cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik
ISSN : 20866313     EISSN : 25284673     DOI : -
Core Subject : Economy,
Journal of Economics and Public Policy (hence JEKP) is a national journal providing authoritative source of scientific information for the policy maker, researcher, and student. We publish original research papers, review articles, and case studies focused on economics and public policies as well as related topics. All papers are peer-reviewed by at least two reviewers. JEKP is released and published by Centre for Research, Expert Body of The House of Representatives of The Republic Indonesia and managed to be issued twice a year.
Arjuna Subject : -
Articles 202 Documents
The Spillover Effects from Foreign Direct Investment (FDI) on Labor Productivity: Evidence from Indonesian Manufacturing Sector [Efek Spillover dari Foreign Direct Investment (FDI) terhadap Produktivitas Tenaga Kerja: Studi pada Sektor Manufaktur Indonesia] Riesta Karentina
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v10i1.1158

Abstract

Despite growing concern regarding the productivity benefits of foreign direct investment (FDI), few studies have been conducted on the impact of FDI spillovers on domestic firms’ labor productivity in Indonesia. This study aims to do three things. First, it examines the effect of FDI spillovers on domestic firms’ productivity. Second, it investigates the short-term and long-term effects of FDI spillovers on domestic firms’ productivity. Third, it explores the impact of FDI spillovers on domestic firms’ productivity in different groups of industries based on their factor intensity. Micro-level panel data covering about 20,000 medium and large manufacturing establishments in each year over the period 2010 and 2014 was employed. This study suggests that, within the same industry, horizontal spillovers are associated with domestic firms’ productivity: this relationship is negative in the short-term but positive in the long-term. This study’s findings also demonstrate that, across industries, there are negative backward spillover effects on domestic firms’ productivity. In addition, this study points out that FDI spillovers affect domestic firms’ productivity effectively when they are capital-intensive. Therefore, the results imply the importance of maintaining a long-term perspective toward foreign-invested firms in Indonesia and the government needs to stimulate policies that can enhance domestic firms’ capacity to supply intermediate materials and capital to foreign firm in downstream market by truncating the technology gap between foreign and domestic firms.Keywords: FDI spillovers, horizontal spillover, backward spillover, labor productivityAbstrakMeskipun perhatian terkait manfaat foreign direct investment (FDI) terhadap produktivitas semakin berkembang, masih sedikit penelitian yang menguji pengaruh FDI spillovers terhadap produktivitas tenaga kerja pada perusahaan domestik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tiga hal. Pertama, menguji pengaruh FDI spillovers terhadap produktivitas perusahaan domestik. Kedua, menginvestigasi dampak jangka pendek dan jangka panjang dari FDI spillovers terhadap produktivitas perusahaan domestik. Ketiga, menelaah lebih dalam dampak dari FDI spillovers terhadap produktivitas perusahaan domestik pada kelompok industri yang berbeda berdasarkan intensitas faktor produksinya. Penelitian ini menggunakan mikro panel data yang mencakup kurang lebih 20.000 perusahaan industri manufaktur sedang dan besar tiap tahunnya pada tahun 2010-2014. Hasil estimasi menunjukkan bahwa, di industri yang sama, horizontal spillovers memiliki pengaruh negatif terhadap produktivitas perusahaan domestik di jangka pendek namun positif pada jangka panjang. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa di industri yang berbeda, backward spillovers berdampak negatif terhadap produktivitas perusahaan domestik. Selain itu, FDI Spillovers memengaruhi produktivitas perusahaan domestik dengan lebih efektif ketika industri tersebut capital-intensive. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan pentingnya mempertahankan perspektif jangka panjang terhadap perusahaan investasi asing di Indonesia, dan pemerintah perlu untuk menstimulasi kebijakan yang dapat meningkatkan kapasitas perusahaan domestik dalam memasok barang setengah jadi dan barang modal ke perusahaan asing di pasar hilir dengan cara memotong kesenjangan teknologi antara perusahaan asing dan domestik.Kata kunci: FDI spillovers, horizontal spillover, backward spillover, produktivitas tenaga kerja
Kerugian Ekologis dalam Pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur [Ecological Cost in East Kalimantan Province Development] Margiyono Margiyono; Ahmad Fauzi; Ernan Rustiadi; Bambang Juanda
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v10i1.1162

Abstract

East Kalimantan is one of the richest provinces in Indonesia that is blessed with an endowed of natural resources. East Kalimantan’s Province average economic growth during the 1990s and 2000s was more than 7 percent per year; the third highest human development index (HDI) in Indonesia and the environmental quality index (EQI) were also very good. At present, East Kalimantan Province experiences a contraction in economic growth up to -1.28 percent, even of ecological disasters also increases. This shows that East Kalimantan Province experienced a wellbeing paradox and sustainability paradox. Therefore, is very interesting to research with the aim of knowing the value of ecological losses, their impact on welfare and the causes of ecological losses. To achieve that goal, an ecological account method is used. The results of the study showed that the highest environmental losses caused by the extent of the critical land, followed by sequentially losses due to the exploitation of coal, natural gas, and petroleum. The ecological losses have corrected the welfare level to 76 percent of Gross Domestic Product (GDP). Other result of this study showed weak environmental regional regulation and enforcement. Finally, this study provided some policy recommendations to elevate the development of East Kalimantan Province or similar others region with the same characteristic, that is to rehabilitate critical land by using it to support productive activities. Moreover, critical land rehabilitation should be followed by structural transformation towards renewable resource-oriented economy and also to revise environmental regulations by implementing incentive and disincentive approachesKeywords: sustainable development, natural resources, disaster, ecological account, regulationAbstrakKalimantan Timur adalah salah satu provinsi terkaya di Indonesia yang dikaruniai kelimpahan sumber daya alam. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 1990an hingga tahun 2000an mencapai lebih dari 7 persen per tahun, indeks pembangunan manusia (IPM) tertinggi ketiga di Indonesia, dan indeks kualitas lingkungan juga sangat baik. Namun saat ini, Provinsi Kalimantan Timur mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi hingga -1,28 persen yang dibarengi pula dengan peningkatan kejadian bencana alam. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa Provinsi Kalimantan Timur mengalami paradoks kesejahteraan dan kelestarian. Oleh karena itu, tujuan studi ini adalah untuk mengetahui nilai kerugian ekologis, dampaknya terhadap kesejahteraan, dan penyebab kerugian ekologis. Untuk menjawab tujuan itu maka digunakan metode ecological account. Hasil studi menunjukkan bahwa kerugian ekologis tertinggi disebabkan oleh luasnya lahan kritis, kemudian secara berurutan kerugian akibat eksploitasi batu bara, gas bumi, dan minyak bumi. Kerugian ekologis tersebut telah mengoreksi tingkat kesejahteraan sampai 76 persen dari PDRB. Hasil studi lainnya menunjukkan bahwa tingginya kerugian ekologis disebabkan oleh lemahnya peraturan daerah yang berkaitan dengan lingkungan dan penegakan hukum. Akhirnya, studi ini merekomendasikan bagi para pembuat kebijakan bahwa dalam upaya untuk meningkatkan pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur atau daerah lain yang memiliki karakteristik yang sama maka perlu merehabilitasi lahan kritis untuk aktivitas yang produktif, diikuti dengan transformasi struktur ekonomi yang lebih berorientasi pada sumber daya alam yang dapat diperbaharui, serta melakukan revisi peraturan daerah tentang lingkungan dengan menerapkan pendekatan insentif dan disinsentif. Kata kunci: pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, bencana, perhitungan ekologis, regulasi
Pendekatan Eko-Habitat Sebagai Strategi untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Pertanian [Eco-habitat Approach as A Strategy to Increase Agricultural Society Income] Priyaji Agung Pambudi; Suyud Warno Utomo
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v10i2.1366

Abstract

Poverty is an issue that continues to be discussed in the world. Poverty is multi-dimensional and requires the participation of all parties to resolve. Poverty has implications for the environmental damage caused by access to natural resources are made public. This study aims to apply the principles of eco-habitat (integrate economically and ecologically) in rural areas to increase incomes while preserving the environment. The study was conducted with a mixed method through observation, interviews, and literature review. That 68 percent of respondents never perform actions that lead to environmental destruction; 72 percent know that his actions have consequences for the extinction of organisms. Meanwhile, 57 percent say it is because there was another choice for needs. Furthermore, 100 percent of respondents agree with the strategy of environmental conservation by utilizing the types of organisms which has an economic value. Ecological suitability-based land management provides the most optimal production value. Management of pattern and type of land it gives the production value is very small, because of the high cost of planting, pest attacks, and controls that are environmental unfriendly. This should be targeted at land management based ecological suitability to provide economic and ecological values are high. This principle has many benefits including CO2 sequestration, absorb and store water, provide habitat for organisms, and provide economic value for society. Finally, the land use pattern encourages a sense of ownership of natural resource and environmental ecosystems, that they have the willingness to manage and preserve it.Keywords: agriculture, ecosystems, environmental degradation, income, povertyAbstrakKemiskinan menjadi isu yang terus diperbincangkan di seluruh belahan dunia, yang harus diselesaikan pada tahun 2030. Kemiskinan bersifat multi dimensi dan membutuhkan partisipasi dari semua pihak untuk menyelesaikannya. Kemiskinan berimplikasi pada terjadinya kerusakan lingkungan akibat akses sumber daya alam yang dilakukan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan prinsip eko-habitat (mengintegrasikan aspek ekonomi dan ekologi) di kawasan pedesaan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus melestarikan lingkungan. Penelitian dilakukan dengan mixed method melalui observasi, wawancara, dan kajian pustaka. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 68 persen responden pernah melakukan tindakan yang mengarah pada perusakan lingkungan; 72 persen mengetahui bahwa tindakannya memiliki konsekuensi terhadap kepunahan organisme. Sementara 57 persen menyatakan hal tersebut dilakukan karena tidak ada pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di sisi lain, 100 persen responden setuju dengan strategi pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan jenis-jenis organisme yang bernilai ekonomi. Pengelolaan lahan berbasis kesesuaian ekologis memberikan nilai produksi yang paling optimal. Pola pengelolaan dan jenis lahan yang justru memberikan nilai produksi yang sangat kecil, karena tingginya biaya tanam, serangan organisme pengganggu tanaman, dan pengendalian yang tidak ramah lingkungan. Perlu diutamakan pengelolaan lahan berbasis kesesuaian ekologis untuk memberikan nilai ekonomi dan ekologi yang tinggi. Tentunya prinsip ini memiliki banyak manfaat di antaranya menyerap CO2, menyerap, dan menyimpan air, menyediakan habitat organisme, dan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Pada akhirnya dengan pola pemanfaatan lahan tersebut masyarakat memiliki rasa kepemilikan terhadap ekosistem alam dan lingkungan, sehingga mereka memiliki kemauan untuk menjaga dan melestarikannya.Kata kunci: ekosistem, kemiskinan, kerusakan lingkungan, pendapatan, pertanian
Agglomeration and Location Decision of Foreign Direct Investment (FDI) in Indonesia [Aglomerasi dan Penentuan Lokasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia] Agustina Agustina; David Flath
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v10i2.1477

Abstract

Foreign direct investment (FDI) may precipitate remarkable economic growth, even in developing countries. FDI can provide financial resources, transfer technology, improve organizational and managerial practices and skills, and afford access to international markets. This paper aims to measure the relative importance of the different types of agglomeration for location decision of FDI in the manufacturing sector in Indonesia. These data are analyzed with a multinomial logit model where the dependent variable is the choice of location. It examines the determinant factors of new (greenfield) foreign direct investment in the manufacturing sector in Java Island, Indonesia. This study used unpublished micro-level data of principle licenses from the Indonesia Investment Coordinating Board (IICB), which examine 23 counties of Java Island that received manufacturing FDI in the last five years. The finding is agglomeration economies in production (both foreign-owned and domestic firms) show a significant and positive but small impact. Other variables, including facilities, and labor market conditions-anomalously in that a higher minimum wage-matter as much or more than an agglomeration of production. Because the agglomeration effect is small, it means that agglomeration economies are not the detemining factor in attracting FDI. The new foreign investors not only seek counties in which foreign or domestic plants have already located but also consider other things such as the density of roads and the availability of labor. Keywords: agglomeration economies, manufacturing, regional economic activity, multinomial logitAbstrakPenanaman modal asing (PMA) dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, bahkan di negara-negara berkembang. PMA dapat menyediakan sumber daya keuangan, transfer teknologi, meningkatkan praktik dan keterampilan organisasi dan manajerial, dan memberikan akses ke pasar internasional. Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa PMA dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi negara. Paper ini bertujuan untuk mengukur kepentingan relatif dari berbagai jenis aglomerasi untuk penentuan lokasi PMA di sektor manufaktur di Indonesia. Data ini dianalisis dengan model multinomial logit di mana variabel dependen adalah pilihan lokasi. Paper ini meneliti faktor-faktor penentu PMA baru (greenfield) di sektor manufaktur di Pulau Jawa, Indonesia. Penelitian ini menggunakan data tingkat mikro dari izin prinsip yang tidak dipublikasikan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Penelitian ini menguji dari 23 kabupaten di Pulau Jawa yang menerima PMA di sektor manufaktur dalam lima tahun terakhir. Hasil dari temuan ekonomi agglomerasi (baik milik asing dan perusahaan domestik) menunjukkan dampak yang signifikan dan positif namun kecil. Variabel-variabel lain, termasuk fasilitas, dan kondisi pasar tenaga kerja-secara anomali dengan upah minimum yang lebih tinggi-menunjukan hasil yang lebih penting dibandingkan aglomerasi. Karena efek aglomerasi yang kecil, hal ini berarti bahwa ekonomi aglomerasi bukanlah faktor penentu dalam menarik PMA. Investor asing yang baru tidak hanya mencari kabupaten di mana pabrik asing atau domestik telah berada tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain seperti kepadatan jalan dan ketersediaan tenaga kerja.Kata kunci: ekonomi aglomerasi, industri, ekonomi regional, multinomial logit
Aplikasi Regional Sustainable Account (RSA) Pada Keberlanjutan Perkotaan di Kalimantan Timur Margiyono Margiyono
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v10i2.1169

Abstract

The development of cities in East Kalimantan Province is influenced by the endowed of natural resources owned by the region. At present, urban areas in East Kalimantan have the problem; unemployment, critical land, high crime rates, and traffic accidents. This shows that cities in East Kalimantan have economic, social, and environmental problems. This is very interesting for investigation in the perspective of sustainable development. For this reason, this study applies a more comprehensive sustainable development assessment called the Regional Sustainable Account (RSA). RSA is a technique for calculating sustainable development that combines three calculations at once namely economic calculations, environmental calculations, and social calculations. This approach is modified by Location Quotient (LQ) combined with the Geographical Information System (GIS). The results of the study show that the development in urban areas of East Kalimantan experienced intermittent imbalances; economic, environmental, and social. It is also known that, cities in East Kalimantan are included in the classification, almost sustainable up to chronic unsustainable. Recommendations on the results of studies for regional development policy makers should carry out development with the principle of balance for all dimensions. Sustainable city development requires efforts to reduce: the number of unemployed, increasing crime, the number of traffic accidents, and high divorce. Finally, efforts to immediately respond to various unsustainability issues are part of an effort to avoid more serious chain effects. Keywords: urban development, sustainability account, unsustainability, policy responseAbstrakPerkembangan kota-kota di Provinsi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh anugerah sumber daya alam yang dimiliki wilayah itu. Saat ini, perkotaan di Kalimantan Timur menghadapi permasalahan pengangguran, lahan kritis, tingginya kriminalitas, dan kecelakaan lalu lintas. Hal itu menunjukkan bahwa perkotaan di Kalimantan Timur menghadapi permasalahan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini sangat menarik untuk dilakukan penyelidikan dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, studi ini menerapkan penilaian pembangunan berkelanjutan yang lebih komprehensif yang disebut Regional Sustainable Account (RSA). RSA adalah teknik perhitungan pembangunan berkelanjutan yang menggabungkan tiga perhitungan sekaligus yaitu perhitungan ekonomi, perhitungan lingkungan, dan perhitungan sosial. Pendekatan ini hasil modifikasi Location Quotient (LQ) yang dikombinasikan dengan Geographical Information System (GIS). Hasil studi menunjukkan bahwa pembangunan di perkotaan Kalimantan Timur mengalami ketidakseimbangan antardimensi; ekonomi, lingkungan, dan sosial. Diketahui pula bahwa perkotaan di Kalimantan Timur termasuk pada klasifikasi almost sustainable sampai dengan chronic unsustainable. Rekomendasi hasil studi untuk para pembuat kebijakan pembangunan daerah hendaknya melaksanakan pembangunan dengan prinsip keseimbangan untuk semua dimensi. Pembangunan kota yang sustainable membutuhkan upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran, meningkatnya kriminalitas, banyaknya kecelakaan lalu-lintas, dan tingginya perceraian. Akhirnya, upaya merespons dengan segera berbagai isu unsustainability adalah bagian dari usaha untuk menghindari efek berantai yang lebih serius. Kata kunci: pembangunan perkotaan, perhitungan keberlanjutan, ketidakberlanjutan, respons kebijakan
How Consumer Confidence Affects the Impact of Housing and Stock Market Wealth and Consumption? Evidence from Asian Countries [Bagaimana Kepercayaan Konsumen Memengaruhi Wealth Effect? Pasar Perumahan dan Pasar Saham terhadap Konsumsi? Bukti Empiris dari Negara-Negara Asia] Heru Santoso; Takeshi Inoue
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v10i2.1480

Abstract

This study explores the effect of consumer confidence in the impact of housing market and stock market wealth on private consumption for a panel of 10 Asian countries. This study using quarterly data from the 1st quarter of 2010 to the 4th quarter of 2017 and applies panel Fully Modified Ordinary Least Square (FMOLS) method to assess the long-term relationship between variables. The result shows that the inclusion of consumer confidence changes the previous impact of housing market wealth and stock market wealth on consumption. Particularly, the interaction between consumer confidence and housing market wealth has a positive and significant impact on consumption, which is different from the previous insignificant impact of housing market wealth on consumption. On the other hand, the interaction between consumer confidence and stock market wealth has a negative significant impact on consumption, which is different from the previous positive significant impact of stock market wealth on consumption. In addition, the supplementary findings of this study show (1) countries with higher financial sector development have stronger housing market and stock market wealth effect than countries with lower financial sector development and (2) countries with higher income level have stronger housing market and stock market wealth effect than countries with lower income level.Keywords: consumer confidence, consumption, housing market wealth, stock market wealth, panel FMOLSAbstrakStudi ini mengeksplorasi pengaruh kepercayaan konsumen terhadap wealth effect dari pasar perumahan dan pasar saham terhadap tingkat konsumsi di 10 negara Asia. Studi ini menggunakan data triwulanan dari kuartal pertama tahun 2010 hingga kuartal keempat tahun 2017 dan menggunakan metode panel Fully Modified Ordinary Least Square (FMOLS) untuk melihat hubungan jangka panjang antar variabel. Hasil studi menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap wealth effect dari pasar perumahan dan pasar saham terhadap tingkat konsumsi. Secara rinci, interaksi dari kepercayaan konsumen dan wealth effect dari pasar perumahan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap tingkat konsumsi, berbeda dengan wealth effect dari pasar perumahan yang sebelumnya tidak signifikan terhadap tingkat konsumsi. Di lain sisi, interaksi antara kepercayaan konsumen dan wealth effect dari pasar saham memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap tingkat konsumsi, berbeda dengan wealth effect dari pasar saham yang sebelumnya positif dan signifikan terhadap tingkat konsumsi. Selain itu, hasil studi ini juga menunjukkan bahwa (1) negara-negara dengan perkembangan sektor keuangan yang lebih tinggi memiliki wealth effect dari pasar perumahan dan pasar saham yang lebih kuat dibandingkan negara-negara dengan perkembangan sektor keuangan yang lebih rendah dan (2) negara-negara dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi memiliki wealth effect dari pasar perumahan dan pasar saham yang lebih kuat dibandingkan negara-negara dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah.Kata kunci: kepercayaan konsumen, konsumsi, wealth effect pasar perumahan, wealth effect pasar saham, panel FMOLS
Daya Saing, Ekuivalen Tarif, dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Ekspor Minyak Sawit Indonesia di Negara OKI Ghina Saarah Nibras; Widyastutik Widyastutik
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v10i2.1295

Abstract

Indonesia is the largest exporter of palm oil in the world. However, in recent years, Indonesian palm oil has been faced by several obstacles. Therefore, Indonesia is expected to be able to diversify the market, which making the Organization of Islamic Cooperation (OIC) member countries as aim export countries. This study aims to analyze the competitiveness of Indonesian palm oil, tariff equivalent, and factors that affect the demand of Indonesia’s palm oil exports to 28 OIC countries. The methods used in this research are Export Products Dynamics (EPD) and panel data regression. Method of analysis to estimate tariff’s equivalent is a gravity model. The result of the study shows that Indonesian palm oil has strong competitiveness in 15 OIC countries. In the other hand, Indonesian palm oil at other 13 OKI country occupy falling star, lost opportunity, and retreat position. It caused by many factors. Some OKI country able to produce palm oil and become producer of palm oil, and there are competitors in country of destination. The estimations results using the panel data regression method shows that Gross Domestic Product (GDP) per capita of the importing country, economic distance, price of exports, population of the importing country, and the real exchange rate have a significant effect on the volume of Indonesian palm oil exports to the OIC countries. The study also found that the non-tariff barriers imposed by the OIC countries on Indonesian palm oil are still low. The highest tariff equivalent import apllied by Benin, it reaches 19.67. Keywords: tariff equivalent, EPD, Gravity Model, palm oil, volume exportsAbstrakIndonesia merupakan negara pengekspor minyak sawit terbesar di dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, minyak sawit Indonesia dihadapi oleh beberapa hambatan. Oleh karena itu, Indonesia diharapkan mampu melakukan diversifikasi pasar, salah satunya dengan menjadikan negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) sebagai negara tujuan ekspornya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana daya saing, besarnya ekuivalen tarif, dan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor minyak sawit Indonesia di 28 negara OKI. Metode yang digunakan adalah Export Products Dynamics (EPD) dan regresi data panel. Metode analisis untuk mengestimasi ekuivalen tarif adalah model gravity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak sawit Indonesia memiliki daya saing yang cukup kuat pada 15 negara OKI. Sedangkan, minyak sawit Indonesia pada 13 negara OKI lainnya menempati posisi falling star, lost opportunity, dan retreat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adanya beberapa negara OKI yang juga merupakan produsen dari minyak sawit, serta adanya kompetitor di negara tujuan. Hasil estimasi menggunakan metode regresi data panel menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita negara importir, jarak ekonomi, harga ekspor, populasi, dan nilai tukar riil berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor minyak sawit Indonesia ke negara OKI. Penelitian ini juga menemukan bahwa negara OKI memberlakukan hambatan nontarif terhadap minyak sawit Indonesia walaupun besarannya relatif rendah. Nilai ekuivalen tarif impor tertinggi dikenakan oleh negara Benin sebesar 19,67.Kata kunci: ekuivalen tarif, EPD, Gravity Model, minyak sawit, volume ekspor
Analisis Spasial Produktivitas Setengah Penganggur di Indonesia Tahun 2017: Perbandingan dengan Sektor Primer [Spatial Analysis of Underemployment Productivity in Indonesia 2017: A Comparison with Primary Sector] Kadek Aris Prasetya; Ernawati Pasaribu
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v10i2.1353

Abstract

There are a large number of worker in Indonesia due to its high number of population. However, goverment should pay close attention to the worker's quality since it can cause problems in the economic structures integration. The quality of labor in each region can be measured by labor productivity. Labor productivity can be seen by underemployment rate, especially in primary sector. In analyzing underemployed workers, there is a possibility of inter-provincial linkages. This study aims to identify factors that affect productivity of underemployed workers, both direct and indirect effects and comparison with primary sector. The analytical method used is descriptive analysis and inferential analysis using spatial regression method. The results showed that the productivity of underemployed workers in all sectors and primary sector was affected by different spatial effects. Labor productivity of all sectors is influenced by spillover effect of independent variables, while in primary sector is influenced by spillover effect of independent variables and spatial effect of dependent variable. The productivity of workers in all sectors is more influenced by the level of education than the level of health, while in the primary sectors is more influenced by the level of health than the level of education. Wage and investment factors have a positive effect on all sectors and primary sector. This study recommends government to revitalize primary sector in order to integrate economic structure transformation and to improve quality of health, education, and investment to increase productivity.Keywords: productivity, underemployment, SLX, SDM, spillover effectAbstrakIndonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang tinggi, sehingga jumlah angkatan kerjanya juga tinggi. Namun apabila kualitas dari angkatan kerja tersebut rendah, maka hanya akan menimbulkan masalah dalam integrasi struktur ekonomi. Kualitas tenaga kerja daerah dapat diukur dengan nilai produktivitas pekerja. Salah satu faktor yang digunakan untuk melihat produktivitas pekerja adalah tingkat pekerja setengah menganggur khususnya pada sektor primer. Dalam menganalisis pekerja setengah menganggur terdapat kemungkinan adanya keterkaitan antarprovinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas pekerja setengah menganggur, baik efek langsung maupun tidak langsung serta perbandingannya dengan sektor primer. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif serta analisis inferensial dengan metode regresi spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas pekerja setengah menganggur di seluruh sektor dan sektor primer dipengaruhi oleh efek spasial yang berbeda. Produktivitas pekerja seluruh sektor dipengaruhi oleh spillover effect dari variabel independen, sedangkan pada sektor primer dipengaruhi oleh spillover effect variabel independen dan efek spasial variabel dependen. Produktivitas pekerja di seluruh sektor lebih dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dibandingkan tingkat kesehatan, sedangkan di sektor primer lebih dipengaruhi oleh tingkat kesehatan dibandingkan tingkat pendidikan. Tingkat upah dan tingkat investasi berpengaruh positif baik pada seluruh sektor maupun sektor primer. Penelitian ini merekomendasikan pemerintah untuk merevitalisasi sektor primer demi pengintegrasian perubahan struktur ekonomi serta meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, dan investasi demi peningkatan produktivitas.Kata kunci: produktivitas, setengah menganggur, SLX, SDM, efek tidak langsung
Determinan Ketergantungan Impor Beras di Indonesia [Determinants of Rice Import Dependency in Indonesia] Sahrul Paipan; Muhammad Abrar
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v11i1.1443

Abstract

Rice is the staple food for most Indonesian people, but the government tends to import rice to meet their excess demand. This study aims to analyze the determinants of rice import dependence in the Indonesia period 1992-2017. ECM Model is applied to reveal the effects between independent variables on rice imports short-term and the long-term. Secondary data is sourced from the World Bank, FAO, and BPS. The research results show that in the long run the rice production does not influence rice imports, but it is significant and positive in the short term. Rice consumption, rupiah appreciation, foreign exchange reserves, and domestic rice prices influence rice imports positively and significantly in the long and short term. Meanwhile, GDP influences rice imports negatively and relative prices do not significantly influence rice imports in the long run and also short run. Imports of rice are caused by the lack of maximum rice absorption by The Indonesian Logistic Bureau (Bulog) and increasing rice consumption. The government should absorb the surplus of farmer’s rice by establishing direct cooperation between the government and farmers. The community can support the food diversification policy with various food and nutritious food.Keywords: rice, import, consumption, production, ECMAbstrakBeras merupakan kebutuhan pokok utama bagi penduduk Indonesia, namun pemerintah cenderung mencukupi kelebihan kebutuhan permintaan beras dengan impor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan ketergantungan impor beras di Indonesia periode tahun 1992-2017. Model ECM digunakan untuk menjawab tujuan tersebut, baik melihat pengaruhnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang antara variabel bebas terhadap impor beras. Data sekunder bersumber dari World Bank, FAO dan BPS. Hasil penelitian menunjukkan dalam jangka panjang produksi beras tidak memengaruhi impor beras, namun dalam jangka pendek menjadi signifikan dan positif. Konsumsi beras, apresiasi rupiah, cadangan devisa, dan harga beras domestik berhubungan positif dan signifikan memengaruhi impor beras dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Di sisi lain, PDB memengaruhi impor beras dan harga relatif tidak signifikan memengaruhi impor beras, baik dalam jangka jangka pendek maupun panjang. Impor beras terjadi disebabkan karena kurang maksimal Bulog menyerap beras petani dan meningkatnya konsumsi beras. Pemerintah diharapkan mampu menyerap surplus beras yang dimiliki petani dengan menjalin kerja sama langsung. Sementara itu, masyarakat juga diharapkan mendukung kebijakan diversifikasi pangan dengan mengkonsumsi aneka ragam pangan dan pangan bergizi.Kata kunci: beras impor, konsumsi, produksi, ECM
Determinan Ketergantungan Impor Beras di Indonesia [Determinants of Rice Import Dependency in Indonesia] Paipan, Sahrul; Abrar, Muhammad
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v11i1.1443

Abstract

Rice is the staple food for most Indonesian people, but the government tends to import rice to meet their excess demand. This study aims to analyze the determinants of rice import dependence in the Indonesia period 1992-2017. ECM Model is applied to reveal the effects between independent variables on rice imports short-term and the long-term. Secondary data is sourced from the World Bank, FAO, and BPS. The research results show that in the long run the rice production does not influence rice imports, but it is significant and positive in the short term. Rice consumption, rupiah appreciation, foreign exchange reserves, and domestic rice prices influence rice imports positively and significantly in the long and short term. Meanwhile, GDP influences rice imports negatively and relative prices do not significantly influence rice imports in the long run and also short run. Imports of rice are caused by the lack of maximum rice absorption by The Indonesian Logistic Bureau (Bulog) and increasing rice consumption. The government should absorb the surplus of farmer’s rice by establishing direct cooperation between the government and farmers. The community can support the food diversification policy with various food and nutritious food.Keywords: rice, import, consumption, production, ECMAbstrakBeras merupakan kebutuhan pokok utama bagi penduduk Indonesia, namun pemerintah cenderung mencukupi kelebihan kebutuhan permintaan beras dengan impor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan ketergantungan impor beras di Indonesia periode tahun 1992-2017. Model ECM digunakan untuk menjawab tujuan tersebut, baik melihat pengaruhnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang antara variabel bebas terhadap impor beras. Data sekunder bersumber dari World Bank, FAO dan BPS. Hasil penelitian menunjukkan dalam jangka panjang produksi beras tidak memengaruhi impor beras, namun dalam jangka pendek menjadi signifikan dan positif. Konsumsi beras, apresiasi rupiah, cadangan devisa, dan harga beras domestik berhubungan positif dan signifikan memengaruhi impor beras dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Di sisi lain, PDB memengaruhi impor beras dan harga relatif tidak signifikan memengaruhi impor beras, baik dalam jangka jangka pendek maupun panjang. Impor beras terjadi disebabkan karena kurang maksimal Bulog menyerap beras petani dan meningkatnya konsumsi beras. Pemerintah diharapkan mampu menyerap surplus beras yang dimiliki petani dengan menjalin kerja sama langsung. Sementara itu, masyarakat juga diharapkan mendukung kebijakan diversifikasi pangan dengan mengkonsumsi aneka ragam pangan dan pangan bergizi.Kata kunci: beras impor, konsumsi, produksi, ECM