Articles
102 Documents
SENJATA PEMUSNAH MASSAL DAN MASA DEPAN KEAMANAN INTERNASIONAL
Adi Joko Purwanto
SPEKTRUM Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (60.445 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v8i1.476
Abstract This article tries to explore the dynamics of international security, especially the ownership of weapons mass destruction (WMD). Recently the issue of weapons mass destruction remains a critical issue in international security. Many countries around the world use nuclear power as a powerful weapon for deterrence and defense from possible enemy attack, nuclear also able to serve as bargaining position, and Taking profits in other fields (eg. economics and politics). Yet the ownership of weapons of mass destruction turned out to leave the problems. one of them is the future of international security. Keywords: international security, weapons of mass destruction, nuclear proliferation, the balance of power, nuclear diplomacy.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI REGIONAL: Studi Perbandingan Uni Eropa dan ASEAN
Ali Martin;
sugiarto pramono
SPEKTRUM Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (113.945 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v8i1.477
Abstrak Fenomena Integrasi merupakan upaya umat manusia untuk mewujudkan dunia damai. Sejarah dunia yang didominasi oleh perang tak ayal menanamkan traumatis di setiap benak manusia di seantero planet ini. Perang dunia I dan II, yang memorak-porandakan Eropa dan tempat-tempat di luar region itu, kontan menanamkan kengerian yang teramat dalam tidak hanya bagi bangsa Eropa namun juga bangsa-bangsa lain di luar Eropa. Ketakutan akan terjadinya perang dunia III, tak pelak membuat segala upaya dilakukan oleh umat manusia guna menciptakan dunia yang damai sejahtera. Tak terkecuali usahanya melalui gagasan integrasi. Sebagaimana gagasan-gagasan lainnya, integrasi bukan tanpa rintangan. Selalu ada kesulitan-kesulitan di sana-sini, Lebih jauh dari itu, integrasi memiliki karakter yang berbeda-beda antara satu kawasan dengan yang lain, apa yang terjadi di Eropa dengan Uni Eropa misalnya, sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Asia dengan ASEAN. Perbedaan itu muncul dalam banyak hal, di berbagai lini dengan berbagai kadar kesulitan yang berbeda-beda. Sehingga membandingkan antara satu regional dengan yang lain akan sangat membantu guna mengtahui kelemahan-kelemahan masing-masing. Yang pada gilirannya nanti akan menjadi referensi bagi perbaikan di masa depan. Inti studi ini adalah membandingkan Uni Eropa dengan ASEAN. Perbadingan dilakukan sedikitnya dalam empat hal, yang diasumsikan berperan dalam menyuburkan integrasi. Empat hal itu adalah: Intensitas perang; Derajat keterikatan anggota; efektifitas institusi serta di level mana kerjasama dilakukan. Kata kunci: Integrasi, Regionalisme, Fungsionalisme
KONTROVERSI WIKILEAKS DAN DILEMA DIPLOMASI
Andi Purwono
SPEKTRUM Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (62.464 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v8i1.478
Abstraksi Publikasi berbagai dokumen rahasia termasuk kawat- kawat diplomatik oleh wikileaks tidak hanya menimbulkan kegaduhan global luar biasa. Ini juga menimbulkan pertanyaan substantif tentang bagaimanakah sebaiknya diplomasi dipraktekkan. Tulisan ini mengangkat argumen bahwa wikileaks setidaknya menunjukkan dilema yang dihadapi dunia diplomasi antara tuntutan untuk mengabdi pada kepentingan nasional sehingga mensyaratkan beberapa kerahasiaan dan tuntutan demokratisasi di hadapan publik internasional sehingga mensyaratkan transparansi dan pemenuhan kepentingan hajat global yang lebih luas. Tarik ulur kedua kekuatan ini hakikatnya tidak hanya mencerminkan debat antara realisme dan liberalisme, tetapi juga perubahan- perubahan model diplomasi mulai dari model Yunani, Itali, Perancis, hingga Amerika. Proses itu belum lah selesai sehingga ke depan masih akan dijumpai perdebatan menarik tentang hal ini. Kata kunci: diplomasi, kepentingan nasional, demokratisasi, dilema
Konflik Internal Somalia dalam Konteks Perang Sipil
Anna Yulia Hartati
SPEKTRUM Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (129.477 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v8i1.479
Abstraksi Negara Somalia merupakan sebuah failed state yang tidak mampu melakukan fungsi keamanan dan pertahanan bagi negaranya. Kudeta dan pemberontakan militer tidak mampu diredam, justru menimbulkan konflik internasional yang merambah di ranah sipil. Konflik internal yang berujung pada kekerasan tidak menyurutkan pihak-pihak yang bertikai untuk segera menghentikan tindakannyaa. Kebanyakan korban yang jatuh adalah kalangan sipil yang bahkan tidak tahu apa tujuan dari perang yang sebenarnya “if we win then for what, if we lose then by whom?” di saat dunia internasional memulai perbaikan atas perang dan ancaman perang nuklir, negara-negara failed masih harus menghadapi ancaman dan bahkan mengancam warga negaranya sendiri. Kata Kunci : Failed State, Perang Sipil, Konflik Internal
Resensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme
Sugiarto Pramono
SPEKTRUM Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (44.42 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v8i1.481
Globalisasi dengan aneka implikasi ekonomi-politiknya menjadi realitas yang nyaris tidak dapat dielaki—bila enggan untuk mengatakan tidak bisa sama sekali. Efeknya tidak hanya dapat dirasakan namun samapai pada tahap mampu mengendalikan hingga bagian kehidupan kita yang paling pribadi sekalipun. Baik menolak maupun menerima realitas globalisasi, setiap negara atau bahkan individu di dalamnya, tetap “dipaksa” untuk masuk ke dalam arus besar ini, sehingga satu-satunya cara yang paling rasional adalah masuk ke dalamnya sembari terus-menerus mempertangguh diri.
PERAN DAN TANTANGAN ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) DALAM MEWUJUDKAN INTEGRASI EKONOMI KAWASAN DI ASIA TENGGARA
Much. Masykur Afandi
SPEKTRUM Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (96.531 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v8i1.482
Abstraksi ASEAN Economic Community (AEC) pada dasarnya adalah perluasan dari integrasi ekonomi regional yang telah dimulai beberapa tahun silam, tepatnya pada saat pembentukan AFTA tahun 1992. Kerangka besar dari integrasi ekonomi kawasan kemudian dirumuskan pada ASEAN Summit tahun 1997 di Kuala Lumpur yang menghasilkan Visi ASEAN 2020, yaitu tercapainya suatu kawasan yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi, dengan pertumbuhan ekonomi yang berimbang serta berkurangnya kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi dengan memanfaatkan liberalisasi perdagangan. Kata kunci : ASEAN, integrasi, liberalisasi, ASEAN Economic Community.
PERAN NUKLIR KOREA UTARA SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI POLITIK INTERNASIONAL
Andi Purwono;
Ahmad Saifuddin Zuhri
SPEKTRUM Vol 7, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (95.227 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v7i2.483
Abstraksi Korea Utara kembali menjadi sorotan dunia atas pengembangan program nuklirnya. Setelah mengambil langkah swasembada pangan dan nasionalisasi seluruh lahan dan industri, Korea Utara mengembangkan industri nuklir sebagai upaya memodernisasi persenjataan militernya. Korea Utara telah menjadikan nuklir sebagai instrumen diplomasi terhadap dunia internasional demi meraih kepentingan nasionalnya. Alasan Korea Utara menggunakan nuklir sebagai alat diplomasi adalah pertama, alasan rejim survive. Korea Utara menganggap efek deterrent kepemilikan kemampuan serang nuklir akan menggaransi kelangsungan hidup rejim Pyongyang yang tidak lain adalah rejim komunis yang masih ingin eksis di belahan bumi. Kedua, alasan ekonomi. Korut menggunakan program nuklirnya sebagai instrumen diplomasi untuk mendapat bantuan ekonomi. Adapun konsesi yang diberikan Korea Utara adalah seperti penghentian sementara program nuklirnya atau ijin inspeksi IAEA dilakukan dengan imbalan bantuan makanan dan bahan bakar dari Cina dan Korea Selatan, serta pembangunan reaktor nuklir sipil di Korea Utara oleh pihak Korea Selatan dan Jepang. Korea Utara bahkan meminta konsesi untuk sekedar hadir di meja perundingan, sebagaimana syarat Pyongyang agar Washington mencairkan rekening 25 juta dollar miliknya yang dibekukan di Makau tahun 2005 sebelum kembali ke meja perundingan. Ketiga, alasan keamanan. Bagi Korea Utara, program nuklirnya merupakan cara diplomasi yang efektif untuk membawa Amerika Serikat mengarah pada langkah negosiasi. Meskipun pada awalnya, tujuan penegembangan reaktor nuklir di Korea Utara ditujukan untuk penelitian. Namun seiring dengan berkembangnya dinamika politik internasional, Korea Utara pun menggunakan teknologi nuklir yang dimilikinya sebagai sebuah bentuk diplomasi koersif dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan nasionalnyawilayah dan keberadaan NKRI. Kata kunci: Nuklir, Diplomasi, Politik Internasional
Konstruktivisme dalam Studi Hubungan Internasional: Gagasan dan Posisi Teoritik
Sugiarto Pramono;
Andi Purwono
SPEKTRUM Vol 7, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (45.492 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v7i2.485
Abstrak Konstruktivisme acapkali dicibir karena ketidak jelasannya dalam menyuguhkan hasil analisa terhadap realitas hubungan internasional, namun hujatan itu acapkali muncul dari kesalahpahaman para pengkritik terhadap gagasan Konstruktivisme. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan gaya Konstruktivisme dalam memahami realitas hubungan internasional dan mengetahui letak perspektif ini dalam pemetaan teoritik. Kata kunci: shared idea, konstruktivisme
Resensi Buku: Model Pembangunan India dan Cina
Sugiarto Pramono
SPEKTRUM Vol 7, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (28.171 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v7i2.486
Ekonom Goldman Sachs (bank investasi terbesar AS) pada tahun 2001 meramalkan India dan Cina—disamping Brasil dan Rusia yang kemudian dikenal dengan singkatan BRIC—akan menjadi empat ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2050. Ramalan Goldman Sachs bukanlah omong kosong, dalam beberapa dekade terakhir baik India maupun Cina menunjukan tren positif pertumbuhan ekonominya dan bila kedua negara mampu meningkatkan atau setidaknya mempertahankan pertumbuhan tersebut maka apa yang diramalkan itu bukan mustahil menjadi kenyataan.
POLITIK REGIONALISME DAN TANTANGAN ASEAN DI TENGAH ARUS BESAR GLOBALISASI
Budi Winarno
SPEKTRUM Vol 5, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (68.404 KB)
|
DOI: 10.31942/spektrum.v5i2.487
AbstractThe Regional international relation recently has been the other trend on global politics economy. Although the experts don’t have any compromise of how regionalism raises and beingtrend on international relation, either realism, liberal also structuralism. On their development regional cooperation dynamic couldn’t apart from economic globalization. ASEAN cooperation doesn’t enough for pressure economic integration and intra regional trade. That is happened because of loss political will and socialization between the members to private sectors. So ASEAN must prepare themselves, conflict resolution must build consensus building when ASEAN must meet many regional and global power. Keywords : regional cooperation, loss political will, conflict resolution