cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
RITME
ISSN : 1412653X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education, Art,
Jurnal Ritme (Seni dan Desain serta Pengajarannya) diterbitkan oleh Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia dua kali dalam setahun, bulan Februari dan Agustus. Ruang lingkup topik artikel meliputi pembelajaran seni dan desain, inovasi pembelajaran seni, model pembelajaran seni, strategi pembelajaran seni, pendekatan pembelajaran seni, evaluasi pembelajaran seni, media dan teknologi pembelajaran seni, kajian seni, kajian budaya, kajian desain dan kajian sejarah seni.
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
PEMANFAATAN BAHAN SIGHT READING DALAM PEMBELAJARAN PIANO Sandie Gunara
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran piano pada mahasiswa calon guru musik di Departemen Pendidikan Seni Musik FPSD UPI. Permasalahan yang dikaji mulai dari kesulitan apa saja yang dihadapi oleh mahasiswa ketika melakukan sight reading dan pengaruhnya terhadap kemampuan membaca partitur piano. Metode yang digunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut yaitu studi kasus. Metode ini peneliti gunakan untuk mengkaji peristiwa kontemporer  yang menjadi fokus kajian. Tujuan menggunakan metode ini bukan untuk mengontrol perilaku setiap subjek penelitian, tetapi mengkaji setiap kasus yang terjadi pada saat proses penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa memiliki kesulitan dalam membaca partitur karena belum terbiasa  membaca secara langsung tanpa latihan terlebih dahulu. Proses pembelajaran dengan menggunakan bahan-bahan sight reading pun memiliki pengaruh hanya pada tataran permukaan saja yaitu mahasiswa hanya mampu membaca dengan tepat nada dan ritmiknya saja. Sedangkan pada tataran yang lebih dalam, seperti kesadaran musikal dalam menerapkan konsep-konsep musikal secara praktek belum menunjukkan hasil yang maksimal.
MANDAU SENJATA TRADISIONAL SEBAGAI PELESTARI RUPA LINGKUNGAN DAYAK Heri Santosa; Tapip Bahtiar
RITME Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

anyaknya pulau yang terhampar di wilayah Indonesia, menyebabkan tumbuhnya berbagai kebudayaan yang beragam. Hal ini merupakan realitas yang menguntungkan bagi negara Indonesia. Kekayaan budaya yang menjadi asset tak ternilai yang tumbuh menjadi pesona alam Indonesia. Dayak merupakan salah satu suku bangsa yang terkenal di Indonesia. Suku bangsa yang tinggal di pulau Kalimantan ini memiliki berbagai produk budaya. Aneka produk budaya telah dilahirkan di suku bangsa Dayak. Salahsatu produk budaya Dayak adalah senjata tradisional yang diberi nama Mandau. Mandau pada dasarnya dibuat untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun disamping itu ada juga yang dibuat khusus untuk digunakan dalam upacara ritual. Pada perkembangan selanjutnya, Mandau ada yang dibuat untuk keperluan tanda mata atau souvenir.
REPRESENTASI MITOS DAN MAKNA PADA VISUAL LAMBANG DAERAH Arief Johari
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mitos merupakan unsur pada lambang yang tidak banyak disadari masyarakat. Bagaimanamitos direpresentasikan pada visual lambang daerah hingga memiliki/ memproduksi makna. Tulisanini mengupas bagaimana pengaruh mitos dan maknanya  terhadap visual lambang daerah melaluimetode etnografi dengan pendekatan cultural studies. Dalam mengupas mitos pada visual lambangmenggunakan dua sudut pandang  yaitu semiotik (triadic/ segi tiga Peirce) dan tritangtu (filsafatSunda).  Dari penelitian terungkap bahwa mitos tidak hanya merupakan  unsur dalam lambang, namun sekaligus memproduksi muatan nilai dan makna lambang bagi kehidupan, sehingga makna lambang tidak bias di masyarakat.  Terdapatnya ikon gunung pada tiap lambang daerah di Bandung, tidakhanya dipengaruhi oleh kondisi geografis (mitos keindahan gunung) namun kisah legendaSangkuriang (mitos primitif) menjadi bagian didalamnya. Mitos memberi pelajaran dan pandanganhidup, sehingga terbentuk lingkungan masyarakat sejahtera sesuai dengan semboyan pada tiaplambang daerah.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM KETERAMPILAN MEMAINKAN TEROMPET Febbry Cipta
RITME Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan hasil penelitian tentang implementasi pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan memainkan terompet. Melalui implementasi ini diharapkan dapat membuka sudut pandang pada sisi lain (selain mempraktikan teknik-teknik) berkaitan dengan keberhasilan belajar. Implementasi pembelajaran mandiri telah memberikan dampak yang diharapkan terhadap proses pembelajaran. Peserta mampu menunjukkan cara berpikir kritis dalam meningkatkan keterampilannya melalui rutinitas praktik-praktik mandiri dengan fokus pada spesifikasi yang harus dipelajari, serta mengoptimalkan waktu dalam mempelajari setiap materi. Melalui proses yang terorganisir, dapat memberikan pemahaman kepada peserta dalam membangun aspek-aspek fisik (pernapasan, embouchure, lidah, dan penjarian) dan aspek-aspek musikal (warna suara, intonasi, artikulasi, dinamika, dan durasi) sebagai penunjang teknik-teknik memainkan terompet.
Peranan Musik Pada Pertunjukkan Teater Dody M Kholid
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komposisi musik apapun bentuk dan gayanya pada dasarnya harus merupakan  hasil dari sebuah permikiran yang matang dari seorang komponisnya yang harus kita hargai terlepas dari kualitasyang dihasilkannya, karena dengan adanya karya tersebut berarti telah hadir sebuah aktivitas dan proses kreativitas kesenian. Terdapat beberapa kendala dan pendapat tentang gaya musikitu sendiri, diantaranya masalah perbedaan pendapat dan perasaan bahwa suatu musik lebih berkualitas dari musik lainnya termasuk didalamnya permasalahan untuk apa musik tersebutdibuat. Hal semacam ini tentu saja fenomena yang sangat menyedihkan bagi dunia musik dan bukan sesuatu yang harus menjadi persoalan, karena bagaimanapun bentuknya,suatukomposisi musik itu adalah salah satu bentuk perkembangan musik yang tidak perlu dipermasalahkan tetapi perlu penjelasan.
PENDEKATAN INTERDISIPLIN DALAM KAJIAN KUALITATIF. (KEARIFAN TEMPATAN WARISAN KRAF BULUH: SIMBOLISME MINDA DAN WATAK DALAM SOSIO-BUDAYA MULTI ETNIK SARAWAK) Mohd Zaihidee Arshad
RITME Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kaedah kualitatif dengan menggunakan pendekatan interdisiplin dalam kajian menekankan persoalan permasalahan dapat dijawab secara menyeluruh, berkesan dan bermakna. Warisan kraf buluh dalam sosio-budaya multi etnik di Sarawak mencakup pelbagai aspek kehidupan dalam memenuhi keperluan psikologi, sosiologi dan antroplogi yang tidak terpisah dengan sejarah kehidupan dan sejarah kesenian manusia. Pendekatan interdisiplin yang digunakan dalam kajian dapat menjelaskan cakupan pelbagai aspek keperluan kehidupan manusia.  Apa, mengapa dan bagaimana yang berlaku dalam permasalahan kehidupan diterjemahkan. Dalam konteks ini, penyelidik mengajak audien melihat bagaimana interdisiplin berfungsi dalam kajian. Interpretasi yang dilakukan lebih berfokus dan bermakna apabila beberapa teori berkaitan seperti Teori Sosial Parsons dan Teori Seni Langer digunakan. Kaedah kepustakaan, temu bual, pemerhatian dan analisis objek kraf dilakukan melalui pendekatan yangdigunakan. Data diinterpretasi dan diproses secara Analisis Interaktif Miles dan Huberman. Tiga komponen analisis digunakan iaitu (1) reduksi data  (2) menyajikan data dan  (3) membuat kesimpulan atau verifikasi. Proses Reduksi data berguna dalam kajian ini untuk menajamkan dan mengorganisasikan kesimpulan analisis.  Dapatan menunjukkan kewujudan kraf buluh sebagai simbolisme dalam sosiobudaya multi etnik di Sarawak sangat berhubung rapat dengan minda dan tingkah laku masyarakat tersebut sehingga dapat membentuk kesenian dan kebudayaan dengan identiti yang tersendiri.
KAULINAN BARUDAK SEBAGAI SUMBER AJAR DALAM PENCIPTAAN TARI ANAK DI SEKOLAH DASAR Ayo Sunaryo
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini adalah konsep pembelajaran dalam praktik komposisi tari bagi anak usia 7-12 Tahun.Komposisi bagi anak usia tersebut, sumber gagasannya diambil dari kakawihan dan kaulinan barudak.Untuk melihat implementasi konsep-konsep konstruktivisme akan dibahas proses kreatif komposisitari, kakawihan dan kaulinan barudak, karya komposisi tari anak, serta pengetahuan anak mengenaikomposisi tari. Data-data yang diperoleh melalui kajian pustaka mengenai teori konstruktivisme dankomposisi tari, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi serta pengalaman pribadi sebagai pengajar tari. Temuan dari penelitian ini menyimpulkan bahwa proses komposisi tari mampumengkonstruksi pengetahuan anak mengenai unsur-unsur tari, bentuk tari, kakawihan dan kaulinanbarudak serta nilai-nilai hidup.
PEMBELAJARAN SENI MUSIK TEMATIK SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Ridwan Ridwan
RITME Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan implementasi kurikulum 2013 yang diyakini adalah kurikulum kekinian yang mampu menjawab tantangan zaman, terkait dengan persaingan global. Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilaku dan kompetensi yang ingin dicapai yaitu kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, di samping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Di dalam artikel ini dibahas bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Melalui pendekatan dan metode kualitatif, data diperoleh dengan cara wawancara, studi pustaka, kajian elektronik (internet) dari berbagai sumber dan dari pengalaman empiris. Hasilnya adalah dengan menggunakan kurikulum 2013, diterapkan dengan pendekatan yang baik dan benar mampu mengimplementasikan pembelajaran seni musik berbasis tematik.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR BERNUANSA TRADISI ( Pendekatan Pembelajaran Menggambar Ilustrasi Bertema Tradisi di SMP Kota Bandung) Taswadi Taswadi
RITME Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil penelitian sebelumnya dan berdasarkan diskus dalam beberapa even ilmiah yang menyatakan bahwa hasil menggambar ilustrasi peserta didik SMP di KotaBandung belum bernuansa tradisi setempat. Setelah dilakukan penelitian pendahuluan ditemukansalah satu faktor penyebabnya, yakni bahwa para guru masih menerapkan pendekatan pembelajaranyang belum menitikberatkan pada gambar yang bernuansa tradisi. Untuk itu peneliti mengembangkan pendekatan pembelajaran  sebagai solusi. Pengembangan pendekatan pembelajaran menggambarilustrasi yang penulis kembangkan kerangkanya mengacu pada Dick and Carey (2009:6-8), ada 10komponen, kemudian diadaptasi penulis menjadi 9 yakni; 1)Menentukan Tujuan Umum, 2)Analisis Pembelajaran, 3)Pembelajar dan Konteks Pembelajaran, 4)Merumuskan Tujuan Khusus, 5)Pengembangan Prosedur dan Jenis Penilaian, 6)Pengembangan StrategiPembelajaran,7)Pengembangan Materi Pembelajaran, 8)Merancang dan Melaksanakan EvaluasiFormatif,dan 9)Revisi Tujuan Khusus, Materi, Metode, Media Pembelajaran, dan Evaluasi. Pendekatan yang peneliti kembangkan adalah Pendekatan Pembelajaran Menggambar IlustrasiBertema Tradisi, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a)Tujuan; Meningkatkan  kemampuanmemahami, menghargai, dan melestarikan nilai-nilai  tradisi positif daerah setempat melalui gambarilustrasi b)Bentuk Penilaian;  Prosedur penilaian pre-test, tes proses, post-test, dalam bentuk penilaiandiri, teman sejawat, dan oleh guru. c)Strategi Pembelajaran; Mengacu pada Pendekatan scientificdipadu permisif dengan prinsif pembelajaran kontruktivisme melalui metode pembelajaran variatifd)Pengembangan Materi Pembelajaran;  Materi teori dan praktek  menggambar  ilustrasi dengan tema tradisi daerah setempat. e)Bentuk Instrumen Penilaian; Penilaian Autentik, dalam bentuk instrumenpenilain skala sikap, essay,  praktek, penilaian teman sejawat, dan penilaian diri dan  f.Merevisi ;tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Setelah diimplementasikan terbukti pendekatanmenggambar ilustrasi bertema tradisi daapat meningkatkan kemampuan menggambar ilustrasibernuansa tradisi.
NGEMONG (Permainan Tradisioanal Sebagai Ajang Kreativitas) Putri Lilis Dyani
RITME Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebudayaan modern sudah banyak memangkas dengan kejam ruang alami anak untuk bermain, dahulu setiap hari terdengar lagu anak-anak seperti Tong karo entong dingklik kendi gentong karo maron jun  Cir k ucar k acir cidui… cir k ocar k acir yoban  dimana suara itu…kini yang terdengar trang…trang…trang…suara pedang ..dan dar der dor suara tembakan dari sebuah game on line warung internet…Anak-anaktelah kehilangan hak-haknya untuk bermain. Munculnya arus globalisasi  menyebabkan  terjadinya perubahan tata nilai tradisional yang didukung oleh hadirnya produk-produk modern yang mempengaruhi tingkah laku anak, dan keberadaan permainan anak tradisional tergantikan oleh bentuk permainan modern dan canggih tersebut, secara langsung mempengaruhi pula seluruh area perkembangan anak dan tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar tentang dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Permainan anak dapat memberikan kebebasan untuk berimajinasi, mengembangkan potensi diri/bakat,dan untuk berkreativitas.  Maka motivasi bermain pada anak harus muncul dari dalam diri mereka sendiri dan anak-pun bermain untuk menikmati aktivitas mereka tidak boleh dipaksa. Hadirnya seni tari disinimenjadi penting karena seni tari tidak mencetak anak menjadi penari yang professional, tetapi seni tari menjadi jembatan penyampai nilai-nilai pendidikan yang menjadikan anak semakin cerdas, pintar, disiplin, mandiri dan kreatif.

Page 2 of 3 | Total Record : 24