cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Articles 141 Documents
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT (EUCHEUMA SP) INDUSTRI PENGOLAHAN SEMI-REFINED KARAGENAN SEBAGAI PUPUK CAIR PADA TANAMAN HORTIKULTURA Medan Yumas; Justus Elisa Loppies; Eky Yenita Ristanti; Dyah Wuri Asriati
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5507

Abstract

Abstrak: Limbah padat rumput laut (Eucheuma sp) merupakan sisa sortiran dan pencucian industry pengolahan semi-refine karagenan, mempunyai prospek untuk dibuat pupuk organik cair karena kaya kandungan hormone pemacu tumbuh (HPT), unsur hara makro dan mikro.Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan limbah padat (Eucheuma sp) sisa sortiran dan pencucian oleh industry pengolahan semi-refine karagenan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair untuk tanaman hortikultura. Tahapan penelitian meliputi pembuatan alat fermentasi, penyiapan limbah rumput laut, penetapan formula,  fermentasi, pengujian pupuk organik cair, dan aplikasi pupuk ke tanaman cabe (Capsicum sp) dan tomat (Solanum lycopersicum). Pupuk organik cair diformulasi  dari 90%, 85%, 80%, 75%, dan 70% limbah padat (Eucheuma sp) ditambah larutan EM4 dan larutan terasi. Fermentasi dilakukan  secara semi-anaerob selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair hasil proses fermentasi yang terbaik adalah  formula dengan perlakuan B yaitu 85% limbah padat (Eucheuma sp) sisa sortiran dan pencucian, 10% larutan EM4, dan 5% larutan terasi, dengan kandungan hormone pemacu tumbuh (auksin 150,94, giberelin 178,55, sitokinin terdiri dari kinetin 105,98 dan zeatin 127,04), pH 7,15, tidak mengandung bakteri pathogen dan memiliki laju pertumbuhan tanaman lebih cepat dibandingkan 4 perlakuan lainnya (tinggi tanaman, jumlah helai daun, panjang daun, dan lebar daun).  Jumlah kandungan hormone pemacu tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah yang terkandung dalam pupuk cair rumput laut komersial. Namun unsur hara makro dan mikro yang terdapat di dalam pupuk organik hasil fermentasi, jumlahnya sedikit dan tidak memenuhi standar. Kata kunci: limbah padat, Eucheuma sp, pupuk organik cair, tanaman hortikultura, hormone pemacu tumbuh (HPT), unsur hara makro, unsur hara mikro.
BY-PRODUCT KULIT KOPI ARABIKA DAN ROBUSTA SEBAGAI SUMBER POLIFENOL UNTUK ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI Enny Sholichah; Rizky Apriani; Dewi Desnilasari; Mirwan Ardiansyah Karim; Hervelly Hervelly
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5195

Abstract

Kulit kopi sebagai produk samping pengolahan kopi dapat dimanfaatkan menjadi produk minuman kesehatan sebagai sumber polifenol sebagai senyawa bioaktif untuk antioksidan dan antibakteri. Kondidi proses ekstraksi menentukan kandungan bahan aktif dalam minuman cascara. Penelitian ini mempelajari  pengaruh proses ekstraksi cascara dengan 3 variabel suhu (75℃, 85 ℃ dan 95℃) dan 3 variabel konsentrasi (1:100, 2:100 dan 3:100) untuk 2 jenis kopi yaitu arabika dan robusta terhadap kandungan bioaktif senyawa polifenol, aktivitas antioksidan, dan aktivitas antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi cascara arabika menghasilkan kandungan polifenol terbaik (2.381 %) pada suhu 85℃ dan aktivitas antioksidan (33,5%) pada suhu 75℃, masing-masing pada perbandingan 2:100. Ekstraksi cascara robusta terbaik pada suhu 85℃ dan perbandingan 2:100, dimana kandungan polifenol  (8,089 %) sedangkan aktivitas antioksidan ( 57,5%) pada suhu 75℃ serta  perbandingan 2:100 dan 3:100. Aktivitas antibakteri cascara arabika lebih besar dari robusta . Cascara arabika pada suhu 75-95℃ dengan 3 konsentrasi tidak mengalami perubahan aktivitas antibakteri secara signifikan yaitu pada kisaran 91,02-97,6%. Aktfitas antibakteri cascara robusta tertinggi pada suhu ekstraksi 95% konsentrasi 3:100 yaitu 97,16%.
PENGARUH STEAM BLANCHING DAN PENGERINGAN BIJI KAKAO NON FERMENTASI TERHADAP KANDUNGAN TOTAL FLAVONOID, TOTAL FENOL, DAN ANTIOKSIDAN (Effect of Steam Blanching and Drying of Unfermented Cocoa Beans to Flavonoid Total, fenol Total, and Antioxidant) Rosniati Kasim; Medan Yumas; Wahyuni Daming; Melia Aryanti; Dwi Indriana
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5488

Abstract

Abstrak : Penelitian pengaruh steam blanching dan pengeringan biji kakao non fermentasi terhadap kandungan total flavonoid, total fenol, dan antioksidan telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh steam blanching dan pengeringan terhadap kandungan total fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan biji kakao. Penelitian  ini terdiri  dari  4 perlakuan  yaitu :   A1B1 (Tanpa Blanching, dan pengeringan sinar matahari), A1B2 (Tanpa Blanching dan pengeringan oven),  A2B1 ( Blanching dan pengeringan sinar matahari), dan A2B2 (Blanching dan pengeringan oven). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan tanpa blanching dan pengeringan biji kakao dengan cara penjemuran dengan sinar matahari (A1B1) menghasilkan total flavonoid  paling tinggi yaitu 4,60 % dan mempunyai aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH (IC50) yang paling kecil (sifat antioksidan paling kuat), sedangkan kombinasi perlakuan tanpa blanching dan pengeringan dengan oven (A1B2) menghasilkan total fenol paling tinggi yaitu 4,04 %. Kata Kunci : Biji kakao non fermentasi, blanching, dan pengeringan.  
TEKNOLOGI DIGITAL SENSOR WARNA UNTUK MENGUKUR TINGKAT FERMENTASI KAKAO (ULASAN) Nurhayati Nurhayati; Ratri Retno Utami; Yusdianto Yusdianto
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.4656

Abstract

Pemerintah berencana untuk memberlakukan SNI Kakao No. 2323-2008 secara wajib sebagai upaya meningkatan mutu biji kakao. Diantara aspek mutu dalam SNI yang sangat penting adalah tingkat fermentasi yang sempurna. Sampai saat ini, tingkat fermentasi ditentukan dengan metoda uji belah, yang hanya membandingkan warna keping biji secara secara visual dan kualitatif. Warna cokelat menunjukkan tingkat fermentasi yang sempurna dan warna ungu dominan digolongkan sebagai under fermented. Cara uji yang bersifat subyektif ini sering menimbulkan permasalahan karena perbedaan persepsi antara pedagang dan petani tentang kualitas biji yang sedang ditransaksikan. Untuk itu perlu adanya inovasi berbasis teknologi digital menggunakan sensor warna yang akan mengetahui tingkat fermentasi secara obyektif, efektif dan efisien. Ulasan ini bertujuan untuk mengetahui potensi teknologi digital sensor warna sehingga bermanfaat untuk menentukan tingkat fermentasi sempurna dari kakao.
PENGARUH PENYANGRAIAN BIJI KAKAO NON FERMENTASI DENGAN SISTEM UAP PANAS TERHADAP KANDUNGAN POLIFENOL, KATEKIN, DAN RESIDU PESTISIDA KAKAO BUBUK wahyuni wahyuni; Rosniati Kasim; Medan Yumas; Melia Ariyanti; Dwi Indriana
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5537

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan polifenol, katekin, dan residu pestisida pada kakao bubuk. Biji kakao basah diblanching menggunakan air panas, kemudian dikeringkan dengan cara  dijemur pada sinar matahari terlindung.  Biji kakao kering disangrai dengan metode uap air panas menggunakan waterbath pada suhu 80°C selama 30 menit.  Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu Biji Kakao Sangrai (BS) dan Biji Kakao Tanpa Sangrai (BTS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kakao bubuk yang dihasilkan dari biji kakao sangrai (BS) mempunyai kandungan senyawa total polifenol 6,89% sedangkan kakao bubuk tanpa sangrai (BTS) mempunyai kandungan total polifenol 9,42%. Senyawa katekin pada  kakao bubuk dari biji kakao sangrai (BS) 6,335 g/100g, sedangkan biji kakao tidak sangrai (BTS) 6,626 g/100g. Residu pestisida dari semua kakao bubuk yang dianalisis tidak ada yang terdeteksi, sehingga kakao bubuk yang dihasilkan dari penelitian ini aman dari pestisida.
The Properties of Aloe Vera Powder using Cassava Maltodextrin as Carrier Agents Maherawati Maherawati; Lucky Hartanti
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5307

Abstract

The aims of this research is to determine the powder properties of aloe vera powder in different amount of cassava maltodextrin addition. The total soluble solid in aloe vera extract before spray drying was adjusted to the total soluble solid as 20%, 25%, and 30% (w/v) by adding the appropriate amount of cassava maltodextrin as carrier agents. The results showed that all aloe vera powder has the water activity in the range of safe water activity for dried food (0.32-0.38). The highest cassava maltodextrin added produce aloe vera powder with the lowest water content (4.49%). The addition of cassava maltodextrin increased brightness, reduced the water content, decreased the cohesiveness between powder particles and increased the flowability of the aloe vera powder. More of cassava maltodextrin addition caused a decrease in solubility and wettability time on aloe vera powder. The aloe vera powder particle had a round shape and uniform size. The higher cassava maltodextrin addition made a larger size of aloe vera powder particle.
KARAKTERISTIK OLEOGEL DARI MINYAK NABATI MENGGUNAKAN LILIN LEBAH DAN LEMAK KAKAO SEBAGAI OLEOGATOR justus elisa loppies; Eky Yenita Ristanti; Sitti Ramlah; Alfrida Lullung; Andi Amalia
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5552

Abstract

Abstrak: Pengembangan oleogel dapat dilakukan melalui rekayasa strukur molekul minyak atau lemak sehingga diperoleh karakteristik tertentu sesuai peruntukannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik oleogel yang dibentuk dari bahan minyak nabati (minyak sawit dan kedelai) dan lilin lebah dan lemak kakao sebagai oleogator. Karakteristik yang diukur meliputi; tekstur, titik leleh, viskositas dan kandungan lemak padat. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan membandingkan proses oleogelasi menggunakan dua jenis minyak nabati yaitu: minyak sawit dan minyak kedelai dan dua jenis komposisi oleogator yaitu lemak kakao 1% + lilin lebah 9% dan lemak kakao 3 % + lilin lebah 7 %. Proses oleogelasi dilakukan dengan cara mencampurkan massa minyak dengan oleogator pada putaran 15.000 dan 25.000 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Oleogel dengan karakteristik terbaik diperoleh dari proses oleogelasi minyak sawit dengan oleogator (1% lemak kakao dan 9% lilin lebah) pada kecepatan pengadukan 25.000 rpm. Karakteristik yang diperoleh adalah; memiliki titik leleh dan viskositas yang tinggi yaitu 43,72 – 45,53 oC dan 161 x 103 centipoise, mempunyai struktur yang lebih padat dan homogen dengan kandungan lemak padat yang lebih rendah (83,33 %) dibanding produk pembanding (mentega putih). Kata Kunci: karakteristik, oleogel, oleogator, oleogelasi, minyak nabati, lilin lebah, lemak kakao    
KARAKTERISTIK COKELAT SPREAD DENGAN PENAMBAHAN OLEOGEL DARI OLEOGATOR LEMAK KAKAO Alfrida Lullung Sampebarra; Khaerunisa Khaerunisa; Eky Yenita Ristanti; Dyah Wuri Asriati
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5387

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan oleogel dengan oleogator lemak kakao pada produk cokelat oles (selei coklat). Selei cokelat atau cokelat oles dibuat dari cokelat batang yang dilelehkan dari formula BS3,PS3, BK3, PK3, BCBS, dan PCBS yang mengandung oleogel dari minyak sawit, lemak kakao dan minyak kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam formulasi cokelat oles (selei coklat) yang dihasilkan mengandung 23 jenis asam lemak (fatty acid dan fatty content) dengan masing masing karakterisik kimia yaitu nilai asam lemak yaitu  asam lemak Cis, Cis-10-Heptadecanoic  Acid, C17:1, Cis-11,14-Eicosedienoic  Acid, C20:2,  Cis-8,11,14-Eicosetrienoic Acid,C20:3n6 pada produk BK3 dan PK3 tetapi tidak terdapat pada BS3, PS3, BCBS, dan PCBS. Sedangkan asam lemak Cis-13,16-Docosadienoic Acid C22:2 terdapat pada produk cokelat oles PK3 dan BS3 tetapi tidak terdapat pada BK3, BS3, PS3, BCBS dan PCBS sedangkan analisa cemaran logam As, Sn, Cd, dan Hg pada produk cokelat oles yang dihasilkan menunjukkan nilai rata rata yang lebih kecil atau tidak terdeteksi adanya cemaran logam dan berdasarkan SNI  Cokelat dan Produk Cokelat (2014) mempersyaratkan kandungan Cd maksimal 0,5 mg/kg, Sn maksimal 40 mg/kg, Hg maksimal 0,03 mg/kg, dan As maksimal 1 mg/kg. Sehingga rata rata hasil cemaran logam pada keenam formula produk cokelat oles memenuhi standar mutu SNI produk cokelat.
KONTRIBUSI KOMPONEN TEKNOLOGI INDUSTRI PENGOLAHAN COKELAT (STUDI KASUS CV. X) Ratri Retno Utami; Zuhrawaty Zuhrawaty; Tristania Pranasari
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v15i1.5972

Abstract

Abstrak: Teknologi merupakan faktor penentu terbentuknya daya saing industri. Komponen teknologi antara lain technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Tujuan penelitian adalah menghitung nilai koefisien kontribusi komponen teknologi (TCC) dan menentukan rekomendasi strategi pengembangan komponen teknologi di CV. X. Komponen teknologi ini diukur menggunakan metode teknometrik dan Analytical Hierarchy Process untuk menentukan posisi suatu industri dibandingkan dengan pesaingnya. Hasil perhitungan TCC diperoleh nilai 0,3966 (buruk hingga sedang), sehingga CV. X perlu melakukan perbaikan pada komponen teknologi yang memiliki nilai kontribusi paling rendah. Komponen teknologi dengan nilai intensitas kontribusi komponen teknologi paling tinggi adalah infoware (0,488) sehingga menjadi prioitas pengembangan di CV. X. Analisis gap, menunjukkan bahwa CV. X mempunyai nilai TCC yang lebih rendah dari kompetitornya, dengan komponen yang masih tertinggal adalah technoware dan orgaware. Rekomendasi strategi perbaikan komponen teknologi adalah memperbaiki semua komponen teknologi sesuai dengan prioritas pengembangan.Kata kunci: teknometrik, Analytical Hierarchy Process, industri pengolahan cokelat, analisis gap
PENGARUH PENAMBAHAN POLIFENOL TERHADAP KARAKTERISTIK MILK CHOCOLATE COUVERTURE DAN ANALOG Dyah Wuri Asriati; Imran Thamrin; Melia Ariyanti; Ardiansyah Ardiansyah
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v15i1.6228

Abstract

ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan polifenol pada pembuatan produk milk chocolate couverture dan analog. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan polifenol terhadap karakteristik milk chocolate couverture dan analog. Tahapan penelitian terdiri dari penyangraian biji kakao fermentasi dan tanpa fermentasi, pemisahan kulit ari biji kakao, pemastaan, formulasi produk dengan penambahan polifenol, pencampuran dengan conching, tempering untuk milk chocolate couverture, dan langsung pencetakan dan pengemasan untuk milk chocolate analog. Parameter yang dianalisa meliputi kadar air, kadar lemak, viskositas, titik leleh, dan ALT. Sedangkan uji organoleptik meliputi aroma, rasa, tekstur, dan penampakan produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan polifenol pada produk dapat meningkatkan nilai viskositas (918000-1280000 Cp), menaikkan titik leleh produk (30-33oC), total lemak (41,88-42,89%), kadar air (1,25-1,52%), ALT (100-240 koloni/g) sesuai SNI 4458-1998, dan disukai oleh panelis dengan rentang skor 3,30-3,57 (cukup suka) untuk produk milk chocolate couventure dan analog dengan penambahan polifenol sebagai penambah aroma, rasa, tekstur, dan penampakan cokelat.Kata kunci: karakteristik, milk chocolate, organoleptik, polifenol   Kata kunci: karakteristik, milk chocolate, organoleptik, polifenol

Page 9 of 15 | Total Record : 141