cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry)
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : 23027274     DOI : -
Jurnal ini merupakan jurnal elektronik di bidang kimia terapan yang dikelola oleh Magister Kimia Terapan, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Bali. Jurnal ini memuat artikel-artikel penelitian yang berhubungan dengan Kimia Terapan yang meliputi Kimia Analitik, Kimia Polimer, Biokimia, Kimia Bahan Alam, Kimia Fisik, Kimia Permukaan, Biomaterial,dan bidang-bidang terkait. Jurnal ini akan terbit 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan Pebruari dan September. Jurnal ini terbuka untuk diakses oleh semua kalangann(Open Access Journal)
Arjuna Subject : -
Articles 184 Documents
SINTESIS DAN KARAKTERISASI ARANG DARI LIMBAH BAMBU DENGAN AKTIVATOR ZnCl2 Manuntun Manurung; Oka Ratnayani; Rizgyandhaka Artha Prawira
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 7 No 2 (2019): volume 7, Nomor 2, 2019
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.618 KB)

Abstract

ABSTRAK: Bambu merupakan salah satu bahan baku pembuatan arang yang dapat diaktivasi secara fisika atau kimia untuk menghasilkan arang aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat dan mengkarakterisasi arang aktif dari limbah batang bambu dengan aktivator ZnCl2. Penelitian diawali dengan membuat arang bambu melalui karbonisasi pada suhu 650oC selama 90 menit. Kemudian arang diaktivasi dengan penambahan larutan ZnCl2 dengan berbagai konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum aktivator ZnCl2 adalah 0,02 M. Arang aktif yang diperoleh memiliki kadar air 5,00%, kadar zat mudah menguap 6,00%, kadar abu 7,33%, kadar karbon 81,67 %, daya serap terhadap Iod 1091,426 mg/g, dan daya serap methylene blue 198,724 mg/g. Karakteristik ini telah memenuhi baku mutu SNI 06-3730-1995 tentang arang aktif teknis. Luas permukaan arang aktif sebesar 737,74 m2/g dan keasaman permukaannya sebesar 0,5122 mmol/g. Analisis gugus fungsi terhadap arang aktif menunjukkan adanya gugus fungsi O-H, karbonil, alkuna, dan ester. Kata kunci: aktivasi, karakterisasi, arang aktif, limbah bambu. ABSTRACT: Bamboo can be used as a raw material for making carbon that can be activated physically or chemically to get activated carbon. The purpose of this research was to synthesize and characterize activated carbon from bamboo stem waste by using ZnCl2 solution as activator. The research was started by preparing the bamboo carbon through carbonization at a temperature of 650oC for 90 minutes. Activation was carried out by adding ZnCl2 with various concentration ratios. The results showed that the optimum concentration of ZnCl2 activator was 0.02 M. The activated carbon had a moisture content of 5.00%, volatile substance of 6.00%, ash content of 7.33%, carbon content of 81.67 %, iodine absorbtion capacity of 1091.426 mg/g, and methylene blue absorbtion capacity of 198.724 mg/g. These characteristics had met the SNI 06-3730-1995 standard about technical activated carbon. The surface area and surface acidity of this carbon was of 737.74m2/g and 0.5122 mmol/g respectively. The functional group analysis of the activated carbon showed the presence of O-H, carbonyls, alkynes, and esthers.
FOTOKATALIS BENTONIT-Fe2O3 UNTUK DEGRADASI ZAT WARNA REMAZOL BRILLIANT BLUE Ermin Riskiani; Iryanti Eka Suprihatin; James Sibarani
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 7 No 1 (2019): Volume 7, Nomor 1, 2019
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.721 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter fotokatalis bentonit-Fe2O3, menentukan kondisi optimum fotodegradasi, dan efektivitas fotodegradasi remazol brilliant blue dengan fotokatalis bentonit-Fe2O3. Karakterisasi fotokatalis bentonit-Fe2O3 dilakukan dengan XRD, nanosizer, SEM, dan FTIR. Luas permukaan spesifik ditentukan dengan metode adsorpsi methylene blue. Penentuan konsentrasi zat warna setelah proses fotodgradasi dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentonit-Fe2O3 memiliki puncak tajam yang menunjukkan tingkat kristalinitas tinggi, ukuran partikel bentonit dan bentonit-Fe2O3 sebesar 2707,6 nm dan 2726,9 nm, dan terdapatnya gugus fungsi Fe-O. Analisis dengan SEM menunjukkan permukaan bentonit-Fe2O3 lebih homogen daripada bentonit. Fotodegradasi optimum terjadi pada massa fotokatalis 100 mg, pH 4, waktu irradiasi 2 jam, dan konsentrasi zat warna 200 ppm. Efektivitas fotodegradasi yang dihasilkan sebesar (98,20 ± 0,0676) %. Kata kunci: remazol brilliant blue, fotokatalis, bentonit-Fe2O3. ABSTRACT: The purposes of this study were to characterize the prepared bentonite-Fe2O3 photocatalyst and to determine its optimum photodegradation conditions and the effectiveness of remazol brilliant blue degradation using bentonite-Fe2O3 photocatalyst. The characterizations of bentonite-Fe2O3 photocatalyst were carried out with Fourier Transform Infrared (FTIR), X-ray diffractometer (XRD), nanosizer, and scanning electron microscope (SEM). The Specific surface area was determined by methylene blue adsorption method. Further, the catalytic activity on methylene blue degradation was determined by UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the synthesized bentonite-Fe2O3 has a sharp peak which showed a high level of crystallinity, with particle size of 2726.9 nm, and contains Fe-O. SEM analysis showed that the surface of bentonite-Fe2O3 was more homogeneous than bentonite. The optimum photodegradation conditions occurred at photocatalyst mass of 100 mg, pH of 4, 2 hours of irradiation time, and dye concentration of 200 ppm. The effectiveness of photodegradation produced was (98,20 ± 0,0676)%.
POTENSI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) DALAM MENURUNKAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) PADA TIKUS WISTAR YANG MENGKONSUMSI ETANOL Ni Putu Widya Astuti; Ni Made Suaniti; Manuntun Manurung
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.459 KB)

Abstract

ABSTRAK: Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol yang bila dikonsumsi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan peningkatan peroksidasi lipid dan Reactive Oxygen Species (ROS). Salah satu peredam radikal bebas di dalam tubuh yaitu senyawa antioksidan. Kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L.) merupakan salah satu sumber dari senyawa antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan potensi ekstrak etanol kulit buah manggis dalam menurunkan kadar malondialdehid (MDA) pada tikus wistar yang mengkonsumsi etanol. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan pre and post test control group design. Setiap kelompok diberikan etanol 30% selama 14 hari dan hari berikutnya diberikan ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 0 mg/kg BB (kontrol), 50 mg/kg BB (P1), 75 mg/kg BB (P2) dan 100 mg/kg BB (P3) selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol kulit buah manggis dapat menurunkan kadar MDA dalam darah tikus wistar setelah konsumsi etanol sebesar 40,36%, 53,05% dan 74,48 % pada masing perlakuan di atas.  ABSTACT: Alcohol beverage is a drink containing ethanol that if it is consumed in a long period of time can lead to lipid peroxidation and liver damage beginning with the increase of Reactive Oxygen Species (ROS). Antioxidant compounds are free radical scavengers. The rind of mangosteen (Garcinia Mangostana L.) is one of the source of antioxidant compounds. This study was aimed to prove the potencial of ethanol extract of mangosteen’s rind in reducing the level of malondialdehyde in wistar rats due to intake of ethanol. The study was performed using a pre- and post-test control group desain. Each group was forced to take a solution of ethanol 30% for 14 days followed by taking ethanol extract of mangosteen’s rind with dose of 0 mg/kg (control), 50 mg/kg (P1), 75 mg/kg (P2), and 100 mg/kg (P3) for 14 days. The results showed that the ethanol extract of mangosteen’s rind significantly reduced malondialdehyde levels in wistar rat bloods by 40.36%, 53.05%, and 74.48% respectively in group P1, P2 and P3. 
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF BAKTERISIDA PADA RIMPANG LEMPUYANG (Zingiber gramineum Blume) I Made Dira Swantara
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 4 No 1 (2016)
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.866 KB)

Abstract

ABSTRAK: Telah diisolasi dan diidentifikasi fraksi yang bersifat bakterisida pada rimpang Lempuyang (Zingiber gramineumBlum bark). Isolasi dengan cara partisi menggunakan pelarut n-heksan, kloroform dan etil asetat. Ektrak yang aktif bersifat bakterisida (ekstrak etil asetat) dipisahkan menggunakan kromatografi kolom menggunakan eluen campuran benzene-kloroform (3:2). Uji aktifitas bakterisida isolate ini menggunakan bioindikator Micrococcus luteus dan Eschericia coli juga telah dilakukan. Struktur kimia senyawanya diidentifikasi menggunakan kromatografi gas – spektrometri  massa (GC-MS) yang dilengkapi dengan library Wiley 275L. Fraksi yang aktif bersifat bakterisida terhadap E. coli mengandung empat senyawa yaitu ester etil heksadekanoat, ester etil linoleat, ester etil oleat, dan ester etil oktadekanoat. Sedangkan fraksi yang aktif bersifat bakterisida terhadap M. Luteus mengandung empat senyawa yaitu asam heksadekanoat, asam 9,12-oktadekadienoat, asam oktadek-9-enoat, dan ester dioktil heksadioat.   ABSTRACT: Bactericide fraction has been isolated and identified from Zingiber gramineum Blume bark. The isolation was carried out using partition method with n-hexane, chloroform, and ethyl acetate eluents. The active bactericide of the extract (ethyl acetate extract) has  been isolated by  column chromatograpic method using benzene-chloroform (3:2) eluent system. The activity test of that isolate using Micrococcus luteus and Eschericia coli was also carried out The chemical  structure of the compound was identified  using gas chromatography-spectroscopy massa (GC-MS) with Wiley 275L library. The active fraction on E. coli contains hexadecanoic acid, ethyl ester;  linoleic acid, ethyl ester; oleic acid, ethyl ester; and octadecanoic acid, ethyl ester. The active fraction on M. luteus contains octadecnoic acid; 9,12-octadecadienoic acid; octadec-9-enoic acid; and hexadioic acid, dioctyl ester.    
EFEKTIFITAS MEMBRAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG GALAH (Macrobanchium rosenbergii) UNTUK MENURUNKAN FOSFAT Ni Made Yunarsih; Manuntun Manurung; Ketut Gede Dharma Putra
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Volume 1, No. 2, 2013
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.228 KB)

Abstract

Penanggulangan terhadap pencemaran air limbah yang mengandung senyawa fosfat terutama yang berasal dari air limbah laundry dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi membran. Pada penelitian ini, membran dibuat dari bahan polimer alam yaitu senyawa khitosan yang diperoleh dari khitin yang terdapat di dalam kulit udang galah (Macrobanchium rosenbergii) melalui proses deasetilasi menggunakan NaOH 50%. Kualitas khitosan yang dihasilkan pada penelitian ini ditentukan dengan FTIR dan diperoleh derajat deasetilasi (DD) sebesar 66.27%.Khitosan dilarutkan dalam asam asetat 1% yang selanjutnya digunakan untuk membuat membran dengan variasi konsentrasi khitosan 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Membran tersebut digunakan untuk menurunkan kadar fosfat larutan standar KH2PO4 10 ppm dengan waktu kontak 30, 60, 90 dan 120 menit.Membran khitosan 3% dan waktu kontak p60 menit merupakan membran terbaik karena mampu menurunkan kadar fosfat larutan standar KH2PO4 10 ppm secara optimal. Kondisi ini diaplikasikan untuk menurunkan kadar fosfat total yang terdapat dalam air limbah laundry. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa membrane tersebut dapat menurunkan kadar fosfat total sampai 97.40% setelah dilakukan filtrasi sebanyak empat kali dan pH larutan berubah dari 9 menjadi 8. Countermeasures against pollution waste water containing phosphate compounds derived primarily from laundry wastewater can be performed using membrane technology. Membranes can be made from natural polymers that is compound chitosan obtained from chitin is in shrimp shells. Chitin obtained from prawn shell can be converted to chitosan by deacetylation process using 50% NaOH. The quality of chitosan obtainedin this study was determined by FTIR and the degree of deacetylation ( DD ) was calculated to be 66.27%. Further, the chitosan was dissolved in 1% acetic acid and then used to make membranes with various concentrations of chitosan 1%, 2%, 3%, 4% and 5%. Those membraneswere used to reduce the level of phosphate from standard solution of KH2PO4 10 ppm by varying the contact time from 30 up to 120 minutes.Membrane made from 3% chitosan with contact time of 60 minutes showed the best performance in adsorbing phosphate. These conditions were applied to reduce the level of total phosphate contained in laundry wastewater. The results showed that the levels of total phosphate decreased up to 97.40 % after fourth filtration and the pH of the solution changed from 9 to 8.
FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT MINYAK ATSIRI SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus DC.) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Wiwik Susanah Rita; Ni Putu Eka Vinapriliani; I Wayan Gede Gunawan
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 6 No 2 (2018): Volume 6, Nomor 2, 2018
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.658 KB)

Abstract

ABSTRAK: Minyak atsiri serai dapur (Cymbopogon citratus DC.) dapat digunakan sebagai alternatif pengganti antibakteri sintetik dalam pembuatan sabun mandi padat transparan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi serai dapur sebagai antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, formulasi terbaik minyak atsiri serai dapur sebagai sabun antibakteri, dan baku mutu SNI dari sabun mandi antibakteri yang dihasilkan. Penelitian ini terdiri dari 5 formula dan 3 kali ulangan. Formula pada penelitian ini adalah penambahan minyak atsiri serai dapur sebesar 0, 1, 2, 3, dan 5 g. Uji aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus dilakukan dengan metode sumur difusi, sedangkan uji kualitas sabun yang ditentukan adalah kadar air, jumlah asam lemak tersabunkan, asam lemak bebas/alkali bebas, lemak tak tersabunkan, dan minyak mineral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak atsiri serai dapur pada sabun transparan berpengaruh nyata terhadap aktivitas antibakteri terhadap E.coli, tetapi tidak berpengaruh terhadap S. aureus. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan penambahan minyak atsiri serai dapur 1 g (formula 2). Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan E. coli dan S. aureus dengan daya hambat kuat. Diameter hambat terhadap E. coli sebesar 12,25; 12,25; dan 16,75 mm pada konsentrasi 25; 50; dan 100%, sedangkan daya hambat terhadap S. aureus sebesar 10,25; 10,50; dan 11,00 mm pada konsentrasi yang sama. Aktivitas antibakteri sabun transparan terhadap bakteri E. coli dan S. aureus juga tergolong kuat dengan diameter hambat keduanya antara 17-22 mm. Hasil uji kualitas sabun padat transparan sesuai dengan standar SNI kecuali fraksi tak tersabunkan. Kata kunci : antibakteri, Cymbopogon citratus DC., Escherichia coli, sabun, Staphylococcus aureus. ABSTRACT: Essential oil of lemongrass (Cymbopogon citratus DC.) was able to be used as an alternative to synthetic antibacterial in producing of transparent solid soap. The aim of this research is to study of lemongrass as antibacterial against Escherichia coli and Staphylococcus aureus, best formulation of lemongrass essential oil as antibacterial soap, and SNI quality standard of antibacterial soap. The study consisted of 5 formulas and 3 replications. The formula in this study was the addition of lemongrass essential oil of 0, 1, 2, 3, and 5 g. The antibacterial activity test against E. coli and S. aureus was done by diffusion well method, while the soap quality test determined was moisture content, the amount of saponified fatty acid, free fatty acids / alkali, unsaponified lipid, and mineral oil. The results shows that the addition of essential oil of lemongrass on transparent soap had a significant effect on antibacterial activity against E. coli, but did not affect to S. aureus. The best treatment in this research was the addition of essential oil of lemongrass 1 g (formula 2). Essential oils can inhibit the growth of E. coli and S. aureus with strong inhibition. The inhibitory zone towards E. coli was 12.25; 12.25; and 16.75 mm at concentration 25; 50; and 100% respectively, while that towards S. aureus was 10.25; 10.50; and 11.00 mm at the same concentration. The antibacterial activity of transparent soap against E. coli and S. aureus bacteria was also quite strong with both inhibitory diameter of 17-22 mm. The result of transparent solid soap quality test was in accordance with SNI standard except unsaponified fraction.
SPESIASI DAN BIOAVAILABILITS LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA SEDIMEN LAUT DI KAWASAN PANTAI CELUKAN BAWANG KABUPATEN BULELENG-BALI I Made Siaka
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.218 KB)

Abstract

ABSTRAK: Karakteristik logam berat pada organisme dan sistem ekologis tidak dapat diterangkan hanya dengan mengetahui kandungan logam total dalam perairan, melainkan dengan penentuan bentuk geokimia atau spesies logam tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan spesiasi dan bioavailabilitas logam berat Pb dan Cu pada sedimen di Kawasan Pantai Celukan Bawang Buleleng, Bali. Analisis logam total, spesiasi dan bioavailabilitas ditentukan dengan menerapkan metode digesti dan ekstraksi bertahap. Kandungan logam Pb dan Cu total dalam sedimen Pantai Celukan Bawang berturut-turut 17,2865-39,4533 mg/kg dan 12,9665-56,1346 mg/kg. Spesies logam Pb paling banyak berada sebagai fraksi resistant (29,75-67,10%), diikuti oleh fraksi tereduksi asam (22,45-31,67%), fraksi EFLE (easily, freely, leachable, exchangeable) dengan kisaran dari tidak terdeteksi (ND) hingga 29,33%, dan yang terendah berasosiasi dengan fraksi teroksidasi organik (ND-14,18%). Spesies logam Cu juga didominasi oleh fraksi resistant (80,52-90,22%), fraksi teroksidasi organik (4,81-17,20%) berada pada urutan ke dua, diikuti oleh fraksi EFLE (0,88-5,83%), dan terrendah adalah fraksi tereduksi asam (ND-1,14%). Bioavailabilitas logam Pb yang sertamerta bioavailabel berkisar ND-29,33% dan yang berpotensi bioavailabel adalah 33,35-42,78%, sedangkan logam Pb yang nonbioavailabel adalah 29,75-67,10%. Berbeda dengan Pb, logam Cu didominasi oleh bentuk non bioavailabel yaitu berkisar 80,52-90,22%, diikuti oleh Cu yang berpotensi bioavailabel, yaitu 5,95-16,61%, dan terkecil adalah Cu yang bersifat sertamerta bioavailabel (0,88-5,83%). ABSTRACT: The characteristics of heavy metals in organisms as well as on ecological systems cannot be explained by the only knowing total metal contents in sediments but also by determining the geochemical forms or the metal species in the sediments. This study aimed to determine the speciation and bioavailability of heavy metals, Pb and Cu in sediments of Celukan Bawang Beach area of Singaraja, Bali. The total metals, speciation and bioavailability analysis were determined by applying a digestion and sequential extraction methods. The total metal contents of Pb and Cu in the sediments were 17.2865-39.4533 mg/kg and 12.9665-56.1346 mg/kg, respectively. The species distribution of the metals in the sediments was as follows: species of Pb was dominated by the form of resistant fraction (29.75-61.10%), followed by reducible acid fraction (22.45-36.25%), EFLE fraction (easily, freely, leachable, exchangeable) ranging from undetectable (ND) to 29.33%, and the lowest percentage fraction was associated with the organic oxidizable phase (ND-14.18%). The resistant fraction was also the most dominant for Cu (80.52-90.22%), but the oxidizable fraction (4.81-17.20%) was found in the second level, followed by the EFLE fraction (0.88-5.83%), and the lowest was associated with reducible fraction (ND-1.14%). The readily bioavailable Pb ranged from 3.62 to 29.33% and potentially bioavailable Pb was 33.35-42.78%, nonbioavailable Pb was 29.75-61.10%. Different from Pb, Cu metal was dominant as non bioavailable metal (80.52-90.22%), but 0.88-5.83% of the Cu was readily bioavailable and 5.95-16.61% was potentially bioavailable.
OPTIMASI DETEKSI SENYAWA AB FUBINACA DAN 5-FLUORO ADB DALAM SAMPEL GANJA SINTETIK MENGGUNAKAN GAS CHROMATOGRAPHY-MASS SPECTROMETRY (GC-MS) Dewi Yuliana; Ni Made Suaniti; James Sibarani
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 6 No 1 (2018): Volume 6, Nomor 1, 2018
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.429 KB)

Abstract

ABSTRAK: Optimasi deteksi senyawa AB-Fubinaca dan 5-Fluoro ADB telah dilakukan menggunakan instrumen GC-MS. Tujuan dari optimasi ini adalah untuk mendapatkan pelarut yang paling cocok untuk mengekstraksi dan untuk mempersingkat waktu analisis dari kedua senyawa tersebut. Adapun pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah aseton dan metanol. Sedangkan optimasi waktu analisis dicapai dengan memvariasikan laju alir gas pembawa, suhu injeksi, dan suhu kolom terprogram. Hasil pemilihan pelarut menunjukkan bahwa pelarut yang cocok untuk proses ekstraksi senyawa AB-Fubinaca adalah aseton sedangkan untuk senyawa 5-Fluoro ADB adalah metanol. Efisiensi waktu analisis senyawa AB- Fubinaca dan 5-Fluoro ADB yang diekstrak dengan aseton dan metanol masing-masing adalah 75% dan 63%, dengan kondisi suhu injeksi, laju alir dan suhu kolom terprogram berturut-turut adalah 2900C, 1,5 ml/menit, dan suhu kolom terprogram III yang dimulai dengan suhu awal 800C dan peningkatan 300C/menit ke 2900C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu kolom, suhu injeksi dan laju alir berbanding lurus dengan efisiensi waktu analisis dan waktu analisis sampel dapat dipersingkat dari 30 menit menjadi 10 menit. Kata kunci: AB-Fubinaca, 5-Fluoro ADB, Ganja Sintetik, GC-MS ABSTRACT: Optimization of compound detection of AB-Fubinaca and 5-Fluoro ADB has been done using GC-MS instrument. The purposes these optimization were to obtain the most suitable solvent for extracting both of the substances and to reduce the analysis time of the two compounds. The solvents used in the extraction were acetone and methanol. The optimization of analysis time was achieved by varying the flow rate of the carrier gas, the injection temperature, and column programmed temperature. The solvent selection results show that the most suitable solvent for the extraction process of AB-Fubinaca is acetone while for the 5-Fluoro ADB is methanol. The time efficiency analyzes of AB-Fubinaca and 5-Fluoro ADB compounds extracted with acetone and methanol respectively were 75% and 63%, which were obtained on injection temperature, flow rate and column programmed temperature of 2900C, 1.5 ml/minute and column programmed temperature III which is started with initial temperature of 800C and increased of 300C/minute to 2900C. The results of this study show that the increasing of injection temperature was directly proportional to the time efficiency of the analysis. The time for analysing the sampel was shorten from 30 minutes to 10 minutes.
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ARANG DARI BATANG TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta) PADA BERBAGAI SUHU DAN WAKTU PIROLISIS I Made Siaka; Ni Putu Diana Febriyanti; Emmy Sahara; I Made Sutha Negara
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.897 KB)

Abstract

ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan dan karakterisasi arang dari batang tanaman gumitir (Tagetes erecta) pada berbagai suhu dan waktu pirolisis. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh suhu dan waktu yang optimum dalam pembuatan arang serta mengetahui karakteristik arang yang dihasilkan pada suhu dan waktu optimumnya. Karakteristik arang mengacu pada SNI 06–3730-1995 dengan melakukan analisis terhadap kadar air, abu, volatile, dan karbon serta daya serapnya terhadap odine dan metilen biru. Suhu optimum pirolisis pembuatan arang adalah 300oC dengan karakteristik terbaik berupa rendemen, kadar air, volatile, abu, dan karbon berturut-turut sebesar 40,27 ±; 4,00 ± 0,00; 6,58 ± 0,07; 4,34 ± 1,22; dan 85,06%, serta daya serapnya terhadap iodin dan metilen biru sebesar 631,0935 ± 0,00 dan 131,34 ± 1,7 mg/g arang. Waktu pirolisis optimum adalah 90 menit dengan karakterisitik paling baik, yakni rendemen, kadar air, volatile, abu, dan karbon berturut-turut sebesar 42,30 ± 8,7; 2,00 ± 0,00; 2,87 ± 0,07; 9,68 ± 1,17; dan 85,44% serta daya serapnya terhadap iodin dan metilen biru sebesar 647,4642 ± 0,00 dan 136,20 ± 1,28 mg/g arang. Arang yang dihasilkan dari pirolisis pada suhu dan waktu optimum memiliki karakteristik yang sesuai dengan SNI 06-3730-1995 memiliki gugus fungsi O-H dan berupa karbon alifatik.  ABSTRACT: This paper discusses the manufacture and characterization of carbon made from the stems of marigold (Tagetes erecta) at various temperatures and times of pyrolysis. This research aimed to obtain the optimum temperature and time of pyrolising in producing carbon, as well asto recognize the characteristics of the carbon produced. Characteristics of the carbon quality followed the Indonesian National Standard (SNI) 06-3730-1995 by analyzing the contents of water, volatile substances, ash, and carbon, as well as, the ability of the carbon in absorption capacities of iodine and methylene blue. The optimum pyrolysis temperature in producing carbon was 300oC with the best characteristics including result rendement, contents of water, volatile substances, ash, and carbon were 40,27 ± ; 4,00 ± 0,00; 6,58 ± 0,07; 4,34 ± 1,22, and 85,06%b/b respectively, as well as, the absorption capacities of iodine and methylene blue were 631,0935 ± 0,00 mg/g and 131,34 ± 1,7 mg/g respectively. The optimum time of pyrolysis in producing carbon was 90 minutes with the best characteristics including result rendement, contents of water, volatile substances, ash, and carbon were 42,30 ± 8,7; 2,00 ± 0,00; 2,87 ± 0,07; 9,68 ± 1,17; and 85,44% b/brespectively, as well as, the absorption capacities of iodine and methylene blue were 647,4642 ± 0,00and the 136,20 ± 1,28 mg/g respectively. The carbon produced from the optimum of pyrolysis temperature and time had characteristic in accordance with the SNI 06-3730-1995, it contained O-H functional group and it is in aliphatic structure.
KANDUNGAN CADMIUM DAN TIMBAL BUAH MANGROVE Bruguiera gymnorrhiza, Avicennia alba DAN Sonneratia caseolaris DARI MUARA SUNGAI MATI DAN DAERAH PEMOGAN, BADUNG, BALI-INDONESIA Luh Pt Widya Kalifika Devi; Iryanti Eka Suprihatin; Ketut Gede Dharma Putra
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 3 No 3 (2015)
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.797 KB)

Abstract

ABSTRAK: Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan mangrove terbesar di dunia.Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I Bali telah memberikan penyuluhan untuk mengolah bahan makanan dari buah mangrove yang mengambil bahan dasar dari buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza, Avicennia alba dan Sonneratia caseolaris yang tumbuh di muara Sungai Mati yang berpotensi mengalami penurunan kualitas karena terkontaminasi limbah logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kandungan logam berat buah bakau apakah layak untuk dikonsumsi berdasarkan baku mutu SK Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 ditinjau dari kandungan logam Pb dan Cd. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel di kawasan muara Sungai Mati dan daerah Pemogan, daging buahnya didestruksi dengan metode destruksi basah dan diukur menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) pada  283,30 nm untuk logam Pb dan 228,8 nm untuk logam Cd. Hasil penelitian menunjukkan kandungan total logam Pb dan Cd buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia caseolaris, Avicennia albadi daerah Sungai Mati dan di daerah Pemogan telah melebihi ambang batas baku mutu SK Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989.  ABSTRACT: Indonesia is one of the countries with the largest mangrove forest. Balai Pengelolaan Mangrove Area I Bali has provided counseling in food processing from mangrove fruits of Bruguiera gymnorrhiza, Avicennia alba and Sonneratia caseolaris that grow in the estuary of Sungai Mati. Sungai Mati is a river potentially contaminated by heavy metals waste derived from activities along the river banks. This research aims to study the heavy metal content of mangrove fruits and to determine if they are suitable for consumption according to the guideline by the Director General of Food and Drug Monitoring in terms of lead and cadmium contents. The study was conducted by collecting samples in the area of ??the Sungai Mati estuary and Pemogan area. Samples were prepared by wet destruction method using reverse aqua regia and were analysed using atomic absorption spectrophotometer (AAS) at 283,3 nm for Pb and 228,8 nm for Cd. The results show that all fruits investigated contain Pb and Cd with consentrations higher than the guideline.