cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016" : 10 Documents clear
KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH MENANYA BERDASARKAN OBJEK DALAM TEKS BIOGRAFI Dewi Aryani; Rajab Bahry; Yusri Yusuf
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.61 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh Menanya Berdasarkan Objek dalam Teks Biografi”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaiamana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh menanya berdasarkan objek dalam teks biografi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menanya berdasarkan objek dalam teks biografi. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh yang berjumlah 172 orang dan skor sampelnya sebesar 13% yaitu 22 siswa. Pengambilan sampel digunakan secara random sampling. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes kemampuan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis kuantitatif, yaitu menggunakan statistik sederhana. Skor rata-rata (mean) yang diperoleh siswa kelas VIII sebesar 58,8 dan skor persentase kemampuan menanya sebesar 50%. Berdasarkan skor rata-rata (mean) dan persentase kemampuan menanya yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh termasuk kategori cukup. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh sudah mampu menanya berdasarkan objek dalam teks biografi, namun perlu ditingkatkan kembali kemampuan siswa menanya berdasarkan objek dalam teks biografi.Kata Kunci: tingkatan pertanyaan, menanya berdasarkan objek, teks biografi ABSTRACT This study entitled "The ability to Grade VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh ask Based Object in the Text Biography". Formulation of the problem in this research is how your ability of class VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh to question based on object in the text of the biography. This study aimed to describe the ability of students to question based on object in the text of the biography. The study population was class VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh totaling 172 people and score sample of 13% that is about 22 students. Sampling is used random sampling. The method used is descriptive method with quantitative approach. Techniques used in data collection is a test capability. Processing data using quantitative analysis techniques, using simple statistics. The average score (mean) obtained 58,8 eighth grade students and the ability to question a percentage score of 50%. Based on the average score (mean) and percentage gained the ability to question the eighth grade students of SMP Negeri 8 Banda Aceh, including the category enough. Thus, it can be said that the eighth grade students of SMP Negeri 8 Banda Aceh have been able to ask based on the objects in the text of the biography, but it should be scaled back the ability of students to question based on the object in the text of the biography.Keywords: levels of questions, ask based object, text biography
SAPAAN HUBUNGAN KEAKRABAN DALAM BAHASA GAYO DIALEK UKEN Safarah Audia; Saifuddin Mahmud; Muhammad Iqbal
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.389 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang berjudul Sapaan Hubungan Keakraban dalam Bahasa Gayo Dialek Uken ini mengangkat masalah (1) sapaan yang digunakan untuk menyatakan hubungan keakraban dalam bahasa Gayo dialek Uken dan (2) faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan sapaan hubungan keakraban dalam bahasa Gayo dialek Uken. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan jenis pene- litian ini adalah penelitian kualitatif dengan memanfaatkan data yang diperoleh ber-dasarkan latar alamiah. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik pengamatan dan wawancara. Selanjutnya, sumber data penelitian ini adalah masya-rakat penutur bahasa Gayo dialek Uken yang berdomisili di Kecamatan Lut Tawar, Kebayakan, dan Bintang. Data penelitian ini diolah dan dianalisis setelah semua data terkumpul melalui hasil pengamatan (observasi) dan wawancara. Data dari hasil pengamatan (observasi) dianalisis untuk melihat dan membuktikan secara nyata situasi pemakaian sapaan hubungan keakraban dalam bahasa Gayo dialek Uken di Kecamatan Lut Tawar, Kebayakan, dan Bintang, di Kabupaten Aceh Tengah. Sementara itu, data yang diperoleh melalui wawancara diolah dan dianalisis serta dipadukan dengan data yang diperoleh dari pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk sapaan hubungan keakraban dalam bahasa Gayo dialek Uken meliputi awan dan/atau kakek untuk menyapa orang yang sebaya dengan kakek, anan dan/atau nenek untuk menyapa orang yang sebaya dengan nenek, ama dan/atau bapak untuk menyapa orang yang sebaya dengan ayah, ama, ama uwe, ama kul, pak uwe, pak kul, dan/atau bapak untuk menyapa orang yang sebaya dengan abang ayah/ibu dan suami kakak ayah/ibu, ine, ine uwe, ine kul, mak uwe, mak kul, mamak, dan/atau ibu untuk menyapa orang yang sebaya dengan kakak ayah/ibu dan istri abang ayah/ibu, ama, ama ucak, cicik, pak cik, dan/atau bapak untuk menyapa orang yang sebaya dengan adik laki-laki ayah/ibu dan suami adik ayah/ibu, ine, ine ucak, ibi, bibi, mamak, dan/atau ibu untuk menyapa orang yang sebaya dengan adik perempuan ayah/ibu dan istri adik ayah/ibu, abang mayak, abang win, abang ipak, abang + nama anak pertama, abang + nama diri, dan abang untuk menyapa orang yang sebaya dengan abang, akan mayak, akan win, akan ipak, akan + nama anak pertama, aka, kak + nama diri, dan kakak untuk menyapa orang yang sebaya dengan kakak, aman mayak, aman win, aman ipak, aman + nama anak pertama, win, adek, dek+ nama diri, dan nama diri untuk menyapa orang yang sebaya dengan adik laki-laki, inen mayak, inen win, inen ipak, inen + nama anak pertama, ipak, adek, dek + nama diri, dan nama diri untuk menyapa orang yang sebaya dengan adik perempuan. Selain itu, terdapat pula bentuk sapaan yang disesuaikan dengan pekerjaan/jabatan/pangkat seseorang seperti pak dokter, bu bidan, pak camat, pak bupati, pak letnan, pak sersan, pak dandim, dan pak kapolres. Kemudian, terdapat pula bentuk sapaan berdasarkan bentuk fisik dan warna kulit seseorang seperti gemok dan/atau mok untuk menyapa orang yang berpipi tembam,  onot dan/atau not untuk orang yang bertubuh kecil atau pendek, ganyong dan/atau nyong untuk orang yang bertubuh tinggi, utih untuk orang yang berkulit cerah/putih, dan item untuk orang yang berkulit gelap/hitam. Ada pun faktor yang memengaruhi pemilihan bentuk sapaan hubungan keakraban dalam bahasa Gayo dialek Uken adalah perbedaan umur, perbedaan jabatan/pekerjaan, perbedaan situasi, perbedaan status sosial, perbedaan keakraban, perbedaan jenis kelamin, serta perbedaan bentuk fisik dan warna kulit.Kata kunci: Sapaan hubungan keakraban, bahasa Gayo dialek Uken ABSTRACT The study, entitled Greetings Relationships Intimacy in Gayo language dialect Uken raised issues (1) greeting used to express the relationship of familiarity in Gayo language dialects Uken and (2) factors that affect the selection of greeting relationship intimacy in Gayo language dialects Uken. The method used is descriptive method and type of research into this is a qualitative study using data obtained with natural setting background. Data collected through observation techniques and interviews. Furthermore, the data source of this research are a society of Gayo dialect Uken speakers who live in the District Lut Tawar, Kebayakan, and Bintang. This research data is processed and analyzed after all the data collected through observation (observation) and interviews. Data from observations (observation) were analyzed to see and prove the real situation of the use of greeting in the language of intimacy relationship Gayo dialect Uken in District Lut Tawar, Kebayakan, and Bintang, in Aceh Tengah district. Meanwhile, the data obtained through interviews were processed and analyzed and combined with data obtained from observations. The results of this study indicate that the forms of address the relationship of familiarity in Gayo language dialects Uken includes awan and/or kakek to greet people the same age as his grandfather, anan and/or nenek to greet people who peer with grandma, ama and/or bapak to greet people the same age as father, ama, ama uwe, ama kul, pak  uwe, pak kul, and/or bapak to greet people the same age as brother's father/mother and husband's brother's father/mother, ine, ine uwe, ine kul, mak uwe, mak kul, mamak, and/or ibu to greet people who peer with brother father/mother and the wife's brother's father/mother, ama, ama ucak, cicik, pak cik, and/or bapak to greet people who peer with brother father/mother and sister's husband's father/mother, ine, ine ucak, ibi, bibi, mamak, and/or ibu to greet people of the same age with his sister's father/mother and my wife's younger brother's father/mother, abang mayak, abang win, abang ipak, abang + the name of the first child, abang + proper name, and abang to greet people the same age as brother, akan mayak, akan win, akan ipak, akan + the name of the first child, aka, kak + proper name, and kakak to greet people the same age as sister, aman mayak, aman win, aman ipak, aman + the name of the first child, win, adek, dek + proper name, and the name itself to greet people the same age as the younger brother, inen mayak, inen win, inen ipak , inen + first name of the child, ipak, adek, dek + proper name, and the name itself to greet people of the same age as younger sister. In addition , there are also forms of address tailored to the job/position/rank of a person such as pak dokter, bu bidan, pak camat, pak bupati, pak letnan, pak sersan , pak dandim, and pak kapolres. Then, there are also forms of address based on the physical shape and the color of one's skin like gemok and/or mok to greet people who cheeked, onot and/or not for the smallish or short, ganyong and/or nyong for the tall, utih for people who skinned/white, and item for people with dark skin/black. There are also factors that influence the selection of greeting relationship intimacy in Gayo language dialects Uken is the age difference, the difference of office/employment, differences in their situations, differences in social status, familiarity differences, gender differences, as well as differences in physical form and color.Keywords: greeting relationship intimacy, Gayo language dialects Uken
ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BIOGRAFI MERRY RIANA KARYA ALBERTHINE ENDAH Astri Komah; Rajab Bahry; Wildan Wildan
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Analisis Pendidikan Karakter dalam Biografi Merry Riana Karya Alberthine Endah”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan karakter dalam biografi Merry Riana dan mengetahui tanggapan komunitas pembaca mengenai Pendidikan karakter yang terdapat dalam biografi Merry Riana. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis isi dan untuk tanggapan komunitas pembaca menggunakan teknik wawancara. Sumber data penelitian ini adalah biografi Merry Riana karya Alberthine Endah dan hasil wawancara yang dilakukan pada lima pembaca. Teknik penganalisisan data menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan mendeskripsikan fakta-fakta dan menganalisisnya. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pendidikan karakter dalam Biografi Merry Riana karya Alberthine Endah adalah (1) religius, (2) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri, (3) amanah, (4) hormat dan santun, (5) kasih sayang, peduli, dan kerja sama, (6) percaya, kreatif, dan pantang menyerah, (7) adil dan berjiwa kepemimpinan, (8) rendah hati, dan (9) toleransi. Hasil akhir tanggapan komunitas pembaca adalah  pendidikan karakter yang terdapat dalam biografi Merry Riana mengandung nilai pendidikan karakter yang sangat menginspirasi dan patut untuk diteladani.Kata kunci: Pendidikan Karakter, tanggapan pembaca, Biografi Merry Riana ABSTRACT The title of this research is “The analysis of character education in the biography Merry Riana created by Alberthine Endah”. The aim of this research is to describe the character education in the biography Merry Riana and also to know the responses from the reader community about character education that found in the biography Merry Riana. This research applied descriptive qualitative method. The data were collected by using content analysis technique and for reader community responses through interview technique. The source of data in this research is biography Merry Riana created by Alberthine Endah and the results of interview conducted in five readers. The technique of analysis data using descriptive method that doing by describing the facts and analyze it. The results of this research prove that the character education in biography Merry Riana created by Alberthine Endah are (1) religious, (2) responsibility, discipline, and independent, (3) trustworthy, (4) respectful and polite, (5) affectionate, caring and cooperation, (6) believes, creative and unyielding, (7) fair and spirited leadership, (8) humility, and (9) tolerance. The end result of reader cummunity responses is character education that found in biography Merry Riana contains the value of character education which very inspiring and deserve to be imitated.Keywords: Character education, reader responses, the biography of Merry Riana
KONJUNGSI BAHASA DEVAYAN Afrizal Kasenda; Rostina Taib; Muhammad Iqbal
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.77 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Konjungsi Bahasa Devayan”. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) jenis konjungsi apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Devayan, (2) bagaimanakah makna konjungsi dalam bahasa Devayan. Peneltian ini bertujuan mendeskripsikan jenis dan makna konjungsi dalam bahasa Devayan. Sumber data dalam penelitian adalah data lisan. Data lisan diperoleh dari masyarakat di Kecamatan Teupah Barat, Kabupaten Simeulue yang berjumlah lima orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan (1) metode simak dan teknik catat, (2) metode cakap, dan (3) metode introspeksi. Penganalisisan dilakukan dengan seleksi data, klasifikasi data, analisis data dan penyajian data. Hasil penelian ini menunjukkan bahwa jenis konjungsi yang terdapat dalam bahasa Devayan ada empat yakni (1) Konjungsi koordinatif yaitu konjungsi koordinatif penmbahan, pemilihan, pengurutan, dan pertentangan. (2) Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi subordinatif waktu, persyaratan, pengandaian, tujuan, konsesif, perbandingan, sebab, cara, akibat dan pewatas. (3) Konjungsi korelatif, dan (4) konjungsi antarkalimat. Makna konjungsi dalam bahasa Devayan yaitu (1) makna penjumlahan, (2) makna urutan, (3) makna pilihan, (4) makna perlawanan, (5) makna temporal/waktu, (6) makna perbandingan/kemiripan (7) makna sebab, (8) makna akibat, (9) makna syarat.Kata Kunci: Konjungsi, bahasa devayan ABSTRACT The study, titled "Conjunction Simeulue Language". The research problems are (1) what are the types of conjunctions contained in Simeulue Language, (2) how the meaning of a conjunction in Simeulue Language. This study aimed to describe the type and meaning conjunctions in Simeulue Language. Sources of data in this study are the data verbally. Data obtained from the orally community in the District of West Teupah, Simeulue of five people. The method used is descriptive method with qualitative approach. The data collection is done by (1) methods and techniques refer to note, (2) a method capable, and (3) the method of introspection. Analyzing do with the selection of data, data classification, data analysis and presentation of data. The results of this study presented showed that the type conjunctions contained in Simeulue Language there are four: (1) coordinating conjunctions are coordinating conjunctions penmbahan, selection, sorting, and discord. (2) subordinating conjunctions subordinating conjunctions that time, requirements, assumptions, goals, konsesif, comparison, causes, ways, effects and modifiers. (3) correlative conjunctions, and (4) conjunctions antarkalimat. Meaning of conjunctions in Simeulue Language: (1) the meaning of the sum, (2) the meaning of the order, (3) the meaning of choice, (4) the meaning of resistance, (5) the meaning of temporal / time, (6) the meaning of the comparison / similarity (7) meaning because , (8) the meaning and effect, (9) the meaning of the terms.Keywords : Conjunction , Simeulue Language
KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH MENYUSUN TEKS CERITA FABEL Indah Lestari; Mukhlis Mukhlis; Ridwan Ibrahim
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.639 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian berjudul “Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh Menyusun Teks Cerita Fabel” ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh dalam menyusun teks cerita fabel dengan langkah dan cara yang benar. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 234 siswa dan yang menjadi sampel dalam penelitian sebanyak 32 siswa.Penelitian tersebut dikatakan dengan penelitian kuantitatif karena menggunakan rumus dan angka dalam pembahasan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes buatan guru dan tes sekitar. Pengolahan data menggunakan teknik statistik sederhana dalam bentuk penghitungan nilai rata-rata (mean). Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata atau nilai rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh menyusun teks cerita fabel yaitu 79,28. Berdasarkan kategori nilai yang menjadi acuan penelitian ini nilai rata-rata 79,28 berada pada kategori baik. Nilai kemampuan rata-rata siswa VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh dalam menyusun teks cerita fabel berada pada kategori baik. Berdasarkan nilai peraspek yang dibahas, aspek menyusun cerita fabel berdasarkan struktur teks, siswa mendapatkan nilai 100 dengan  kategori istimewa. Berdasarkan unsur kebahasaan, siswa yang memperoleh nilai sangat baik berjumlah 2 orang siswa atau sebesar 6,25%. Siswa yang memperoleh nilai baik sebanyak 24 orang siswa sebesar 75%. Siswa yang memperoleh nilai sedang 6 orang siswa. Perolehan persentasenya juga 18,75%. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai cukup dan kurang sehingga persentase nilai kurang adalah 0%.Kata kunci: Kemampuan siswa, menyusun, teks cerita, fabel. ABSTRACT The study entitled "The ability Student Class VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh Prepare Text Story Fabel" is intended to describe the ability of class VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh in drafting the text fable by step and the right way. The study population was class VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh the school year 2015/2016, amounting to 234 students and the sample in the study were 32 siswa.Penelitian is said to quantitative research because it uses a formula and figures in the discussion of the study. The data collection was done by using teacher-made tests and tests around. Processing data using simple statistical techniques in the form of calculating the value of the average (mean). The result showed that the ability of the average or the average value of class VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh compose text fable namely 79.28. Based on the value of the reference category this study the average value of 79.28 was good category. The value of average ability students of SMP Negeri 1 Banda Aceh in drafting the text fables that are in either category. Based on the value per the aspects discussed, aspects compose fables based on the structure of the text, students receive a score of 100 with a special category. Based on the elements of language, students who obtain excellent value amounted to 2 students or 6.25%. Students who get good value as many as 24 students by 75%. Students whose grades were 6 students. Acquisition rates are also 18.75%. No student who obtained sufficient value and less so percentages less value is 0%.Keywords: Students' abilities, compose, text stories, fables.
ABREVIASI DALAM BAHASA ACEH Zahran Zikra; Saifuddin Mahmud; Azwardi Azwardi
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.307 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berupaya mengungkapkan abreviasi dalam bahasa Aceh. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan mengkaji bentuk abreviasi dalam bahasa Aceh dan proses pembentukan abreviasi dalam  bahasa Aceh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.Data penelitian ini bersumber dari tuturan bahasa Aceh dialek Peusangan.Sumber data penelitian ini adalah penutur bahasa Aceh dialek Peusangan.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak, cakap, dan introspeksi.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak libat cakap, simak bebas libat cakap, dan cakap bersemuka.Adapun data yang diperoleh dari penelitian berjumlah 155 data.Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat empat bentuk abreviasi dalam bahasa Aceh.Adapun empat bentuk abreviasi tersebut terdiri atas (1) penggalan, (2) kontraksi, (3) akronim, dan (4) singkatan.Bentuk penggalan terdiri atas (a) penggalan suku akhir kata, (b) penggalan dua suku kata, (c) penggalan kata, dan (d) pelesapan sebagian kata. Bentuk singkatan terdiri atas singkatan satu huruf awal dan singkatan beberapa huruf.Kata kunci: Abreviasi, bahasa Aceh ABSTRACT This study seeks to reveal the abbreviation in the Acehnese language. In accordance with the formulation of the problem, this study aims to assess the form of abbreviation in the Acehnese language and the process of formation in the Acehnese language abbreviation. The approach used in this study is a qualitative approach with descriptive methods. This research data sourced from speech language dialect Aceh Peusangan. The data source of this research is Acehnese dialect speakers Peusangan. The data collection is done by using methods refer, capable, and introspection. The data collection technique used is the technique involved refer to a conversation, see the involved free conversation, and face- to-face conversation. The data obtained from the study amounted to 155 data. The results showed that there are four forms of abbreviation in the Acehnese language. The four form the abbreviation consisting of (1) fragments, (2) contraction, (3) acronym, and (4) stands. Forms fragment consisting of (a) a fragment of the final syllable word, (b) a fragment of two syllables, (c) a fragment of a word, and (d) deletion some of the words. The abbreviated form consists of one initial letter abbreviation and acronym few letters.Keywords: Abbreviation, Acehnese
KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH MEMPRODUKSI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI Meiliza Meiliza; Rostina Taib; Subhayni SUbhayni
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.109 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Banda Aceh Memproduksi Teks Laporan Hasil Observasi”. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 7 Banda Aceh memproduksi teks laporan hasil observasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 7 Banda Aceh memproduksi teks laporan hasil observasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik nontes. Adapun teknik pengolahan data diolah secara deskriptif kuantitatif dengan teknik statistik sederhana. Aspek penilaiannya meliputi kemampuan memproduksi teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur teks dengan nilai 85 pada rentang 85-100 termasuk kategori sangat baik. Kemampuan memproduksi teks laporan hasil observasi berdasarkan ciri teks dengan nilai 80 pada rentang 70-84 termasuk kategori baik. Kemampuan memproduksi teks laporan hasil observasi berdasarkan ciri kebahasaan dengan nilai 70 pada rentang 70-84 dengan kategori baik. Kemampuan memproduksi teks laporan hasil observasi berdasarkan penggunaan EYD dengan nilai 65 pada rentang 55-69 termasuk kategori cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 7 Banda Aceh memproduksi teks laporan hasil observasi tergolong dalam kategori baik dengan nilai 74. Berdasarkan penelitian ini, disarankan kepada guru bahasa Indonesia SMA Negeri 7 Banda Aceh untuk lebih meningkatkan pembelajaran menulis, khususnya pada kaidah penulisan, baik tata bahasa maupun ejaan.Kata Kunci: Kemampuan, memproduksi, teks laporan hasil observasi ABSTRACT This study entitled "The ability Student Class XI SMAN 7 Banda Aceh Producing Text Reports Observations". Formulation of the problem of the research is how the level of ability of the students of Class XI SMA Negeri 7 Banda Aceh producing text reports the results of the observation. This research aims to gain an overview of the capabilities of the students of Class XI SMA Negeri 7 Banda Aceh producing text reports the results of the observation. The methods used in this research is descriptive quantitative. Data collection techniques in the study using the technique of nontes. As for the technique of processing of data processed in a descriptive quantitative with a simple statistical techniques. Aspects of assessment include the capability of producing a text report of observations based on the structure of the text with a value of 85 on 85-100 range including category very well. The ability of producing reports observations based on text characteristics of text with a value of 80 on the range 70-84 including category either. The ability of producing a text report of the results of observation based on linguistic trait with a value of 70 on a range of 70-84 with categories either. The ability of producing reports observations text based on the use of the EYD value 65 at 55-69 range including category enough. The results of this study showed that the ability of the students of Class XI SMA Negeri 7 Banda Aceh is producing reports observations text belongs in the category of good value of 74. Based on this research, it is recommended to language teachers 7 SMA Negeri Indonesia Banda Aceh to further enhance learning, writing, particularly on rule writing, good grammar or spelling.Keywords: Capacity, producing text, reports the results of observation
PENGGUNAAN KALIMAT PERSUASIF DALAM KOMUNIKASI PEDAGANG OBAT KELILING DI KOTA LANGSA Rahmi Dwi Hidayanti; Yusri Yusuf; Muhammad Idham
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Penggunaan Kalimat Persuasif dalam Komunikasi Pedagang Obat Keliling di Kota Langsa”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah penggunaan kalimat persuasif dalam komunikasi pedagang obat keliling di Kota Langsa yang ditinjau dari teknik persuasif internal bahasa? dan (2) bagaimanakah penggunaan kalimat persuasif dalam komunikasi pedagang obat keliling di Kota Langsa yang ditinjau dari teknik persuasif eksternal bahasa? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah pedagang obat keliling yang berjualan di Kota Langsa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode simak bebas libat cakap (SBLC), serta metode rekam dan catat. Penganalisisan data dilakukan dengan tahapan seleksi data, klasifikasi data, dan analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan teknik persuasif internal bahasa yang terdapat dalam komunikasi pedagang obat keliling di Kota Langsa, yaitu paralalelisme, repetisi, antitesis, aliterasi, dan omisi. Teknik persuasif eksternal bahasa yang terdapat dalam komunikasi pedagang obat keliling di Kota Langsa, yaitu integrasi, ganjaran, tataan, rasionalisasi, dan sugesti.Kata kunci: Kalimat persuasif, komunikasi, pedagang obat keliling. ABSTRACT This study entitled "Application Persuasive Sentences in Communications Itinerant Medicine Treder in Langsa”. The problem formulation in this research was (1) how the application of persuasive sentences in communications itinerant medicine treder in Langsa viewed from persuasive techniques internal language? and (2) how the application of persuasive sentences in communications itinerant medicine treder in Langsa viewed from persuasive techniques external language?The method used in this research is descriptive qualitative method. Source of data in this study is the itinerant merchants who sell medicine in Langsa. Data collection techniques used in this study are observation methods, refer freely involved capably methods, and recording and writing. Analyzing data with the data selection process, data classification, and data analysis. These results indicate the persuasive techniques internal language contained in communications itinerant medicine treder in Langsa are paralalelisme, repetition, antithesis, alliteration, and omissions. Persuasive techniques external language contained in communications itinerant medicine treder in Langsa are integration, reward, settings, rationalization, and suggestion.Keyword: Persuasive sentences, communications, itinerant medicine treder.
MAKNA DAN FUNGSI UNGKAPAN BAHASA ACEH PADA MASYARAKAT PIDIE Putri Raisa; Rostina Taib; Muhammad Iqbal
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.88 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Makna dan Fungsi Ungkapan Bahasa Aceh pada Masyarakat Pidie”. Penelitian ini mengangkat dua permasalahan berupa (1) bagaimanakah makna ungkapan bahasa Aceh pada masyarakat Pidie, (2) apa sajakah fungsi ungkapan bahasa Aceh pada masyarakat Pidie. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam ungkapan bahasa Aceh pada masyarakat Pidie dan mendeskripsikan fungsi ungkapan bahasa Aceh pada masyarakat Pidie.Sumber data penelitian ini yaitu data lisan yang diperoleh dari masyarakat Gampong Raya, Gampong Tunong, Gampong Neulop, dan Gampong Tanjung Kecamatan Delima.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dasar cakap semuka dan teknik lanjutan yang berupa teknik catat dan teknik pancing.Penganalisisan data dilakukan dengan seleksi data, klasifikasi data, dan penyajian data. Hasil analisis data menemukan bahwa (1) makna yang terkandung dalam ungkapan bahasa Aceh pada masyarakat Pidie bermakna nasihat, kritik sosial, kebaikan, bimbingan, keserasian, ketergantungan, ketamakan, dan ketentraman, (2) fungsi ungkapan dipakai sebagai alat untuk melarang, mendidik, mengingatkan, menghibur, dan penebal keimanan.Kata Kunci :Ungkapan Bahasa Aceh, Fungsi dan Makna ABSTRACT This study entitled "The Meaning and Function Expression Language Aceh Pidie Society". The research raises two issues are (1) how does the phrase Pidie Aceh language in society, (2) what are the functions of language expression Aceh Pidie society. This study aimed to describe the meaning contained in the expression language Pidie and Aceh in public idiom to describe the function Pidie Aceh community. Source of research data is the data obtained from the public oral Raya Village, Village Tunong, Neulop village, and the village of Tanjung District of Delima. The method used in this research is descriptive qualitative method. The data collection was done by using basic conversation semuka and advanced engineering techniques in the form of log and fishing techniques. Analyzing data with data selection, data classification, and presentation of data. The results of data analysis found that (1) the meaning contained in the idiom of Aceh on society Pidie meaningful advice, social criticism, kindness, guidance, harmony, dependency, greed, and peace, (2) the function expression is used as a tool to ban, educate, remind, entertain, and thickeners faith.Keywords: Expression Language Aceh, Function and Meaning
KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH MENGIDENTIFIKASI VERBA DALAM TEKS CERITA FABEL Tari Rahayu; Yusri Yusuf; Denni Iskandar
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 3 (2016): Jurnal PBSI Juli 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.983 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh mengidentifikasi verba dalam teks cerita fabel”.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh mengidentifikasi verba dalam teks cerita fabel.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 103 siswa.Sampel penelitian ini berjumlah 29 siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes.Tes yang digunakan adalah mengidentifikasi verba dalam teks cerita fabel.Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh mengidentifikasi verba dalam teks cerita fabel adalah 44, atau masih dalam kategori kurang.Secara khusus nilai rata-rata berdasarkan bentuk verba yaitu verba asal adalah 46, verba turunan yang terbagi dalam verba prefiks adalah 57 dan konfiks adalah 28.Berdasarkan  klasifikasi penilaian hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh mengidentifikasi verba dalam teks cerita fabel berada dalam kategori kurang dan masih memerlukan peningkatan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh sudah mampu mengidentifikasi verba dalam teks cerita fabel, namun perlu ditingkatkan kembali kemampuan siswa memahami verba dalam teks cerita fabel.Kata kunci: verba, mengidentifikasi, kemampuan siswa, teks cerita fabel ABSTRACT This study entitled “The ability to Grade VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh identify verbs in the text fable”. This study aimed to describe the ability of class VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh identify verbs in the text fable. The study population was a class VIII student of SMP Negeri 16 Banda Aceh the school year 2015/2016, amounting to 103 people. The research sample 29 eighth grade students of SMP Negeri 16 Banda Aceh. The method used in this research is descriptive quantitative. Data co;;etion techniques used in this study is the testing techniques. The test is used to indentify the verb in the text fable. Processing techniques and data analysis quantitatively. The results showed that the average value of the ability of class VIII Negeri 16 Banda Aceh identify verbs in the text fable is 44, or still in the poor category. In particular, the average value based on origin verb from that is 46, derived verb prefixes are divided into 57 and konfiks is 28. Based on the classification of this assessment shows that the ability of class VIII students of SMP Negeri 16 Banda Aceh identify verbs in the text fable in in the category of less and still need improvement. Thus, it can be said that the eighth grade students of SMP Negeri 16 Banda Aceh have been able to identify the verb in the text fable, but it needs to be scaled back the ability of students to understand the verbas in the text fable.Keywords: verb, identify, the ability of students, text fable.

Page 1 of 1 | Total Record : 10