cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
RITME
ISSN : 1412653X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education, Art,
Jurnal Ritme (Seni dan Desain serta Pengajarannya) diterbitkan oleh Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia dua kali dalam setahun, bulan Februari dan Agustus. Ruang lingkup topik artikel meliputi pembelajaran seni dan desain, inovasi pembelajaran seni, model pembelajaran seni, strategi pembelajaran seni, pendekatan pembelajaran seni, evaluasi pembelajaran seni, media dan teknologi pembelajaran seni, kajian seni, kajian budaya, kajian desain dan kajian sejarah seni.
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
DEKONTRUKSI MOTIF BATIK KERATON CIREBON: PENGARUH RAGAM HIAS KERATON PADA MOTIF BATIK CIREBON Agus Nursalim; Harry Sulastianto; Zakiah Pawitan
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motif batik Keraton Cirebon memiliki makna simbolik dan filosofis yang mengandung pesanmoral. Ide dasar batik keraton adalah dari ragam hias Keraton Cirebon, naskah dan mushaf Al-qur‟an  pada Abad 20. Tekanan dan resistensi kebudayaan barat pada dekade 70 -an yangbersifat progresif utopis telah mengubur berbagai tradisi dan kebudayaan etnik, identitas lokal, subculture, yang dianggap tidak sesuai dengan semangat zaman modern. Arus informasi global telahmemperkaya cakrawala pengetahuan lokal yang mampu membangkitkan kesadaran lokal  yaitukesadaran ontologism diantara kebudayaan plural yang imperialis dan represif yang akan menggiringpada krisis identitas. Identitas, menurut Jonathan Rutherfort merupakan satu mata rantai masa laludengan hubungan-hubungan sosial, kultural, dan ekonomi di dalam ruang dan waktu satu masyarakathidup. Kini motif batik keraton telah menjadi identitas batik Cirebon. Penelitian ini bersifat diskriptifkualitatif yang mengkaji hingar bingarnya era kebangkitan kembali motif batik keraton Cirebonsetelah mengalami „mati suri‟ selama berpuluh-puluh tahun. Permasalahannya adalah: Bagaimana pola ragam hias Keraton Cirebon mengalami dekonstruksi  menjadi motif batik keraton Cirebon?Apakah makna filosofis dan makna simbolik motif Batik Keraton mengalami dekonstruksi setelahberkembang pesat menjadi batik Cirebon? Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan cara:observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan Analisis data hasil penelitian dilakukan denganpendekatan teori „semiotika dekonstruk tif ’ dari Jaques Derida dan Ferdinand de‟Sausure. Kajianterhadap bahasa dan makna (petanda) simbolik dilakukan dengan teorinya Ferdinand de‟Saussure.Sedangkan; penafsiran makna „logos‟ menggunakan pendekatan teori semiotika dekonstruktif Jaques Derida. Dari hasil  penelitian diperoleh  informasi data secara akurat dan benar  mengenai prosesdekonstruksi bentuk ragam hias ke dalam motif batik keraton hingga menjadi „  character buildingBatik  Cirebon’ beserta makna-maknanya yang telah didukung oleh teori-teori yang ada.
MINIMAX SEBAGAI KONSEP BERKARYA SLAMET ABDUL SJUKUR DALAM PENCIPTAAN MUSIK KONTEMPORER Hery Supiarza
RITME Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep Minimax merupakan istilah yang digunakan oleh Slamet Abdul Sjukur dalam membuat karya musik kontemporer. Minimax dibangun dari dua kata, mini artinya kecil, dan max artinya maksimal (paling besar). Kata tersebut bermakna sesuatu yang kecil kemudian dijadikan menjadi paling besar, bukan saja hanya besar tapi dipalingbesarkan. Melalui konsep Minimax ini, keterbatasan itu bukan hambatan, tapi justru merupakan tantangan bagi komponis untuk menggunakan akal menjadi kreatif. Pada artikel ini, konsep kekaryaan Minimax Slamet Abdul Sjukur dalam penciptaan musik kontemporer akan dibahas mengenai terminologinya sampai menjadi gagasan dekomposisi, rekomposisi, sosio kultural dan edukatif. Berdasarkan konsep tersebut kekaryaannya dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu: musik multimedia,musik instrumen, musik vokal, dan musik dengan tari, lalu karya gelandangan menjadi karya untuk melihat konsep minimax.
PEMBELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH DASAR Dedi Rosala
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam pembelajaran Seni Budaya dapat membangun karakter yang merupakan fondasi utama terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera. Tujuan artikel ini adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang teori  pendidikan karakter yangterkandung dalam kearifan lokal seni tari di lembaga Sekolah Dasar. Data-data yang dikaji dalamartikel ini merupakan konseptual berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan. Hasil yangingin dicapai berlandaskan pada konsep pendidikan karakter yang berorientasi pada pendekatan moralreasoning  melalui pembelajaran pendidikan seni tari tercermin dalam toleransi, solidaritas, dan kebersamaan.
MAKNA SIMBOL TARI NIMANG PADI DALAM UPACARA ADAT NAEK DANGO MASYARAKAT DAYAK KANAYANT Imma Fretisari
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan simbol dan makna yang terdapat dalam gerak Tari Nimang Padi. Tujuanartikel ini untuk mendeskripsikan simbol-simbol dan makna gerak pada Tari `Nimang Padi pada Upacara Naek Dango. Peneliti menggunakan teori simbol, dan makna sebagai acuan. Dalam hal inimetode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan etnokoreologi dan pendekatan ilmukomposisi serta antropologi. Peneliti menyimpulkan bahwa pada Tari Nimang Padi hanya beberapagerakan saja yang mengandung unsur simbol dan makna. Jika dilihat secara keseluruhan barulahtergambar makna simbolisasi yang terkandung pada gerak tersebut, yaitu simbolisasi daripenghormatan dan rasa syukur kepada Jubata dan roh para Nenek Moyang, dengan disertai adanyapersembahan yang diberikan oleh masyarakatnya.

Page 3 of 3 | Total Record : 24