cover
Contact Name
Ni Luh Gde Sumardani
Contact Email
-
Phone
+6281338996609
Journal Mail Official
fapetmip@gmail.com
Editorial Address
Gd. Agrokompleks Lt.1 Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Majalah Ilmiah Peternakan
Published by Universitas Udayana
ISSN : 08538999     EISSN : 26568373     DOI : https://doi.org/10.24843/MIP
Majalah Ilmiah Peternakan (MIP) diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Udayana. MIP terbit secara berkala, tiga kali dalam setahun, pada bulan Februari, Juni dan Oktober. MIP merangkum berbagai manuskrip di bidang peternakan seperti nutrisi, produksi, reproduksi, pasca panen (pengolahan dan tekhnologi) serta sosial ekonomi bidang peternakan. Manuskrip terbuka untuk para dosen dan peneliti yang berkaitan dengan bidang peternakan, serta terbuka untuk mahasiswa S1, S2, dan S3, dengan mengikuti kaidah yang telah ditetapkan oleh MIP.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2011)" : 7 Documents clear
PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN KULIT KACANG KEDELAI TERFERMENTASI DENGAN RAGI TAPE TERHADAP KARKAS DAN KADAR KOLESTEROL DAGING ITIK BALI JANTAN UTAMI, I A P.; BIDURA, I G.N.G.; WARMADEWI, D. A.; CANDRAWATI, D.P.M.A.; PUSPANI, E.; PARTAMA, I B. G.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.171 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Denpasar, Bali yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan 15%pakan serat (pollard dan kulit ari kacang kedelai) dengan dan tanpa terfermentasi dengan ragi tape (Saccharomycessereviseae) dalam ransum terhadap karkas dan kadar kolesterol daging itik bali jantan umur 2-8 minggu.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima macam perlakuandan lima kali ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan 4 ekor itik bali jantan umur dua minggudengan berat badan homogen (246±12,75 g). Ke lima perlakuan yang dicobakan, yaitu itik yang diberi ransum basaltanpa penggunaan kulit gandum, kulit ari kacang kedelai, dan ragi sebagai kontrol (A); ransum dengan penggunaankulit gandum 15% (B); ransum dengan kulit gandum 15% terfermentasi 0,20% ragi tape (C); ransum dengan penggunaankulit ari kacang kedelai 15% (D); dan ransum dengan kulit ari kacang kedelai 15% terfermentasi 0,20%ragi tape (E); Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, yaitu berat karkas, persentasekarkas, lemak abdominal, dan kadar kolesterol daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 15% pollard(B) dan 15% kulit ari kacang kedelai (D) ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat potong,berat karkas, dan persentase karkas itik, dibandingkan dengan kontrol (A). Penggunaan 15% pollard (C) dan kulitari kacang kedelai (E) terfermentasi ragi pada itik nyata (P<0,05) meningkatkan berat potong dan berat karkasitik dibandingkan dengan tanpa fermentasi, serta memberikan hasil yang sama (P>0,05) dibandingkan dengankontrol. Penggunaan 15% pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi, secara nyata (P<0,05) menurunkanpersentase lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwapenggunaan pollard dan kulit ari kacang kedelai 15% dalam ransum tidak berpengaruh terhadap karkas itik baliumur 2-8 minggu. Penggunaan 15% pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi dengan ragi tape dalam ransumdapat menurunkan lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik.
POLA PERTUMBUHAN DIMENSI PANJANG DAN LINGKAR TUBUH BABI LANDRACE SAMPURNA, I P; SUATHA, I K; MENIA, Z
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.336 KB)

Abstract

Penelitian pola pertumbuhan panjang dan lingkar tubuh babi Landrace dilakukan di kandang pembibitan diDesa Buduk Kabupaten Badung dan di kandang penggemukan di Desa Senganan Kabupaten Tabanan. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan panjang dan lingkar tubuh babi Landrace. Sampel yang digunakandalam penelitian ini terdiri dari 15 ekor jantan dan 15 ekor betina yang berasal dari 5 ekor induk. Pengukuranpanjang dan lingkar tubuh anak babi dilakukan setiap 3 minggu sekali, yaitu dimulai pada umur 0, 3, 6, 9, 12, 15,18 dan 21 minggu. Pengukuran panjang tubuh dilakukan dengan cara mengukur dari bagian anterior vertebraecervicales primum sampai tuber sacrale dengan menggunakan meteran, lingkar tubuh diukur dengan cara melingkariregion vertebrae lumbales primum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin berpengaruh sangatnyata (P<0,01) terhadap ukuran panjang tubuh, namun tidak berpangaruh nyata (P>0,05) terhadap ukuran tubuhbabi Landrace. Terdapat interaksi yang sangat nyata (P<0,01) antara jenis kelamin dengan umur terhadap ukuranpanjang dan lingkar tubuh babi Landrace. Panjang dan lingkar tubuh babi Landrace jantan dan betina mempunyaipola pertumbuhan logistik. Panjang tubuh babi Landrace jantan mempunyai kecepatan pertumbuhan lebih besardaripada yang betina, sedangkan lingkar tubuh babi Landrace jantan mempunyai kecepatan pertumbuhan lebihkecil daripada yang jantan
PARAMETER GENETIK SIFAT PRODUKSI DAN REPRODUKSI SAPI BALI DI DAERAH BALI ARDIKA, N.; INDRAWATI, R. R.; DJEGHO, JOHANES
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.059 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengestimasi parameter genetik sifat produksi yaitu nilai heritabilitas bobot sapihdan bobot setahun, nilai korelasi genetik antara bobot sapih dan bobot setahun. Dan mengestimasi parameter genetiksifat reproduksi yakni nilai ripitabilitas lama bunting, selang kawin setelah beranak dan selang beranak. Catatansifat produksi maupun reproduksi dikumpulkan pada populasi dasar pada Proyek Pembibitan dan PengembanganSapi Bali (P3Bali). Model rataan kuadrat terkecil dengan jumlah catatan yang tidak sama (unbalance design) meliputilokasi, musim kelahiran, jenis kelamin anak, dan paritas sebagai pengaruh tetap dan pejantan dalam lokasisebagai peubah acak. Catatan saudara tiri sebapak (paternal half-sibs) digunakan untuk mengestimasi nilai heritabilitasdan korelasi genetik, sedangkan estimasi nilai ripitabilitas dengan menggunakan komponen ragam. Nilaiheritabilitas bobot sapih didapatkan sebesar 0,34±0,14, bobot setahun sebesar 0,58±0,23, korelasi genetik antarabobot sapih dengan bobot setahun sebesar 0,94 dan nilai ripitabilitas lama bunting, selang kawin setelah beranakdan selang beranak berturut-turut 0,07; 0,06 dan 0,04. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitasbobot sapih dan bobot setahun dan korelasi genetik antara bobot sapih dan bobot setahun adalah tinggi, seleksibobot sapih akan efektif untuk meningkatkan bobot sapih dan bobot setahun. Nilai ripitabilitas lama bunting, selangkawin setelah beranak dan selang beranak adalah rendah. Perbaikan manajemen praktis sebelum dan setelahberanak perlu mendapatkan perhatian.
EFEKTIVITAS PENYULUHAN TERHADAP PEMAHAMAN FLU BURUNG SUARTHA, N.; WIDANA, K.; ANTHARA, M. S.; WIRATA, W.; SUKADA, M.; MAHARDIKA, G. N. K.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.759 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pemahaman masyarakat tentang fluburung. Penyuluhan dilakukan secara intensif sebanyak 20 kali pada setiap desa sampel. Kuisioner disebarkan sebanyakdua kali pada tiap desa yaitu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Responden dikatakan paham jikamampu menjawab dengan benar 6 dari 8 (80%) pertanyaan pada kuisioner. Responden yang menjawab benar di atas80% diberikan skor 3 (pemahaman tinggi), menjawab 50-75% diberi skor 2 (pemahaman sedang), dan menjawabdi bawah 50% diberi skor 1 (pemahaman rendah). Hasil dari analisis didapatkan, pemahaman responden sebelumpenyuluhan di Desa Beraban (skor 2,17) lebih rendah dibandingkan dengan responden di desa Takmung (skor 2,57)dan Banyubiru (2,43). Pemahaman responden di ketiga desa rendah terutama pada indikator mengetahui ciri-ciriflu burung pada manusia. Pemahaman masyarakat di ketiga desa sesudah penyuluhan mengalami peningkatan padasemua indikator dan tergolong tinggi (skor 3). Penyuluhan yang dilakukan secara intensif sebanyak 20 kali setiap desamampu meningkatkan pemahaman masyarakat, tetapi perlu dilakukan secara periodik untuk menyegarkan ingatanmasyarakat.
DISKRIPSI DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETERNAK PADA USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI BERSKALA KECIL SURANJAYA, I GEDE
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.339 KB)

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruhterhadap tingkat pendapatan peternak pada usaha penggemukan sapi bali skala kecil telah dilakukan di Desa DauhYeh Cane, Abiansemal-Badung. Penelitian menggunakan metode survai yang dilakukan terhadap 50 orang peternaksebagai responden yang dipilih secara purposif random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi nilai jualternak, biaya pemeliharaan, jumlah pemilikan ternak, lama waktu pemeliharaan, umur sapi bakalan, bobot badanawal, bobot badan akhir (saat dijual), kapasitas kerja dan curahan waktu kerja peternak serta jumlah pemberianpakan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan daftar pertanyaan, kemudian data yangdiperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk melihat peranan faktor-faktor produksi yang dilibatkan itu digunakanpendekatan model linear aditif dan kemudian analisis dilakukan dengan metoda regresi berganda, dilanjutkan denganstepwise. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan peternak secara nyata (P<0,05) dipengaruhibersama-sama oleh faktor skala pemilikan ternak (X1), umur bakalan (X2), lama pemeliharaan (X3), kapasitaskerja (X4), curahan waktu kerja (X5) dan jumlah pemberian pakan (X6) dengan nilai koefisien determinasi (R2) =0,591. Dari kesemua faktor tersebut maka faktor umur bakalan, lama waktu pemeliharaan dan jumlah pemberianpakan memberikan pengaruh yang nyata, namun faktor lama waktu pemeliharaan adalah faktor produksi yangmemberikan pengaruh yang paling besar terhadap tingkat pendapatan peternak dengan koefisien determinasi (R2)= 0,458.
PENGARUH TINGKAT PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN JAGUNG TERHADAP KOMPOSISI FISIK KARKAS BROILER YANG DIPELIHARA PADA KETINGGIAN TEMPAT ( ALTITUDE ) YANG BERBEDA PUSPANI, ENY; NURIYASA, I.M.; CANDRAWATI, DSK.P.M.A.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.315 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu di banjar Pande Desa Dajan Peken Tabanan dengan ketinggiantempat 50 m dari permukaan laut (dpl) merupakan dataran rendah dan di Stasiun Penelitian Fapet Unud, di DesaSobangan yang merupakan dataran sedang, dengan ketinggian tempat 300 m dpl. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui tingkat penggantian ransum komersial dengan jagung, yang paling sesuai pada ketinggian tempatpemeliharaan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola split-splot 2×3 dengan 3 kali ulangan.Sebagai main plot adalah Altitude atau ketinggian tempat pemeliharaan (A) yang terdiri dari daerah dataranrendah (A1) dan daerah dataran sedang (A2). Sebagai petak tambahan sub plot adalah tingkat penggantian ransumkomersial (R) yang terdiri dari (R0) 100% ransum komersial, tingkat penggantian ransum komersial dengan 10%jagung (R1) dan tingkat penggantian ransum komersial dengan 20% jagung (R2). Peubah yang diamati adalahberat hidup, berat karkas, prosentase karkas, prosentase komposisi fisik karkas (tulang, daging, lemak), serta datapenunjang yaitu suhu udara, kelembaban udara, megap-megap, konsumsi ransum, konsumsi energi, konsumsiprotein dan FCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan ayam pedaging pada perlakuan (A2) menghasilkanberat hidup, berat karkas, prosentase daging karkas nyata lebih tinggi (P<0,05) dari perlakuan (A1). Ayampedaging yang mendapat perlakuan R0 menghasilkan berat hidup, prosentase karkas dan prosentase lemak yangnyata lebih tinggi (P<0,05) dari perlakuan (R2). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidakterjadi interaksi yang nyata antara ketinggian tempat pemeliharaan dengan tingkat penggantian ransum komersialdengan jagung terhadap komposisi fisik karkas ayam pedaging.
PENGARUH MODEL LANTAI KANDANG DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI ANAK BABI LEPAS SAPIH ARIANA, I N.TIRTA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.292 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model lantai kandang terhadap penampilan produksi anakbabi lepas sapih. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial 3x2(3). Faktor pertamaterdiri dari model lantai kandang dari sekam (LS), model lantai kandang panggung (LP), dan model lantai kandangdari beton (LB). Faktor kedua terdiri dari jenis kelamin jantan kastrasi (KJ) dan jenis kelamin betina (KB). Diperoleh6 (enam) kombinasi perlakuan dan 3 (tiga) ulangan. Setiap ulangan menggunakan 20 ekor babi, sehinggajumlah anak babi yang dipergunakan sebanyak 180 ekor. Hasil penelitian menunjukkan, tidak terjadi interaksiantara jenis kelamin dengan model lantai kandang (P>0,05). Penampilan produksi anak babi pada model lantaisekam tidak berbeda nyata dengan penampilan produksi pada model lantai panggung (P>0,05), namun nyatalebih tinggi penampilan produksinya jika dibandingkan dengan anak babi yang dipelihara pada model lantai beton(P<0,05). Disimpulkan bahwa pemeliharaan anak babi dengan model lantai sekam dan model panggung menghasilkanpenampilan produksi yang lebih baik jika dibandingkan dengan anak babi yang dipelihara pada modellantai beton.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 27 No 1 (2024): Vol. 27 No. 1 (2024) Vol 26 No 3 (2023): Vol. 26 No. 3 (2023) Vol 26 No 2 (2023): Vol. 26 No. 2 (2023) Vol 26 No 1 (2023): Vol. 26 No. 1 (2023) Vol 25 No 3 (2022): Vol. 25 No. 3 (2022) Vol 25 No 2 (2022): Vol. 25 No. 2 (2022) Vol 25 No 1 (2022): Vol 25, No 1 (2022) Vol 24 No 3 (2021): Vol. 24 No. 3 (2021) Vol 24 No 2 (2021): Vol. 24 No. 2 (2021) Vol 24 No 1 (2021): Vol. 24 No. 1 (2021) Vol 23 No 3 (2020): Vol. 23 No. 3 (2020) Vol 23 No 2 (2020): Vol. 23 No. 2 (2020) Vol 23 No 1 (2020): Vol. 23 No. 1 (2020) Vol 22 No 3 (2019): Vol. 22 No.3 (2019) Vol 22 No 2 (2019): Vol. 22 No.2 (2019) Vol 22 No 1 (2019): Vol. 22 No.1 (2019) Vol 21 No 3 (2018): Vol 21, No 3 (2018) Vol 21 No 2 (2018): Vol 21, No 2 (2018) Vol 21 No 1 (2018): Vol 21, No 1 (2018) Vol 20 No 1 (2017): Vol 20, N0 1 (2017) Vol 20 No 3 (2017): Vol 20, No 3 (2017) Vol 20 No 2 (2017): Vol 20, No 2 (2017) Vol 19 No 3 (2016): Vol 19, No 3 (2016) Vol 19 No 2 (2016): Vol 19, No 2 (2016) Vol 19 No 1 (2016): Vol 19, No 1 (2016) Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015) Vol 18 No 2 (2015): Vol 18, No 2 (2015) Vol 18 No 1 (2015): Vol 18, No 1 (2015) Vol 17 No 3 (2014): Vol 17, No 3 (2014) Vol 17 No 2 (2014): Vol 17, No 2 (2014) Vol 17 No 1 (2014): Vol 17, No 1 (2014) Vol 16, No 1 (2013) Vol 15, No 1 (2012) Vol 14, No 1 (2011) Vol 13, No 3 (2010) Vol 13 No 1 (2010) Vol 12 No 3 (2009) Vol 11 No 1 (2008) Vol 10 No 3 (2007) Vol 10 No 2 (2007) Vol 10 No 1 (2007) Vol 9 No 3 (2006) Vol 9 No 2 (2006) Vol 9 No 1 (2006) Vol 8 No 3 (2005) Vol 8 No 2 (2005) Vol 8 No 1 (2005) Vol 7 No 2 (2004) More Issue