cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
SOCIETAL
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober" : 12 Documents clear
STRATEGI ADAPTASI MEMPETAHANKAN NAFKAH DALAM MENGHADAPI MUSIM PACEKLIK PADA NELAYAN BAJO (Studi di Desa Pulau Bangko Kecamatan Maginti Kabupaten Muna Barat) Lisma, Lisma; Bauto, La Ode Monto; Jabar, Aryuni Salpiana
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) mengetahui strategi adaptasi menjaga pendapatan dalam menghadapi musim paceklik pada nelayan bajo di Desa Pulau Bangko Kabupaten Muna Barat. 2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan kendala dalam menghadapi musim paceklik pada nelayan bajo di Desa Pulau Bangko Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini menggunakan teknik puposive sampling yaitu teknik penentuan informan, yaitu peneliti telah menetapkan responden sebagai sampel penelitiannya dengan asumsi atau menurut pendapatnya sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi beradaptasi untuk mempertahankan pendapatan menghadapi musim paceklik pada nelayan Bajo. Beberapa strategi yang dilakukanya yaitu strategi, penganekaragaman adalah pendapatan, dimana para nelayan saat musim barat tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya oleh karena itu mereka berinisiatif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada musim paceklik dengan melakukan pekerjaan sampingan dengan memperdagangkan pengambil kayu dan pembudidaya rumput-rumput yang biasa di samudera memenuhi kebutuhan hidupnya saat musim itu tiba. Strategi kedua yang mereka lakukan yaitu: strategi penganekaragaman alat tangkap, dimana pada musim timur nelayan hanya menggunakan satu atau dua jenis alat tangkap saja, namun pada musim paceklik nelayan menambah jenis alat tangkap yang mereka gunakan untuk menambah hasil tangkapan. Strategi yang ketiga yaitu: merubah daerah tangkapan, dimana nelayan melakukan peralihan daerah tangkapan, karena pada daerah tangkap sebelumnya yang bergelombang dan tidak jarang ikan mengeluarkan masukan alat tangkap mereka di sebabkan air tinja. Nelayan memang bergerak di daerah yang tidak bergelombang untuk merakit alat tangkap yang mereka gunakan. Strategi keempat yaitu: Memanfaatkan hubungan sosial, dimana praistri nelayan akan meminjam uang atau beras kepada orang, tetangga maupun kepada tokek jika suaminya pulang melaut tidak memperoleh hasil untuk dijual. Strategi kelima yaitu: mobilisasi anggota keluarga, yaitu keberadaan nelayan yang memiliki anak laki-laki sudah berpotensi melaut oleh karena itu mereka mengikut kemauan untuk melaut membantu orang tua.
NILAI SOSIAL BUDAYA KABENGKA (KHITAN) PADA MASYARAKAT KULISUSU (Studi Di Desa Eelahaji Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara) Marliana, Marliana; Bauto, La Ode Monto; Anggraini, Dewi
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui dan mengungkapkan bentuk proses pelaksanaan kabengka pada masyarakat Kulisusu di Desa Eelahaji Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. (2) Untuk menguraikan nilai sosial budaya kabengka pada masyarakat Kulisusu di Desa Eelahaji Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penentuan informan secara sengaja yang berjumlah 10 orang yaitu 2 orang tokoh adat, 1 orang tokoh agama, dan 7 orang keluarga yang pernah melaksanakan kabengka. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan serta dianalisis sacara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menujukan bahwa: (1) Proses pelaksanaan kabengka (khitan) ini biasanya dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri (sesudah) dan pada Hari Raya Idul Adha (sebelum dan sesudah). (2) Nilai Sosial Budaya Kabengka Pada Masyarakat Kulisusu Di Desa Eelahaji Kecamatan Kuisusu Kabupaten Buton Utara yaitu: (a) Nilai Ketaatan Pada Agama, (b) Nilai Pendidikan, (c) Nilai Moral/Etika, (d) Nilai Kebersamaan, (e) Nilai Melestarikan Tradisi, (f) Nilai Kesehatan, dan (g) Nilai Keindahan/Estetika.
PERAN BURUH TANI PEREMPUAN DALAM MEMENUHI KEHIDUPAN DOMESTIK DAN PUBLIK (Studi di Desa Watumerembe Kecamatan Palangga) Hendriyani, Hendriyani; Moita, Sulsalman; Tanzil, Tanzil
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran perempuan buruh tani dalam  memenuhi kehidupan domestik dan publik  di Desa Watumerembe Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Penentuan informan dilakukan dengan teknik secara sengaja (purposive sampling), dengan mempertimbangkan yang bersangkutan bersedia dimintai keterangan atau informasi sehubungan penelitian. Adapun jumlah infroman sebanyak 10 orang, terdiri dari 10 orang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh tani perempuan di Desa Watumerembe Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Peran Buruh Tani Perempuan dalam kehidupan domestik dan publik di Desa Watumerembe Kecamatan Palangga, selain sebagai istri dan ibu yaitu melaksanakan peran domestik yang telah  menjadi kewajiban dan sudah menjadi kodratnya dalam mengurus rumah tangga dalam hal menangani pekerjaan dapur, membersihkan rumah, mengasuh dan mendidik, serta menyiapkan sarapan bagi suami dan juga anak-anak. 2) Peran Buruh Tani Perempuan dalam melaksanakan peran Publik yaitu dengan meluangkan waktu dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk ikut berpartisipasi sehingga walaupun mereka sibuk, mereka masih bisa melakukan kegiatan di luar pekerjaannya yaitu Mengikuti Arisan, membuat kelompok Ibu-ibu PKK serta Majelis Ta’lim.
MINAT LULUSAN SLTA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI (Studi Di Desa Wonua Jaya Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan) Efendi, Irpan; Bahtiar, Bahtiar; Sarpin, Sarpin
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis minat lulusan SLTA untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Desa Wonua Jaya Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan. (2) Untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi rendahnya minat lulusan SLTA untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Desa Wonua Jaya Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan. (3) Untuk menganalisis aktivitas lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Desa Wonua Jaya Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan. Adapun manfaat (1) Manfaat secara teoritis yaitu penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lainnya yang berhubungan dengan minat dalam melanjutkan pendidikan serta diharapkan dapat menjadi dasar pemikiran dan motivasi bagi peneliti lainnya. (2) Manfaat secara praktis yaitu dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan  pemikiran bagi masyarakat luas khususnya lulusan SLTA dalam meningkatkan minatnya untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Penelitian dilaksanakan di Desa Wonua Jaya Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu melakukan penelitian melalui wawancara mendalam pada masyarakat.Hasil penelitian ini bertujuan untuk menemukan (1) minat lulusan SLTA untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Desa Wonua Jaya Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan yaitu cukup rendah di karenakan banyak lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi yang didasari oleh kurangnya minat mereka untuk melanjutkan pendidikannya (2) faktor yang mempengaruhi rendahnya minat lulusan SLTA untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Desa Wonua Jaya Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan yaitu (a) faktor internal berupa kurangnya motivasi serta keinginan untuk langsung bekerja, (b) faktor eksternal yaitu kurangnya dorongan dari keluarga dan keadaan lingkungan sekitar (3) aktivitas yang dilakukan lulusan yang tidak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Desa Wonua Jaya Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan yaitu bekerja baik membantu atau meneruskan usaha orang tua mereka maupun mencari pekerjaan lain di kota.
RASIONALITAS PENGGUNA GRAB-FOOD PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI Hariati, Mei Dini; Arsyad, Muhammad
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas pengguna Grab-Food pada mahasiswa Universitas Halu Oleo. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan mix methods dengan teknik pengumpulan data meliputi kuesioner, wawancara, dan dokumentasi, data di analisis secara bertahap yaitu diawali dengan analisis data kuantitatif analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi dengan menggunakan rumus sturges, selanjutnya ditentukan pada analisis kualitatif dengan cara menginterpertasi hasil wawancara yang pada dasarnya ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini terdapat 89 orang yang di jadikan sampel dan ada 12 yang dijadikan informan. Hasil temuan menunjukkan bahwa penggunaaan layanan Grab-Food oleh mahasiswa didasarkan pada beberapa pertimbangan rasional yaitu harga yang cukup terjangkau, lebih praktis dalam memesan, serta dapat memilih makanan berdasarkan selera.
EKSISTENSI TRADISI KAFEENA DALAM PERNIKAHAN SUKU MUNA DI KELURAHAN WASOLANGKA KECAMATAN PARIGI Hijra, Hijra; Bahtiar, Bahtiar; Sarmadan, Sarmadan
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui eksistensi, makna, dan fungsi tradisi Kafeena dalam pernikahan suku Muna. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi Kafeena dalam pernikahan suku Muna terbagi menjadi 2 yakni: 1. Tradisi Kafeena dalam pernikahan suku Muna adalah kebiasaan khas pada masyarakat Muna yang berupa seperangkat pakaian putri dari ujung kaki sampai ujung rambut, sebagai tanda syukur calon pengantin laki-laki apabila lamaranya telah diterima. Nilai sosial tradisi Kafeena dalam pernikahan suku Muna masih tetap ada sampai sekarang karena mengandung unsur tradisi dimana Kafeena merupakan warisan budaya dari nenek moyang hingga masyarakat; 2. Makna Kafeena dalam pernikahan suku Muna, yaitu sebagai bentuk pertanyaan yang ditujukan kepada pihak perempuan atau biasa disebut khabentano pongke atau pelubang telinga. Dengan itu untuk mengetahui apabila benda-benda pada proses pinangan (Kafeena) diterima dengan baik oleh pihak perempuan, maka tahap pelakasanaan pernikahan dapat dilakukan dan apabila Kafeena tersebut belum atau tidak diterima oleh pihak perempuan, maka tahap pelakasanaan pernikahan tidak dapat dilakukan; 3. Fungsi Kafeena dalam pernikahan suku Muna yaitu: fungsi sosial, sebagai solidaritas dan sebagai adat.
PROBLEMATIKA SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA TERTINGGAL (Studi di Desa Bakutaru Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan) Apriani, Ica; Kasim, Syaifudin S.; Sarpin, Sarpin
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan Desa Bakutaru Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan dikategorikan menjadi desa tertingal. (2) Untuk mengetahui bagaimanakah problematika sosial ekonomi masyarakat Desa Bakutaru Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan sebagai desa tertinggal. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bakutaru Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Desa Bakutaru Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan menjadi desa tertinggal yaitu: (1) Sumber daya manusia yang rendah, (2) Keterbatasan sarana dan prasarana, seperti kantor desa, jaringan komunikasi atau internet, infrastruktur jalan kurang memadai, serta sarana pelayanan kesehatan, (3) Bencana alam yang sering terjadi ketika musim hujan seperti banjir dan tanah longsor, dan (4) masalah Kebijakan. Dari ke empat faktor-faktor tersebut, mempengaruhi problematika sosial ekonomi masyarakat di Desa Bakutaru. Pada problematika sosial yaitu: (1) Kesehatan. Masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan, serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dan (2) Pendidikan bagi masyarakat di Desa Bakutaru mayoritas adalah rendah. Sedangkan pada  problematika ekonomi yaitu, (1) Pekerjaan masyarakat yang tidak menetap dan pendapatan yang tidak menentu, (2) Pemasaran. Sebagian hasil pertanian masyarakat kurang baik dan hanya sebagian yang dapat dipasarkan, serta (3) Pendapatan masyarakat yang relatif minim.
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MANUSIA PERAHU (Studi di Desa Waemputtang Kecamatan Poleang Selatan Kabupaten Bombana) Yusuf, Ardi; Juhaepa, Juhaepa; Anggraini, Dewi
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai kearifan lokal manusia perahu di Desa Waemputtang Kecamatan Poleang Selatan Kabupaten Bombana, dan upaya-upaya apakah yang dilakukan manusia perahu (Suku Bajo) dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal di Desa Waemputtang Kecamatan Poleang Selatan Kabupaten Bombana.    Dalam penelitian ini diambil informan sebanyak  14 orang, tipe penelitian yaitu menggunakan deskriptif kualitatif, jenis dan sumber data yaitu jenis data kualitatif dan sumber data dari penelitian ini adalah jenis data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kearifan lokal manusia perahu terjadi adanya upaya yaitu upaya-upaya yang dilakukan manusia perahu (suku bajo) dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal yaitu melakukan penanaman mangrove (hutan bakau), melakukan pelarangan bom ikan dilaut, mengetahui wilayah penangkapan, mengetahui biota laut, mengetahui pelayaran (berlayar), membangun kebersamaan, membangun persatuan, bersikap rela berkorban dan bersikap tolong-menolong. Adapun nilai-nilai kearifan lokal manusia perahu yaitu adanya pelestarian pantai laut, tradisi melaut manusia perahu (suku bajo), sistem pengetahuan suku bajo dan interaksi suku same (bajo) dengan suku bagai (pendatang).
POLA PEMBINAAN NARAPIDANA ANAK LAKI-LAKI DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS II KENDARI Ningsih, Sri Murtia; Arsyad, Muhammad; Upe, Ambo
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola pembinaan Narapidana anak laki-laki di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kendari, dan tahap pembinaan narapidana anak laki-laki di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kendari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Penentuan informan pada penelitian ini ditentukan secara (purposive sampling) yaitu penelitian langsung menentukan informan yang akan diwawancarai. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu 13 orang yaitu terdiri dari Ketua Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak, Kepala Seksi Pembinaan Anak, pengelola Pembimbingan Kemandirian dan ditambah dengan 11 orang Narapidana Anak yang berada didalam Lapas. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pola Pembinaan Narapidana Anak di bagi menjadi dua yaitu: 1. Pola Pembinaan Kepribadian, meliputi: a) pembinaan kesadaran beragama, b) pembinaan jasmani, c) pembinaan kemampuan intelektual, dan d) pembinaan kesadaran hukum. 2. Pola Pembinaan Kemandirian, meliputi beberapa kegiatan atau program yang diberikan oleh pihak lapas yaitu: bercocok tanam (polyback), hydroponic, perikanan dan pelatihan pembekalan. Adapun tahapan pembinaan narapidana anak terdiri dari 3 tahap yaitu: tahap penyadaran, tahap transformasi, dan tahap peningkatan kemampuan intelektual.
EKSISTENSI BUDAYA PENCAK SILAT (MANSA’A) DI DESA TINDOI KECAMATAN WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI Masiadi, Masiadi; Roslan, Suharty; Jabar, Aryuni Salpiana
SOCIETAL Vol 7, No 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif di Desa Tindoi Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Eksisnya Budaya Pencak Silat (Mansa’a) karena merupakan budaya sejak dulu dan sifatnya turun temurun kemudian diwariskan dari generasi ke generasi. Ada 2 macam Eksistensi Budaya Pencak Silat (Mansa’a) yaitu tatanan nilai dana tatanan kenyataan (pelaksanaan kegiatan). Tatanan nilai, masyarakat Desa Tindoi dulunya dalam memainkan Pencak Silat (Mansa’a) masih memahami, menjaga, mewarisi nilai-nilai solidaritas sosial (kemanusiaan) dan sekarang tidak lagi memahami, menjaga, dan mewarisi nilai-nilai solidaritas sosial (kemanusiaan). Tatanan kenyataan (pelaksanaan kegiatan) ada 3 macam yaitu waktu pelaksanaan, pakaian yang digunakan, dan proses pelaksanaan Pencak Silat (Mansa’a). Dalam pelaksanaan kegiatan, dilaksanakan pada hari-hari yang tidak ditentukan waktunya, dan sekarang dilaksanakan pada hari-hari yang ditentukan yang sifatnya resmi atau sah seperti dalam acara pesta adat kampung. Pakaian yang digunakan dalam memainkan Pencak Silat (Mansa’a) dulunya masih menggunakan pakaian adat seperti peci adat dan sarung tenun adat dan sekarang tidak lagi menggunakan pakaian seperti peci dan sarung tenun adat terkecuali pada acara festival budaya. Sedangkan pada proses pelaksanaan Pencak Silat (Mansa’a), dulunya masyarakat masih memberikan sikap hormat terhadap orang tua ataupun orang memukul gendang dan sekarang masyarakat tidak lagi atau jarang sekali memberikan sikap hormat terhadap orang tua ataupun orang yang memukul gendang ketika masuk untuk memulai memainkan Pencak Silat (Mansa’a). Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai-nilai sosial terhadap Eksistensi Budaya Pencak Silat (Mansa’a) di Desa Tindoi yaitu ada 3 faktor yaitu penyimpangan sosial, teknologi, dan modernisasi.

Page 1 of 2 | Total Record : 12