cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis
ISSN : 23030453     EISSN : 24429872     DOI : -
Core Subject : Education,
Diya al-Afkar adalah jurnal ilmiah yang memfokuskan studi al-Quran dan al-Hadis. Jurnal ini menyajikan karangan ilmiah berupa kajian ilmu-ilmu al-Quran dan al-Hadis, penafsiran/pemahaman al-Quran dan al-Hadis, hasil penelitian baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan yang terkait tentang al-Quran atau al-Hadis, dan/atau tinjauan buku. Jurnal ini diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 02 (2018): Desember" : 20 Documents clear
HUKUM PEMIMPIN IDEAL DALAM PERSPEKTIF HADIS Samudra, Samudra
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3472

Abstract

Perkembangan zaman akan membawa pengaruh yang luar biasa terhadap keadaan negara dan msyarakat, seperti waktu dekat akan adanya pemilihan peminpin akan segera dimulai baik pemimpin tingkat pusat maupun tingkat daerah. Ternyata pemilihan pemimpin sekarang ini sepertinya dijadikan ajang perjudian yang luar biasa dikarenakan setiap parpol menunjuk salah satu kadernya untuk jadi orang nomor satu di negara kita. Pemimpin ideal dalam anjuran islam seharusnya dapat termasuk di dalam arti penolong, karena pemimpin bertugas melindungi orang-orang yang dipimpinnya dan berusaha menolong serta menyelamatkan mereka saat kesulitan dan bencana menimpa, karena pemimpinlah yang bertanggung jawab atas segala hal yang ada dan yang terjadi dalam wilayahnya serta ihwal orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin dipilih adalah untuk memimpin anggota kelompoknya untuk dapat mewujudkan tujuan bersama.
WACANA STUDI HADIS DI INDONESIA: STUDI ATAS HERMENEUTIKA HADIS MUHAMMAD SYUHUDI ISMAIL Anggoro, Taufan
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3468

Abstract

Muhammad Syuhudi Ismail merupakan salah seorang tokoh hadis berpengaruh di Indonesia. Pemikirannya dalam hal memahami hadis yang populer dengan “Kontekstualisasi hadis” merupakan hermeneutika hadis Muhammad Syuhudi Ismail yang khas, karena turut melibatkan aspek ijtihād dalam memahaminya. Gagasan memahami hadisnya tergolong kontekstualis, karena selain melibatkan analisis kebahasaan didalamnya, juga melakukan analisis historis hadis. Oleh karena itu pola analisis teks, konteks, dan kontekstualisasi terlihat dalam pemahaman hadis Muhammad Syuhudi Ismail ini. Ketiga circle hermeneutik tersebut tampak diaplikasikan dengan melihat hadis yang menjadi obyek kajiannya.
INSPIRASI QUR’ANI; PARADIGMA HUBUNGAN ANTAR AGAMA Lutfi, Achmad
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3473

Abstract

Fenomena pluralitas agama telah menjadi fakta sosial yang harus dihadapi masyarakat modern. Fenomena demikian bagi masyarakat yang belum terbiasa dan belum memiliki pengalaman dalam berkoeksistensi damai, tentu akan menimbulkan problematika sendiri, sehingga memaksa para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk memformulasikan suatu solusi atau pendekatan dalam merespon problematika tersebut. Hal ini terutama karena fungsi utama agama sejatinya teletak pada jawabannya atas problem kemanusiaan. Relasi antar umat beragama yang harmonis menjadi tujuan yang mendesak untuk direalisasikan. Sehingga sangat penting untuk mencari titik temunya agar dapat saling hidup berdampingan dengan damai dan harmonis. Al-Qur’an telah mengisyaratkan kepada umat manusia mengenai titik temu antar umat beragama. Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menekankan tentang prinsip pluralisme agama.
MEMAHAMI HADIS MISOGINIS DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PRODUKTIF HANS GADAMER Muhtador, Mohammad
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3469

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang hadis misoginis dengan menggunakan heremenutika Hans Gadamer. Tersebarnya hadis misoginis dalam literatur Islam telah berdampak negatif pada eksistensi perempuan dalam wilayah privat dan publik, dimana hadis-hadis tersebut dipahami secara tekstual-patrial yang menguntungkan kaum laki-laki. Pada wilayah ini dibutukan pembacaan baru untuk menggali makna kemanusiaan sebagaimana Nabi Muhammad diutus untuk perubahan moral. Teori hermeneutika digunakan supaya menemukan nilai yang tersembunyi dibalik teks dan pemahaman. Penelitian ini merupakan kajian pustaka yang menggali data dari literatur untuk menemukan gambaran dalam pembacaan hadis misoginis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hermeneutika digunakan untuk meretas kesenjangan dalam memahami hadis misoginis, hadis misoginis merupakan hasil dari interaksi Nabi dengan konteks pada masanya dan hadis misoginis masih terbuka untuk dimaknai dengan ragam pendekatan dan teori yang memungkinkan untuk menemukan nilai moral yang terkandung di dalamnya.
HADIS-HADIS JIHAD DALAM PEMAHAMAN KELOMPOK JAMA’AH TABLIGH PERUMNAS KOTA CIREBON Hartati, Hartati
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3474

Abstract

Realita bilangan hari dalam khuruj Jamaah Tabligh mengandung makna “puasa” menahan diri dari segala perhiasan dan kesenangan dunia. Walaupun pada kenyataannya seorang pemimpin khuruj  tidak memaksa atau memberi  hukuman bagi anggota yang tidak kuat khuruj selama ketetapan itu. Hal ini  menunjukan bahwa Jama’ah Tabgligh yang berada di Perumnas tergolong mempunyai aliran pemahaman yang damai, adem, tidak radikal.  Ini dibuktikan dengan pernyataan bahwa mereka yang khuruj hanya kuat 10  hari pun tetap mendapatkan keutamaan berdakwah dan mendapatkan pahala khuruj.   
TAFSIR KEBAHAGIAAN (Studi tentang Makna Kebahagiaan Dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir ) Junaedi, Didi
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3465

Abstract

Artikel ini memfokuskan kajian tentang tafsir makna kebahagiaan dalam Al-Qur’an. Dari hasil kajian penulis, disimpulkan bahwa al-Qur’an menggunakan term yang berbeda untuk menggambarkan kebahagiaan. Term sa‘ida  dengan beragam derivasinya menunjukkan kebahagiaan di akhirat. Sedangkan term aflaha dengan beragam derivasinya menunjukkan proses untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an juga membedakan antara kesenangan atau kenikmatan (al-farh, mata‘) dengan kebahagiaan (al-Falah, al-Sa‘adah ). Dari hasil kajian penulis menunjukkan bahwa Al-Qur’an membedakan makna kesenangan dengan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak sekadar memenuhi hasrat atau keinginan nafsu semata, tetapi juga memperhatikan dua aspek penting dalam diri kita, yaitu afektif (emosi) dan kognitif (logika). Kebahagiaan yang sesungguhnya dapat tercapai jika kita tetap mematuhi aturan serta norma-norma moral yang berlaku. Kebahagiaan (happiness, al-sa‘adah) berbeda dengan kesenangan (pleasure, al-farh,al- surur).
METODOLOGI PENELITIAN HADIS DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN NAWIR YUSLEM Qomarullah, Muhammad
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3470

Abstract

Nawir Yuslem merupakan ilmuan yang banyak menggeluti berbagai dimensi keilmuan, baik dalam hukum Islam maupun hadis. Berlatar pendidikan dari barat keilmuannya pun sangat dipengaruhi pemikir-pemikir orientalis. Tapi, penanaman tradisi keilmuan dan keislaman yang kuat masyarakat Minang, maka akulturasi keilmuan tersebut menjadikan pemikirannya terhadap studi keislaman menjadi menarik. Terlihat dari cara ia menggabungkan istilah dalam Ilmu Hadis dan teori semiotik sebagai tawaran baru dalam penelitian hadis dalam bukunya yang berjudul: “Metodologi Penelitian Hadis.”
KONTRIBUSI TERJEMAH AL-QUR’AN TERHADAP WACANA ISLAM MODERAT DI INDONESIA: Studi Atas Terjemah Ayat-ayat Tentang Kerukunan Umat Beragama Adib, Adib
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3466

Abstract

Memasuki era pasca milenial yang ditandai dengan semakin tidak terkendalinya arus informasi, soal kerukunan antar umat beragama semakin menghadapi tantangan yang kuat. Bagi umat Islam Indonesia, basis-basis kerukunan sesungguhnya telah tertuang dalam Alquran. Akan tetapi pemahaman atas Kitab Suci ini lebih banyak mereka peroleh melalui karya-karya terjemah. Tidak kurang dari 20 karya terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah telah beredar sejak awal abad kedua puluh. Kenyataannya, kontroversi terkait makna berbagai ayat dalam terjemahan sulit dihindari dan dapat memicu persoalan kerukunan umat beragama, bahkan cenderung berseberangan dengan wacana Islam moderat yang menjadi ciri Islam di negeri ini. Artikel ini menelaah beberapa kaya terjemah Alquran dalam menerjemahkan ayat-ayat yang terkait dengan kerukunan umat beragama serta  kontribusi karya-karya terjemah Alquran tersebut terhadap wacana Islam moderat dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
DUALITAS MAKNA SHADHDHAH DALAM NOMENKLATUR QIRA‘AT: Sejarah dan Perkembangannya dalam Qira‘at Shadhdhah Jannah, Miftahul
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3471

Abstract

Tulisan ini bermaksud mengkaji kesejarahan qiraat, khususnya qiraat syāzzah. Qiraat syāzzah disinyalir muncul pada masa Khalifah Usmān bersamaan dengan adanya muṣḥaf ‘usmānī. Kendati demikian, ketika itu belum ada istilah syāzzah itu sendiri. Baru pada masa Ibn Mujahid, istilah syāzzah mapan digunakan dalam disiplin ilmu qiraat sebagai lawan dari qiraat sab’ah. Dari hal ini, muncul pertanyaan, apa istilah yang digunakan sebelum masa Ibn Mujahid? Bagaimana wujud atau cara mengidentifikasi qiraat syāzzah? Bagaimana para ulama merespon istilah syāzzah yang dipopulerkan Ibn Mujahid? Oleh karena itu, kajian ini signifikan tidak hanya untuk melihat kekayaan pendapat Ulama, namun menandakan adanya contiu and cange dalam wilayah pemikiran qiraat syāzzah. Keragaman pendapat mengerucut pada adanya pergeseran dalam penggunaan istilah syāzzah yang bersifat kuantitas menjadi kualitas, yang berawal dari sedikitnya yang membaca menjadi da’if.
PEMAHAMAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL LARANGAN MENAFSIRKAN AL-QURAN DENGAN AL RA‘Y Muthiah, Anisatun
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3467

Abstract

Berbicara tentang hadis, pasti akan sampai pada permasalahan bahwa tidak semua hadis berkedudukan Qat’iy al-Wurud ada sebagian yang bersifat Zanniy al-Wurud sehingga hadis perlu dieliti kembali roisinalitasnya. Karya ini mengkaji matan hadis larangan menafsirkan al-Qur’an dengan ra’y  dan penelitian matan ini tidak bisa terlepas dari penelitian sanad hadisnya. Pada hadis larangan menafsirkan al-Qur’an dengan ra’y sanad hadisnya berkeudukan hasan. Sedangkan hadis-hadisnya yang terkait secara langsung hanya terdapat pada Sunan al-Turmuzi, Sunan Abu Dawud dan Musnad Ahmad bin Hanbal. Sedangkan tentang makna al-Ra’y yang dikehendaki dalam hadis tersebut adalah penafsiran yanga hanya didasarkan pada nalar semata dengan tidak memperhatikan riwayat atau kaedah-kaedah atau pengetahuan yang terkait atau tidak selaras dengan prinsip-prinsip syar’i adalah sesuatu yang sangat berbeda antara menafsirkan al-Qur’an dengan ra’yu (bi al-Ra’y) dengan tafsir bi al-Ra’yu yang dalam penefsirannya didominasi oleh akal namun tetap dalam bingkai syar`i.

Page 1 of 2 | Total Record : 20