, ELLs' knowledge of target culture (English, that is) plays a great role in producing a good writing as coined by a linguist: Most frequently confronted that students to a great extent know the rules of language, but are not knowledgeable enough about the target culture. In communicating their ideas, students found it difficult to do due to a culture-bound independent entity of idea expressions. The target culture influences and shape the ELLs' feelings, attitudes, and responses to the ELLs' experiences and interactions with others. It is indicated that any facilitator's efforts towards betterments in terms of writing better paragraphs by the ELLs should be a possibility.Key words: paragraph writing, linguistic, cultural, constraint, betterment, SNED.
KOMUNIKASI DIFABEL MELALUI BUKU BACAAN BAGI ANAK-ANAK Hafiar, Hanny
Edulib Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v2i1.2260

Abstract

Abstrak                   Kaum difabel merupakan subkultur yang masih mengalami marginalisasi. Terdapat banyak hak dari kaum difabel yang belum terpenuhi. Marginalisasi terhadap kaum difabel dapat disebabkan adanya stigmatisasi terhadap kemampuan mereka. Stigmatisasi terhadap difabel, dipicu oleh adanya sebagian besar masyarakat yang masih menganut model tradisional. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai realitas kaum difabel disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dunia kaum difabel yang sebenarnya. Kurangnya pengetahuan masyarakat ini, salah satunya disebabkan minimnya literasi mengenai kaum difabel yang dapat diakses masyarakat. Oleh karena itu, penting kiranya, untuk menyediakan literasi mengenai kaum difabel bagi masyarakat, misalnya melalui penerbitan buku bacaan. Setiap stereotip yang ada dan berkembang di masyarakat, bukan lah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba, namun berproses dan dapat disebarkan secara turun temurun. Untuk itu, dalam upaya meningkatkan pemahaman mengenai realitas kaum difabel dalam masyarakat, perlu dilakukan pengenalan dunia kaum difabel terhadap anak usia dini melalui berbagai jenis bacaan anak-anak. Apabila sejak dini anak-anak Indonesia sudah mengenal dan mulai memahami dunia kaum difabel, maka diharapkan anak-anak tersebut kelak menjadi individu-individu yang mampu mengapresiasi eksistensi dan kompetensi yang dimiliki oleh kaum difabel. Dengan demikian, lambat laun, stigmatisasi terhadap kaum difabel yang ada dalam masyarakat sekarang ini dapat terkoreksi secara bertahap. sehingga masyarakat Indonesia, mampu menjadi masyarakat yang inklusif bagi kaum difabel. Kata Kunci: Difabel, Komunikasi, Buku, Anak-Anak. Abstract                    Disabled people are a subculture that is still experiencing marginalization. There are many human rights belonging to the disabled people who have not yet been met. Marginalization of the disabled people is due to the stigmatization of their disabilities. Stigmatization of the disabled people is triggered by the condition of most people whom still believe traditional model. Lack of public awareness about the reality of the disabled people is caused by the lack of knowledge regarding the actual world of the disabled people. Lack of knowledge from the societies, is due to the lack of literacy reference related to the disabled people which can be accessed by the public. Therefore, it is important to provide literacy to the general society about disabled people, for example through the publication of books. Stereotypes that exist and also flourish in society, is not a phenomenon that appears instantly, but rather a process, and can be propagated from generation to generation. Therefore, as an effort to increase comprehension and knowledge related to the actual life of the disabled people within the society, an acknowledgement towards the reality of the disabled people. Such activity should be employed during early childhood age of children through various types of children's literature. If Indonesian children in their early age’s children are aware of and begun to understand the world of the disabled, it is expected that these children would become individuals whom have the ability to appreciate the existence and the limited competence of the disabled people. Thus, gradually, stigmatization of the disabled people in the society today can be gradually corrected. So that Indonesian people, would become an inclusive society for the disabled. Keywords: Disabled, Communication, Children, Books. 
PENTINGNYA PERPUSTAKAAN MAYA GUNA MENDUKUNG KEBERHASILAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Sembiring, Darwis
Edulib Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v2i1.2267

Abstract

AbstrakProses pembelajaran di sekolah kini mengalami perubahan yang signifikan. Murid-murid selama ini diposisikan sebagai objek kini berubah menjadi subjek. Paradigma mengajar (teaching) yang pada masa lalu hendaknya diubah menjadi paradigma belajar (learning). Dengan adanya perubahan paradigma itu maka seyogianya peserta didik tidak lagi disebut siswa (pupil) tetapi pembelajar (learner). Konsekuensinya adalah pembelajar harus aktif belajar sendiri dengan menggunakan berbagai sumber. Perpustakaan  merupakan salah satu sumber belajar yang seharusnya bisa menjadi andalan dalam proses belajar tersebut. Oleh karena itu fungsi perpustakaan pun seharusnya  mengalami perubahan yang signifikan ; awalnya didudukkan sebagai penunjang (supportive services), kini seyogianya berubah menjadi mitra (partner). Adanya perubahan peran perpustakaan tersebut, keberadaan  perpustakaan maya tentunya sangat vital, karena mempunyai kelebihan dalam hal kebaruan, fasilitas sharing, efisiensi, dan dapat diakses setiap saat. Keberadaan perpustakaan maya diperkirakan sangat efektif karena murid-murid SMK rata-rata akrab dengan teknologi informasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran adalah : diskusi online terhadap suatu kasus yang melibatkan beberapa SMK, pembahasan kasus atau topik menarik oleh guru di forum, pengerjaan tugas-tugas yang materinya didapat melalui perpustakaan virtual berbasis web, kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan pembelajaran, dan mengadakan event-event pendidikan tertentu yang berhubungan dengan perpustakaan virtual berbasis web. Dalam pengoperasian   perpustakaan maya diharapkan dapat kerja sama dengan SMK-SMK, ICT Centre, PPPPTK/LPMP, Badan Sertifikasi, perpustakaan konvensional, industri/dunia usaha. Kata kunci : Pembelajaran, Perpustakaan Maya, Sekolah Menengah Kejuruan. Abstract                Learning process at schools today experiences a significant change. Students bearing the role as a n object have changed into a subject of learning. A teaching paradigm as previously practiced should now be changed into a learning paradigm. This phenomenon brings with it a change in paradigm and thus leads to the shifting of role from pupils to learners. Consequently, learners should make every effort to actively adopt a learning style of independence in that making use of various kinds of information mostly by themselves takes place. In this sense, library serves to be a learning facility giving support to the learning process. Therefore, library functions should also be changed significantly: from providing supportive services to a partner. The change in a role played by library makes it possible for the services given through a virtual library to develop its importance. Part of the reason is that there works newness in sharing facilities, efficiency, and accessible any time. The existence of a virtual library proves to be effective because vocational school students in average are familiar with information technology. Activities worth doing in the process of learning include online discussion on a case involving several vocational schools, discussion on a case or an interesting topic with a teacher in a forum, doing tasks from which materials are generated from a Web-based virtual library, any extra-curricular activities having to do with learning, and holding events on education relating to web-based virtual library. In running the services of the virtual library, collaboration with SMK (Sekolah Menengah Kejuruan -Vocational Schools), ICT Centers, PPPTK/LPMP, Certification Institution, conventional libraries, and  industries/business world is expected.             Key words: learning, virtual lilbrary, Sekolah Menengah Kejuruan                                 (SMK – Vocational    Schools)        
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KOMUNITAS PUSTAKAWAN HOMOGEN DALAM RANGKA PEMANFAATAN BERSAMA KOLEKSI ANTAR PERGURUAN TINGGI -, Haryanto
Edulib Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v5i1.2305

Abstract

Abstrak. Karya ilmiah ini merupakan hasil analisis yang mengulas media sosial sebagai media yang sangat efektif dijadikan media komunikasi komunitas pustakawan dari perpustakaan yang sama program studinya (homogeneity) antar perguruan tinggi. Tujuan dari analisis ini adalah terciptanya komunikasi antar pustakawan homogen antar perguruan tinggi sehingga dapat saling mendukung dalam penyediaan koleksi. Dalam dunia perpustakaan, keterbatasan koleksi dihadapi oleh hampir semua perpustakaan, sehingga diperlukan usaha seperti sharing koleksi (resources sharing). Dengan media sosial dapat dimungkinkan membuat komunitas-komunitas sejenis atau homogen sehingga dapat berkomunikasi secara cepat untuk sharing koleksi. Dalam memanfaatkan media sosial untuk resources sharing perpustakaan perguruan tinggi, agar efektif diperlukan beberapa hal diantaranya kesamaan komunitas jurusan /homogen, admin utama pengendali, kesepakatan resources sharing, no rekening Bank, jasa ekspedisi, serta MoU. Keyword: Koleksi, Social Network, Resources Sharing, Perpustakaan PT Abstract. This scientific paper is resulted from an analysis about social media as an effective media for communication between librarian communities of the same study program (homogeny) from different universities. The analysis aims to create communication between homogenous librarians from different universities so that they can support each other in the provision of library collections. In the world of libraries, collection limitation is faced by almost all libraries, therefore effort like resources sharing is required. The use of social media enables the homogeneous communities to communicate quickly to share collections. In order to effectively use social media for resources sharing, the librarian communities should several things in common which include homogeneity, main admin control, resources sharing agreement, bank account, forwarding service provider, and memorandum of understanding (MoU).Keywords:Collection,Social Network, Resources Sharing,University Library
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 DI PERPUSTAKAAN UPI BANDUNG IMPLEMENTASI PELAKSANAAN MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 DI PERPUSTAKAAN UPI BANDUNG Bahtiar, Herli
Edulib Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v2i1.2261

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana penerapan  dari Implementasi SMM ISO 9001:2008 di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. inti permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana proses dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan Implementasi ISO 9001 : 2008 yang diterapkan di perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan metode pengamatan lapangan (Observasi), wawancara dan studi kepustakaan /literatur-literatur.berdasarkan dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran mengenai bagaimana proses Imoplementasi ISO 9001 :2008 diterapkan pada perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasannya. Kata Kunci: Penerapan ISO 9001:2008; Manajemen Mutu; PerpustakaanAbstract   This research aimed to study how far the implementation of SMM ISO 9001:2008 has gone in the library of Indonesia State University (UPI) Bandung. The problem of this research is how the process of planning, organizing, implementing and controlling of ISO 9001:2008 Implementation is conducted in the library of Indonesia State University. This research used descriptive method with qualitative analysis and the data collected by using field observation method, interview and library study.  The result of this research gives description on how the process of ISO 9001:2008 Implementation was conducted in the library of Indonesia State University, starting from planning to organizing, implementing and controlling. Keywords: ISO 9001:2008 implementation, quality management, library 

Page 4 of 23 | Total Record : 221