cover
Contact Name
Gede Arda
Contact Email
ardagede@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.beta.tep@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian)
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25023012     EISSN : 25023012     DOI : -
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) memuat hasil penelitian di bidang teknik biosistem (biosystem engineering). Cakupan dari jurnal ini merentang dari aplikasi ilmu keteknikan untuk pertanian. Diantara bidang ilmu tersebut, yang menjadi fokus adalah Bidang Manajemen Keteknikan Pertanian, Teknologi Pascapanen khususnya produk Hortikultura, Rekayasa dan Ergonomika, Konservasi Sumber Daya Alam, serta khusus tentang aplikasi Instrumentasi dan Sistem kontrol dalam bidang pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 344 Documents
Kajian pola titik layu tanaman paprika (Capsicum Annuum L.) dan kapasitas lapang pada beberapa media tanam I Made Gede Widnyana; S Sumiyati; I Wayan Tika
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.95 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola titik layu tanaman paprika (Capsicum annuum L.) dan kapasitas lapang pada beberapa media tanam yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yang terdiri dari tiga perlakuan menggunakan media tanam diantaranya, P1 : media arang sekam, P2 : media tanah campur kompos dengan perbandingan 2 : 1 dan dan P3 : media tanah. Kadar air kapasitas lapang, titik layu sementara dan air tersedia untuk seluruh perlakuan yang diamati mulai minggu ke-2 sampai minggu ke-14, kapasitas lapang pada media arang sekam, tanah campur kompos dan tanah yaitu berturut-turut dari 79,11% sampai 82,06%, 44,10% sampai 46,31%, dan 36,20% sampai 37,41%. Kadar air titik layu sementara pada arang sekam, tanah campur kompos dan media tanah yaitu berturut-turut mengalami penurunan dari 42,99% sampai 25,84%, 13,95% sampai 8,95% dan 14,39% sampai 10,23%. Air tersedia bagi taaman paprika pada media arang sekam, tanah campur kompos dan tanah yaitu berturut-turut mengalami peningkatan 5,20cm sampai 9,65cm, 5,72cm sampai 6,33cm dan 3,43cm sampai 4,86cm. The objective of this study were to determine of wilting point pattern and field capacity in cultivation of sweet pepper (Capsicum annuum L.) in diffferents planting medium. The methodology that used in this study was quantitative method. Three different planting medium were set namely : P1 : rice husk charcoal media , P2: soil and compost mixed media with 2 : 1 ratio and P3: soil media. The water content of field capacity, temporary wilting point and available water for all treatments were observed start in week 2 to week 14 field capacity on rice husk charcoal, soil and compost mixed and soil media that row from 79.11% to 82,06%, 44.10% to 46.31%, and 36.20% to 37.41%. While the soil mousture of temporary wilting point of rice husk charcoal, soil and compost mixed and soil media is descreased from 42,99% to 25,84%, 13,95% to 8,95% and 14,39% to 10,23%. Available water of sweet paper plants on rice husk charcoal, soil and compost mixed and soil that is row increased from 5,20 cm to 9,65 cm, 5,72 cm to 6,33 cm and 3,43 cm to 4,86 cm.
Pengaruh Waktu Steam Blanching dan Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Kimia serta Sensori Teh Daun Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ) I Nyoman Cahyadi Purnama; Pande Ketut Diah Kencana; I Made Supartha Utama
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.635 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p11

Abstract

Bambu " tabah " adalah salah satu varietas bambu yang hanya ditemukan di pulau Bali . " Tabah " daun bambu memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku untuk membuat teh yang dapat menghasilkan minuman dengan berbagai manfaat. Jika dimanfaatkan secara optimal, daun bambu " tabah " dapat diolah sebagai produk yang akan memberikan keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses blanching dan pengeringan uap terhadap aktivitas kadar air, pH, asam total, fenol total, dan teh daun bambu " tabah " organoleptik . " Tabah "Daun bambu diperlakukan dengan waktu blanching uap dengan variasi waktu, yaitu selama 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Setelah steam blanching, daun bambu" tabah "dikeringkan menggunakan oven dengan variasi suhu pengeringan 50 ° C, 60 ° C, dan 70 ° C. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pola faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah waktu blansing uap dan faktor kedua adalah suhu pengeringan.Hasil menunjukkan bahwa kombinasi terbaik dari perawatan berdasarkan penerimaan keseluruhan tes hedonis yang dihasilkan pada " tabah”Teh daun bambu adalah perlakuan waktu blansing uap 15 menit dengan suhu pengeringan 60 ° C (W2S2) yang menghasilkan 7,03% kadar air untuk kadar air SNI 8%, nilai pH 6,40, nilai asam total 0,94, total kadar fenol 54,95 , tes skor warna 4,47, tes skor aroma 4,87, tes skor rasa 4,60 dan tes keseluruhan penerimaan hedonis 4, 67. Bamboo “tabah” is one of the bamboo variety of which finds only in Bali island. "Tabah" bamboo leaves have the potential to be developed as raw materials for making tea that can produce drinks with various benefits. If utilized optimally, "tabah" bamboo leaves can be processed as a product that will provide an advantage. This study aims to determine the effect of steam blanching and drying process on the activity of water content, pH, total acid, total phenol, and organoleptic " tabah" bamboo leaf tea. "Tabah" bamboo leaves are treated with steam blanching time with a variation of time, namely for 10 minutes, 15 minutes and 20 minutes. After steam blanching, the "tabah" bamboo leaves are dried using an oven with variations in the drying temperature of 50 ° C, 60 ° C and 70 ° C. The research method used was an experimental method with a completely randomized design (CRD) factorial pattern consisting of two factors and repeated three times. The first factor is the steam blanching time and the second factor is the drying temperature. The results showed that the best combination of treatments based on the overall acceptance of hedonic tests produced on “tabah” bamboo leaf tea is the treatment of 15 minutes steam blanching time with a drying temperature of 60 ° C (W2S2) which produces 7.03% water content for SNI water content 8%, pH value 6.40, total acid value 0.94, total phenol content 54.95, color scoring test 4.47, aroma scoring test 4.87, taste scoring test 4.60 and overall acceptance hedonic test 4, 67.
Perancangan Sistem Irigasi Otomatis dengan Sensor Resistif Berbasis Kadar Air Tanah pada Tanaman Rukola (Eruca sativa) I Putu Agus Sumi Antara; I Wayan Tika; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 4 No 1 (2016): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.712 KB)

Abstract

Rukola (Eruca sativa) is a horticultural plants originating from the Mediterranean with a high of vitamins such as A, B complex, C, and K. Rukola can be growed well at low ambient temperatures with soil moisture content between 20% - 40%. Therefore, irrigation control system is required to obtain at the appropriate moisture content for rukola plants. The objective of this research was to build an automatic irrigation system with the resistive sensor based on soil moisture, that can perform automatic irrigation accordance optimal water content in rukola cultivation. The control system in this research was created using the multiplexing control system with resistive AC stainless steel sensors. The sensors was read the resistive of soil moisture that calibrated into a percent (%) of water content and displayed on the display per second. The output of the pump is controlled by limits of water content that programmed by the microcontroller AVR AT Mega 8535. Calibration control system conducted at field capacity and permanent wilting point. Automatic irrigation control system was able to work well with the limits defined soil moisture is 20% lower limit and 39% upper limit. The first testing results of control system I have R2 0.8462 with RMSE values 0.02 and control system II have R2 0.8603 with RMSE value 0.02. The second test of control system I have R2 0.8896 with RMSE value 0.01 and control system II have R2 0.9121 with RMSE value 0.02. If R2 that exceeds the value of 0.7 and RMSE (Root Mean Square Error) ? 0.1, then the performance of the automatic irrigation control system is working accurately.
Pengaruh Pemberian Uap Etanol dan Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu dan Masa Simpan Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour var. Microcarpa) Kadek Nindia Krisna Dewi; I Made Supartha Utama; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 1 (2020): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.233 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i01.p02

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh uap etanol dan suhu penyimpanan terhadap kualitas dan umur simpan buah siam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor berbeda. Faktor pertama adalah perlakuan uap etanol dengan 3 level volume; 0 ml, 3 ml, dan 6 ml. Faktor kedua adalah suhu penyimpanan, terdiri dari suhu kamar (28 ± 2 ?) dan suhu rendah (11 ± 1 ?). Parameter yang diukur adalah; penurunan berat badan, intensitas kerusakan, vitamin C, asam total, padatan terlarut total, warna, kekerasan, dan uji organoleptik. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian dan jika efek pengobatan signifikan, kemudian dilanjutkan dengan uji rentang berganda Duncan (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume etanol dan perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh signifikan terhadap penurunan berat badan, intensitas kerusakan, vitamin C, total padatan terlarut, warna, kekerasan, dan uji organoleptik. Umur siam jeruk dengan perlakuan etanol 3 ml dan 6 ml pada penyimpanan suhu rendah mencapai 30 hari.Kata kunci: Jeruk, Etanol, Temperatur Penyimpanan
Rancang Bangun Alat Penanam Dan Pemupuk Jagung (Zea mays) Tipe Tugal Semi Mekanis Yang Ergonomis I Wayan Sugiana; Ida Bagus Putu Gunadnya; Yohanes Setiyo
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.495 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan rancangan alat penanam dan pemupuk jagung yang mampu meringankan pekerjaan petani dalam budidaya jagung khususnya melakukan penanaman dan pemupukan dalam sekali proses kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah membuat prototipe alat penanam dan pemupuk jagung tipe tugal semi mekanis yang dilakukan pengujian pada lahan 100 m2 tanpa olah tanah dengan kondisi digenangi 2-3 hari sebelum tanam pada jarak tanam 25 cm dalam barisan dan 75 cm antar barisan. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa rata-rata keluaran benih jagung dan pupuk untuk setiap lubang tanam adalah 2 benih dan 31-40 gram pupuk dengan tingkat keberhasilan 86,88 % dan 95 %, kapasitas lapang efektif 0,0122 ha/jam, kapasitas lapang teoritis 0,0135 ha/jam dan kecepatan jalan penanaman 12 lubang/menit. The purpose of this research was to get a prototype of a maize planters and fertilizer that can simplify work of farmers in the cultivation of maize, especially planting and fertilizing in one work process. The method used in this research is to create a prototype of a planter and corn fertilizer semi-mechanical that tested on 100 m2 of land no-tillage with flooded conditions 2-3 days before planting at a spacing of 25 cm in a row and 75 cm between rows. The results of the test show that the average output of corn was 2 seed to each hole and 31-40 grams fertilizer with a success rate of 86,88 % and 95 %, effective field capacity 0,0122 ha/hour, theoretical field capacity 0,0135 ha/hour and the speed of planting was 12 hole/minute. The purpose of this research was to get a prototype of a maize planters and fertilizer that can simplify work of farmers in the cultivation of maize, especially planting and fertilizing in one work process. The method used in this research is to create a prototype of a planter and corn fertilizer semi-mechanical that tested on 100 m2 of land no-tillage with flooded conditions 2-3 days before planting at a spacing of 25 cm in a row and 75 cm between rows. The results of the test show that the average output of corn was 2 seed to each hole and 31-40 grams fertilizer with a success rate of 86,88 % and 95 %, effective field capacity 0,0122 ha/hour, theoretical field capacity 0,0135 ha/hour and the speed of planting was 12 hole/minute.
Analisis Rasio Prestasi Manajemen Irigasi pada Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Subak Kabupaten Tabanan I Kadek Arya Santika; I Wayan Tika; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.855 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p03

Abstract

Sistem subak adalah merupakan salah satu bentuk sistem irigasi yang mampu mengakomodasikan dinamika sistem sosio-teknis masyarakat setempat. Air irigasi dikelola dengan prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, harmoni dan kebersamaan, melalui suatu organisasi yang fleksibel yang sesuai dengan kepentingan masyarakat. Sistem irigasi erat kaitannya tentang pemberian air irigasi pada tanaman budidaya tanaman padi. Salah satu aspek yang akan dinilai dalam sistem irigasi adalah Rasio Prestasi Manajemen (RPM) irigasi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui klasifikasi RPM di suatu subak dengan pemberian skor pada masing-masing klasifikasi RPM. Perolehan data sekunder dilakukan dengan metode survey, pengamatan secara langsung dan pengukuran sedangkan data primer diperoleh dari BMKG Wilayah III Denpasar. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode Rasio Prestasi Manajemen (RPM) Irigasi. RPM irigasi setiap subak dinilai dengan menggunakan empat rentang nilai yaitu Baik bila 0.75 < RPM <1.25, Cukup bila 0.60 < RPM < 0.75 atau 1.25 < RPM < 1.40, Kurang 0.40 < RPM< 0.60 atau 1.40 <RPM<1.60 dan Sangat kurang bila RPM < 0.40 atau RPM >1.60 Hasil metode analisis rasio prestasi manajemen irigasi pada budidaya tanaman padi diperoleh RPM daerah hulu dari periode I sampai VII rasio prestasi manajemen irigasinya dengan nilai rata-rata 10.05 (Sangat Kurang) dan untuk daerah tengah RPM irigasi dari periode I sampai V nilai rata-ratanya 1.78 (Sangat Kurang), periode VI dengan nilai 1.56 (Kurang), periode VII dengan nilai 1.03 (Baik) sedangkan untuk subak daerah hilir diperoleh RPM irigasinya dari periode I sampai III dengan nilai rata-rata 2.25 (Sangat Kurang) dan untuk periode IV sampai VII dengan nilai rata-rata 0.92 (Baik). Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dinyatakan bahwa subak daerah hilir memiliki RPM irigasi untuk budidaya tanaman padi lebih baik dibandingkan dengan daerah hulu dan tengah. Subak system is one form of irrigation system that is able to accommodate the dynamics of the socio-technical system of the local community. Irrigation water is managed with the principles of justice, openness, harmony and togetherness, through a flexible organization that is in accordance with the interests of the community. Irrigation systems are closely related to the provision of irrigation water to rice cultivation plants. One aspect that will be assessed in an irrigation system is the Irrigation Management Performance Ratio (MPR). The purpose of this study is to determine the MPR classification in a subak by scoring in each MPR classification. Secondary data acquisition is done by survey method, direct observation and measurement, while primary data is obtained from BMKG Region III Denpasar. The data that has been collected will then be rated and analyzed. Irrigation MPR for each subak is assessed using four ranges of values: Good if 0.75 <MPR<1.25, Sufficient if 0.60 <MPR <0.75 or 1.25 <MPR<1.40, Less 0.40 <MPR <0.60 or 1.40 <MPR <1.60 and Very less if MPR<0.40 or MPR> 1.60. The results of the analysis method of irrigation management achievement ratio in the cultivation of rice obtained by the upstream area MPR from periods I to VII irrigation management achievement ratio with an average value of 10.05 (Very Less) and for the middle area of irrigation MPR from period I to V the average value is 1.78 (Very Less), period VI with a value of 1.56 (Less), period VII with a value of 1.03 (Good) while for the downstream subak the MPR was obtained from the I to III periods with an average value of 2.25 (Very Less) and for periods IV to VII with an average value of 0.92 (Good). Based on the results of the analysis, it can be stated that the downstream subak has an irrigation MPR for rice cultivation better than the upstream and middle regions.
PENGARUH TEKNIK BLEEDING DAN JENIS MEDIA PENDINGIN TERHADAP MUTU FILLET IKAN KAKAP PUTIH(Lates calcarifer Bloch) I Gede Widi Sedana; I Wayan Widia; Ni Luh Yulianti
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 3 No 2 (2015): Agustus
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.033 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik perdarahan dan jenis media pendingin pada kualitas fillet Barramundi (Lates calcalifer Bloch). Desain eksperimental dengan dua faktor, yaitu faktor teknik pendarahan dan faktor medium pendingin digunakan pada penelitian ini. Teknik pendarahan terdiri dari empat perawatan, yaitu tanpa perdarahan, satu luka, dua luka, dan ike-jime. Jenis faktor media pendingin terdiri dari empat perlakuan, yaitu tanpa media, air dingin, serpihan es, dan bubur es. Variabel yang diamati adalah visual, aroma, tekstur, suhu, pH, TPC, dan TVB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pendarahan dan jenis media pendingin mempengaruhi kualitas fillet Barramundi secara signifikan. Interaksi antara dua teknik pendarahan luka dan media pendingin bubur es menunjukkan hasil terbaik dengan nilai aroma, tekstur, pH, TVB, dan indikator kualitas TPC adalah 5,6 (agak segar), 7,07 (segar), 7,07 (segar), 7,34 (segar), 6,42 , 4,74 mg N / 100 g, masing-masing 4,30x10 ^ 3 koloni / g. The aimed of this research were to determine the effect of bleeding techniques and types of cooling mediumon the fillet’s quality of Barramundi (Lates calcalifer Bloch). Experimental design with two factors, namely bleeding technique factor and cooling medium factor was used on this research. Bleeding techniques consist of four treatments, i.e without bleeding, one wounded, two wounded, and ike-jime. Types of cooling medium factor consists of four treatments, i.e without media, cold water, ice flake, and ice slurry. Observed variables were visual, aroma, texture, temperature, pH, TPC, and TVB. The results showed that bleeding techniques and the types of cooling medium affected the fillet’s quality of Barramundi significantly. The interaction between two wounded bleeding technique and ice slurry cooling media showed the best result with the value of aroma,texture, pH, TVB, and TPC quality indicator was 5.6 (rather fresh), 7.07 (fresh), 7.34 (fresh), 6.42, 4.74 mg N/100 g, 4.30x10^3 colony/g, respectively.
Analisis Iklim Mikro di dalam Sungkup Plastik pada Budidaya Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa var. cripa L). I Kadek Ari Andika; Yohanes Setiyo; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 7 No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.798 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2019.v07.i01.p08

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis iklim mikro di dalam sungkup plastik dengan tinggi yang berbeda pada budidaya tanaman selada keriting dan (2) menentukan tinggi sungkup plastik yang sesuai dengan produktivitas tanaman selada keriting. Penelitian ini menggunakan rancang acak lengkap, terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan, yaitu: SP0 perlakuan tanpa sungkup, SP1 perlakuan sungkup plastik tinggi 80 cm dengan tinggi ventilasi 45 cm, SP2 perlakuan sungkup plastik tinggi 100 cm dengan tinggi ventilasi 45 cm, dan SP3 perlakuan sungkup plastik tinggi 120 cm dengan tinggi ventilasi 45 cm. Hasil penelitian pada perlakuan sungkup plastik dengan tinggi 120 cm memperoleh intensitas cahaya tertinggi sebesar 651.1 lux dan mendapatkan suhu udara tertinggi sebesar 24.10C. Sungkup plastik dengan tinggi 80 cm memperoleh kelembaban relatif tertinggi sebesar 76.3%. Perlakuan sungkup plastik tinggi 80 cm memperoleh produktivitas tertinggi sebesar 5,6 g/tanaman. The purpose of this study were to (1) analyze the microclimate within the plastic hood different heights for the cultivation of curly lettuce plants and (2) know the height of the suitable plastic hood on the productivity of the curly lettuce plant. This research using completely randomized design, with four treatments and three replications: SP0 treatment without hood, SP1 treatment of plastic hood height 80 cm with a height of 45 cm ventilation, SP2 treatment of plastic hood height 100 cm with a height of 45 cm ventilation, and SP3 treatment of plastic hood height 120 cm with height ventilation 45 cm. The result of this research on treatment of plastic hood height 120 cm obtain highest light intensity at 651.1 lux, got the highest temperature at 24.10C and treatment of plastic lid height 80 cm obtain highest relative humidity at 76.3%. The Treatment hood height plastic of 80 cm obtained the highest productivity of 5.6 g/plant.
Pengembangan Sistem Rantai Dingin Ikan Tongkol (Euthynnus Affini) Segar Untuk Pedagang Ikan Keliling I Ketut Wiranata; I Wayan Widia; Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.744 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan media pendingin es dengan penambahan garam dan perbandingan media pendingin es dengan bahan baku ikan terhadap mutu ikan segar. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan faktorial dengan dua faktor yaitu faktor penggunaan media pendingin es dengan penambahan garam dan faktor perbandingan media pendingin es dengan bahan baku ikan. Faktor penambahan garam terdiri dari empat perlakuan yaitu tanpa penambahan garam, garam sebanyak 10%, 12,5%, dan 15% dari jumlah es yang digunakan. Sedangkan faktor perbandingan media pendingin es dengan bahan baku ikan yaitu 1:1 dan 1:1,5. Parameter pengamatan dalam penelitian ini adalah lama waktu sistem rantai dingin, pH, organoleptik kesegaran, organoleptik bau, organoleptik tekstur, histamin, TVB, TPC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media pendingin es dengan penambahan garam dan perbandingan media pendingin es dengan bahan baku ikan, serta interaksi antar perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap mutu ikan segar. Interaksi perlakuan penambahan garam sebanyak 15% dan perbandingan 1:1 memberikan hasil terbaik pada mutu ikan segar dengan karakteristik, lama waktu sistem rantai dingin yaitu 11 jam 24 menit , nilai pH sebesar 6,25, kesegaran (8,4), bau segar (8,1), tekstur segar (8,0), histamin sebesar 7,90 mg/100 g, TVB sebesar 10,40 mg/100 g, TPC sebesar 7,4x103 koloni/g. This aims of this research were to determine the effect of the use of an ice cooling media with the addition of salt and ice cooling media comparisons with the raw materials of fish on the quality of fresh fish. This research used factorial experimental design with two factors, namely the use of ice cooling media with the addition of salt and ice cooling media comparison with raw fish. Factors adding salt consists of four treatments, without the addition of salt, the addition of salt 10%, 12.5%, and 15% of the amount of ice used. While factors ice cooling media comparisons with the raw materials of fish is 1:1 and 1:1.5. Parameters of observation in this research was the long time cold chain system, pH, organoleptic appearance, organoleptic odor, organoleptic texture, histamine, TVB, TPC. The results of this research indicating that the use of an ice cooling media with the addition of salt and ice cooling media comparisons with the raw materials of fish, as well as the interaction between treatments giving effect of good on the quality of fresh fish. The interaction addition of salt as much as 15% and the ratio of 1:1 gives the best results on the quality of fresh fish with characteristics, long time cold chain system of 11 hours and 40 minutes, the pH value of 6.25, a fresh appearance (8,4), the smell of fresh (8.1), the texture of fresh (8.0), histamine 7,90 mg / 100 g, TVB 10,40 mg / 100 g, TPC 7,4x103 colonies/g.
Efek Penambahan Limbah Makanan Terhadap C/N Ratio Pada Pengomposan Limbah Kertas Ni Ketut Rai Wulandari; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; I Made Anom Sutrisna Wijaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 1 (2020): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.3 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i01.p13

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan karbon dan nitrogen pada pengomposan limbah makanan dengan limbah kertas sehingga didapatkan komposisi campuran bahan yang menghasilkan kualitas kompos sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-20014. Bahan baku yang digunakan dalam pengomposan dalam penelitian ini yaitu limbah makanan dan limbah kertas. Proses pengomposan pada penelitian ini mengunakan bioreaktor Tahiron New Garden Bag 2 dengan perbandingan komposisi bahan limbah makanan dan limbah kertas yaitu: 1:1, 1:2, 1:3 dan 0:1 dimana limbah kertas sebagai kontrol. Pada proses pengomposan suhu dan pH diamati setiap hari selama 60 hari. Kadar air diamati setiap 4 hari sekali dan kadar C-organik (%), kadar Nitrogen (%) diamati setiap 7 hari sekali. Pada perlakuan 1:1 mengalami peningkatan suhu termofilik sebanyak 2 kali masing-masing pada hari ke 14 dan 34 sebesar 46 dan 46,3 oC. Sedangkan pada perlakuan 1:2 dan 1:3 hanya mampu mencapai suhu mesofilik. Perbandingan kandungan C/N ratio pada bahan baku limbah makanan dengan limbah kertas yaitu 1:1 sebesar 24,44, 1:2 sebesar 40,60, 1: 3 sebesar 52,06 dan 0:1 sebesar 71,81. Sedangkan kandungan C/N ratio pada kompos limbah makanan dengan limbah kertas yaitu 1:1 sebesar 12,06, 1:2 sebesar 37,00, 1:3 sebesar 42,85 dan 0:1 sebesar 104,84. Komposisi campuran bahan limbah makanan dan limbah kertas yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-20014 yaitu perlakuan 1:1 dengan kadar air akhir 35%, suhu akhir 23,3oC, pH akhir 7,2, dan ratio C/N akhir 12,6%.

Page 4 of 35 | Total Record : 344