cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Teknologi Pertambangan
ISSN : 24424234     EISSN : 29863910     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 170 Documents
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG BATUBARA DI PT BANYAN KOALINDO LESTARI, MUSI RAWAS UTARA, SUMATERA SELATAN Hasywir Thaib Siri; Ilfani Widiastuti; Gunawan Nusanto; Yasmina Amalia
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 2 (2022): Januari
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v7i2.9118

Abstract

PT Banyan Koalindo Lestari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara dengan metode penambangan strip mine pada lahan seluas 10.980 ha di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Daerah penelitian ini memiliki sistem penyaliran mine dewatering berupa saluran terbuka, sumuran, pompa, dan kolam pengendapan. Sumber air tambang berasal dari air hujan dan air limpasan yang masuk dalam lokasi penambangan. Air tersebut dicegah dengan cara membuat saluran terbuka yang dialirkan menuju sungai. Data curah hujan yang digunakan dalam penelitian ini diambil selama 10 tahun terakhir dari tahun 2011 – 2020 dengan Periode Ulang Hujan 11 tahun, curah hujan rata – rata sebesar 155,5 mm/hari, curah hujan rencana sebesar 230,92 mm/hari dan intensitas curah hujan sebesar 57,43 mm/jam. Metode yang digunakan untuk menentukan curah hujan rencana distribusi Gumbell. Lokasi penelitian terbagi menjadi 4 daerah tangkapan hujan dan terdapat 4 saluran terbuka. 4 saluran terbuka di lokasi penelitian memiliki dimensi dan debit air limpasan yang berbeda. Sumuran yang ada di lokasi penelitian memerlukan penambahan dimensi untuk menghindari potensi air yang meluap. Air yang berada pada sumuran dialirkan menuju kolam pengendapan dengan menggunakan 1 pompa yaitu jenis Multiflo CF48H. Volume sumuran yang dibutuhkan untuk menampung debit air sebesar 27.070,52 m3, dengan besar debit pompa sebesar 575,32 m3/jam, dan kapasitas kolam pengendapan yang dibutuhkan sebesar 28.672,04 m3.
STUDI KARAKTERISTIK MASSA BATUAN DAN EVALUASI PENYANGGA KAYU PADA LUBANG TAMBANG BATUBARA BMK-35 CV.BARA MITRA KENCANA KEC. TALAWI, KOTA SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT Renaldo Pratama; Barlian Dwi Nagara; Bambang Wisaksono
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 1 (2021): Maret
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa kendala yang sering ditemui di lubang bukaan tambang CV. BMK ialah adanya retakan dan patahan pada kayu penyangga. Retakan dan patahan ini sering terjadi dikarenakan rancangan antar penyangga yang tidak sesuai dengan tegangan bending pada massa batuan, sehingga menyebabkan kekuatan kayu tidak sanggup menahan beban batuan di sekitarnya. Retakan dan patahan ini terjadi dengan waktu atau periode yang tidak menentu (tidak terprediksi).Penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi massa batuan, pengujian sifat mekanik batuan dan pengujian sifat mekanik pada kayu yang digunakan sebagai penyangga. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dan tegangan bending massa batuan, mengetahui faktor keamanan penyangga kayu yang digunakan pada lubang tambang pada jarak 2 meter dan mengevaluasi pemasangan penyangga kayu yang digunakan di lubang tambang BMK-35.Berdasarkan metode analitik yang digunakan dengan kriteria keruntuhan Hoek Brown, nilai faktor keamanan (FK) pada sistem penyanggan pada lubang bukaan dengan dimensi lebar 2,5 m dan tinggi 2 m dengan jarak antar set 2 m pada bagian cap penyangga jenis kayu Kolek Lansek (FK=1,12), Medang (FK=0,72), Kaliandra (FK=0,40), Nyawai (FK=0,37) dan Cempedak (FK=0,57), dapat disimpulkan bahwasanya kelima jenis kayu tersebut tidak aman dan harus selalu dilakukan penyisipan setiap terjadi retakan atau patahan. Sementara itu pada bagian side post yaitu diketahui bahwasanya kayu jenis Kolek Lansek (FK=3,30), Medang (FK=2,13), dan Cempedak (FK=1,68) aman untuk jarak 2 meter sementara kayu jenis Kaliandra (FK=1,19), Nyawai (FK=1,09), tidak aman untuk jarak 2 meter.Oleh karena itu , untuk mencapai FK ≥ 1,5 harus mengikuti rekomendasi cap dan side post yaitu jarak yang aman untuk kayu jenis Kolek Lansek (1,5 meter), Medang, Kaliandra dan Cempedak (0,5 meter), sedangkan Nyawai tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai penyangga tambang bawah tanah.
RENCANA PENATAAN LAHAN PASCATAMBANG PADA PENAMBANGAN BATU ANDESIT CV ANUGERAH BUMI CILACAP, DESA BULUPAYUNG, KECAMATAN KESUGIHAN, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGA Ari Mustofa; Gunawan Nusanto; Nur Ali Amri
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 1 (2021): Maret
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

CV Anugerah Bumi Cilacap merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu andesit. Lokasi penambangan berada di Desa Bulupayung, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah dengan IUP seluas 8,5 hektar. Sistem penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka dengan metode kuari. Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh CV Anugerah Bumi Cilacap dapat menimbulkan perubahan lingkungan, maka berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik, pada lampiran VI tentang pedoman pelaksanaan reklamasi dan pascatambang mewajibkan setiap Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang.Pada akhir penambangan terdapat area seluas 2,4 ha yang belum dilakukan kegiatan reklamasi,maka perlu adanya perencanaan reklamasi pada area tersebut. Rencana reklamasi yang dilakukan meliputi penataan lahan, penanggulangan erosi, serta revegetasi. Penataan lahan dilakukan dengan meratakan lapisan tanah penutup sekitar 85 cm khususnya pada dasar kuari serta dibuat miring mengarah ke luar kuari dengan kemiringan ± 1%. Selanjutnya pada lereng akan dibuat teras bangku yang dilengkapi dengan saluran air dan tanggul. Penataan lahan pada dasar kuari dan jenjang dilakukan dengan menggunakan bulldozer Komatsu D85EX dengan produksi satu alat bulldozer sebesar 1.960 LCM/hari. Waktu yang dibutuhkan untuk mengatur bentuk lahan pascatambang adalah 15 hari. Penataan tanah penutup dilakukan dengan sistem Perataan tanah dengan dimensi lubang tanam (0,3 x 0,3 x 0,3) m. Jumlah lubang tanam sebanyak 1.315 lubang dikerjakan selama 8 hari.Pengendalian erosi dan sedimentasi dilakukan dengan mengkombinasikan metode mekanik dan vegetatif. Pengendalian erosi secara mekanik dilakukan dengan pembuatan teras bangku dan pembuatan saluran air, sedangkan pengendalian erosi secara vegetatif dilakukan dengan revegetasi tanaman sengon sebanyak 1.315 tanaman. Pembuatan saluran air pada jenjang dan dasar kuari berbentuk trapesium dengan kemiringan sisi 60˚ dikerjakan selama 8 hari. Revegetasi dilakukan dengan penanaman tanaman sengon dengan jarak tanam (4x4)m. Setelah dilakukan reklamasi terjadi penurunan laju erosi, sebelum penataan lahan dan revegetasi tergolong sangat berat (Kelas V) dengan laju erosi sebesar 991,86 ton/ha/tahun, Menjadi Ringan (Kelas II) dengan laju erosi sebesar 29,62 ton/ha/tahun.
Rancangan Teknis Penambangan Batubara di Pit Paringin Tahun 2020 dengan Target Produksi 5.700.000 Ton/Tahun di PT. Adaro Indonesia Dayang Puji Zulastri; Suyono Suyono; Priyo Widodo; Inmarlinianto Inmarlinianto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 1 (2021): Maret
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Adaro Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang terletak di Desa Maburai, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Saat ini unit penambangan Pit Paringin PT. Adaro Indonesia akan memproduksi batubara sebanyak 5.700.000 ton/tahun, sehingga dibutuhkan suatu rancangan penambangan batubara dengan target produksi 5.700.000 ton pada tahun 2020, rancangan jalan angkut, dan kebutuhan alat muat dan alat angkut yang akan digunakan. PT. Adaro Indonesia menerapkan metode penambangan sistem tambang terbuka berupa open cut mining dengan luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) 35.549 Ha. Berdasarkan hasil penjadwalan produksi batubara, maka batubara yang akan ditambang adalah 1.382.813 ton untuk triwulan pertama, 1.541.086 ton untuk triwulan kedua, 1.789.870 ton untuk triwulan ketiga, dan 1.484.402 ton untuk triwulan keempat. Geometri jenjang penambangan yang digunakan mengacu pada rekomendasi dari divisi geoteknik PT. Adaro Indonesia dengan tinggi jenjang 16 meter, lebar jenjang 7 meter dan sudut kemiringan jenjang tunggal 40 derajat. Alat muat yang dibutuhkan untuk mencapai target produksi batubara adalah sebanyak 1 unit Excavator Hitachi EX 2500, 3 unit Excavator Komatsu PC 2000, 6 unit Excavator Caterpillar CAT 6020B dan 5 unit Excavator Caterpillar CAT 6015B. Sedangkan alat angkut yang dibutuhkan untuk mengangkut lapisan tanah penutup dan batubara adalah sebanyak 20 unit Dump Truck Komatsu HD 785 dan 78 unit Dump Truck Caterpillar CAT 777. Rancangan jalan angkut didasarkan pada data yang diperoleh dari perusahaan, yaitu lebar jalan angkut sebesar 40 meter, cross slope 2% - 4%, superelevasi 4% dan kemiringan jalan angkut (grade) adalah 8%.
Rencana Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Mencapai Target Produksi 16250 LCM pada Penambangan Batu Andesit PT Surya Watu Kencana, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Kresno Kresno; Bobby Sanjaya Ginting; Abdul Rauf
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 1 (2021): Juli
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v7i1.9100

Abstract

PT. Surya Watu Kencana (PT. SWK) merupakan salah satu perusahaan pertambangan batu andesit yang terletak di Dusun Plampang, Desa Hargotirto, Kec. Kokap, Kab. Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini PT. SWK berencana membuka kuari baru yaitu kuari II dengan metode penambangan yang sama dengan kuari sebelumnya yaitu dengan metode kuari (quarry). Masalah yang dihadapi yaitu menentukan berapa kebutuhan alat muat dan alat angkut yang harus digunakan pada kuari II agar target produksi 16250 LCM tercapai.. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menentukan kamampuan produksi dari alat muat dan alat angkut yang digunakan serta menghitung keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut. PT. SWK menetapkan target produksi sebesar 1000 ton/hari pada kuari yang akan dibuka. Untuk mencapai target produksi, penambangan di PT. SWK mengunakan alat mekanis yang sama dengan kuari sebelumnya yaitu Excavator Volvo EC210B dan Dump Truck Toyota Dyna 130HT. Dari hasil penelitian di lapangan didapatkan cycle time alat muat sebesar 16,97 detik dan cycle time alat angkut sebesar 1386,97 detik dengan nilai efisiensi 57 % untuk alat muat, sedangkan 62 % untuk alat angkut. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan kemampuan produksi Excavator Volvo EC210B sebesar 1154,263 ton/hari dan Dump Truck Toyota Dyna 130HT sebesar 105,806 ton/hari untuk kuari II. Demikian kebutuhan alat muat Excavator Volvo EC210B untuk kuari yang akan dibuka yaitu 1 unit dan kebutuhan Dump Truck Toyota Dyna 130HT yaitu sebanyak 10 unit. Fator keserasian kerja (Match Factor) yang diperoleh untuk kuari yang akan dibuka adalah 0,97.
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA DI TAMBANG BATUBARA PT KALIMANTAN PRIMA PERSADA JOBSITE RANTAU, KALIMANTAN SELATAN Mohammad Fathur Rozi; Peter Eka Rosadi; Gunawan Nusanto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 2 (2022): Januari
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v7i2.9119

Abstract

Sistem penambangan dengan tambang terbuka sangat dipengaruhi oleh cuaca setempat, terutama curah hujan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian sistem penyaliran tambang yang memadai agar operasi penambangan dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan analisis data curah hujan menggunakan metode gumbell tahun 2011 – 2020, diperoleh curah hujan harian rencana 109 mm, dengan intensitas curah hujan sebesar 14,17 mm/jam, periode ulang hujan 5 tahun dan resiko hidrologi sebesar 89,26 %. Luas daerah tangkapan hujan pada lokasi penelitian dibagi menjadi dua daerah tangkapan hujan (DTH), sebagai berikut : DTH I = 0,96 km², DTH II = 0,51 km². Debit air limpasan pada setiap daerah tangkapan hujan adalah : DTH I = 2,64 m³/detik dan DTH II = 0,93 m³/detik. Lokasi penelitian terdapat tiga saluran terbuka. Tiga saluran terbuka di lokasi penelitian tersebut memiliki dimensi dan debit air limpasan yang berbeda. Saluran terbuka perlu dilakukan perawatan karena kondisi di lapangan mengalami pendangkalan. Rekomendasi saluran terbuka I yaitu memiliki kedalaman air (d) = 1,07 m, kedalaman saluran (h) = 1,29 m, lebar dasar saluran (b) = 1,24 m, lebar saluran terbuka (L) = 2,73 m, panjang sisi luar saluran (a) = 1,24 m. Rekomendasi saluran terbuka II memiliki kedalaman air (d) = 0,72 m, kedalaman saluran (h) = 0,87 m, lebar dasar saluran (b) = 0,84 m, lebar saluran terbuka (L) = 1,84 m, panjang sisi luar saluran (a) = 0,84 m.
EVALUASI KEBUTUHAN POMPA BERDASARKAN KEMAJUAN PENAMBANGAN FASE 8 DI PITBATU HIJAU PT. AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA Hartono Hartono; Thereza Ataya Diaz Viera; Edy Nursanto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 1 (2021): Maret
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Pit Batu Hijau PT. Amman Mineral Nusa Tenggara yang berada pada Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sistem penambangan yang digunakan adalah sistem tambang terbuka dengan metode open pit dan sistem penyaliran yang digunkan adalah mine drainage system dan mine dewatering system.Berdasarkan hasil analisis data curah hujan tahun 2010-2019 menggunakan metode Thomas Fiering diperoleh curah hujan rencana sebesar 24,1 mm/hari dan intensitas 8,5 mm/jam. Daerah tangkapan hujan pada Pit Batu Hijau terbagi menjadi DTH tahun 2021 dengan luas 4,27 km2, DTH tahun 2023-2024 seluas 4,7 km2 dan DTH tahun 2024-2028 dengan luas 5,87 km2. Debit air maksimum yang masuk ke ceruk pada tahun 2021-2022 sebesar 118.496 m3/hari, tahun 2023-2024 sebesar 126.875 m3/hari, pada tahun 2025- 2028 sebesar 152.286 m3/hari. Setelah melakukan simulasi pada Januari 2023 elevasi air berada pada -277,08 mRL dengan elevasi lantai dasar penambangan -270 mRL. Pada Maret 2024, elevasi air berada pada -282,04 mRL dengan elevasi lantai dasar penambangan pada -285 mRL, dan Januari 2025 elevasi air berada pada -341,72 mRL dengan elevasi lantai dasar penambangan pada -370 mRL.Dari hasil simulasi perlu adanya penambahan kapasitas pompa 0,5 line atau 600 m3/jam sebanyak 1 pompa utama Multiflo MF420E dengan 6 booster sehingga debit total menjadi 127.488 m3/hari maka elevasi air berada pada -300,5 mRL dan pada Maret 2024 elevasi air berada pada -395,43 mRL. Pada Januari 2025 diperlukan penambahan 1 booster pada masing- masing line dan 1 pompa utama elektrik Tyco dengan 7 booster maka debit pemompaannya 154.740 m3/hari dan elevasi air berada pada -401,77 mRL sehingga aman terhadap elevasi lantai dasar penambangan.
Kajian Teknis Kapasitas Jalan Angkut Tambang Di PT Multi Harapan Utama Kecamatan Loa Kulu KutaiKartanegara Kalimantan Timur Widi Ayuni Sainnur Istiqomah; Nurkhamim Nurkhamim; R. Hariyanto; Sudaryanto Sudaryanto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 1 (2021): Maret
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Multi Harapan Utama (PT MHU) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara, berlokasi di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Sistem penambangan di perusahaan ini adalah tambang terbuka (surface mining). Penambangan diawali dengan melakukan proses pembongkaran material yang meliputi kegiatan pengeboran dan peledakan, kemudian setelah mendapat material hasil pembongkaran berupa material batuan dan tanah penutup, dilakukan pemuatan dan pengangkutan. Material batuan dan tanah penutup yang di angkut dari Sub-Blok Belumpur akan langsung dibawa ke disposal dan untuk batubara akan di angkut ke stockpile LKCT (Loa Kulu Coal Terminal). Untuk faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping FCsf didapatkan dari data penelitian di lapangan berupa nilai frekuensi berbobot hambatan pada jalan angkut berupa kendaraan parkir atau berhenti, pejalan kaki, simpangan dan kendaraan lambat yang menghasilkan nilai bobot sebesar 33,8. Kemudian nilai dari frekuensi berbobot yang didapatkan digunakan untuk menentukan kelas hambatan yang berada pada segmen tersebut dan didapatkan hasil bahwa setiap segmen termaksud kelas VL atau kondisi khususnya adalah perkebunan, daerah belum berkembang, tidak ada kegiatan di sekitar. Kemudian kelas hambatan yang didapatkan digunakan untuk mendapatkan nilai FCsf sebesar 1,02 sehingga kapasitas jalan didapatkan sebesar 3.863,3 smp/jam atau 743 kend/jam. Untuk menghitung estimasi produksi harian yang dapat dihasilkan oleh jalan angkut tersebut ialah dengan menghitung kecepatan rata-rata kendaraan sepanjang 38,7 km dan kecepatan rata-rata sebesar 34,48 km/jam. Jam kerja efektif harian adalah 15,63 jam/hari ritase sebanyak 5 ritase sehingga didapatkan jumlah estimasi produksi harian yang dapat dihasilkan adalah sebesar 16.391 ton/hari dan 491.718 ton/bulan.
Optimalisasi Produksi Peralatan Gali-Muat dan Angkut pada Penambangan Batubara di PT. Alfa Riung Jaya Tanah Laut Kalimantan Selatan Abdul Ghani IF Ghani IF; Nurkhamim Nurkhamim; Juanita R. Horman; R. Hariyanto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 2 (2022): Januari
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v7i2.9114

Abstract

PT. Alfa Riung Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara yang berlokasi di Desa Batalang, Kecamatan Djorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. PT. Alfa Riung Jaya menetapkan target produksi batubara untuk jobsite Pit C sebesar 150.000 ton/bulan menggunakan kombinasi alat mekanis 2 unit excavator Caterpillar 340DL dan 7 unit dump truck Scania P380CB dengan jarak pengangkutan menuju stockpile 984 meter. Permasalahan yang dihadapi adalah belum tercapainya produksi dari alat muat dan alat angkut sehingga target produksi belum tercapai, terutama pada jobsite Pit C PT. Alfa Riung Jaya. Kemampuan produksi saat ini untuk alat muat sebesar 271.711,96 ton/bulan dan untuk alat angkut sebesar 126.410,76 ton/bulan. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara menambah 1 kali pengisian bucket dump truck serta perbaikan di faktor – faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target produksi. Setelah dilakukan perbaikan, kemampuan penangkutan batubara meningkat dari 271.711,96 ton/bulan menjadi 305.675,96 ton/bulan untuk alat muat dan 126.410,76 ton/bulan menjadi 179.884,96 ton/bulan untuk alat angkut.
Kajian Teknis Rasio Bahan Bakar Truk Hino Dan Daewoo Pada Pit Melon PT Nuasacipta Coal Investment di Samarinda, Kaltim. Hasywir Thaib S; Aprin Rimpung R; Yuni Herawati
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 7, No 1 (2021): Juli
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v7i1.9101

Abstract

PT. Nuasacipta Coal Investment merupakan salah satu selaku pemegang Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara atau PKP2B di Samarinda , Prov. Kalimantan Timur. Pada kegiatan pertambangan, salah satu hal yang perlu diperhatikan ialah pengangkutan batubara oleh alat angkut dari stockpile menuju port. Masalah yang dihadapi saat ini adalah mengurangi rasio bahan bakar berlebih pada pengangkutan batubara pada alat angkut Hino 500 series Fm 260 FD dan Daewoo Novus K6D6F SE dari stockpile ke port. Jarak pengangkutan menuju adalah sekitar 8,2 km. Hal yang berpengaruh pada tingkat konsumsi bahan bakar adalah beban kerja alat, geometri, kondisi jalan angkut dan jarak tempuh pengangkutan batubara menuju port. Berdasarkan pengamatan kondisi kerja aktual, masih terdapat 11 segmen jalan angkut dengan kemiringan yang melebihi standar yaitu 8%, kondisi jalan angkut banyak yang rusak dengan amblasan roda lebih dari 5cm (medium severity). Metode evaluasi yang dilakukan yaitu dengan cara menganalisis pengaruh kondisi jalan angkut terhadap meningkatnya rasio bahan bakar alat angkut. Untuk Hino 500 series Fm 260 FD dan Daewoo Novus K6D6F SE, setia penambahan 1% grade keadaan menanjak akan menambah konsumsi bahan bakar sebesar 0,0623 ltr/jam keadaan bermuatan sedangkan pada setiap penambahan 1% grade keadaan menurun akan mengurangi konsumsi bahan bakar sebesar 0,0029 ltr/jam keadaan kosong untuk Hino 500.Dan untuk Daewoo Novus penambahan 1% grade keadaan menanjak akan menambah konsumsi bahan bakar sebesar 0,0694 ltr/jam keadaan bermuatan sedangkan pada setiap penambahan 1% grade keadaan menurun akan mengurangi konsumsi bahan bakar sebesar 0,0062 ltr/jam keadaan kosong Konsumsi bahan bakar berdasarkan pemakaian rimpul untuk Daewoo Novus adalah 10,12 ltr/jam dan produksinya adalah 40,96 ton/jam. Sehingga Rasio bahan bakarntya adalah 0,25 ltr/ton.Sedangakan konsumsi bahan bakar berdasarkan pemakaian rimpul untuk Hino 500 adalah 5,67 ltr/jam dan produksinya adalah 36,73 ton/jam. Sehingga Rasio bahan bakarntya adalah 0,151 ltr/ton.Setelah dilakukan perbaikan kondisi jalan angkut pada medium severity atau amblasan roda tidak lebih dari 5 cm pada permukaan jalan angkut dan kemiringan jalan angkut disesuaikan dengan standar yaitu ≤8%, sehingga ratio bahan bakar alat angkut Daewoo Novus dan Hino 500 yaitu 0,24 ltr/ton dan 0,1510 ltr/ton.

Page 6 of 17 | Total Record : 170