cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner
ISSN : 25409492     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner merupakan media elektronik yang digunakan sebagai wadah penyebaran hasil-hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala yang ditulis bersama dengan dosen pembimbingnya. Naskah/artikel yang diterbitkan telah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan penyunting JIMVET. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner untuk saat ini menerbitkan naskah ilmiah mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter Hewan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner terbit dengan satu volume dan empat nomor dalam setahun (Fabruari, Mei, Agustus, dan November).
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI" : 10 Documents clear
Otitis Eksterna Bilateral karena Infeksi Campuran Otodectes cynotis dengan Bakteri Staphylococcus spp. dan Klebsiella spp pada Kucing Eksotik Rambut Pendek (OTITIS EXTERNA BILATERAL ON EXOTIC SHORT HAIR CAT CAUSED BY OTODECTES CYNOTIS WITH STAPHYLOCOCCUS SPP. AND KLEBSIELLA SPP AS A SECONDARY BACTERIAL INFECTION) Archie Leander Maslim; I Wayan Batan
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.16196

Abstract

ABSTRAK            Otitis eksterna adalah kondisi inflamasi pada saluran telinga luar dan pinna.  Masalah ini umum dan sering terjadi pada kucing.  Seekor kucing eksotik rambut pendek berumur 2,5 tahun dengan bobot badan 4 kg diperiksa dengan keluhan pruritus dan banyak serumen pada kedua lubang telinga. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya erythrema dan serumen berwarna coklat tua yang kering pada kedua lubang telinga.  Hasil pemeriksaan swab telinga menunjukkan adanya infeksi tungau Otodectes cynotis. Hasil pemeriksaan sitologi dan isolasi bakteri menunjukkan adanya infeki bakteri Staphylococcus spp. dan Klebsiella spp.  Hewan didiagnosis otitis eksterna.  Pengobatan pada otitis eksterna diberikan permehtrine, neomisin sulfate, dan triamnicolone acetonide secara topical sehari sekali.  Pembersihan telinga dengan chlorhexidine dan alkohol juga dilakukan sebelum pengobatan. Pada hari ke-7 kucing kasus menunjukkan tanda-tanda pulih dengan tidak ditemukan lagi O. cynotis. Kata-kata kunci : otitis externa; kucing; Otodectes cynotis; bakteri  ABSTRACT            Otitis externa is inflammation condition on the external of ear canal dan pinnae. This problem is common and frequently in cats. A two and a half year cat male 4 kg exotic short hair cat was examined pruritus and excessive cerumen in both ears. Clinical examination showed erythrema and dark brown cerumens in both cannal ears. Ear swab examination showed infection of Otodectes cynotis mites. Cytologi and isolation bacteria examination showed bacterial infection of Staphylococcus spp. and Klebsiella spp. Cat were diagnosed with otitis externa. Treatments of otitis externa are permethrine, neomycin sulfate, and triamnicolone acetonide topically once a day. Chlorhexidine and alcohol was also perfomed before the treatment. Day 7, cat showed a good signs and Otodectes cynotis were not found. Keywords : otitis externa; cat; otodectes cynotis; bacteria
Profil Darah Kucing Domestik (Felis domesticus) yang Menderita Ear Mites Yola Kartika; Erina Erina; Nuzul Asmilia
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.15315

Abstract

Ear mites merupakan salah satu penyebab paling umum pada kasus otitis eksterna yang merupakan salah satu penyakit yang penting secara klinis pada kucing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan profil darah pada kucing domestik yang menderita ear mites. Penelitian ini menggunakan 12 ekor kucing domestik yang dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok ear mites. Sampel darah diambil pada bagian vena cephalica antebrachii dengan menggunakan spuid steril, selanjutnya dilakukan penghitungan eritrosit, hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit menggunakan hematology analyzer, sedangkan untuk diferensial leukosit menggunakan preparat darah apus. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan independent t-test. Hasil analisis statistik menunjukkan rata-rata (±SD) jumlah eritrosit pada kelompok P1= 8,83 ±0,60 x10⁶/µL, P2= 7,52±1,22 x10⁶/µL. Kadar hemoglobin P1= 11,91±1,12 g/dl, P2= 11,64±1,92 g/dl. Nilai hematokrit P1= 42,60±3,25%, P2= 36,21±5,83%. Jumlah leukosit P1= 16,45±0,64 x10³/µL, P2= 16,64±4,16 x10³/µL. Jumlah trombosit P1= 4,11±1,53 x105/µL, P2= 5,77±1,78 x105/µL. Jumlah neutrofil P1= 5,89±1,55 x10³/µL, P2= 8,57±3,75 x10³/µL. Jumlah eosinofil P1= 0,33±0,01 x10³/µL, P2=4,28±2,10 x10³/µL. Jumlah basofil P1=0,00±0,00 x10³/µL, P2=0,14±0,14 x10³/µL. Jumlah limfosit P1= 4,15±0,35 x10³/µL, P2=4,72±1,80 x10³/µL. Jumlah monosit P1= 0,58±0,14 x10³/µL, P2=1,28±0,80 x10³/µL. Hasil uji analisis statistik menunjukkan jumlah eritrosit, hemoglobin, hematokrit, leukosit total, trombosit dan diferensial leukosit yaitu neutrofil, basofil, limfosit dan monosit tidak berbeda secara nyata (P0,05), sedangkan jumlah eosinofil terdapat perbedaan yang nyata (P0,05). Kesimpulan kucing yang menderita ear mites mengalami perubahan profil darah yaitu jumlah eosinofil yang tinggi (eosinofilia).
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS USUS IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPAR MERKURI KLORIDA (HgCl2) (The Histopathology of Tiapia Fish (Oreochromis mossambicus) Intestine Exposed To Mercury Cloride (HgCl2) hasni marmas; Dwinna Aliza; Nazaruddin Nazaruddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.4776

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologis usus ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang terpapar merkuri klorida (HgCl2). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mujair sebanyak 36 ekor, berjenis kelamin jantan, dengan berat badan berkisar 200-300 gram. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan motode rancangan Acak Lengkap (RAL) berfaktorial 3x4, terdiri atas 4 kelompok perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu PO (kontrol), PI (konsentrasi 0,25 ppm), PII (konsentrasi 0,50 ppm), dan PIII (konsentrasi 0,75 ppm) masing-masing perlakuan terdiri atas 9 ekor ikan. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke 10, 20, dan 30 setelah perlakuan. Ikan di eutanasia kemudian dilakukan nekropsi untuk mengambil organ usus bagian anterior, kemudian dibuat preparat histopatologis dan diwarnai dengan hematoxylin eosin. Preparat diamati di bawah mikroskop cahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan PI, PII, dan PIII pada hari 10, 20, dan 30 terjadi kerusakan lapisan usus, kerusakan vili usus, dan nekrosis sel usus. Kerusakan tersebut semakin parah seiring dengan peningkatan konsentrasi dan lama waktu paparan. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa paparan merkuri klorida dapat menyebabkan kerusakan usus ikan mujair.Kata kunci : insang, ikan mujair (Oreochromis mossambicus), histopatologis, merkuri klorida. ABSTRACT        The aimed of this research was to find out the histopatological changes of tilapia fish (Oreochromis mossambicus) intestine exposed to mercury chloride (HgCl2). A total of 36 male tilapia fish with the weight of 200-300 gram were used as sample. This study used a complete randomized design of 3x4 factorial pattern, consisting of 4 treatment groups and 3 replications ie PO (control), PI (concentration 0,25 ppm), PII (concentration 0,50 ppm), PIII (concentration 0,75 ppm), 9 fish each. The treatment duration factors were 10, 20, and 30 days. Fish were eutanized and necropsied, then intestines were colleted before proceed to histopathology preparations using hematoxylin eosin staining. The results showed that group PI, PII, and PIII on day 10, 20, and 30 show the damage of intestine layer, intestine villi, and necrosis of intestine cell. The damage was more severe along with the increase of the concentration and the lenght of exposure. In condusion, mercury chloride exposure affect the of tilapia intestine.Keywords : gills, tilapia fish (Oreochromis mossambicus), histopathology, mercury chloride.   
JUMLAH MIKROFILARIA PADA ANJING PENDERITA DIROFILARIA IMMITIS TERHADAP ANGKA KEMATIAN NYAMUK Aedes albopictus ISOLAT LAPANG ( RATE OF MIKROFILARIAE ON DOGS WITH DIROFILARIA IMMITIS ON THE MORTALITY RATE OF Aedes albopictus WITH FIELD ISOLATE) satmarinda satmarinda; T. Fadrial Karmil; Winaruddin Winaruddin; M. Hanafiah M. Hanafiah; M. Hasan M. Hasan; Zainuddin Zainuddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.8730

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah mikrofilaremik pada anjing penderita D. immitis terhadap angka kematian nyamuk Aedes albopictus isolat lapang. Pada penelitian ini menggunakan tiga sampel anjing penderita D. immitis dengan tingkat infeksi 330 mf/ml darah, 1.430 mf/ml darah dan  10.395 mf/ml darah, dan satu anjing sebagai kontrol negatif. Nyamuk Aedes albopictus yang diinfeksikan dengan berbagai tingkatan mikrofilaremik pada anjing dan diamati angka kematian nyamuk Aedes albopictus selama 13 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata angka kematian nyamuk pada tingkat infeksi 10.395 mf/ml darah sebanyak 15,6%, 1.430 mf/ml darah (14,8%), dan 330 mf/ml darah (10,7%). Pola peningkatan kematian nyamuk terjadi pada hari (3-5), (7-9), dan (9-10). Semakin meningkat jumlah mikrofilaria di dalam darah anjing menyebabkan peningkatan angka kematian nyamuk Aedes albopictus. Kata Kunci : Dirofilaria immitis, Microfilaria, Aedes albopictusABSTRACTThis study aims to determine the effect of microfilaremic rate on dogs with D.immitis to Rate of mortality on mosquito Aedes albopictus  with isolate Field. In this study used three samples of dogs with D. immitis with infection rate of 330 mf / ml of blood, 1,430 mf / ml of blood and 10,395 mf / ml of blood, and one dog as negative control. Aedes albopictus mosquitoes infected with various levels of microfilaremic in dogs and observed Aedes albopictus mortality rate for 13 days. The results showed that the average mortality rate at 10.395 mf / ml blood level was 15.6%, 1.430 mf / ml of blood (14.8%), and 330 mf / ml of blood (10.7%). The pattern of increased mosquito mortality occurred on days (3-5), (7-9), and (9-10). The increasing number of microfilariae in dog blood causes an increase in the mortality rate of the Aedes albopictus mosquito. Keyword : Dirofilaria immitis,Microfilaria, Aedes albopictus
Deteksi Salmonella sp. pada Kebab (grilled meats) yang dijual di Kota Banda Aceh Adek Rizky Afrida; Rastina Rastina; Mahdi Abrar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.7343

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan Salmonella sp. pada kebab yang dijual di Kota Banda Aceh. Sampel kebab utuh yang digunakan yaitu sebanyak sembilan kebab dari tiga outlet berbeda, dijual dipinggir jalan dan ramai dikunjungi pembeli. Deteksi Salmonella sp. dilakukan dengan menggunakan metode rujukan SNI 2879:2008 yang terdiri dari uji pre-enricment, enrichment, isolasi dan identifikasi Salmonella sp. Tahapan pengujian ini dipisahkan menjadi uji persumtif menggunakan media LB, RV, XLD dan uji konfirmasi digunakan media TSIA dan LIA. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat 44% kebab yang diuji dinyatakan positif Salmonella sp. dan 56% kebab negatif Salmonella sp. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kebab yang dijual di Kota Banda Aceh terkontaminasi Salmonella sp. yang melebihi batas normal cemaran Salmonella sp. yang seharusnya adalah negatif dalam produk daging hasil olahan.
VIABILITAS LARVA PADA NYAMUK Aedes aegypti, Aedes albopictus DAN Culex quinquefasciatus DENGAN BERBAGAI TINGKAT INFEKSI MIKROFILARIA (LARVA VIABILITY IN MOSQUITO Aedes aegypti, Aedes albopictus AND Culex quinquefasciatus WITH VARIOUS INFECTIONS OF MICROFILARIA) Auliya rahmi Ritonga; T. Fadrial Karmil; T. Zahrial Helmi; Winaruddin Winaruddin; M. Hanafiah; Razali Daud; M Daud AK
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.8578

Abstract

                Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas larva yang berperan aktif pada nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopyctus dan Culex quinquefasciatus mulai dari larva satu hingga mencapai larva tiga atau larva infektif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anjing reservoir yang berjumlah 3 ekor dengan tingkat infeksi mikrofilaria 330 mf/ml darah, 1.430 mf/ml darah dan 10.395 mf/ml darah. Nyamuk yang diinfeksikan dengan berbagai tingkat infeksi mikrofilaremik tersebut diamati dan dilakukan pembedahan pada hari 1,3,6,9 dan 12. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa viabilitas larva pada nyamuk Ae. aegypti, Ae. albopyctus dan C. quinquefasciatus yang dilakukan penginfeksian dengan tingkat infeksi 330 mf/ml darah berkisar 80,08 %, 70,26 % dan 78,47 %; tingkat infeksi 1.430 mf/ml darah yaitu 65,72 %, 62,31 % dan 61,93 %; serta pada tingkat infeksi tinggi 10.395 mf/ml darah berkisar 53,92%, 55,79 % dan 54,27 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga jenis nyamuk tersebut berpotensi untuk menyebarkan penyakit dirofilariasis, hal ini sangat tergantung dari jumlah mikrofilaria yang terkandung dalam host defenitif. Semakin rendah tingkat infeksi maka semakin besar kemampuan nyamuk berpotensi menyebarkan penyakit.This study aims to determine the viability of the larvae that play an active role in Aedes aegypti mosquitoes, Aedes albopyctus and Culex quinquefasciatus from larvae one to reach the larvae of three or infective larvae. The samples used in this study were 3 reservoir dogs with microfilariae infection rate of 330 mf / ml of blood, 1,430 mf / ml of blood and 10,395 mf / ml of blood. Mosquitoes infected with various levels of microfilinemic infection were observed and performed surgery on days 1,3,6,9 and 12. The results showed that the viability of larvae in Ae mosquitoes. aegypti, Ae. albopyctus and C. quinquefasciatus infected with infection rate of 330 mf / ml of blood ranged 80.08%, 70.26% and 78.47%; infection rate 1.430 mf / ml of blood that is 65,72%, 62,31% and 61,93%; as well as at high infection rate 10,395 mf / ml of blood ranged 53.92%, 55.79% and 54.27%. So it can be concluded that the three types of mosquitoes have the potential to spread disease diropfilariasis, it is highly dependent of the number of microfilaria contained in the host defenitif. The lower the infection rate the greater the ability of mosquitoes to spread disease.
DETEKSI CEMARAN Escherichia coli PADA IKAN PATIN ASAP (Pangasius sutchi) DI DESA KOTO MASJID KABUPATEN KAMPAR, RIAU Riska Kusuma Ningrum; Rastina Rastina; Mahdi Abrar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.14664

Abstract

ABSTRAK            Ikan patin adalah salah satu jenis ikan yang banyak ditemukan dan dimanfaatkan oleh penduduk di Kampar. Ikan patin mudah membusuk sehingga perlu dilakukan penanganan dan pengolahan yang baik agar kualitasnya tetap terjaga. Pengolahan ikan bermacam–macam seperti pengasinan dan pengasapan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya cemaran Escherichia coli pada ikan patin asap (Pangasius sutchi) di Desa Koto Masjid Kabupaten Kampar, Riau. Sampel penelitian berjumlah 20 ekor ikan patin asap. Deteksi Escherichia coli menggunakan metode Most Probable Number (MPN) yang mengacu pada SNI 01-2897-2008. Dari 20 sampel masing-masing diambil 25gr(ml)/sampel kemudian dilakukan pengenceran dengan Buffer Peptone Water (BPW) dan diperiksa dengan menggunakan uji pendugaan menggunakan media Lauryl Sulfate Tryptose Broth (LSTB), uji konfirmasi menggunakan media Escherichia coli Broth (ECB) serta isolasi dan identifikasi menggunakan media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA). Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 sampel ikan patin asap (Pangasius sutchi) di Desa Koto Masjid Kabupaten Kampar, Riau telah memenuhi batas maksimum cemaran Escherichia coli pada ikan asap menurut metode SNI yaitu 3/g. ABSTRACTCatfish is one type of fishes that can be found and utilized by villagers in Kampar. Catsfish is really easy to rot so it needs a good handling and processing to keep the quality of catfish itself. There is so many ways to process catfishes like salting and smoking. This study aim to detect the presence of Escherichia coli contamination in smoked catfishes (Pangasius sutchi) in Koto Masjid Village, Kampar Regency, Riau. The research sample consisted of 20 smoked catfishes. Detection of Escherichia coli uses the Most Probable Number (MPN) method that refers to SNI 01-2897-2008. 20 samples each taken 25g/sample then diluted with Buffer Peptone Water (BPW) and examined using an estimation test using Lauryl Sulfate Tryptose Broth (LSTB) media, confirmation test using Escherichia coli Broth (ECB) media and isolation and identification using Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) media. Observation data were analyzed descriptively. The results showed that 20 samples of smoked catfishes (Pangasius sutchi) in Koto Masjid Village, Kampar Regency, Riau had met the maximum limit of Escherichia coli contamination in smoked fishes according to the SNI method namely 3/g.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HATI IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPAR MERKURI KLORIDA (HgCl2) Histopathology of Tilapia Fish (Oreochromis mossambicus) Liver Exposed to Mercury Chloride (HgCl2) ina satria; Dwinna Aliza; T. Armansyah TR
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.4782

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologis hati ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang diberi paparan merkuri klorida (HgCl2). Sampel yang digunakan ikan mujair sebanyak 36 ekor, berjenis kelamin jantan dengan berat badan 200-300 gram. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 kelompok perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu P0 sebagai kontrol (0 ppm), perlakuan I konsentrasi 0,25 ppm (P1), perlakuan II konsentrasi 0,50 ppm (P2), dan perlakuan III konsentrasi 0,75 ppm (P3). Pengambilan organ hati dilakukan pada hari ke 10, 20, dan 30, kemudian dilakukan pembuatan preparat histopatologis. Hasil pengamatan pada hari ke-10, P1 dan P2 terlihat  perubahan berupa degenerasi hidropis, degenerasi lemak, pembengkakan sel, dan nekrosis, serta kerusakan pada vena sentralis; pada P3 pembengkakan sel dan vena sentralisnya tidak terlihat lagi. Hari ke-20 kelompok perlakuan P1 terlihat degenerasi lemak, pembengkakan sel, dan nekrosis; pada P2 pembengkakan sel tidak terlihat lagi; sedangkan pada kelompok perlakuan P3 sel hati telah mengalami nekrosis sel keseluruhan. Hari ke-30 kelompok P1 masih terlihat degenerasi lemak dan nekrosis; sedangkan pada kelompok P2 dan P3 telah mengalami nekrosis sel hati secara keseluruhan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perubahan gambaran histopatologis hati ikan mujair yang dipaparkan dengan HgCl2 berupa kerusakan pada vena sentralis, degenerasi hidropis, degenerasi lemak, pembengkakan sel, dan nekrosis. Kata kunci : organ hati, ikan mujair, histopatologis, merkuri klorida, Oreochromis mossambicus. ABSTRACTThis study aimed to find out the histopathological changes of tilapia fish (Oreochromis mossambicus) liver exposed to mercury clhoride (HgCl2). A total of 36 male tilapia fish with the weight of 200-300 gram were used in this study. This study implemented completely randomized design (CRD) consist of 4 treatment groups and 3 replications; P0 as control (0 ppm), group P1,P2, and P3 were treated with HgCl2 with the consentration of 0.25 ppm, 0.50 ppm, and 0.75 ppm, respectively. The liver samples were collected on day 10,20, and 30, then proceeded to histopathological preparation. The results on day 10 showed that on P1 and P2 revealed hidropic degeneration, fatty degeneration, swelling cells, necrosis, and the damage of centralis vein; however on P3 the swelling cells and the centralis vein were not observed. On day 20, group P1 showed fatty degeneration, swelling cells, and necrosis; while on P2 the swelling were not observed anymore; furtermore on P3 all hepatocytes were necrosis. On day 30, P1 showed fatty degeneration and necrosis; while on P2 and P3 all hepatocytes were necrosis. In conclusion; the histopathological changes of tilapia fish liver exposed to HgCl2 lead to centralis vein damage, hydropic degeneration, fatty degeneration, swelling cells, and necrosis.. Keywords : liver, tilapia fish,  histopathology, mercury chloride, Oreochromis mossambicus. 
DETEKSI CEMARAN Salmonella sp. PADA IKAN PATIN ASAP (Pangasius sutchi) DI DESA KOTO MASJID KABUPATEN KAMPAR, RIAU Putri Ayu Ningsih; Rastina Rastina; Mahdi Abrar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.14666

Abstract

ABSTRAKIkan  patin (Pangasius sutchi) merupakan komoditas baru dalam dunia perikanan. Pengolahan ikan patin asap secara tradisional menjadikan salah satu makanan khas Riau yang sering disebut ikan salai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya cemaran Salmonella sp. pada ikan patin asap (Pangasius sutchi). Sampel penelitian sebanyak 20 ekor ikan patin asap yang berasal dari Desa Koto Masjid Kabupaten Kampar, Riau. Penelitian ini dilakukan dengan metode Carter 1987, setiap satu ekor ikan patin asap masing-masing diambil sebanyak 1 gram kemudian dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam media Selenite Cystine Broth (SCB) kemudian inkubasikan dengan suhu 37ºC selama 24 jam. Setelah itu dilakukan penanaman pada media Salmonella Shigella Agar  (SSA), inkubasikan dengan suhu 37ºC selama 24 jam. Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada 20 sampel ikan patin asap di Desa Koto Masjid Kabupaten Kampar, Riau tidak terdapatnya cemaran Salmonella sp. dan telah memenuhi batas maksimum cemaran Salmonella sp. pada ikan asap menurut SNI yaitu negatif. ABSTRACT               Catfish (Pangasius sutchi) is a new commodity in the world of fisheries. Traditional processing of smoked catfish makes one of Riau special foods often called salai fish. This study aims to detect the presence of Salmonella sp.. in smoked catfish (Pangasius sutchi). The research consisted of 20 smoked catfish from the Koto Masjid Village of Kampar District, Riau. This research was conducted by Carter’s method.  A total amount of 1 gram smoked catfish cut into small pieces and put into Selenite Cystine Broth (SCB) medium, then incubate with 37oC for 24 hours. Then put the samples from Selenite Cystine Broth (SCB) to  Salmonella Shigella Agar (SSA) media, incubate with 37oC for 24 hours. The result were descriptive analysed and arranged in tables and figure. The result of this study indicate that in 20 smoked catfish samples in Koto Masjid Village, Kampar district, Riau ther were no contaminants of Salmonella sp. and have met the maximum limit of Salmonella sp. in smoked fish according to SNI is negative.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS GINJAL IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPARMERKURI KLORIDA (HgCl2) (Histopatology of Tilapia Fish (Oreochromis mossambicus) Kidneys Exposed by Mercury chloride (HgCl2)) dewi sandra; Dwinna Aliza; nazaruddun nazaruddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.4775

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologis ginjal ikan mujair (Oreochromis mossambicus)  yang terpapar merkuri klorida (HgCl2). Sampel yang digunakan adalah ikan mujair sebanyak 36 ekor, berjenis kelamin jantan, dan berat badan 200-300 gram, yang diambil dari tambak Gampong Cadek Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 kelompok perlakuan, dengan 3 kali ulangan, yaitu PO (kontrol), PI (konsentrasi 0,25 ppm), PII (konsentrasi 0,50 ppm), dan PIII (konsentrasi 0,75 ppm) masing-masing perlakuan terdiri atas 9 ekor ikan. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke 10, 20, dan 30 setelah perlakuan. Ikan dieutanasia kemudian dilakukan nekropsi untuk mengambil organ ginjal dan difiksasi dalam NBF 10%, selanjutkan dilakukan pembuatan sediaan histopatologi dan diwarnai dengan hematoksilin eosin. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok perlakuan PI, PII, dan PIII pada hari ke-10, 20, dan 30 mengalami kerusakan histopatologis berupa pembengkakkan glomerulus, nekrosis pada epitel tubulus, dan infiltrasi sel radang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kerusakan jaringan ginjal akan semakin parah seiring dengan peningkatan dosis dan lama paparan HgCl2.Kata kunci : Ginjal, ikan mujair, histopatologis, merkuri klorida, Oreochromis mossambicus. ABSTRACTThis research was aimed to find out the histopathological features of tilapia fish (Oreochromis mossambicus) kidneys exposed to mercury chloride (HgCl2). A total of 36 tilipia fish with the criteria of male sex and 200-300 gram weigh were used in this study which were collected from Cadek ponds, Aceh Besar. Research implemented a completely randomized design (RAL) of 4 treatment group, with 3 repetitions, ie PO (control), PI (concentration 0.25 ppm), PII (concentration 0.50 ppm), and PIII (concentration 0.75 Ppm) 9 fish each. All fish were treated for 10, 20, and 30 days. Fish were eutanized then necropsied, kidney were collected and fixed in NBF 10% before proceed with histopathology preparation with hematoxylin eosin staining method. The results showed that group PI, PII, and PIII on day 10, 20, and 30 experienced histopathologic damage in the form of glomerular swelling, necrosis of tubular epithelium, and infiltration of inflammatory cell found in kidney tissue. In conclusion, the damage of kidney tissue more severe along with increasing doses and the longer exposed of fish with HgCl2.. Keywords : kidneys, tilapia fish, histopathology, mercury chloride, Oreochromis mossambicus.

Page 1 of 1 | Total Record : 10