cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 5 (2021)" : 10 Documents clear
Imunodiagnosis Tuberkulosis dengan Interferon Gamma Release Assay dan Uji Tuberkulin pada Anak dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus Nastiti Kaswandani; Dhyniek Nurul FLA; Jose R.L. Batubara
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.261-9

Abstract

Latar belakang. Tuberkulosis (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak. Diagnosis dini penting untuk menurunkan angka mortalitas TB pada infeksi HIV. Uji tuberkulin dan interferon gamma release assay [IGRA, QuantiFERON®-TB Gold In-Tube (QFT-GIT)] diharapkan dapat mendeteksi lebih dini adanya infeksi TB pada HIV. Laporan akurasi QFT-GIT dan uji tuberkulin pada anak dengan infeksi HIV bervariasi. Tujuan. Mengetahui akurasi diagnostik dari QFT-GIT dan uji tuberkulin dalam mendiagnosis TB pada anak usia 1 bulan-15 tahun dengan infeksi HIV. Metode. Penelitian potong lintang dilakukan pada 48 pasien HIV tersangka TB usia 1 bulan-15 tahun. Pengambilan data dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, foto toraks, uji tuberkulin, QFT-GIT, dan pemeriksaan bakteriologis (Xpert MTB/RIF dan biakan MGIT). Hasil. Angka kejadian TB adalah 20,9% (confirmed TB 4,2% dan possible TB 18,7%). Gambaran klinis anak yang terdiagnosis TB adalah batuk lama (90%), penurunan BB (80%), penurunan aktivitas (80%), pembesaran KGB (60%), dan demam lama (50%). Sensitivitas QFT-GIT terhadap possible TB adalah 38% (IK 95%: 12-77%), spesifisitas 100% (IK 95%: 98-100), NDP 100% (IK 95%: 98-100), sedangkan NDN 88% (IK 95%: 76-94). Sensitivitas uji tuberkulin terhadap possible TB adalah 29% (IK 95%: 8-64%), spesifisitas 97% (IK 95%: 87-100), NDP 67% (IK 95%: 21-94), sedangkan NDN 88% (IK 95%: 76-95%). Sensitivitas QFT-GIT terhadap pemeriksaan bakteriologis 50% (IK 95%: 9-91%), spesifisitas 96% (IK 95%: 85-99%), NDP 33% (IK 95%: 6-79%), sedangkan NDN 98% (IK 95%: 88-100%). Hasil akurasi uji tuberkulin terhadap pemeriksaan bakteriologis tidak dapat dinilai. Kesimpulan. Pemeriksaan dengan QFT-GIT untuk mendeteksi TB pada anak dengan infeksi HIV sedikit lebih unggul dibandingkan uji tuberkulin sehingga dalam pelayanan kedua pemeriksaan ini dapat menjadi pilihan sesuai ketersediaan dan kenyamanan pasien. 
Gambaran Karakteristik Ibu, Pengetahuan, dan Praktik Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada Bayi di Kota Pontianak Rini Andriani; Bambang Supriyatno; Damayanti Rusli Sjarif
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.277-84

Abstract

Latar belakang. Stunting adalah masalah malnutrisi balita di Indonesia. Di Kalimantan Barat, prevalensinya 33,3% berdasarkan data Riskesdas 2018. Praktik pemberian MPASI yang tidak optimal berkontribusi besar pada angka itu.Tujuan. Sebagai langkah awal dalam pencegahan stunting dilakukan survei untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu, pengetahuan, dan praktik pemberian MPASI pada bayi di kota Pontianak.Metode. Studi potong lintang dilakukan pada bulan November- Desember 2018 di tiga Puskesmas Kecamatan Kota Pontianak. Pengambilan sampel dan data primer dilakukan dengan metode consecutive sampling, wawancara dan pengisian kuisioner. Hasil. Didapatkan 110 ibu yang memenuhi kriteria inklusi dengan usia antara 26,9+5 tahun. Sebanyak 89,1% ibu memiliki gawai dan menggunakannya untuk mencari informasi nutrisi anak (82,7%). Ibu berpendapat informasi dari dokter (99,1%) yang paling terpercaya. Sebanyak 4,5% ibu memberikan MPASI dini dan 12,7% memberikan menu tunggal pada awal pemberian MPASI. Makanan pertama yang diberikan pada bayi usia 6 bulan terutama dari golongan karbohidrat dan ditemukan keterlambatan pemberian protein hewani. Sebanyak 20% ibu berpendapat bahwa garam dan gula tidak boleh diberikan pada bayi di bawah 1 tahun. Tidak semua ibu mengetahui manfaat pemberian minyak dalam MPASI dan masih terdapat 87,3% ibu yang berpendapat minyak tidak boleh diberikan pada usia di bawah 9 bulan. Dalam pemberian makan, terdapat ibu yang memberikan tontonan televisi/gawai saat makan (65,5%), memarahi (14,5%), dan memaksa anaknya untuk makan (11,8 %), Kesimpulan. Pengetahuan ibu yang kurang mengenai praktik pemberian MPASI berbasis bukti terkini masih menjadi penyebab utama praktik MPASI yang belum optimal. Intervensi edukasi yang menyeluruh melalui media gawai diperlukan untuk mengoptimalkan praktik pemberian MPASI oleh ibu.
Respons Awal Obat Antiepilepsi Monoterapi pada Pasien Epilepsi Baru Nurcahaya Sinaga; Dwi Putro Widodo; Setyo Handryastuti
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.270-6

Abstract

Latar belakang. Epilepsi merupakan satu dari penyakit neurologi yang sering menyebabkan disabilitas dan kematian. Prediktor terbaik dalam menentukan remisi epilepsi adalah respons awal terhadap OAE. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi respons awal terapi diantaranya etiologi epilepsi, jumlah kejang sebelum pengobatan, bentuk bangkitan kejang, status neurologi, usia awitan dan gambaran elektroensefalografi.Tujuan. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi respons awal OAE pada pasien epilepsi baru pertama kali.Metode. Penelitian merupakan penelitian kohort prospektif dengan melihat respons awal OAE pada anak penderita epilepsi baru selama 3 bulan yang berobat ke poliklinik rawat jalan RSUP dr Cipto Mangunkusumo sejak Januari 2017 sampai Agustus 2017. Faktor-faktor risiko dianalisis secara bivariat dan multivariat.Hasil. Insiden epilepsi baru adalah 21,9%. Karakteristik pasien epilepsi baru yang mendapat OAE monoterapi sebagian besar berumur ≥1 tahun. Etiologi struktural, awitan kejang ≥1 tahun, jumlah kejang sebelum pengobatan ≥10 ditemukan lebih banyak. Pasien epilepsi tanpa kelainan neurologi ditemukan lebih sedikit dibanding dengan kelainan neurologi. Sebagian besar pasien adalah dengan bangkitan kejang umum dan dengan gambaran kelainan EEG. Respons awal yang baik pada pasien epilepsi baru terhadap OAE monoterapi adalah 77,2% dalam 3 bulan pengobatan. Faktor yang berhubungan dengan respon awal baik adalah etiologi epilepsi, jumlah kejang, kelainan neurologi, bangkitan kejang, dan gambaran EEG. Sementara faktor risiko respons awal dalam 3 bulan pemberian OAE monoterapi adalah jumlah kejang dan gambaran EEG.Kesimpulan. Faktor yang berperan terhadap respons awal terapi OAE monoterapi adalah jumlah kejang dan gambaran EEG. 
Peran Bifidobacterium dalam Perkembangan Otak dan Tumbuh Kembang Anak Ahmad Suryawan; Rini Sekartini
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.325-30

Abstract

Pengetahuan tentang peran spesifik mikrobiota saluran cerna dalam perkembangan otak dan tumbuh kembang anak semakin menarik perhatian peneliti pada beberapa tahun terakhir. Hal tersebut disebabkan karena terakumulasinya bukti dari berbagai studi tentang komunikasi dua arah antara saluran cerna dan otak, yang digambarkan sebagai teori gut-brain axis. Salah satu mikrobiota yang mendapat perhatian khusus dalam hal ini adalah Bifidobacterium, yang berpotensi mempunyai peran khusus dalam perkembangan otak anak usia dini, Kolonisasi Bifidobacterium dalam saluran cerna paling dominan pada usia awal setelah lahir, yang terjadi paralel dengan periode kritis perkembangan sirkuit otak anak. Aplikasi klinis teori gut-brain axis lebih banyak terbukti pada studi eksperimental. Studi pada subyek anak mayoritas merupakan studi observasional dengan hasil yang tidak konsisten. Pemberian Bifidobacterium nampak menjanjikan sebagai regimen untuk terapi gejala gangguan tumbuh kembang. Namun bukti berbasis uji klinis masih sangat terbatas, dan menunjukkan hasil yang heterogen. Masih diperlukan bukti berbasis uji klinis acak-terkontrol yang dirancang dengan baik untuk memvalidasi efektivitas probiotik untuk terapi gangguan tumbuh kembang dalam hal identifikasi strain, dosis, dan waktu pengobatan yang sesuai dan standar. Peningkatan pemahaman tentang keilmuan gut-brain axis diharapkan membuka kemungkinan dimasa depan akan muncul terapi berbasis probiotik yang mempunyai efek terhadap berbagai kondisi otak dan tumbuh kembang anak
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Masalah Tidur Remaja Selama Pandemi Covid-19 Sri Hartini; Khairun Nisa; Elisabeth Siti Herini
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.311-7

Abstract

Latar belakang. Masalah tidur pada remaja selama pandemi Covid-19 dilaporkan sekitar 20-66%. Rendahnya dukungan sosial, gangguan akademik dan kesehatan fisik yang menurun, paparan informasi, pengetahuan dan sikap tentang kesehatan tidur berhubungan dengan masalah tidur dan kebiasaan tidur pada remaja. Tujuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran masalah tidur remaja dan faktor yang berhubungan selama pandemi Covid-19. Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Seratus empat (104) remaja berusia 12-15 tahun di Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara di rekruit menjadi responden penelitian. Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC), kuesioner pengetahuan dan sikap tentang tidur digunakan untuk mengukur masalah tidur, pengetahuan dan sikap tentang tidur. Uji regresi linear digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tidur remaja. Hasil. Prevalensi masalah tidur pada remaja selama pandemi Covid-19 sebesar 78%. Gangguan transisi tidur bangun merupakan jenis masalah tidur yang paling tinggi ditemukan (53%). Pengetahuan dan sikap tentang tidur berhubungan dengan masalah tidur remaja selama pandemik Covid-19. Kesimpulan. Sebagian besar remaja berusia 12-15 tahun mengalami masalah tidur selama pandemi Covid-19. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan masalah tidur adalah sikap remaja tentang kesehatan tidur.
Faktor Risiko Infeksi Tuberkulosis Milier dan Ekstraparu pada Anak Penderita Tuberkulosis Dewi Aryawati Utami; Ni Putu Siadi Purniti; Ida Bagus Subanada; Ayu Setyorini MM
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.290-6

Abstract

Latar belakang. Infeksi Mycobacterium tuberculosis dapat bermanifestasi klinis sebagai penyakit tuberkulosis (TB) paru maupun TB ekstraparu dan TB milier. Saat ini terdapat kekurangan data mengenai faktor risiko TB ekstraparu dan milier pada anak TB. Tujuan. Untuk mengetahui faktor risiko TB milier dan TB ekstraparu pada anak penderita TB.Metode. Penelitian analitik potong-lintang menggunakan data sekunder. Sampel direkrut secara konsekutif dari pasien TB anak yang rawat inap dan rawat jalan di RSUP Sanglah, Denpasar mulai dari Januari 2017 hingga Agustus 2019. Selama periode penelitian didapat 120 pasien rawat inap maupun rawat jalan yang memenuhi kriteria inklusi. Tigapuluh enam subyek dieksklusi karena data rekam medik tidak lengkap sehingga didapat 84 sampel, terdiri dari 42 subyek TB paru dan 42 TB milier/TB ekstraparu. Seluruh sampel adalah pasien TB yang terbagi menjadi TB paru dan TB ekstraparu.Hasil. Tuberkulosis paru ditemukan 42 kasus (50%), 35 kasus (41,7%) menderita TB ekstraparu, dan 7 kasus (8,3%) menderita TB milier. Status HIV positif [OR= 3,71, IK 95% 1,21 sampai 11,33, p=0,022] dan tanpa parut BCG [OR=5,02, IK 95% 1,18 sampai 21,26, p=0,029] merupakan faktor risiko TB milier dan TB ekstraparu. Kesimpulan. Status HIV positif dan tanpa parut BCG merupakan faktor risiko TB milier dan TB ekstraparu.
Hubungan Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung Roro Rukmi Windi Perdani; Dara Marissa Widya Purnama; Nisrina Afifah; Anugerah Indah Sari; Sabrina Fahrieza
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.304-10

Abstract

Latar belakang. Usia 0-3 tahun merupakan golden age period yang tepat untuk perkembangan anak. Perkembangan anak meliputi kemampuan gerak motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak adalah pemberian stimulasi. Tujuan. Mengetahui hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan anak usia 0-3 tahun di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.Metode. Desain penelitian ini kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional dan teknik consecutive sampling. Data merupakan data primer dengan instrumen kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya untuk menilai stimulasi ibu dan hasil skrining perkembangan dengan Denver II. Analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil. Pada 80 responden, 44 (55%) ibu memberikan stimulasi motorik kasar baik dan 36(45%) kurang, 39(48,8%) ibu memberikan stimulasi motorik halus baik dan 41 (51,2%) kurang. 46 (57,5%) ibu memberikan stimulasi bahasa baik dan 34(42,5%) kurang. 33(41,2%) ibu memberikan stimulasi personal sosial baik dan 47(58,8%) kurang. Anak dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial dalam kategori normal berturut-turut adalah 61 (76,2%), 61 (76,2%), 45 (56,2%) dan 68 (85%). Terdapat hubungan yang bermakna antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar (p= 0,004), motorik halus (p=0,025), bahasa (p=0,000) dan personal sosial (p=0,001).Kesimpulan. Terdapat hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan anak usia 0-3 tahun di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.
Perbandingan Ultrasonografi Paru dan Rontgen Dada sebagai Alat Bantu Diagnostik Pneumonia pada Anak Yosilia Nursakina; Tartila Tartila; Evita Bermanshah Ifran
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.318-24

Abstract

Latar belakang. Pemeriksaan Rontgen dada seringkali dilakukan pada pasien anak dengan pneumonia. Akan tetapi, pemeriksaan Rontgen dada memiliki sejumlah kekurangan, seperti meningkatkan paparan radiasi ionisasi pada anak, memiliki jeda lama dalam mengambil dan memproses gambar, angka false positive tinggi, dan potensi variabilitas antarpengamat. Sejumlah literatur terbaru menunjukkan bahwa USG memiliki akurasi tinggi dalam mendiagnosis pneumonia dibandingkan Rontgen dada, serta dianggap ideal dalam pemeriksaan pada anak karena bebas radiasi dan portabel.Tujuan. Membandingkan akurasi ultrasound paru dan Rontgen dada dalam menegakkan diagnosis pneumonia pada anak.Metode. Penelusuran literatur secara terstruktur dilakukan melalui Pubmed®, ScienceDirect®, Proquest®, Proquest®, Scopus®, ClinicalKey®, dan EBSCO®.Hasil. Studi meta-analisis Balk dkk menunjukkan bahwa USG memiliki akurasi tinggi dalam mendiagnosis pneumonia pada anak dengan sensitivitas 0,96 vs 0,87 dan spesifisitas 0,95 vs 0,98. Sementara studi Xin dkk menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas USG paru yang tinggi, yakni 0,93 dan 0,96 berturut-turut.Kesimpulan. Kedua studi yang ditelaah menunjukkan kecenderungan sensitivitas yang lebih tinggi pada modalitas USG dibandingkan dengan Rontgen dada.
Profil Klinis dan Laboratoris Infeksi Sitomegalovirus Kongenital di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Ruth Kania Permatasari; Agung Triono; Eggi Arguni
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.297-303

Abstract

Latar belakang. Sitomegalovirus (Cytomegalovirus/CMV) kongenital merupakan infeksi yang menimbulkan beban kesehatan yang berat bagi anak dan keluarga. Manifestasi infeksi CMV kongenital, antara lain, jaundice, trombositopenia, mikrosefali dan kalsifikasi intrakranial. Di Indonesia, data mengenai profil klinis dan laboratoris infeksi CMV kongenital belum banyak dilaporkan, terutama di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Tujuan. Mengetahui profil klinis dan laboratoris infeksi CMV kongenital pada pasien anak di RSUP Dr. Sardjito.Metode. Penelitian observasional ini dilakukan dengan melihat rekam medis pasien usia kurang dari 2 tahun dengan infeksi CMV kongenital, yang dirawat inap di RSUP Dr. Sardjito dari Januari 2012 sampai Juli 2017. Hasil. Selama periode penelitian terdapat 36 pasien dengan infeksi CMV kongenital. Manifestasi klinis yang paling mendominasi adalah tetraparesis spastik (12,5%), mikrosefali (25,81%), hepatomegali (22,86%), sensory neural hearing loss (SNHL) (23,81%), atrofi cerebri (40,00%), dan kalsifikasi intrakranial (72,73%). Manifestasi laboratoris ditemukan IgG positif 100%, IgM positif 30,30%, antigenemia positif 100%, anemia 50,00%, neutropenia 40,00%, peningkatan SGPT 61,11%, dan bilirubinemia 75,00%. Kesimpulan. Manifestasi klinis berdasarkan pemeriksaan klinis yang paling banyak ditemui adalah mikrosefali dan manifestasi laboratoris yang paling banyak ditemui adalah IgG positif dan antigenemia positif.
Gambaran Klinis dan Karakteristik Neonatus dari Ibu Terkonfimasi Covid-2019 di Rumah Sakit Dr. Soetomo Risa Etika; Kartika Darma Handayani; Setya Mithra Hartiastuti; Virani Diana; Aminuddin Harahap; Oktavian Prasetya; Melinda Masturina
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.285-9

Abstract

Latar belakang. Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, China dan telah menyebar ke seluruh dunia. Data ibu hamil dan bayi baru lahir belum banyak dipublikasikan.Tujuan. Untuk mendeskripsikan gambaran dan karakteristik klinis neonatus yang lahir dari ibu dengan infeksi severe acute respiratory syndrome-coronavirus (SARS-CoV-2) perinatal.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang dilaksanakan di ruang perawatan neonatal intensive care unit (NICU) Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya pada tanggal April - Oktober 2020. Populasi adalah neonatus yang lahir dari ibu terkonfimasi COVID-19 di di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Data diperoleh dari rekam medik.Hasil. Total terdapat 109 ibu dengan hasil pemeriksaan positif reverse transcription - polymerase chain reaction (RT PCR) COVID-19, dan hanya 2 bayi dengan hasil RT-PCR COVID-19 positif. Usia rata-rata ibu hamil 28±5,9 tahun. Duapuluh sembilan bayi (26,61%) lahir kurang bulan. Cara persalinan didominasi oleh sectio caesaria sebanyak 64 ibu hamil (58,72%). Terdapat 23 bayi (21,11%) lahir dengan berat badan lahir <2500 gram dan 3 bayi dengan hasil negatif RT-PCR COVID-19 meninggal.Kesimpulan. Saat ini belum terbukti adanya penularan secara vertikal COVID 19, sementara itu transmisi horizontal diperkirakan sebagai sumber infeksi pada neonatus. Penerapan protokol kesehatan terbukti efektif mencegah infeksi terhadap neonatus. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue