cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
RITME
ISSN : 1412653X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education, Art,
Jurnal Ritme (Seni dan Desain serta Pengajarannya) diterbitkan oleh Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia dua kali dalam setahun, bulan Februari dan Agustus. Ruang lingkup topik artikel meliputi pembelajaran seni dan desain, inovasi pembelajaran seni, model pembelajaran seni, strategi pembelajaran seni, pendekatan pembelajaran seni, evaluasi pembelajaran seni, media dan teknologi pembelajaran seni, kajian seni, kajian budaya, kajian desain dan kajian sejarah seni.
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
PENERAPAN TEKNIK ORNAMENTASI SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA LAGU TEMBANG SUNDA CIANJURAN Engkur Kurdita
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penerapan teknik ornamentasi suling Sunda lubang enam pada lagu tembang Sunda Cianjuran dalam mata kuliah Instrumen Pilihan Wajib IV (tiup daerah) di Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Pendidikan Indonesia. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Siklus I, materi pembelajaran mengarah pada bagaimana teknik bermain suling, pemahaman jenis-jenis ornamen dan penerapan jenis-jenis ornamen suling lubang enam. Siklus II, sama halnya dengan siklus pertama, namun pembelajaran lebih ditekankan kepada ornamentasi puruluk dan bintih serta penerapan ornamentasi pada lagu tembang Sunda Cianjuran. Responden pada penelitian ini terdiri dari tiga orang mahasiswa seni musik yang mengontrak mata kuliah Instrumen Pilihan Wajib IV (tiup daerah). Pre Tes 14%, Post Tes Siklus I 49% dan Post Tes Siklus II 79%. Berdasarkan peningkatan presentase hasil belajar tersebut, tingkat keberhasilan pada proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Pada akhirnya dalam proses pembelajaran mahasiswa dapat menerapkan ornamentasi pada lagu tembang Sunda Cianjuran dengan estetika yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan penerapan ornamentasi suling lubang enam dapat pula diimplementasikan oleh guru kesenian pada sekolah-sekolah formal sesuai dengan jenjangnya masing-masing.
REOG AMBIT: PERJALANAN SENI TRADISI DAN NILAI BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH Dewi Karyati
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki beragam seni pertunjukan yang hidup di masyarakat, salah satunya adalah reog. Reog yang dimaskud dalam penelitian ini adalah reog Sunda, khususnya dari Kabupaten Sumedang. Reog ini berbentuk pertunjukan  musik, lawak, dan tari. Daerah yang memiliki sejarah reog paling terkenal di Kabupaten Sumedang berasal dari Desa Ambit, Kecamatan Situraja. Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimana sejarah perjalanan seni pertunjukan reog di Desa Ambit, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang?;  2) apa saja nilai budaya yang terkandung dalam seni pertunjukan reog?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mendeksripsikan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian, reog Ambit mengalami masa kejayaan sekitar tahun 1960 - 1970 an. Pada masa itu, reog menjadi salah satu hiburan favorit masyakarat. Setiap pertunjukan reog digelar, penonton selalu memenuhi area pertunjukan. Namun sayangnya, kini kesenian reog tidak terlalu banyak diminati dan dikenal masyarakat. Keberadaannya seperti mati suri. Pertunjukan  reog hanya dapat dinikmati pada saat-saat tertentu saja, misalnya pergelaran khusus kesenian rakyat yang diadakan instansi-instansi tertentu. Hal tersebut sangat disayangkan, karena reog merupakan salah satu seni tradisi yang sarat akan nilai budaya. Meskipun hampir punah, namun seni pertunjukan reog masih dapat bertahan dengan bertransformasi. Reog yang terancam punah, memerlukan perhatian dari semua lapisan masyarakat. Reog harus dilestarikan, karena sarat dengan nilai-nilai budaya. Reog dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai nilai-nilai budaya Indonesia, seperti solidaritas, kekeluargaan, dan cinta nusantara.
Visualisasi Tema Maternal Dalam Karya Perempuan Perupa Kontemporer Indonesia Ira Adriati Winarno
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perempuan perupa Indonesia telah berkiprah sejak era Kartini bersaudara, tetapi konsistensi perempuan perupa seringkali diragukan oleh para kurator, kolektor, maupun pengamat seni rupa di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena perempuan perupa seringkali tidak produktif lagi ketika mereka berhadapan dengan biological clock, yaitu ketika mereka dituntut untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui anak. Selanjutnya secara stereotype beban perawatan anak dalam masyarakat lebih banyak menjadi tanggung jawab seorang perempuan. Menarik untuk mengkaji perempuan perupa kontemporer Indonesia yang dapat konsisten berkarya meskipun mereka berhadapan dengan tugas maternal. Penelitian ini akan mengkaji karya-karya perempuan perupa kontemporer Indonesia yang mengangkat tema maternal dalam karyanya. Sampel penelitian tidak terbatas pada perempuan perupa yang telah menikah dan memiliki anak, karena pada dasarnya pemikiran maternal tersebut ada dalam setiap perempuan. Pendekatan keilmuan dalam penelitian ini menggunakan teori feminist art, kritik seni, dan psikologi. Berdasarkan hasil analisis, tema maternal dipilih oleh mereka yang telah memiliki anak. Visualisasi karya mereka mencerminkan hubungan ibu dan anak sebagai ungkapan kasih sayang, rasa khawatir, maupun tugas maternal menjadi bagian dari beban hidup mereka.
MENANAMKAN NILAI-NILAI TRADISI DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI TAMAN KANAK-KANAK Ace Iwan Suryawan
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menanamkan nilai-nilai tradisi yang dipandang berpotensi untuk mengembangkan daya pikir, daya kreativitas, keterarmpilan, dan tumbuhnya karakter anak yang baik perlu terus diupayakan dalam berbagai aktivitas anak, khususnya dalam proses kegiatan pendidikan di Taman Kanak-kanak. Hal ini dapat diwujudkan salah satunya melalui pembelajaran seni tari yang disiapkan secara baik agar kegiatan belajar dapat berhasil secara optimal. Untuk itu, dipandang perlu penanaman nilai-nilai tradisi sebagai bahan materi ajar dapat dilakukan oleh para guru dengan mengacu pada kegiatan belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.
KREATIVITAS ANAK : PERMAINAN KOMPOSISI SIKAP DAN GERAK TARI (Sebuah Pendekatan Imajinatif melalui Aktivitas Metaforik Berbasis Alam Sekitar Untuk Pembelajaran Seni Tari di Pendidikan Dasar) Beben Barnas
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

It is very possible to help students learn how to see and response their environment. Hawkin posits that if one teaches choreography in an experimental class, it is better to use a certain model of observation as a tool to help him perceive the pattern. From the perspective of a teacher about creativity is that it includes all productive efforts which are unique from the individual to help children digging and developing their potency optimally. A teacher has been encountered by an important question: how to create a situation which can help students to build an achievable environment for each individual to response intuitively and attract to move creatively. The lack of confidence in children and environment can complicate and even block the attitude to accept experiences and the encouragement to create a dance movement. A necessity of learning creative dance needs an environmental maintenance which gives freedom to the children to react intuitively without feel scared of judgment (right or wrong) of their creativity. Furthermore, it enables children to be confident. The role of a teacher here is to stimulate students’ creativity by giving some metaphorical expressions so that they can create and develop their own creative movements.  Metaphorical activity in encouraging children’s creativity in learning dance is a process of learning which gives a way of working to help its environment. It gives facilities and opportunities to the students to develop their ability. The ability to explore and find dance movement through their potential creativity is expected will give them freedom to experience, find, and create passion -from their heart- in creating variety of dance movements which are appropriate with the purpose of the study which is determined in dance subject in the Elementary Schools.
KREATIVITAS SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN (Sebuah Upaya Pengembangan Kualitas Pendidikan) Yulianti Fitriani
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini membahas tentang kreativitas sebagai model pembelajaran sebagai upaya pengembangan kualitas pendidikan. Berdasarkan hasil lapangan menunjukkan bahwa kreativitas memberikan hasil yang baik terhadap pembelajaran. Model, metode, pendekatan atau cara-cara khusus sangat berdampak baik dalam meningkatkan hasil karya seni yang kreatif. Target yang dituju tidak hanya siswa, tetapi guru-guru sekolah dasar yang dieksplorasi potensi kreatifnya. Karena pada kenyataannya seorang guru kreatif yang berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikannya mempunyai dampak yang signifikan, salah satunya adalah dengan mengasah potensi kreatifnya yang tersembunyi dalam diri guru. Tujuannya adalah semua elemen-elemen pendidikan mempunyai dedikasi tinggi terhadap pengembangan kualitas dan kualitas pendidikan yang diharapkan.
SEMIOTIKA KETAKSADARAN PADA KARYA LUKIS PENYANDANG SKIZOFRENIA RESIDUAL Caecilia Tridjata; Yasraf Amir Piliang
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam tulisan ini dieksplorasi segi konseptual dan empirik tentang aspek ketaksadaran dalam kepribadian penyandang skizofrenia yang diekspresikan melalui karya-karya lukisnya. Konsep-konsep ‘kesadaran’ dan ‘ketaksadaran’ dalam psikoanalisa merupakan kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah-masalah kepribadian, salah satu diantaranya adalah skizofrenia. Pada kasus penyandang skizofrenia proses membawa pre-conscious menjadi sebuah kesadaran mengalami masalah karena telah terbenam lebih dalam ke unconsciousness. Menurut pandangan psikoanalisa Lacan secara konseptual pemahaman konsep ‘subyek’ dari penyandang skizofrenia dapat dianalisa melalui karya-karya lukis mereka. Penataan elemen-elemen visual pada karya lukis mereka layaknya sebuah struktur bahasa dalam relasi penandaan yang dapat diinterpretasi melalui berbagai pendekatan, salah satunya melalui metode Semiotika. Pada kasus penyandang skizofrenia prosesnya menjadi lebih kompleks karena terjadi kerancuan pola dan arus berpikir yang disebabkan oleh halusinasi, delusi dan gangguaan psikologis lainnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya kerancuan relasi tanda sehingga ide, tema/subject matter, unsur-unsur visual dan gaya pada karya-karya lukisnya terkesan tak lazim atau ganjil. Metode semiotika ketaksadaran membantu proses memahami subjektivitas penyandang skizofrenia melalui karya lukisnya yang terhubung dengan alam ketaksadarannya. Karya lukis skizofrenia merupakan sublimasi artistik dari keinginan bersosialisasi dengan masyarakat. Dalam perspektif semiotika manifestasi dari ‘self expression’ yang divisualisasikan dalam karya seni lukis dipahami sebagai ‘kode pribadi’ yang berpotensi mengalami perubahan tanda dan makna hingga menampilkan ‘pola’ atau ‘gaya individu’ yang orisinal yang disebut ‘idiolect’. Penafsiran makna simbolik yang orisinal yang terdapat pada karya lukis skizofrenia ini dimungkinkan dilakukan melalui penafsiran terbuka atau prospektif.  
NILAI FEMININITAS INDONESIA DALAM DESAIN BUSANA KEBAYA IBU NEGARA Suciati Suciati; Agus Sachari; Kahfiati Kahdar
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Busana Kebaya Ibu Negara, salah satu costume yang merepresentasikan jatidiri (nilai femininitas) perempuan Indonesia. Tugas Ibu Negara bersama istri para menteri di antaranya menjalankan kegiatan pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan lingkungan hidup, mendampingi Presiden/suaminya (dalam dan luar negeri), dan kegiatan sosial. Busana Ibu Negara mengikuti beberapa aturan khusus, di antaranya Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1987 tentang protokol yang salahsatunya mengatur penataan Busana Nasional (pada acara resmi dan nonresmi). Busana Kebaya Ibu Negara dewasa ini dipengaruhi peran fashion stylist atau personal stylist, dan  cenderung di dominasi busana bergaya  Eropa dan Timur Tengah. Busana Kebaya Ibu Negara diharapkan dapat menjadi pengendali dan panutan bagi perempuan Indonesia dalam berbusana yang mempertahankan nilai femininitas perempuan Indonesia. Busana Kebaya adalah penanda  yang merepresentasikan petanda identitas kolektif dari tata nilai dan prilaku sosio-kultural komunitas pemakainya, di samping model dan bentuk serta fungsinya yang mencerminkan nilai-nilai femininitas perempuan Indonesia. Dewasa ini busana perempuan Indonesia telah berkembang mengikuti tren busana global dan lebih banyak menampilkan sisi sensualitas, selera pasar, dan kepentingan industri fashion tanpa memperhatikan nilai-nilai edukasi dan budaya Indonesia khususnya nilai femininitas perempuan. Kajian ini menggunakan kajian transformasi budaya  dan perubahan system nilai pada Busana Kebaya Ibu Negara Indonesia Negara.  Busana Kebaya sebagai salah satu identitas`nasional dalam era globalisasi dewasa ini berkembang menjadi special costume dengan citarasa lokal (meprepresentasikan budaya etnik Nusantara).
TALENT MANAJEMAN DALAM MANAJEMAN PERKULIAHAN PENDIDIKAN SENI FRSD UPI Ayat Suryatna
RITME Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada tiga kunci pengembangan SDM mahasiswa seni di Perguruan tinggi untuk meraih masa depan, yakni: Talent Manajeman, Penempatan Landasan dan Strategi Pengembangan SDM Mahasiswa Seni di FPSD UPI yang tepat. Untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia (Word Class) yang digembargemborkan mustahil tercapai manakala tidak diterapkan manajeman SDM yang modern yang didasarkan atas talenta, yakni manajeman yang (a) Para pimpinan utama  perguruan tinggi UPI memiliki visi dan pola pikir pengembangan (Development Mindset) yang strategis dan sibuk dengan politik lokal. Pola pikir politiik kekuasaan saja tidak mengutamakan arah dan tujuan perguruan tinggi yang handal dan kompetitip; (b) Organisasi perguruan tinggi tidak memiliki budaya belajar(Performance Culture) atas keberhasilan/kegagalan serta memberi kompensisai yang memadai; (c) Dukungan pimpinan utama perguruan tinggi acuh tak acuh dan kurang mendukung  pengembangan mahasiswa yang bertalenta; (d) Infrastruktur dan sistem informasi perguruan tinggi yang akurat (Good Human Resource Information System).
SISTEM NOTASI UNTUK PEMBELAJARAN KACAPI INDUNG TEMBANG SUNDA CIANJURAN Julia Julia
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tidak dapat dipungkiri bahwa akulturasi budaya sebagai bagian dari pergaulan dunia yang tanpa batas, tidak hanya berpengaruh pada perkembangan dan popularitas seni-seni etnik, tapi jugaberpengaruh terhadap cara-cara pentransmisian seni itu sendiri. Sebagai salah satu cara untukmengikuti arus globalisasi, tulisan ini mencoba untuk menggagas dan menawarkan salah satu metodepembelajaran pada salah satu seni etnik Indonesia, yakni pembelajaran kacapi indung dalam senitembang Sunda Cianjuran. Metode yang ditawarkan adalah pembelajaran kacapi melalui sistem notasi yang dibuat secara khusus oleh penulis. Pembuatan sistem notasi dilakukan denganmempertimbangkan beberapa aspek berikut. Pertama, visualisasi antara sistem notasi dengansistematika kawat kacapi, kedua, visualisasi antara sistem notasi dengan penggunaan jari, dan ketiga,efisiensi sistem notasi dengan jumlah kawat kacapi. Dengan cara ini, harapannya adalah kacapitembang dapat dipelajari dengan lebih mudah dan lebih diminati oleh banyak kalangan.

Page 1 of 3 | Total Record : 24