cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
ISSN : 08520720     EISSN : 25023616     DOI : 10.30821
MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman is a peer reviewed academic journal, established in 1976 as part of the State Islamic University of North Sumatra Medan (see: video), dedicated to the publication of scholarly articles in various branches of Islamic Studies, by which exchanges of ideas as research findings and contemporary issues are facilitated. MIQOT is accredited as an academic journal by the Ministry of Education and Culture, Republic of Indonesia (SK Dirjen Dikti No. 040/P/2014) valid through February 2019. Miqot welcomes contributions of articles in such fields as Quranic Studies, Prophetic Traditions, Theology, Philosophy, Law and Economics, History, Education, Communication, Literature, Anthropology, Sociology, and Psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 362 Documents
PERSPEKTIF ANAK JALANAN MUSLIM DI KOTA MEDAN TENTANG TUHAN Hadis Purba
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 35, No 2 (2011)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v35i2.140

Abstract

Abstrak: Islam mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki fitrah bertuhan dan memerintahkan mereka senantiasa konsisten dengan fitrahnya, dan hal ini tidak terkecuali dengan anak jalanan. Sebagai generasi penerus Islam, idealnya anak jalanan harus konsisten dengan fitrahnya, yaitu meyakini keberadaan, keesaan dan sifat- sifat-Tuhan. Tulisan ini berupaya meneliti tingkat keberagamaan anak jalanan Muslim di kota Medan. Penelitian kualitatif deskriptif ini membuktikan bahwa kendati masih mengakui eksistensi Tuhan, mayoritas anak jalanan Muslim tidak pernah memikirkan dan bahkan ada yang meragukan keberadaan Tuhan dan sifat- sifatnya karena dianggap tidak membantu meminimalkan penderitaan yang mereka alami. Beribadah dan berdoa adalah perkerjaan sia-sia sekaligus merepotkan, karena tidak menghasilkan uang dan kesenangan. Kondisi ini semakin memprihatinkan tatkala masyarakat Islam tidak memberikan pembinaan keagamaan kepada mereka. Abstract: The Perspective of Street Child on God in the City of Medan. According to Islamic teaching, every man naturally believes in the divine will that directs them to be consistent with this nature, and in this respect, the case of street child is not an exception. This writing attempts to study the rate of religiosity of Muslim street child in Medan city. This qualitative and descriptive study reveals that although still believe in the existence of God, the majority of the children never think and some even doubt the existence of God and His Characteristics due to the assumption that they have never benefited from his grace in minimizing the problems being faced. Ritual and prayers cause a fuss and considered to be useless acts because it produced neither money nor happiness, and worse still, the Muslim community did not provide religious guidance for them.Kata Kunci: anak jalanan Muslim, Tuhan, kota Medan
PERKEMBANGAN FILSAFAT ISLAM DI MESIR MODERN Afrizal M
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 39, No 1 (2015)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v39i1.36

Abstract

Abstrak: Tulisan ini mengungkap perkembangan filsafat Islam di Mesir kontemporer. Dengan menggunakan metode historis, deskriptif, dan analitis, artikel ini membahas aspek kajian yang meliputi akar filsafat Islam, perubahan orientasi filsafat Islam menjadi pemikiran Islam, isu-isu filsafat Islam, tokoh penting, metode dan sistem perkuliahan. Dalam kajian ini penulis menemukan bahwa filsafat Islam berasal dari Yunani melalui proses migrasi orang-orang Yunani ke Mesir. Tidak terlepas dari unsur politik, di abad modern terjadi perubahan orientasi filsafat Islam menjadi pemikiran Islam karena cakupan filsafat meluas ke ranah kajian kalam, tasawuf dan usul fikih. Persoalan yang sedang dihadapi adalah munculnya pemikiran salafi yang tidak memberi peluang untuk memberi interpretasi terhadap nash, bertentangan dengan pemikiran Barat yang terbuka lebar dan liberal dalam pemikiran. Ada tiga metode yang dipakai dalam filsafat Islam dengan mengikuti tokoh penggunanya. Metode kritik analitik Musthafâ ‘Abd al-Râziq, metode komparatif Muhammad Iqbal dan metode historis Ibrâhîm Madkûr.Abstract: The Development of Islamic Philosophy in Modern Egypt. This article deals with the current development of Egyptian Islamic philosophy. Using descriptive and historical methods of analysis, this study discusses the very root of this philosophy in the modern Egypt, its orientation which gradually turns into popular thought, its methods and luminous figures, and current situation amidst the intellectual approaches of Muslim fundamentalists. In the final analysis this study reveals that the Egyptian Islamic philosophy originates from the Greece brought by her migrating people to the land of Pharaoh. It also suffers changing orientation since it deals with Islamic Theology, mistisism, ushûl fiqh. As for its methodological inquiries, modern Islamic philosophy in this country follows either Mustafâ ‘Abd al-Râziq’s method of critical analysis, Muhammad Iqbal’s comparative method or Ibrâhîm Madkûr’s historical analysis.Kata Kunci: filsafat Islam, perkembangan pemikiran, modern, Mesir
HUMAN REALITY AND PERFECTION IN THE PHILOSOPHICAL VIEW OF SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA Hartono Margono
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 38, No 1 (2014)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v38i1.52

Abstract

Abstrak: Realitas dan Kesempurnaan Manusia dalam Perspektif Filosofis Sutan Takdir Alisjahbana. Tulisan ini difokuskan pada pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana  tentang filsafat manusia dan relevansinya dengan pemikiran Islam kontemporer. Teori nilai dasar pemikiran filsafat Eduard Sprenger meliputi agama, estetika, politik, sosial, ekonomi dan teori nilai menjadi landasan analisis terhadap studi ini. Penulis menemukan bahwa menurut filsafat Sutan Takdir Alisjahbana, dalam diri manusia terdapat unsur-unsur pokok yang menjadi sumber perilaku badani dan kualitas mental. Pemikiran filsafat Alisjahbana yang demikian tidak bisa dilepaskan dari penilaian budi dan tumbuhnya sikap tanggung jawab yang merupakan tujuan dari filsafat manusia. Selanjutnya, Alisjahbana juga merumuskan bahwa solusi terbaik dalam penyelesaian krisis kemanusiaan dewasa ini adalah dengan mengintegrasikan keseluruhan nilai dasar yang ditopang oleh nilai ketuhanan sejalan dengan rasionalitas ilmu pengetahuan modern.Abstract: This article focuses on Sutan Takdir Alisjahbana’s thoughts on the philosophy of man and its relevance to contemporary Islamic thought. This study used Eduard Sprenger’s theory of six basic values of philosophy, all of which become the grounds in analysing Alisjahbana’s philosophy of man and its relevance to the current Islamic thought. The author maintains that according to Alisjahbana, human behaviours, both mentally and physically, are built upon the main essence existing in human nature. He is not able to free of it unless with the effort of doing goodness. Alisjahbana’s thought is much related to his assessment on human philosophy that emerges from the value system embedded in human nature reflected in the growth of responsibility is used as parameter on his philosophical thought. For Alisjahbana, the best solutions on the current problem of humanities is to balance the values supported by the idea of the divinity value in line with the rationality of today’s modern science.Keywords: Islamic philosophy, Sutan Takdir Alisjahbana, philosophy of man
BLUSUKAN: Menelisik Gaya Kepemimpinan Nizam al-Muluk Syamruddin Nasution
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 38, No 1 (2014)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v38i1.99

Abstract

Abstrak: Dalam menjalankan roda pemerintahan, belakangan ini beberapa pemimpin terjun langsung ke masyarakat untuk memahami kebutuhan rakyat secara langsung, populer sebagai blusukan. Konsep Blusukan ternyata memiliki akar dalam sejarah Muslim, meskipun di Indonesia baru popular belakangan ini. Nizam al-Muluk (Bani Saljuk) memanfaatkan blusukan dalam kepemimpinannya. Tulisan ini membahas kepemimpinan blusukan Nizam al-Muluk dan relevansinya terhadap Indonesia kontemporer. Blusukan setidaknya memiliki beberapa keistimewaan: pemimpin mendapatkan informasi paling mendesak dilakukan dari tangan pertama; informasi yang akurat memungkinkan formulasi solusi yang tepat; terbinanya kedekatan psikologis antara pemimpin dan rakyat. Jelas sekali bahwa ketiga aspek tersebut sangat dibutuhkan dalam realitas kepemimpinan Indonesia saat ini. Abstract: Blusukan: In Search of the Style of Nizam al-Mulk’s Leadership. In running the government, many a leaderopt to practice what popularly known as blusukan, i.e. going to and meeting the lower section of the society in person in order to understand the real problems of the grass root society. Popular in Indonesian context only in recent times, blusukan ­has in fact a deep root in Muslim Political history. The Great Nizam al-Mulk of Saljuk Dynasty practiced it as part of his leadership. This article discusses blusukan as practiced by Nizam al-Mulk and tries to see its relevance to contemporary Indonesian political leadership. Blusukan has some merits: it allows a leader to receive first-hand and right-from-the-spot knowledge; accurate information and knowledge help to formulate an accurate solution; and it facilitates a strong psychological tie between the leader and his subjects. Apparently these three aspects are of utmost important in the reality of contemporary Indonesian leadership.Kata Kunci: blusukan, Nizam al-Muluk, Daulah Abbasiyah
TAREKAT NAQSYABANDIYAH SYAIKH ABDUL WAHAB ROKAN: Sejarah, Ajaran, Amalan, dan Dinamika Perubahan L. Hidayat Siregar
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 35, No 1 (2011)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v35i1.131

Abstract

Abstract:Tarekat Naqsyabandiyah Syaikh Abdul Wahab Rokan: history, teachings, practice and its dynamics of change. The Tarekat Naqsyabandiyah in North Sumatra was first developed by Syaikh Abdul Wahab Rokan. In reality, such teaching of tarekat developed by him has changed the lives of its followers in Babussalam socially to a more prosperous course. In this article, the writer traces the history, teaching and practice of tarekat Naqsyabandiyah Syaikh Abdul Wahab Rokan in Babussalam as well as analyzes the dynamics of change there in. The author argues that the application of the teaching of tarekat Naqsyabandiyah Syaikh Abdul Wahab Rokan which emphasizes that the material world is not the only matter in life has become an avenue for creating a balance between the profane and eternal dimensions of life.Kata Kunci: Tarekat, Naqsyabandiyah, Syaikh Abdul Wahab Rokan
SPIRITUALITAS SAINS DALAM ISLAM: MENGUNGKAP TEOLOGI SAINTIFIK ISLAM Badarussyamsi Badarussyamsi
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 39, No 2 (2015)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v39i2.17

Abstract

Abstrak: Artikel ini membahas pemikiran Islam tentang teologi saintifik yang  sering menjadi perdebatan para ilmuwan. Sebagian pakar berpendapat bahwa al-Qur’an memotivasi umatnya untuk mencintai sains. Pakar lain berpandangan bahwa ayat- ayat al-Qur’an memberikan sinyal-sinyal sains. Pada perkembangan terakhir menguat geliat umat Islam tentang perlunya islamisasi sains. Pendekatan dalam artikel ini adalah pendekatan teologi sains yang mengupas visi dan relasi sains dan Islam. Dalam konteks ini, Islam bukan hanya mendorong umatnya untuk mencintai sains, akan tetapi memberikan sinyal sains yang kalau diungkap akan menghasilkan karya sains yang memberikan kontribusi bagi peradaban manusia. Penulis menyimpulkan bahwa eksistensi sains memperoleh dukungan signifikan dalam ajaran Islam hingga menjadi bagian integral yang tak terpisahkan dari sistem teologi Islam.Abstract: The Spirituality of Science in Islam: Revealing Islamic Scientific Theology. This article discusses Islamic scientific theology that often debated by scholars. Some Islamic scholars argue that Islam through al-Qur’an motivates believers to love science and thus their works do not contradict withal-Qur’an. Others argued that al-Qur’an only provides signs of science and encourages people to solve the puzzles of science. Nowadays the need for islamization of science has grown stronger among Islamic thinkers. This article uses a theological approach to explore the relation of science and Islam. As such, al-Qur’an not only encouraged people to love science but also the signals of science that will produce works of science that contribute to human civilization. In short, the existence of theological science gained significant support in the teachings of Islam to be an integral part of the system of Islamic theology.Kata kunci: sains, al-Qur’an, epistemology, islamisasi, teologi saintifik
THE ROLE OF PESANTREN ON THE DEVELOPMENT ISLAMIC SCIENCE IN INDONESIA M. Mujab
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 37, No 2 (2013)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v37i2.90

Abstract

Abstrak: Peran Pesantren dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman di Indonesia. Keberhasilan pesantren dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman klasik telah memberikan kontribusi konkret bagi perkembangan pendidikan nasional. Akan tetapi, munculnya sekolah formal dan Perguruan Tinggi Islam terutama pasca kemerdekaan menjadikan pesantren harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Studi ini adalah literatur review hasil penelitian pada tiga pesantren: Tebuireng, Tambakberas dan Gontor; bagaimana peran masing-masing dalam mengembang- kan ilmu keislaman melalui modernisasi pendidikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Pesantren Tambakberas dan Tebuireng telah melakukan modernisasi dengan membuka sekolah formal dari tingkat MI dan SMP/MTs. sampai Perguruan Tinggi dan pada saat yang sama tetap menjaga tradisi klasiknya. Sebaliknya  pola pendidikan di Pesantren Gontor lebih mudah beradaptasi karena sejak awal pendiriannya telah menerapkan sistem pendidikan Modern.Abstract: The success of Pesantrens in developing Islamic sciences has significantly contributed to the development of national education. However, with the emergence of formal schools and universities, especially in the post-independence era the Pesantrens have to adapt to the novel system. This study is a literature review of research at three Islamic Boarding Schools namely, Pesantren Tebuireng, Tambakberas and Gontor; what role do they play in developing Islamic sciences through modernization of education. The research uncover that Pesantren Tambakberas Bahr Ulum and Tebuireng while maintaining the Islamic tradition each has modernized the educational system by providing formal schools at primary and elementary  to university levels. However, adaptation to modern system is much easier for Modern Pesantren Gontor as it has applied modern educational system since the beginning of its establisment.Keywords: pesantren, Islamic science, Indonesia, education
IDEOLOGI PENDIDIKAN PESANTREN KONTEMPORER: Pendekatan Strukturalisme Al Husaini M. Daud
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 36, No 2 (2012)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v36i2.122

Abstract

Abstrak: Islam adalah dasar bagi ideologi pesantren. Penanaman nilai-nilai Islam bagi santri merupakan hal penting yang akan menjadi modal bagi santri setelah berhadapan dengan realitas masyarakat. Tulisan ini mendiskusikan ideologi pesantren dengan menggunakan pendekatan Strukturalisme dengan tujuan untuk membahas strategi pelaksanaan ideologi pendidikan kepada santri sehingga nilai-nilai filosofi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menemukan bahwa strategi penyebaran ideologi pendidikan Islam pesantren adalah melalui kepiawaian seorang kiai dan kemapanan ilmu yang dimilikinya sebagai figur dalam masyarakat. Jaringan yang dibangun antara alumni dan masyarakat membuat nilai-nilai ideologi menjadi lebih mudah dilaksanakan. Di samping peran kiai sebagai pemimpin sangat dominan membuat proses transformasi ideologi melekat dalam seluruh aktivitas kehidupan para santri.Abstract: The Ideology of Contemporary Pesantren Education: A Structuralism Approach. Islam is the ideological foundation of Pesantren. The cultivation of Islamic values in students is an important aspect that should become a force in facing the social reality. This article discusses the ideology of traditional Islamic boarding School or Pesantren. In doing so, this work will be approached by structuralism. The objective of this article is to discuss the strategy of education ideology implementation to all santri so that such values of the Pesantren ideology can be deeply rooted in their daily life. The author finds that dissemination strategy of Islamic education ideology is via the kiai’s expertise and his sound knowledge as a central figure for his community. In addition, the network  that constructed between alumnus and society make that ideology values become easier to implement. What’s more, the dominant role enjoyed by the Kiai lead to transformation process very attached to the whole social activities of the santris.Kata Kunci: ideologi pendidikan, pesantren, Strukturalisme
RELASI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM AL-QUR’AN MENURUT AMINA WADUD M. Rusydi
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 38, No 2 (2014)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v38i2.60

Abstract

Abstrak: Tulisan ini menganalisis pandangan Amina Wadud tentang problem gender dalam Islam. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana konstruksi pembacaan Amina Wadud terhadap relasi laki-laki dan perempuan dalam al-Qur’an. Dalam tulisan ini ditemukan bahwa bagi Wadud, al-Qur’an memiliki tiga prinsip utama dalam menyelesaikan problem gender yakni prinsip tauhid, taqwa dan khalifah. Prinsip tauhid dan takwa menunjukkan kesetaraan, sebab al-Qur’an menegaskan bahwa tidak ada yang lebih mulia kecuali dengan takwa. Wadud menyebut prinsip ini dengan istilah paradigma tauhid. Sedangkan prinsip khalifah dalam al-Qur’an menekankan agar semua muslim, baik laki-laki maupun perempuan, menjadi agen moral untuk menjaga keharmonisan dunia. Ia juga menyarankan agar al-Qur’an dibaca secara holistik dengan memperhatikan tiga aspek; konteks pewahyuan ayat, komposisi dan gramatika teks, dan pandangan dunia teks. Ia menyebut metolodogi ini dengan istilah hermeneutika tauhid, yang dijadikan argument bahwa al-Qur’an memandang laki-laki dan perempuan setara. Abstract: This writing analyzes Amina Wadud’s view on gender in Islam. The issue put forward is on the question of Wadud’s reading method on gender in the Qur’an. This paper reveals that according to Wadud there are three main principles to solve gender problems, namely, tauhîd, taqwa and khalîfah. The principles of tauhîd and taqwa show equality because al-Qur’an prescribes that no one is being having more self-esteem except with the quality of taqwa. Wadud calls these principles as tauhidic paradigm. While the principle of khalîfah in al-Qur’an requires Muslim, both man and woman alike, to become an agent of moral custodian to maintain the harmony of the world. She also urges that the Qur’an be interpreted holistically by considering three aspects; the context of revelation, stylistic and  grammar of text, as well as weltanschauung or worldview of the text. As such she designates her methodology as a tauhidic hermeneutic, since upon this methodology, it can be argued that the Qur’an looks at man and woman equally. Kata Kunci: al-Qur’an, gender, hermeneutika, kesetaraan, tauhid
DISKURSUS FATWA ULAMA TENTANG PERAYAAN NATAL Abdul Manan
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 1 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i1.213

Abstract

Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan secara kritis tentang pendapat ulama mengenai ucapan selamat natal. Fatwa-fatwa tentang natal dikeluarkan sebagai dampak dari perdebatan tentang kehadiran seorang Muslim pada perayaan-perayaan natal. Sebagian ulama meyakini bahwa perayaan natal dapat menjadi godaan kuat bagi umat Islam untuk ikutserta dalam perayaan tersebut. Ulama ini mengajukan temuan bahwa para ulama mempunyai pandangan berbeda tentang ajaran Islam mengenai mengucapkan selamat natal kepada orang-orang Kristen. Kelompok pertama meyakini bahwa mengucapkan selamat natal kepada orang Kristen tidak diperbolehkan, sedangkan kelompok kedua meyakini bahwa orang-orang Islam diperbolehkan untuk menghadiri dan mengucapkan selamat natal kepada mereka. Secara historis, dunia Muslim telah memberikan respons terhadap eksistensi dan ritual perayaan natal dengan cara merayakan hari kelahiran Nabi (maulid Nabi) dan sebagian ulama hendak membuktikan perayaan natal bidah bagi Muslim. Abstract: The Fatwa of Ulama Council Discourse on Christmas Celebration. This article aims to discuss critically about mufti opinion on Christmas celebration salutation. The opinions about Christmas were issued as a result of the debate about the presence of Muslim in Christmas celebration. Some muftis believe that Christmas can be a strong temptation for Muslims to participate in its celebrations. The muftis submit a finding that every mufti has different perception about Islam on saying congratulation in Christmas celebration to Christians. The first group believes that saying congratulation on Christmas to Christians are not allowed, while the second group believes that Muslims are allowed to attend and congratulate Christmas to them. Historically, the Muslim has responded to the existence and the way of Christmas celebration similar to the way to commemorate the birthday of the Prophet (Prophet's Muhammad SAW birthday) and some mufti intend to prove Christmas celebration is heretic for Muslims. Kata Kunci: ulama, fatwa, natal, maulid Nabi, akidah, toleransi