cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
LIBRARIA
ISSN : 23550341     EISSN : 24775230     DOI : -
Core Subject : Science,
LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan (ISSN 2355-0341; E-ISSN 2477-5230) is a periodical scientific journal (every semester) in June and December published by STAIN Kudus Library. This journal is expected to be a scientific vehicle in the study and thinking about the library that can provide information and education for the readers.
Arjuna Subject : -
Articles 321 Documents
Pemanfaatan Jurnal Elektronik Sebagai Sumber Referensi Dalam Penulisan Skripsi di Institut Pertanian Bogor Azwar, Muhammad; Amalia, Rizka
LIBRARIA Vol 5, No 1 (2017): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v5i1.2311

Abstract

The research aims to comprehend the knowledge and utilization of electronic journal (Proquest, Science Direct, EBSCOhost, dan Cab Direct) subscribed by library of Institut Pertanian Bogor that have been performed by students as reference source in thesis writing, and obstacles faced while looking for the information. The research applies descriptive research with quantitative approach. Based on the data acquired: (1) The students’ knowledge toward electronic journal subscribed is adequately high. 87,9% students realize existence of electronic journal service, 81,8% reference resource uses electronic media, and 49,5% utilizes electronic journal; (2) The electronic journal utilization level is 86,2% which utilizes electronic journal. Electronic journal utilization level as reference material is relatively high, because from 86,2% students which utilize electronic journal, 40% utilizes it 2-3 times in a month. 34,7% utilizes electronic journal with duration less than 2 hours, with downloading electronic journal collection searched, 34,7% uses 2 articles as reference material for thesis; (3) Obstacles in utilizing electronic journal are 52% caused by electronic journal collection mostly using English, and searched collection are not available. Although there are some difficulties, they keep utilize the electronic journal.
MENGAKTIFKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Rahman, Muzdalifah M
LIBRARIA Vol 3, No 2 (2015): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v3i2.1590

Abstract

Perpustakaan sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan sangat penting keberadaannya bagi masyarakat, terutama perpustakaan sekolah yang menjadi wadah tempat disimpannya alat-alat bantu anak-anak untuk belajar, yaitu literatur. Keberadaan perpustakaan sekolah menjadi penting mengingat masa usia sekolah merupakan kesempatan yang baik untuk membiasakan anak-anak membaca. Keberadaannya sangat membantu anak-anak untuk memperdalam pengetahuan secara lebih luas.Minat baca yang rendah yang terjadi saat ini, harus dimulai dari pengoptimalan fungsi perpustakaan sekolah ketika lingkungan keluarga tidak berfungsi dengan baik. Asumsi demikian didasarkan pada perilaku anak-anak yang masih cenderung meniru dan mengadopsi perilaku orang lain yang ada di sekitarnya, terutama yang menjadi idolanya. Sekolah sebagai lingkungan kedua setelah keluarga memiliki andil besar dalam pembentukan minat baca anak. Ketika di keluarga tidak ada tuntutan atau teladan dari orang tua untuk membiasakan membaca, maka sekolah masih memiliki harapan bagi pengembangan minat baca anak.Optimalisasi fungsi perpustakaan sekolah tidak terbatas pada pembenahan dan peningkatan manajemen perpustakaan sekolah, melainkan juga harus disertai kesadaran dari seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada di lingkungan sekolah, khususnya guru dan kepala sekolah, untuk memberikan teladan yang baik terkait kegiatan membaca. Tanpa adanya dorongan dan model panutan dari para guru dan seluruh SDM yang ada, perpustakaan tidak akan berfungsi secara optimal meskipun memiliki manajemen yang baik. Dapat dikatakan, eksistensinya hanya berguna bagi para siswa yang memiliki minat baca yang tinggi.
AYO JADI PUSTAKAWAN Yuniwati, Yuniwati
LIBRARIA Vol 2, No 1 (2014): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v2i1.1186

Abstract

Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 menyebutkan ada 101 rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil (PNS) salah satunya adalah pustakawan. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan (Undang-undang nomor 43 tahun 2007 pasal 1 ayat 8). Dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai peraturan yang harus dipenuhi bagi seseorang untuk menduduki jabatan fungsional termasuk pustakawan.Peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah bagi seseorang untuk menduduki jabatan fungsional pustakawan antara lain memiliki pendidikan bidang perpustakaan dokumentasi dan informasi atau bidang lain dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) yang berlaku dan tertuang dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002; Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia nomor 23 tahun 2003 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 21 tahun 2003 serta Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia nomor 2 tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan Dan Angka Kreditnya dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 9 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.Beberapa peraturan diatas menjelaskan tentang syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk menduduki jabatan fungsional pustakawan. Dari hasil observasi terdeteksi terdapat banyak PNS yang secara formal dan memiliki persyaratan dapat menduduki jabatan fungsional pustakawan namun tidak mengajukan diri dalam jabatan tersebut. Terdapat kendala teknis dan non teknis yang harus diketahui dan disikapi oleh calon pustakawan.
JADI PUSTAKAWAN DI PERGURUAN TINGGI, KENAPA HARUS TAKUT? Mawaddah, Isti
LIBRARIA Vol 3, No 1 (2015): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v3i1.1563

Abstract

Pustakawan dan Perpustakaan merupakan sesuatu yang tak terpisahkan, seperti dua sisi mata uang, dimana ada Perpustakaan, maka idealnya disitu juga harus ada pustakawan. Namun pada kenyataanya, banyak sekali Perpustakaan yang di dalamnya tidak ada Pustakawan. Sehingga Perpustakaan tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Perpustakaan Perguruan Tinggi sering dimaknai sebagai pusat penelitian karena banyak menyediakan informasi yang berkaitan dengan sarana pendukung dalam proses penelitian yang merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.Jarangnya profesi Pustakawan merupakan salah satu kendala di Perguruan Tinggi. Sebagai ilmuwan, Pustakawan harus mampu memberdayakan informasi bukan sekadar melayankan informasi. Sehingga pengakuan akan kompetensi akan segera terwujud dengan adanya sertifikasi Pustakawan. Bagi kebanyakan orang, profesi Pustakawan merupakan profesi yang belum terlalu diperhitungkan, karena kebanyakan mereka menilai sebuah profesi diukur dengan besar kecilnya materi yang diperoleh. Tapi yakinlah kalau menjadi Pustakawan di perguruan tinggi akan menjanjikan masa depan yang cerah.
PERAN PUSTAKAWAN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI MELALUI AKREDITASI PERPUSTAKAAN Hastuti, Ulfah Rulli
LIBRARIA Vol 4, No 2 (2016): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v4i2.1720

Abstract

This research use qualitative method which dominate with literature studies. Library has role in developing knowledge where need a good governance quality and it as standard in order to get a quality of intellectual generation. Traditional model does not fit in this information era. So in order that library accreditation is very essential to know how far the service in the righ track or nor as like human resource management, activities and the collection. The role of librarian in the accreditation process of library has been begin from planning, team formation, learning accreditation borang, prepare supporting data, valuing borang up to visitation of assecor.Whatever the result of accreditation, the most important is making the result of accreditation as motivation to increase education quality with of library.
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI MEMBACA MAHASISWA STAIN KUDUS Susilowati, Retno
LIBRARIA Vol 4, No 1 (2016): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v4i1.1244

Abstract

The word in the English language library or library comes from the Latin meaning librarium collection of books only. But as the times then in the library already available tapes, CDs, slides, films, microfilm, and so on. Library is in need of technology in management, so as to serve visitors with fast and fun.In the era of modernization and sophisticated technology, the development of the Internet, the use of smart phones, a computer program then the rapid development of information so obtained. Therefore the role of the library not only provides a collection of digital and non-digital, but also must provide an online library, electronic library so that there is a shift of functions from processing library collection into a data processing, further processing of information and ultimately knowledge processing.Use of the library in a good college, can increase student motivation to read. Hope for the future, the library is getting better service to visitors and provides a comfortable place, and is able to provide fast, to support the needs of visitors.Kata perpustakaan atau dalam bahasa Inggris library berasal dari bahasa Latin librarium yang berarti kumpulan buku-buku saja. Tetapi seiring perkembangan zaman maka di perpustakaan sudah tersedia kaset, CD, slide, film, microfilm, dan sebagainya. Perpustakaan sangat memerlukan teknologi dalam pengelolaannya, sehingga dapat melayani pengunjung dengan cepat dan menyenangkan. Di era modernisasi dan teknologi serba canggih, yaitu berkembangnya internet, penggunaan handphone smart, program komputer maka perkembangan informasi begitu cepat didapat. Oleh karena itu, peran perpustakaan tidak hanya menyediakan koleksi digital dan non digital, tetapi juga harus menyediakan perpustakaan online, perpustakaan elektronik sehingga terjadi pergeseran dari fungsi dari perpustakaan pengolah koleksi menjadi pengolah data, selanjutnya pengolah informasi dan pada akhirnya pengolah pengetahuan. Pemanfaatan perpustakaan di perguruan tinggi yang baik, dapat meningkatkan motivasi membaca mahasiswa. Harapan untuk ke depan, perpustakaan semakin lebih baik dalam pelayanan kepada pengunjung dan menyediakan tempat yang nyaman, serta mampu menyediakan layanan yang cepat, untuk menunjang kebutuhan para pengunjung.
ARTI PENTING PERPUSTAKAAN BAGI UPAYA PENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT Nafisah, Aliyatin
LIBRARIA Vol 2, No 2 (2014): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v2i2.1248

Abstract

Minat baca masyarakat Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. UNESCO mencatat pada 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 artinya dalam 1000 orang hanya ada satu orang yang berkegiatan membaca. walaupun mungkin ketidaktertarikan pada kegiatan membaca tidak hanya karena minat baca yang minim tapi juga karena ketersediaan buku yang bisa merangsang mereka untuk membaca memang kurang ( http: republika.co.id/berita/nasional/daerah : 11 November 2014). Oleh karena itu perlu ada upaya-upaya yang serius untuk meningkatkan minat baca yang bisa dimulai dari menumbuhkan kegemaran membaca sejak dini dalam keluarga. Upaya-upaya meningkatkan tingkat minat baca masyarakat harus dilakukan secara bersama-sama semua pihak. Dalam hal ini pihak yang paling berkompeten adalah pemerintah, perpustakaan, pustakawan, dan masyarakat.Pemerintah harus segera merealisasikan pengembangan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya mendukung sistem pendidikan nasional, menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat, menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air, menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui translasi, transliterasi, transkripsi dan transmedia, menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan, meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan, membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas pustakawan, dan tenaga teknis perpustakaan.Selain itu, perpustakaan harus mengembangkan dirinya menjadi perpustakaan yang ideal. Perpustakaan ideal harus memenuhi empat kriteria. Kriteria pertama, pengelola perpustakaan haruslah memiliki jaringan keluar ( network) yang luas. Kedua, memiliki akses cepat, tepat dan mampu memberikan layanan secara maksimal. Ketiga, memiliki koleksi buku yang lengkap. Keempat, perpustakaan hendaknya memiliki agenda rutin ( bersifat mingguan, bulanan atau tahunan) untuk mengadakan kegiatan diskusi, debat, seminar atau kegiatan sejenis untuk menambah daya tarik pengunjung.
UPGRADING SISTEM INFORMASI PUSAT PERPUSTAKAAN IAIN SURAKARTA: DARI SISTEM PERPUSTAKAAN (SIPRUS) KE LIBRARY SYSTEM (LIBSYS) Rahmawati, Nushrotul Hasanah
LIBRARIA Vol 3, No 2 (2015): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v3i2.1596

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknologi informasi digunakan di Perpustakaan IAIN Surakarta terutama pada Online Public Access Catalogue (OPAC)yang ter-up grade dari SIPRUS ke LIBSYS, sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi pihak perpustakaan terhadap hasil tampilannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua system informasi tersebut. Namun demikian perbaikan yang dilakukan dalam SIPRUS dalam up grade ke system LIBSYS masih dikatakan belum maksimal dan diperlukan perbaikan lebih lanjut.
MEMBANGUN KONSEP FILOSOFIS LAYANAN PERPUSTAKAAN: SEBUAH IKHTIYAR UNTUK MEMOTRET PRAKTIK LAYANAN PERPUSTAKAAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS Saifuddin, Saifuddin
LIBRARIA Vol 2, No 1 (2014): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v2i1.1191

Abstract

The explosion of information in the media culture that characterizes the current social realities also affect how people obtain information, either information science in the world of academia and in the industry and the corporate world.The main problem is the starting point of this study is how to shift from the library service and conventional analogue services to the digital services in the virtual space.This sociological study gives an overview of how the behavior of the user as well as service providers in the library to form a new pattern of relationship and gave birth to a new social structure in the process of sharing information.Shifting the status and role of the librarian in Library institutions transformed not only as a provider of document, but also as a regulator of the litas fl ow of information, as well as guides and information consultant.
Dampak Media Sosial Terhadap Perpustakaan Fatmawati, Endang
LIBRARIA Vol 5, No 1 (2017): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v5i1.2250

Abstract

Media online sudah merambah di semua bidang termasuk perpustakaan sehingga berdampak pada pesatnya arus informasi. Perpustakaan menjadi gerbang pengetahuan sehingga pustakawanlah yang paling bertanggung jawab menjadi gawang masuk keluarnya informasi. Informasi dari perpustakaan dapat dilakukan melalui semua jenis aplikasi media sosial. Media sosial memungkinkan kita berkomunikasi dan terhubung dengan yang lain. Media sosial dapat mengubah pekerjaan pustakawan yang berhubungan dengan komunikasi dengan pemustaka, baik perseorangan maupun pada level perpustakaan. Media sosial merubah cara untuk berinteraksi, berbagi, dan menjalin hubungan. Beragam informasi muncul bagaikan air laut yang tak terbendung penyebarannya sehingga pemustaka dituntut harus bijak dalam memilih dan menggunakannya. Gelombang berita bohong semakin terasa dengan hadirnya media sosial. Media sosial menjadi tantangan bagi para pustakawan untuk meningkatkan kompetensi literasi media dengan teknologi baru. Perpustakaan melalui pustakawannya sangat berperan sebagai gerbang informasi sehat.

Page 3 of 33 | Total Record : 321