cover
Contact Name
Gerson Frans Bira
Contact Email
jaspeternakanunimor20@gmail.com
Phone
+6281246616131
Journal Mail Official
prodipeternakan@unimor.ac.id
Editorial Address
.Jln. Eltari Km. 9, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT. 85613.
Location
Kab. timor tengah utara,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JAS (Journal of Animal Science)
Published by Universitas Timor
ISSN : -     EISSN : 25021869     DOI : https://doi.org/10.32938/ja.v5i4
Core Subject : Health, Agriculture,
Ilmu Peternakan yang mencakup Produksi Ternak, Nutrisi dan Makanan Ternak, Reproduksi Ternak, Pemuliaan Ternak, Kesehatan Hewan, Teknologi Hasil Ternak, Sosial Ekonomi Peternakan
Articles 112 Documents
Pengaruh Level Dosis Prostaglandin (PGF2a) pada Ternak Babi Peranakan yang Diinseminasi Buatan terhadap Persentase Estrus, Persentase Kebuntingan, Litter Size dan Berat Lahir Samuel Bulu Renda; Agustinus Agung Dethan
JAS Vol 3 No 3 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - July 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i3.427

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tapenpah, Kecamatan Insana Induk, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yakni pada akhir bulan September 2017 sampai bulan Mei 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah tingkat level dosis PGF2a yang mempengaruhi persentase kebuntingan, litter size, dan berat lahir. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut adalah R0 : Tanpa penyuntikan (birahi alam) di IB sebanyak 5 ekor, R1 : Penyuntikan PGF2a sebanyak 5 ekor dengan dosis 2 ml, R2: Penyuntikan PGF2a sebanyak 5 ekor dengan dosis 3 ml, R3 : Penyuntikan PGF2a sebanyak 5 ekor dengan dosis 4 ml. Variabel yang diamati terdiri dari Persentase ternak yang estrus pada penggunaan PGF2a dengan dosis yang berbeda berdasarkan pengelompokan ternak babi peranakan yang di IB (%), Litter size adalah jumlah anak per kelahiran. Litter size didapat dengan menghitung jumlah anak yang lahir per kelahiran (ekor/induk), Berat Lahir adalah rerata bobot badan lahir anak babi. Berat lahir anak babi tersebut juga didapat dengan cara menggunakan timbangan (kg/ekor/induk). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap variabel persentase litter size ternak induk percobaan R0 rataan 7 ekor/induk, R1 12 ekor/induk, R2 11 ekor/induk, R3 12 ekor/induk dan perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P>0.05) terhadap variabel persentase berat lahir ternak induk percobaan R0 1.43 kg/ekor/induk, R1 1.35 kg/ekor/induk, R2 1.28 kg/ekor/induk, R3 1.54 kg/ekor/induk. Disimpulkan bahwa sinkronisasi estrus menggunakan hormon prostaglandin PGF2a pada level yang berbeda dapat memberikan respon menggertak birahi ternak babi induk peranakan selama 4 sampai 5 hari dengan perlakuan R2 (dosis 4 ml hormon prostaglandin 100%).
Pengaruh Level Pemberian Bokashi Cair Berbahan Dasar Limbah Biogas (Slurry) dan Ekstrak (Chromolaena odorata) terhadap Pertumbuhan Awal Lamtoro (Leucaena leucocephala) Bruno Sengkoen
JAS Vol 4 No 1 (2019): Journal of Animal Science (JAS) - January 2019
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v4i1.479

Abstract

This study aims to determine the effect of liquid bokashi based on waste Biogas (Slurry) and Chromolaena odorata extract on the growth rate of lamtoro (Leucaena leuccephala). Nutrient requirements (N, P, K) available from both the soil and liquid bocation are sufficient and can cause high growth of lamtoro plants. The study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 16 replications, with a total design of 64 poly bags. The treatment given is R0 = Without liquid bokashi, R1 = Giving bokashi liquid with a dose of 50 ml / 1 liter of water, R2 = Giving bokashi liquid with a dose of 150 ml / 1 liter of water, R3 = Giving bokashi liquid with a dose of 250 ml / 1 liter of water. The variables observed were plant height, stem diameter, number of leaf stalks, fresh weight, and dry weight. It can be concluded that the level of liquid bokashi based on biogas (Slurry) and Cromolaena odorata waste of 250 ml / 1 liter of water can or can increase the highest growth including plant height: 91.03 cm / 56 days, plant stem diameter: 0.97 cm / 56 days, number of leaf stalks: 19.46 stalks / 56 days, fresh weight: 26.74 grams / 56 days and dry weight: 8.58 grams / 56 days.
Efektivitas Bokashi Berbahan Dasar Berbeda pada Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Jenis Rumput Potong Tomas Kiik; Oktovianus Rafael Nahak; Roberto I. C. O. Taolin
JAS Vol 3 No 2 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - April 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i2.527

Abstract

Sebagai rumput pertanian maka dalam pengembangan atau budidayanya rumput potong membutuhkan input berupa pupuk untuk menjamin ketersediaan unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pertumbuhan dan produksi beberapa jenis rumput potong yakni rumput potong yang diberi perlakuan pupuk bokashi dengan bahan dasar berbeda. Penelitian dilaksanakan di kebun penelitian Fakultas Pertanian Universitas Timor. Penelitian berlangsung dari Juli sampai Agustus 2017. Penelitian ini menggunakan model experimen yang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4x3x4. Adapun faktor yang diuji meliputi bahan dasar bokashi yang terdiri dari 4 taraf yakni tanpa bokashi, bokashi berbahan dasar faces sapi, bokashi berbahan dasar faces ayam, dan bokashi berbahan dasar faces kambing. Faktor kedua adalah jenis rumput yang terdiri dari 3 taraf yakni Panicum maximun, Stenotaphrum secundatum, Pennisetum purpuphoides. Parameter yang diamati meliputi suhu tanah, kadar lengas tanah, pH tanah, berat volume tanah, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar daun, berat kering daun, berat segar akar, dan berat kering akar. Data dianalisis dengan anova RAL dan uji lanjut DMRT α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi jenis bokashi dan jenis rumput hanya berpengaruh nyata terhadap berat volume tanah sedangkan pada parameter lain yang diamati tidak terjadi pengaruh interaksi. Jenis bokashi berpengaruh nyata terhadap parameter kadar lengas tanah, pH tanah, berat segar daun, berat kering daun, dan berat segar akar, sedangkan jenis rumput tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Pemberian bokashi berbahan dasar faces kambing memberikan produksi rumput berupa daun segar yang paling berat (110,82 g), sedangkan jenis rumput yang memiliki produksi daun segar yang paling berat adalah rumput Stenotaphrum secundatum yakni 78,03 g.
Pengaruh Lama Pengasapan Menggunakan Daun Kosambi (Schleichera Oleosa) terhadap Keempukan, Susut Masak, pH, dan Daya Ikat Air Daging Babi Pedaging Yakobus Adriantus Sea Djando; Veronika Y. Beyleto
JAS Vol 3 No 1 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - January 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i1.535

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang, selama 10 hari terhitung dari tanggal 28 April sampai tanggal 8 Mei 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pengasapan menggunakan daun kusambi (Schleichera oleosa) terhadap keempukan, susut masak, pH, dan daya ikat air daging babi pedaging. Dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap ( RAL ) dengan 4 perlakuan dan di ulang sebanyak 4 kali. 4 perlakuan tersebut terdiri dari P1 dengan lama pengasapan 40 menit, P2 60 menit, P3 80 menit, dan P4 100 menit. Variabel yang diteliti yaitu keempukan P1 2,3 (40 menit) P2 2,98 (60 menit) P3 3,16 (80 menit) P4 (3,52). Susut masak P1 26,35 (40 menit), P2 32,25 (60 menit), P3 35,4 (80 menit) P4 40,77 (100 menit). pH P1 5,62 (40 menit) P2 5,21 (60 menit) P3 5,30 (80 menit) P4 5,13 (100 menit). Daya ikat air, P1 26,75 (40 menit) P2 21,5 (60 menit) P3 16,75 (80 menit) P4 14 (100 menit). Dari hasil analisis sidik ragam dan uji Duncan dapat disimpulkan bahwa pengasapan menggunakan daun kusambi dapat meningkatkan keempukan, mencegah susut masak, menjaga protein daging untuk mengikat air, menurunnya nilai pH.
Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Populasi Ternak Kerbau di Kecamatan Biboki Anleu Kabupaten Timor Tengah Utara Arnoldus Ikun
JAS Vol 3 No 3 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - July 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i3.537

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat populasi ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara purpose sampling yang melibatkan seluruh peternak di wilayah setempat. Variabel penelitian meliputi karakteristik peternak, populasi ternak, calving rate, mortalitas, tingkat penjualan, natural increase, dan tata laksana pemeliharaan ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak didominasi oleh Sekolah Dasar/Sekolah Rakyat (SR) sebanyak 22 orang (56,4%), dengan berprofesi sebagai petani peternak sebanyak 38 orang (97,4%). Umur peternak sebagian besar berkisar 45-68 tahun sebanyak 22 orang (56,4%) dengan pengalaman beternak 21 tahun. Jumlah pemilihan ternak didominasi oleh peternak yang memelihara kerbau sebesar 1-5 ekor sebanyak 21 orang (50,8%). Tingkat populasi kerbau rata-rata sebesar 281 ± 6,39 dengan rata-rata calving rate dan mortalitas masing-masing sebesar 85±2,43 ekor (57,55%) dan 19,8±1,11. Selain itu, tingkat penjualan pada ternak muda sebesar 25± 1,17, dan ternak dewasa sebesar 28± 1,59. Perkembangan ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu positif dengan persentase angka Natural Increase (NI) sebesar 19,2%, dengan Location Quationts (LQ) sebesar 5,77. Ketersediaan pejantan untuk mengawini induk cukup memadai sebesar 32,25±5,65 dengan rasio pejantan: betina 1:5. Secara umum motivasi peternak memelihara ternak adalah untuk memenuhi biaya pendidikan anak, kebutuhan keluarga, sosial budaya (adat) dan pengadaan perlengkapan pertanian. Dapat disimpulkan bahwa usaha pemeliharaan ternak kerbau di Kecamatan Biboki Anleu sangat potensial karena didukung oleh wilayah yang cukup luas dengan persentase angka Natural Increase (NI), Calving Rate (CR) dan Location Quationts (LQ) yang cukup tinggi, serta rasio jantan : betina yang memadai.
Analisis Tingkat Mortalitas Sapi Bali pada Pemeliharaan Tradisional di Kecamatan Nanaet Dubesi Kabupaten Belu Arkidius Meta
JAS Vol 3 No 3 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - July 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i3.538

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat mortalitas Sapi Bali pada pemeliharaan tradisional di Kecamatan Nanaet Dubesi Kabupaten Belu. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – April 2018. Metode yang digunakan adalah metode survei terhadap potensi ternak yang dipelihara oleh peternak. Variabel yang diamati meliputi karakteristik peternak, angka kelahiran, tingkat mortalitas, jumlah pemilikan dan pemotongan ternak, tingkat penjualan dan kehilangan ternak, dan tata laksana pemeliharaan ternak. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik peternak sangat berpengaruh tatalaksana pemeliharaan ternak. Tingkat kelahiran pedet pada tahun 2016 sebanyak 378 ekor atau sebesar 45,11% dari 911 ekor induk, dan pada tahun 2017 sebanyak 460 ekor atau sebesar 54,89% dari 934 ekor induk. Tingkat mortalitas Sapi Bali pada tahun 2016 sebesar 23,74% atau sebanyak 61 ekor, dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 76,26% atau sebanyak 196 ekor. Sebagian besar (53,3% atau 80 orang peternak) memelihara ternak dengan kisaran 5 sampai 10 ekor. Jumlah pemotongan ternak pada tahun 2016 sebanyak 1 ekor atau sebesar 0,06% dari jumlah populasi 1646 ekor, dan pada tahun 2017 sebanyak 39 ekor atau sebesar 2,24% dari jumlah populasi 1740 ekor. Kehilangan ternak pada tahun 2016 sebanyak 14 ekor atau sebesar 0,9% dari populasi 1640 ekor, dan pada tahun 2017 sebanyak 20 ekor dari populasi 1740 ekor. Disimpulkan bahwa pola pemeliharaan Sapi Bali secara tradisional di Kecamatan Nanaet Dubesi berdampak pada penurunan angka kelahiran, dan cenderung meningkatkan angka mortalitas setiap tahunnya.
Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Pupuk Bokashi dengan Level Berbeda pada Pertumbuhan dan Produksi Biomasa Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) Tarcisio De Jesus Guterres
JAS Vol 3 No 1 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - January 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i1.539

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara pada bulan Juli sampai Oktober 2017, dengan tujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi biomassa rumput gajah yang di beri Fungi Mikoriza Arbuskula dan pupuk bokashi dengan level berbeda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 3 x 3 yang diulang sebanyak 4 kali. Faktor pertama adalah takaran Fungi Mikoriza Arbuskula, terdiri atas 3 aras yakni 0, 20, dan 40 g/pot. Faktor kedua adalah bokashi terdiri atas 3 aras yakni 0, 250, dan 500 g/pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula 40 g dan Bokashi 500 g dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tinggi tunas produksi I = 11,1 cm dan produksi II = 18,55 cm, jumlah daun produksi I = 8,60 helai dan produksi II = 13,38 helai, diameter tunas produksi I = 1,53 cm dan produksi II = 2,78 cm, berat segar daun produksi I = 46,55 g dan produksi II = 54,83 g, tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya dan tidak ada interaksi. Disimpulkan bahwa aplikasi bokashi pada level 500 g/pot yang dikombinasikan dengan fungi mikoriza 40 g dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman rumput gajah lebih baik.
Pengaruh Frekuensi Penampungan terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi Bali Maria Oktoviana Seuk
JAS Vol 3 No 4 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - October 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i4.540

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium dan kandang sapi Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kelurahan Sasi selama 5 bulan yaitu dari awal Juli sampai November 2016, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi penampungan terhadap kualitas spermatozoa sapi bali. Semen hasil penampungan selanjutnya langsung di bawah ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan awal. Pemeriksaan semen segar dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis, selanjutnya diberi perlakuan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan sehingga terdapat 9 unit satuan percobaan. Perlakuan yang diuji terdiri dari: R1= 1 minggu 1 kali penampungan, R2= 1 minggu 2 kali penampungan, dan R3= 1 minggu 3 kali penampungan. Hasil penelitian tersebut dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan apabila terdapat perbedaan antara perlakuan, maka akan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Analisis deskriptif digunakan untuk menghitung volume, bau, warna, dan konsistensi (kekentalan) semen. Disimpulkan bahwa frekuensi penampungan 1 minggu 1 kali penampungan dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan frekuensi penampungan 1 minggu 2 kali penampungan dan 1 minggu 3 kali penampungan, dan pada pH semen, bau semen, warna semen, dan konsistensi (kekentalan ) semen menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh nyata.
Uji Kualitas Susu Segar Sapi Friesh Holland yang diproduksi Di Peternakan Claretian Novisiat Benlutu-Kabupaten TTS Yuliana Kolo
JAS Vol 2 No 1 (2017): Journal of Animal Science (JAS) - January 2017
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v2i1.541

Abstract

Penelitian dilakukan di lokasi peternakan Claretian Novisiat di Desa Benlutu Kecamatan Batu Putih Kabupaten TTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas susu segar sapi Friesh Holland yang diproduksi di peternakan Claretian Novisiat Benlutu. Susu diambil sebanyak 2 liter dan diuji secara organoleptik (warna, bau, dan rasa) serta uji laboratorium (pH dan protein). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa susu segar sapi Friesh Holland yang diproduksi di peternakan Claretian Novisiat Benlutu secara organoleptik yaitu warna putih susu, bau khas susu, dan rasa tawar. Uji pH susu segar di peternakan Claretian memiliki pH 6,5 dan protein mencapai 3.42%. Hal ini menunjukkan bahwa susu segar di peternakan Claretian sangat baik dan memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang mutu baku susu segar serta layak untuk dikonsumsi.
Perbandingan Penggunaan Dua Jenis Ransum terhadap Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) Konsumsi Ransum dan Konversi Ransum Broiler Kanisius Otemusu
JAS Vol 3 No 3 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - July 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i3.542

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan dikandang milik Program Studi Peternakan, Fakultas Universitas Timor, Kabupaten Timor Tengah Utara. Penelitian ini berlangsung selama 42 hari yang mulai dari bulan Maret sampai dengan April 2016. Penelitian ini menggunakan ternak Broiler sebanyak 80 ekor. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kualitas ransum yang dibuat sendiri dengan ransum komersial terhadap pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi ransum dan konversi ransum. Metode penelitian yang digunakan adalah data primer berupa data yang diperoleh dari pengamatan langsung yang dilakukan dengan menguji ransum buatan dan ransum komersial. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata pertambahan bobot badan untuk perlakuan ransum buatan adalah 147,66 g dan perlakuan ransum komersial 149,90 g. Konsumsi ransum perlakuan ransum buatan 99,88 g, perlakuan ransum komersial 101,384 g. Rata-rata konversi ransum untuk perlakuan ransum buatan adalah 0,68 dan perlakuan ransum komersial adalah 0,68. Ransum buatan dan komersil memiliki keunggulan yang sama dalam menghasilkan berat badan, konsumsi ransum dan konversi ransum. Pemanfaatan bahan baku lokal seperti tepung gaplek, tepung daun turi, jagung giling, dedak padi, kunyit dan tepung ikan sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai ransum ternak ayam broiler.

Page 4 of 12 | Total Record : 112


Filter by Year

2016 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 7 No 2 (2022): Journal of Animal Science (JAS) - April 2022 Vol 7 No 1 (2022): Journal of Animal Science (JAS) - January 2022 Vol 6 No 4 (2021): Journal of Animal Science (JAS) - October 2021 Vol 6 No 3 (2021): Journal of Animal Science (JAS) - July 2021 Vol 6 No 2 (2021): Journal of Animal Science (JAS) - April 2021 Vol 6 No 1 (2021): Journal of Animal Science (JAS) - January 2021 Vol 5 No 4 (2020): Journal of Animal Science (JAS) - October 2020 Vol 5 No 3 (2020): Journal of Animal Science (JAS) - July 2020 Vol 5 No 2 (2020): Journal of Animal Science (JAS) - April 2020 Vol 5 No 1 (2020): Journal of Animal Science (JAS) - January 2020 Vol 4 No 4 (2019): Journal of Animal Science (JAS) - October 2019 Vol 4 No 3 (2019): Journal of Animal Science (JAS) - July 2019 Vol 4 No 2 (2019): Journal of Animal Science (JAS) - April 2019 Vol 4 No 1 (2019): Journal of Animal Science (JAS) - January 2019 Vol 3 No 4 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - October 2018 Vol 3 No 3 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - July 2018 Vol 3 No 2 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - April 2018 Vol 3 No 1 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - January 2018 Vol 2 No 1 (2017): Journal of Animal Science (JAS) - January 2017 Vol 1 No 4 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - October 2016 Vol 1 No 3 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - July 2016 Vol 1 No 2 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - April 2016 Vol 1 No 1 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - January 2016 More Issue