cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Farmasi Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23017716     EISSN : 26224607     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif, original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat. Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi, farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat, teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman serta evaluasi klinik obat
Arjuna Subject : -
Articles 322 Documents
Aliskiren: Direct Renin Inhibitor Baru pada Terapi Hipertensi Ni Putu Uma Sari Dewi; I Gusti Ayu Artini Ekajaya Amandari; Made Winda Krisnayanti; Made Ary Sarasmita
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.15 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2019.v08.i02.p01

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah meningkat secara kronis. Mengacu pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Bali memiliki proporsi hipertensi sebesar 19,9%. Beberapa studi epidemiologis menyebutkan bahwa risiko kerusakan berbagai organ vital secara langsung berkorelasi dengan peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, diperlukan keteraturan dalam mengontrol dan juga meminum obat antihipertensi. Obat antihipertensi yang umum digunakan saat ini adalah angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) dan angiotensin receptor blocker (ARB). Akan tetapi, temuan sebelumnya menyatakan bahwa ACEI dan ARB belum sepenuhnya efektif dalam menurunkan tekanan darah. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, ditemukan direct renin inhibitor baru yaitu aliskiren. Aliskiren dapat memblokade renin-angiotensin-aldosterone system (RAAS) pada level tertinggi, sehingga kemampuan aliskiren dalam menurunkan tekanan darah tidak dapat diragukan lagi. Aliskiren mampu menghambat konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I, sehingga dapat menurunkan tekanan darah secara berkelanjutan.
VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ?-MANGOSTIN PADA GEL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI Budari, M. K. S.; Dewantara, IG. N. A.; Wijayanti, N. P. A. D.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 4, No. 2, Tahun 2015
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.707 KB)

Abstract

?-mangostin merupakan salah satu derivat xanton yang terkandung dalam kulit buah manggis yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri pemicu jerawat yaitu Staphylococcus aureus. Dalam penelitian ini ekstrak kulit buah manggis diformulasikan dalam sediaaan gel. Untuk menjamin keamanan dan efektivitas dari sediaan obat, semua proses dan metode dalam pembuatan obat harus dikontrol dengan baik khususnya metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar zat aktif dalam sediaan. Dimana metode ini harus dapat menentukan kadar ?-mangostindengan tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji medote analisis yang digunakan. Metode analisis kuantitatif harus dapat memenuhi syarat dari beberapa parameter yaitu akurasi, presisi, rentang dan linieritas, batas deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ) dan spesifitas. Pada penelitian ini kadar ?-mangostindalam gel ditentukan dengan KLT-Spektrofotodensitometri dengan fase gerak campuran pelarut kloroform dan etil asetat dengan perbandingan 9:1 dan fase diam silika gel 60 F254. Hasil pemisahan kemudian dipindai dengan KLT-Scanner pada panjang gelombang 320nm yaitu panjang gelombang maksimum ?-mangostin. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa metode ini telah memenuhi kriteria penerimaan validasi yaitu akurasi 99,14%; presisi dengan KV<2%; Spesifikasi dengan korelasi spektrum >0,99; linieritas dengan r>0,99; batas deteksi (LOD) 17,1ng dan batas kuantitasi (LOQ) 105,4ng.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN CAPTOPRIL DALAM PENANGANAN HIPERTENSI PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP SANGLAH DENPASAR Wijaya N. D.; Udayani N. N. W.; Larasanty L. P. F.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 2, No. 2, Tahun 2013
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.623 KB)

Abstract

Antihipertensi yang dominan digunakan dalam penanganan hipertensi pada pasien stroke iskemik di RSUP Sanglah adalah golongan ACEI yaitu captopril tunggal. Banyak diskusi telah difokuskan pada peran antihipertensi golongan ACEI dalam terapi stroke dimana tidak ada hasil signifikan yang terlihat dari penggunaan ACEI tunggal. Dengan demikian dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui regimen terapi captopril tunggal yang meliputi dosis dan aturan pakai yang digunakan dalam penanganan hipertensi pada pasien stroke iskemik serta untuk melihat efektivitas terapi antihipertensi tersebut berdasarkan pencapaian target penurunan tekanan darah sistolik pasien sebesar 10 mmHg dalam 48 jam terapi. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan metode cross sectional. Subjek penelitian akan dikelompokkan berdasarkan regimen terapi captopril yang didapat. Pengolahan data dilakukan dengan uji one way ANOVA dan fisher test menggunakan program SPSS. Terdapat 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 regimen captopril tunggal yang digunakan dalam penanganan hipertensi pada pasien stroke iskemik yaitu regimen 3x6,25 mg (2 pasien), regimen 2x12,5 mg (7 pasien), regimen 3x12,5 mg (2 pasien), regimen 2x25  mg (15 pasien), regimen 3x25 mg (8 pasien), regimen 2x50 mg (1 pasien) dan regimen 3x50 mg (1 pasien) yang diberikan per oral. Penilaian efektivitas terhadap 3 regimen terapi captopril yang dominan digunakan yaitu regimen 2x12,5 mg, 2x25 mg dan 3x25 mg menunjukkan bahwa regimen terapi captopril dengan dosis 2x25 mg memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan 2 regimen lainnya dimana pencapaian target penurunan tekanan darah sistoliknya mencapai 33,33%. Namun secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pencapaian target terapi dengan perbedaan regimen tersebut (p=1,00) sehingga efektivitasnya dianggap sama.
Uji Hedonik Produk Foot Scrub Menggunakan Kulit Buah Naga Merah dan Air Rebusan Daun Pepaya D.M. Nita Pratiwi; P.P. Pramita Dewi; P.D. Wilantari; N.K. Cornelia Ayu Trisna; I P.Y. Astara Putra; N.P. Linda Laksmiani
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 6 No. 1, Tahun 2017
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.68 KB)

Abstract

Kulit buah naga merah memiliki kandungan alkaloid dan terpenoid yang memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Bakteri ini dapat tumbuh di kulit khususnya pada bagian telapak kaki. Daun pepaya mengandung enzim papain yang dapat digunakan untuk mengangkat sel kulit mati. Maka dari itu, kulit buah naga merah dan daun pepaya dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan foot scrub. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan uji hedonik terhadap produk foot scrub untuk mengetahui tingkat kesukaan aroma, tekstur, dan kenyaman penggunaan pada produk foot scrub yang menggunakan variasi essential oil. Metode yang digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil rata-rata produk foot scrub dengan 1 jenis essential oil yaitu chamomile oil lebih tinggi daripada produk foot scrub dengan campuran peppermint oil+chamomile oil dan produk foot scrub dengan campuran peppermint oil+chamomile oil+rose oil. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa produk foot scrub dengan penggunaan chamomile oil saja lebih disukai dibandingkan dengan formulasi yang lainnya.
UJI IN VITRO EKSTRAK ETANOL BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) TERHADAP DAYA MORTALITAS CACING GELANG BABI (Ascaris suum Goeze) Putra, B.P.A.; Astuti, K.W.; Dwinata, I.M.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 3, No. 2, Tahun 2014
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.55 KB)

Abstract

Industri peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Bali. Tingginya prevalensi ascariasis pada babi di Bali yang mencapai 39% menyebabkan kerugian ekonomi pada peternak. Penanggulangan ascariasis dengan obat cacing albendazole dapat menyebabkan terjadinya resistensi. Oleh karena itu, pengembangan potensi tanaman obat sebagai antelmintik perlu diteliti lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya mortalitas ekstrak etanol buah nanas (EEBN) pada Ascaris suum. Uji aktivitas dilakukan dengan menggunakan 7 perlakuan yang berbeda dan 2 kali ulangan. Kelompok I merupakan suspensi albendazole 0,06% b/v sebagai kontrol positif, kelompok II merupakan suspensi CMC-Na 0,5% b/v sebagai kontrol negatif, kelompok III-VII merupakan suspensi ekstrak etanol buah nanas dengan konsentrasi secara berturut-turut 0,5% b/v; 1% b/v; 2% b/v; 4% b/v; 8% b/v. Pengamatan dilakukan setiap 2 jam selama 40 jam untuk melihat mortalitas cacing. Daya mortalitas terhadap cacing Ascaris suum menunjukkan ekstrak etanol buah nanas dengan konsentrasi 2% b/v; 4% b/v; 8% b/v menunjukkan adanya aktivitas antelmintik dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat antelmintik pada babi.
UJI KEPEKAAN ANTIFUNGI FLUCONAZOLE DAN NISTATIN TERHADAP Candida albicans ATCC 10231 DENGAN METODE DIFUSI DISK N. L. P.V. Paramita,; I G.A.A. Trisnadewi; N.P.C. Pratiwi; N.M.P. Dwijayanti; N.L.P.P. Ardiyanti; P. S. Yustiantara; A.A.G.R.Y. Putra; I M.A.G Wirasuta
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 5, No. 1, Tahun 2016
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.884 KB)

Abstract

Sejumlah agen antifungi banyak digunakan dalam pengobatan infeksi candida. Obat antifungi fluconazole dan nistatin banyak digunakan dalam pengujian terhadap strain Candida albicans menggunakan metode difusi disk. Penggunaan fluconazole dan nistatin memberikan nilai diameter zona hambat yang berbeda ketika diujikan secara in vitro dengan metode difusi disk pada 3 strain Candida albicans. Tujuan penelitian ini adalah uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotik yang positif dalam menghambat Candida albicans ATCC 10231 beserta dosis efektifnya. Metode uji antifungi menggunakan Metode Difusi Disk. Sampel uji adalah Fluconazole dengan 6 variasi konsentrasi ( 64, 128, 256, 512, 1024, 2048 µg/mL) dan Nistatin dengan 6 variasi konsentrasi (200, 250, 300, 350, 400, 450 µg/mL). Aktivitas antifungi ditandai dengan munculnya daerah zona hambatan disekitar disk uji (ukuran 6 mm). Nilai diameter zona hambatan dianalisa secara deskriptif berdasarkan kategori respon hambat dari CSLI yaitu resistent (? 14 mm), intermediate (15 – 19 mm), susceptible (? 20 mm). Hasil penelitian menunjukkan Fluconazole mulai memberikan respon hambatan kategori resistent terhadap pertumbuhan Candida albicans ATCC 10231 pada konsentrasi 512 µg/mL (8,7 mm), kategori intermediate pada konsentrasi 1024 µg/mL (16,9 mm), dan kategori susceptible pada konsentrasi 2048 µg/mL (23,5 mm). Sedangkan nistatin mampu menghambat Candida albicans ATCC 10231 juga dengan kategori resisten mulai konsentrasi 350 µg/mL (6,1 mm), 400 µg/mL (6,7 mm), 450 µg/mL (8,1 mm). fluconazole memiliki kepekaan dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans ATCC 10231 dengan kategori susceptible sehingga dapat direkomendasikan dalam uji antifungi metode difusi disk.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Terpurifikasi Daun sirih hijau (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Widyaningtias N. M. S. R; Yustiantara P. S.; Paramita N. L. P.V.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 3, No. 1, Tahun 2014
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.226 KB)

Abstract

Daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan tanaman yang telah terbukti secara ilmiah memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Ekstrak terpurifikasi merupakan ekstrak yang telah terbebas dari komponen zat ballast yang dapat mengganggu suatu matriks bahan alam dalam menghasilkan aktivitas biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak terpurifikasi daun sirih hijau hijau (EPS) terhadap bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes). Uji aktivitas antibakteri menggunakann metode difusi disk. Sampel uji adalah empat variasi konsentrasi EPS (2,5 mg/mL; 5 mg/mL; 10 mg/mL; 20 mg/mL), kontrol negatif (CMC-Na 0,5% b/v), kontrol positif(Doksisiklin 30 ?g/disk). Berdasarkan penelitian ini, EPS memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes. Berdasarkan kategori kekuatan, EPS memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terhadap P. acnes pada konsentrasi 20 mg/mL. Sehingga, proses purifikasi terhadap daun sirih hijau hijau tidak menghilangkan kemampuannya dalam menghasilkan aktivitas antibakteri
PELAKSANAAN INTERVENSI PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (PPIA) DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2007-2011 Saputri, L. O; Niruri, R.; Kumara, K. D.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 2, No. 3, Tahun 2013
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.418 KB)

Abstract

Sejak dibentuknya program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2005, diketahui bahwa masih terdapat anak yang lahir dari ibu penderita HIV/AIDS yang didiagnosa berstatus HIV positif. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan intervensi PPIA di RSUP Sanglah Denpasar berupa penegakkan status HIV pada ibu hamil, penggunaan ARV perinatal pada ibu hamil yang positif terinfeksi HIV, persalinan yang aman, pemberian ARV profilaksis pada anak, tatalaksana pemberian makanan pada bayi, dan pemeriksaan diagnosik HIV pada anak. Penelitian observasional  dengan  jenis penelitian  cross-sectional ini dilakukan terhadap 29 pasangan ibu penderita HIV dan anak yang dilahirkannya yang mengikuti program PPIA di RSUP Sanglah Denpasar antara tahun 2007-2011 dengan status HIV anak telah diketahui. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa 29 ibu(100%) diketahui telah menegakkan status terinfeksi HIV sebelum kelahiran anak dan ARV diberikan sesegera mungkin bagi ibu-ibu tersebut.Dua puluh Sembilan anak(100%) yang dilahirkan oleh ibu  penderita HIV yang mengikuti program PPIA juga diberikan ARV profilaksis. Sebanyak 28 anak tersebut (96,55%) diketahui lahir secara seksio sesaria, sedangkan hanya 1 (3,45%) lahir pervaginam. Dua puluh sembilan(100%) anak tersebut diberikan formula eksklusif hingga usia 6 bulan. Setelah penegakkan diagnostik HIV pada anak dilakukan, diketahui bahwa seluruh (100%) anak tersebut berstatus HIV negatif.
Optimasi Konsentrasi Pulvis Gummi Arabicum (PGA) sebagai Emulgator Formulasi Emulsi Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa) i komang Subagia
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.678 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2019.v08.i01.p04

Abstract

Penyakit maag atau gastritis merupakan suatu keadaan pendarahan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut maupun kronis. Pengembangan sediaan emulsi ekstrak kunyit sebagai obat maag karena kandungan kurkumin pada ekstrak kunyit bersifat tidak larut dalam air dan kunyit memiliki rasa yang agak pahit. Penggunaan Pulvis Gummi Arabicum (PGA) sebagai emulgator karena dapat menghasilkan emulsi yang sangat stabil. Variasi konsentrasi PGA yaitu 25% dan 30%. Kedua formula yang dibuat memiliki warna coklat, berbau khas aroma mint, dan bertekstur kental. Nilai rheologi dan viskositas mengikuti Pseudoplastis. Pengujian redispersi pada formula 1 dan formula 2 menunjukkan 3 kali pengocokan pada formula 1 dan 2 kali pengocokan pada formula 2 untuk sediaan dapat terdispersi kembali secara homogen. Pada pengukuran pH Formula F1 memiliki pH 4,7, sedangkan formula F2 memiliki pH 4,79. Pengujian tipe emulsi dilakukan dengan metode pengenceran pada kedua formula menunjukkan tipe minyak dalam air. Pada penelitian ini konsentrasi 30% menghasilkan emulsi yang baik dengan waktu terdispersi kembali lebih cepat dibandingkan konsentrasi 25%. Berdasarkan hasil penelitian, bertambahnya konsentrasi emulgator PGA menghasilkan emulsi yang lebih baik.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata terhadap Berat Badan Mencit Betina Galur Balb/c selama Kebuntingan N.P. Ariantari; N. W. Erawati; I. Setyawati
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 4, No. 1, Tahun 2015
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.074 KB)

Abstract

Kedondong hutan (Spondias pinnata), famili Anacardiaceae, secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat batuk. Ekstrak daun S. pinnata dilaporkan memiliki aktivitas antituberkulosis terhadap Mycobacterium tuberculosis strain multi-drug resistant. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun S. pinnata terhadap berat badan mencit betina selama masa kebuntingan. Serbuk simplisia diekstraksi dengan etanol 80%, sehingga didapatkan ekstrak kental. Tiga puluh lima ekor mencit bunting dibagi menjadi lima kelompok, kelompok kontrol negatif diberi CMC Na 0,5% dan 4 kelompok lain diberikan ekstrak etanol daun S. pinnata dengan dosis 0,2; 1; 2; dan 5 g/kg BB yang diberikan secara oral pada hari ke 6-15 kebuntingan. Pengamatan berat badan mencit dilakukan setiap hari mulai dari hari ke 0-17 selama masa kebuntingan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol daun S. pinnata pada dosis 2 dan 5 g/kgBB secara signifikan menurunkan berat badan akhir mencit bunting. Pada dosis lebih rendah, pemberian ekstrak tidak mempengaruhi berat badan akhir mencit bunting.

Page 4 of 33 | Total Record : 322