Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Penggunaan Protein Membran Stadium Bradizoit Toxoplasma gondii untuk Mendiagnosis Toksoplasmosis dengan Metode Intradermal Test Muhammad Hanafiah; Wisnu Nurcahyo; Dwinna Aliza; Teuku Fadrial Karmil
Jurnal Veteriner Vol 14 No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.173 KB)

Abstract

A research was conducted to find out an alternative diagnose in detecting toxoplasmosis in livestock/animal using intradermal test  from protein membrane of  T. gondii bradizoite stage. Local isolate ofmembrane T. gondii bradizoite stage  was used in the research. Ten of domestic sheep with the age of ± 1year and 10 mice strain Balb/c with the age ± 2 month were used in this research. The reaction ofhypersensitivity on the skin post protein membrane bradyzoite injection was indicated by the process ofskin thickening. The diameter skin thickening was measured using cutimeter, in which diameter e” 10 mmindicated positive diagnose. The result showed that optimal dosage of membran protein bradyzoite thatcould be applied to detect toxoplasmosis in livestock and animal using intradermal test were 0,6 ml and0,2 ml for sheep and mice respectively. The sensitivity and specificity level of antigen use (protein membrane)of T. gondii bradizoite stage from local isolate to diagnose toxoplasmosis in mice using intradermal testwere: 85.0 %  and 66.6 % respectively, while in sheep the sensitivity and specificity level were 85.0 % and66.6 % respectively. It can be concluded that  intradermal  test was appropriate to be implemented fordetecting toxoplasmosis in sheep and mice induced with tachyzoite T. gondii.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HATI IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPAR MERKURI KLORIDA (HgCl2) Histopathology of Tilapia Fish (Oreochromis mossambicus) Liver Exposed to Mercury Chloride (HgCl2) ina satria; Dwinna Aliza; T. Armansyah TR
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.4782

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologis hati ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang diberi paparan merkuri klorida (HgCl2). Sampel yang digunakan ikan mujair sebanyak 36 ekor, berjenis kelamin jantan dengan berat badan 200-300 gram. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 kelompok perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu P0 sebagai kontrol (0 ppm), perlakuan I konsentrasi 0,25 ppm (P1), perlakuan II konsentrasi 0,50 ppm (P2), dan perlakuan III konsentrasi 0,75 ppm (P3). Pengambilan organ hati dilakukan pada hari ke 10, 20, dan 30, kemudian dilakukan pembuatan preparat histopatologis. Hasil pengamatan pada hari ke-10, P1 dan P2 terlihat  perubahan berupa degenerasi hidropis, degenerasi lemak, pembengkakan sel, dan nekrosis, serta kerusakan pada vena sentralis; pada P3 pembengkakan sel dan vena sentralisnya tidak terlihat lagi. Hari ke-20 kelompok perlakuan P1 terlihat degenerasi lemak, pembengkakan sel, dan nekrosis; pada P2 pembengkakan sel tidak terlihat lagi; sedangkan pada kelompok perlakuan P3 sel hati telah mengalami nekrosis sel keseluruhan. Hari ke-30 kelompok P1 masih terlihat degenerasi lemak dan nekrosis; sedangkan pada kelompok P2 dan P3 telah mengalami nekrosis sel hati secara keseluruhan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perubahan gambaran histopatologis hati ikan mujair yang dipaparkan dengan HgCl2 berupa kerusakan pada vena sentralis, degenerasi hidropis, degenerasi lemak, pembengkakan sel, dan nekrosis. Kata kunci : organ hati, ikan mujair, histopatologis, merkuri klorida, Oreochromis mossambicus. ABSTRACTThis study aimed to find out the histopathological changes of tilapia fish (Oreochromis mossambicus) liver exposed to mercury clhoride (HgCl2). A total of 36 male tilapia fish with the weight of 200-300 gram were used in this study. This study implemented completely randomized design (CRD) consist of 4 treatment groups and 3 replications; P0 as control (0 ppm), group P1,P2, and P3 were treated with HgCl2 with the consentration of 0.25 ppm, 0.50 ppm, and 0.75 ppm, respectively. The liver samples were collected on day 10,20, and 30, then proceeded to histopathological preparation. The results on day 10 showed that on P1 and P2 revealed hidropic degeneration, fatty degeneration, swelling cells, necrosis, and the damage of centralis vein; however on P3 the swelling cells and the centralis vein were not observed. On day 20, group P1 showed fatty degeneration, swelling cells, and necrosis; while on P2 the swelling were not observed anymore; furtermore on P3 all hepatocytes were necrosis. On day 30, P1 showed fatty degeneration and necrosis; while on P2 and P3 all hepatocytes were necrosis. In conclusion; the histopathological changes of tilapia fish liver exposed to HgCl2 lead to centralis vein damage, hydropic degeneration, fatty degeneration, swelling cells, and necrosis.. Keywords : liver, tilapia fish,  histopathology, mercury chloride, Oreochromis mossambicus. 
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS GINJAL IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPARMERKURI KLORIDA (HgCl2) (Histopatology of Tilapia Fish (Oreochromis mossambicus) Kidneys Exposed by Mercury chloride (HgCl2)) dewi sandra; Dwinna Aliza; nazaruddun nazaruddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.4775

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologis ginjal ikan mujair (Oreochromis mossambicus)  yang terpapar merkuri klorida (HgCl2). Sampel yang digunakan adalah ikan mujair sebanyak 36 ekor, berjenis kelamin jantan, dan berat badan 200-300 gram, yang diambil dari tambak Gampong Cadek Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 kelompok perlakuan, dengan 3 kali ulangan, yaitu PO (kontrol), PI (konsentrasi 0,25 ppm), PII (konsentrasi 0,50 ppm), dan PIII (konsentrasi 0,75 ppm) masing-masing perlakuan terdiri atas 9 ekor ikan. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke 10, 20, dan 30 setelah perlakuan. Ikan dieutanasia kemudian dilakukan nekropsi untuk mengambil organ ginjal dan difiksasi dalam NBF 10%, selanjutkan dilakukan pembuatan sediaan histopatologi dan diwarnai dengan hematoksilin eosin. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok perlakuan PI, PII, dan PIII pada hari ke-10, 20, dan 30 mengalami kerusakan histopatologis berupa pembengkakkan glomerulus, nekrosis pada epitel tubulus, dan infiltrasi sel radang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kerusakan jaringan ginjal akan semakin parah seiring dengan peningkatan dosis dan lama paparan HgCl2.Kata kunci : Ginjal, ikan mujair, histopatologis, merkuri klorida, Oreochromis mossambicus. ABSTRACTThis research was aimed to find out the histopathological features of tilapia fish (Oreochromis mossambicus) kidneys exposed to mercury chloride (HgCl2). A total of 36 tilipia fish with the criteria of male sex and 200-300 gram weigh were used in this study which were collected from Cadek ponds, Aceh Besar. Research implemented a completely randomized design (RAL) of 4 treatment group, with 3 repetitions, ie PO (control), PI (concentration 0.25 ppm), PII (concentration 0.50 ppm), and PIII (concentration 0.75 Ppm) 9 fish each. All fish were treated for 10, 20, and 30 days. Fish were eutanized then necropsied, kidney were collected and fixed in NBF 10% before proceed with histopathology preparation with hematoxylin eosin staining method. The results showed that group PI, PII, and PIII on day 10, 20, and 30 experienced histopathologic damage in the form of glomerular swelling, necrosis of tubular epithelium, and infiltration of inflammatory cell found in kidney tissue. In conclusion, the damage of kidney tissue more severe along with increasing doses and the longer exposed of fish with HgCl2.. Keywords : kidneys, tilapia fish, histopathology, mercury chloride, Oreochromis mossambicus.
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS USUS IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPAR MERKURI KLORIDA (HgCl2) (The Histopathology of Tiapia Fish (Oreochromis mossambicus) Intestine Exposed To Mercury Cloride (HgCl2) hasni marmas; Dwinna Aliza; Nazaruddin Nazaruddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 5, No 1 (2020): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v5i1.4776

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologis usus ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang terpapar merkuri klorida (HgCl2). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mujair sebanyak 36 ekor, berjenis kelamin jantan, dengan berat badan berkisar 200-300 gram. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan motode rancangan Acak Lengkap (RAL) berfaktorial 3x4, terdiri atas 4 kelompok perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu PO (kontrol), PI (konsentrasi 0,25 ppm), PII (konsentrasi 0,50 ppm), dan PIII (konsentrasi 0,75 ppm) masing-masing perlakuan terdiri atas 9 ekor ikan. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke 10, 20, dan 30 setelah perlakuan. Ikan di eutanasia kemudian dilakukan nekropsi untuk mengambil organ usus bagian anterior, kemudian dibuat preparat histopatologis dan diwarnai dengan hematoxylin eosin. Preparat diamati di bawah mikroskop cahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan PI, PII, dan PIII pada hari 10, 20, dan 30 terjadi kerusakan lapisan usus, kerusakan vili usus, dan nekrosis sel usus. Kerusakan tersebut semakin parah seiring dengan peningkatan konsentrasi dan lama waktu paparan. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa paparan merkuri klorida dapat menyebabkan kerusakan usus ikan mujair.Kata kunci : insang, ikan mujair (Oreochromis mossambicus), histopatologis, merkuri klorida. ABSTRACT        The aimed of this research was to find out the histopatological changes of tilapia fish (Oreochromis mossambicus) intestine exposed to mercury chloride (HgCl2). A total of 36 male tilapia fish with the weight of 200-300 gram were used as sample. This study used a complete randomized design of 3x4 factorial pattern, consisting of 4 treatment groups and 3 replications ie PO (control), PI (concentration 0,25 ppm), PII (concentration 0,50 ppm), PIII (concentration 0,75 ppm), 9 fish each. The treatment duration factors were 10, 20, and 30 days. Fish were eutanized and necropsied, then intestines were colleted before proceed to histopathology preparations using hematoxylin eosin staining. The results showed that group PI, PII, and PIII on day 10, 20, and 30 show the damage of intestine layer, intestine villi, and necrosis of intestine cell. The damage was more severe along with the increase of the concentration and the lenght of exposure. In condusion, mercury chloride exposure affect the of tilapia intestine.Keywords : gills, tilapia fish (Oreochromis mossambicus), histopathology, mercury chloride.   
EFEKTIVITAS ANTI PARASIT EKSTRAK METANOL DAUN PANDAN SEMAK BERDURI (Pandanus odoratissimus) TERHADAP MORTALITAS LINTAH IKAN (Piscicola geometra) PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Ilham Gianda Tilas; Sofyatuddin Karina; Dwinna Aliza
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.424 KB)

Abstract

The objective of this study was to determine the effectiveness of Pandanus odoratissimus leaf on Piscicola geometra that infected tilapia fish Oreochromis niloticus. The research was conducted at Laboratory of Marine and Fisheries Faculty, and Laboratory of Chemistry, Mathematics and Natural Sciences Faculty, Syiah Kuala University on June, 2015. This research was designed using non factorial completely randomized design, with seven treatments of concentration (0; 50; 60; 70; 80; 90 dan 100 ppm) and three repetitions. The highest mortality of P. Geometra found at concentration of was 100 ppm. The result of (ANOVA) showed P. Odoratissimus leaf gane the significant effect on the mortality of P. Geometra the optimum concentration of P. O. doratissimus leaf in this study was at 100 ppm and O. Niloticus (P0.005). Keywords : antiparacit, tilapia fish (Oreochromis niloticus), mortality, fish leech (Piscicola geometra  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak metanol daun pandan semak berduri (Pandanus odoratissimus) terhadap lintah ikan (Piscicola geometra) pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kelautan dan Perikanan dan Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala pada Juni 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan tujuh taraf perlakuan berdasarkan konsentrasi (0; 50; 60; 70; 80; 90 dan 100 ppm) dan tiga kali ulangan. mortalitas tertinggi diperoleh  pada konsentrasi 100 ppm sebesar 99.3%. Hasil perhitungan Analysis of Varians didapatkan bahwa pemberian ekstrak daun pandan semak berduri berpengaruh nyata terhadap mortalitas lintah ikan dan ikan nila. (P0.005) konsentrasi optimum ekstrak daun padan semak berduri pada penelitian ini adalah 100 ppm Kata kunci : antiparasit, ikan nila (Oreochromis niloticus), mortalitas, lintah ikan (Piscicola geometra)
IDENTIFIKASI BAKTERI Aeromonas hydrophila DENGAN UJI MIKROBIOLOGI PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KECAMATAN BAITUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR Rika Anggraini; Dwinna Aliza; Siska Mellisa
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.31 KB)

Abstract

The purpose of this study was to identify and evaluate the prevalence of Aeromonas hydrophila bacteria that attack African catfish to in Aceh Besar district with the microbiological test. This study was conducted on March 2016. Samples were collected from the District recorded have African catfish fish in Aceh Besar district, namely the Baitussalam District. Observations conducted in the laboratory of Bacteria Quarantine Fish Quality Control and Safety of Fishery Class 1 Aceh. This study used a descriptive analytic and the conventional method where the sampling was done by a stratified random sampling method. Further, bacteria was isolated, the morphological of bacteria were observeted, pure cultures included Gram staining, catalase test, test oxidase, biochemical tests include tests Triple Sugar Iron Agar (TSIA), test Lysine Iron Agar (LIA), test citrate, test urea, test Oxidation / fermentative (O/F), Methyl Red test Vogue Proskuer (MRVP), carbohydrate fermentation test, test Motility Indol Ornithine (MIO)and the reading of the identification results were conducted.The result showed that three samples of African catfishfrom concrete pond, were positive infected with 100%  prevalance attacked byAeromonas hydrophila. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta menghitung nilai prevalensi bakteri Aeromonas hydrophila yang menyerang ikan lele dumbo yang dibudidayakan di Kabupaten Aceh Besar dengan uji mikrobiologi. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret 2016. Pengambilan sampel dilakukan pada Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Pengamatan bakteri dilakukan di Laboratorium Bakteri Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Aceh. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dan metode konvensional dimana pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan acak terstratifikasi. Selanjutnya dilakukan isolasi bakteri, pengamatan morfologi, kultur murni meliputi uji Gram, uji katalase, uji oksidase, uji biokimia meliputi uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA), uji Lysine Iron Agar (LIA), uji sitrat, uji urea, uji Oksidasi/Fermentatif (O/F), uji Methyl Red Vogue Proskuer (MRVP), uji fermentasi karbohidrat, uji Motility Indol Ornithin (MIO), dan pembacaan hasil identifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 sampel ikan lele dumbo dari kolam beton positif terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila dengan prevalensi yang menyerang ikan lele dumbo kolam beton 100%.
Intensitas Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Di Beberapa Lokasi Pertambakan Kepiting, Desa Lubuk Damar, Kabupaten Aceh Tamiang T. Elisa Yulanda; Irma Dewiyanti; Dwinna Aliza
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.682 KB)

Abstract

ABSTRACTThis research aims to know the prevalence and intensity of ectoparasites on mangrove crab (Scylla serrata). This research was conducted at Laboratorium Parasit Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Kelas I Aceh, Aceh Besar in March – April 2016. The research implemented descriptive analytic method with sampling using purposive sampling. The results of the observations found 4 types of ectoparasites namely Epistylis sp., Zoothamnium sp., Octolasmis sp. and Vorticella sp. The highest prevalence rate obtained was type of Zoothamnium sp 50-60% while the lowest prevalence rate located on Vorticella sp. 20%. The highest levels of intensity was Epistylis sp., Octolasmis sp. dan Zoothamnium sp. 7,3 - 16,8 ind/crab, while the lowest intensity obtained on Vorticella sp. 1,5 ind/crab. Keyword: mud crab, ectoparasites, intensity, prevalence. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, intensitas dan prevalensi ektoparasit pada kepiting bakau (Scylla serrata). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasit Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Kelas I Aceh, Aceh Besar pada bulan Maret – April 2016. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif analitik sedangkan metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil pengamatan ditemukan empat jenis ektoparasit yaitu Epistylis sp., Zoothamnium sp., Octolasmis sp. dan Vorticella sp. Tingkat prevalensi tertinggi terdapat pada jenis Zoothamnium sp. yaitu 50-60% sedangkan tingkat prevalensi terendah terdapat pada Vorticella sp. yaitu 20%. Tingkat intensitas tertinggi terdapat pada Epistylis sp.,  Octolasmis sp. dan Zoothamnium sp.  yaitu 7,3 - 16,8 ind/ekor, sedangkan intensitas terendah terdapat pada Vorticella sp. yaitu 1,5 ind/ekor. Kata kunci : kepiting bakau (Scylla serrata), ektoparasit, intensitas, prevalensi
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA USUS IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) KOLAM BUDIDAYA DI DESA NYA, KECAMATAN SIMPANG TIGA, KABUPATEN ACEH BESAR Saiful muna; Dwinna Aliza; Iko imelda arisa
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.934 KB)

Abstract

The Purpose of  this study were to identify the type of endoparasite and to find out the prevalance of endoparasite infected digestive tract of Colossoma macropomum. The study was conducted at parasitology Laboratory of Veterinary Medicine Faculty, Syiah Kuala University in May - June 2015. The sample used were collected randomly. As many as 10% of total fish in a population. The exa mination of endoparasite were carried out using smear method. Parameter measured were prevalence and physic – chemical of water. The results showed that type of endoparasite found in digestive tract of Colossoma macropomum fish was Capillaria sp. with the prevalence of 15%. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis endoparasit yang menginfeksi dan mengetahui prevalensi endoparasit yang menginfeksi saluran pencernaan ikan bawal air tawar. Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala pada Bulan Mei dan Juni 2015. Penelitian  menggunakan metode smear method  dan penyamplingan sampel dilakukan secara acak. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 10% dari total ikan dalam satu populasi. Parameter yang diukur yaitu prevalensi dan parameter fisika – kimia air. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jenis endoparasit  yang teridentifikasi pada ikan bawal air tawar adalah Capillaria sp. Nilai prevalensi yang diperoleh sebesar 15%.
KAJIAN HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN FAKTOR KONDISI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN IKAN BELANAK (Mugil cephalus) YANG TERTANGKAP DI SUNGAI MATANG GURU, KECAMATAN MADAT, KABUPATEN ACEH TIMUR Zainal Muttaqin; Irma Dewiyanti; Dwinna Aliza
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 3 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.667 KB)

Abstract

This research examines the length weight relationship and condition factor of tilapia and mugil fish caught in Matang Guru River, East Aceh District, Aceh. The purpose of this research was to know the relationship and condition factor for both types of fish caught in Matang Guru river, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur. Fish obtained was tilapia (Oreocromis niloticus) and mugil (Mugil cephalus) fish. Sampling was done in March to April 2015, by using nets. The results showed that tilapia and mugil fish growth pattern has a negative allometric (long multiplication faster compared to value added weights). In addition, the relative weight condition factor showed the figures above 100 (categorized as good waters).  Penelitian ini mengkaji tentang hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan nila dan ikan belanak yang tertangkap di Sungai Matang Guru, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan panjang berat dan faktor kondisi kedua jenis ikan yang tertangkap di Sungai Matang Guru, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur. Ikan yang didapat yaitu ikan nila (Oreocromis niloticus) dan ikan belanak (Mugil cephalus). Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2015, dengan menggunakan jaring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila dan ikan belanak memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif (pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bobot). Selain itu, faktor kondisi berat relatif menunjukkan angka di atas 100 (dikategorikan perairan yang baik).
PENGENDALIAN INFESTASI EKTOPARASIT Dactylogyrus sp. PADA BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN GARAM DAPUR Tarmizi Tarmizi; Sofyatuddin Karina; Dwinna Aliza
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.194 KB)

Abstract

The objective of this study was to find out the optimum salinity of media to control Dactylogyrus sp. in catfish. This research was conducted at Marine Biology Laboratory, Marine and Fisheries Faculty on January 2016. This research used non factorial completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications I.e (A) 0 ppt, (B) ppt, (C) 8 ppt, (D) 9 ppt and  (E) 10 ppt. The observed parameters were the prevalence and intensity of Dactylogyrus sp. the survival rate of catfish and the water quality of media. The result of this study indicated that the salinity significantly affects the prevalence and intesity of Dactylogyrus, but did not affect the survival rate of catfish. The lower  prevalence  and intesity of Dactylogyrus sp. was obtained  at the treatment of 10 ppt with value 37,50% and 1,00 ind/fish.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas optimal yang dapat mengendali Dactylogyrus sp. pada ikan patin. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Laut, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala pada Bulan Januari 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri 5 perlakuan salinitas dan 4 ulangan yaitu (A) 0 ppt, (B) 7  ppt, (C) 8 ppt, (D) 9 ppt, dan (E) 10 ppt. Parameter yang diukur yaitu prevalensi, intensitas Dactylogyrus sp. tingkat kelangsungan hidup ikan patin, serta parameter fisika kimia - kualitas air. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa salinitas berpengaruh nyata terhadap prevalensi dan intensitas Dactylogyrus sp., namun tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan patin. Tingkat intensitas dan prevalensi Dactylogyrus sp. terendah terdapat pada perlakuan 10 ppt dengan nilai 37,50% dan 1,00 ind/ekor.