cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 3 (2021)" : 10 Documents clear
Laporan kasus berbasis bukti: Antibiotic Stewardship Sebagai Upaya Mengurangi Pemakaian Antibiotik pada Sepsis Neonatus Awitan Dini Rinawati Rohsiswatmo; Dion Darius Samsudin
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.197-204

Abstract

Latar belakang. Pemberian antibiotik secara tidak rasional meningkatkan resistensi. Antibiotic stewardship program (ASP) adalah strategi untuk mengurangi pemakaian antibiotik pada kasus sepsis neonatus awitan dini (SNAD) di unit perinatologi.Tujuan. Mengurangi pemakaian antibiotik di unit perinatologi dengan ASP. Metode. Penelusuran literatur elektronik PubMed, Cochrane dan Google Scholar dengan kata kunci ”antibiotic stewardship” atau “antibiotic duration” dan “perinatology” dan “neonatal sepsis” dalam 6 tahun terakhir (2013-2019). Hasil. Uji klinis acak terkontrol oleh Rohatgi dkk mencakup 132 bayi dengan SNAD, diberikan antibiotik empiris selama 7 dan 10 hari. Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada durasi pemakaian oksigen, inotropik, transfusi darah dan waktu minum enteral penuh (p>0,05). Cantey dkk melakukan studi time series prospektif dengan menghentikan antibiotik setelah 48 jam terhadap 2502 bayi berat lahir <2100 gram dengan SNAD, hari pemakaian antibiotik menurun 27% (p<0,0001). Studi time series restrospektif pada 537 bayi dengan diagnosis SNAD oleh Grant dkk melakukan pemeriksaan c-reactive protein (CRP) pada usia 36 jam dan pemberhentian antibiotik empiris setelah 48 jam. Angka kepatuhan tenaga medis pada akhir penelitian mencapai 97,5%, dan pemakaian antibiotik lebih dari 48 jam menurun dari 50,4% menjadi 0,8% (p<0,0001). Kesimpulan. Antibiotic Stewardship Program dapat mengurangi pemakaian antibiotik untuk kasus SNAD pada unit perinatologi.
Korelasi antara Nilai Red Cell Distribution Width dengan Fungsi Ventrikel Kiri pada Anak dengan Gagal Jantung Akibat Penyakit Jantung Rematik Carla Pusparani; Sri Endah Rahayuningsih; Dida Akhmad Gurnida
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.158-63

Abstract

Latar belakang. Proses inflamasi berkaitan dengan kondisi anisositosis dan gagal jantung yang terjadi secara paralel sehingga menjadikan red cell distribution width (RDW) sebagai penanda yang handal untuk disfungsi jantung. Di negara berkembang, gagal jantung pada anak paling banyak diakibatkan oleh penyakit jantung rematik (PJR). Penelitian mengenai korelasi antara nilai RDW dan fungsi ventrikel kiri yang dinilai dengan ekokardiografi pada anak dengan gagal jantung akibat PJR belum pernah dilakukan sebelumnya.Tujuan. Mengetahui korelasi antara nilai RDW dengan fungsi ventrikel kiri pada anak dengan gagal jantung akibat PJR.Metode. Penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang pada pasien gagal jantung akibat PJR yang berusia <18 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin periode September 2020–Februari 2021. Anamnesis, pemeriksaan fisis, laboratorium, dan ekokardiografi dilakukan pada semua subjek. Penilaian fungsi ventrikel kiri berdasarkan pengukuran fraksi ejeksi (EF), pemendekan fraksi (FS), gelombang E, A, dan rasio E/A. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil. Kami melakukan analisis pada 34 subjek. Kelompok usia terbanyak 11–15 tahun (64,7%). Derajat keparahan gagal jantung terbanyak adalah NYHA kelas II (41,1%). Rata-rata hasil EF, FS, gelombang E, gelombang A, dan rasio E/A subjek penelitian adalah 68,2%; 38,64%; 1,34 cm/detik, 0,85 cm/detik, dan 1,72. Terdapat perbedaan bermakna pada gelombang A dan E antara RDW normal dan tinggi (p<0,05). Terdapat korelasi signifikan antara nilai RDW dengan gelombang E pada anak dengan gagal jantung akibat PJR (r 0,471; p=0,005).Kesimpulan. Peningkatan nilai RDW berkorelasi sedang dengan fungsi ventrikel kiri pada anak dengan gagal jantung akibat PJR.
Hubungan Riwayat Keluarga, Berat Bayi Lahir, Usia Gestasi, dan Riwayat Konsumsi Susu Formula dengan Penyakit Refluks Gastroesofagus pada Bayi Usia 3 Minggu – 12 Bulan Puthisari Zonya Jannata; Yusri Dianne Jurnalis; Muhammad Hidayat
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.178-84

Abstract

Latar belakang. Penyakit Refluks Gastroesofagus (PRGE) merupakan kondisi isi lambung kembali ke esofagus atau orofaring kemudian menimbulkan gejala dan/atau komplikasi pada bayi. Patofisiologi PRGE tidak terlepas dari adanya berbagai faktor risiko pada bayi, seperti riwayat keluarga dengan PRGE, berat bayi lahir, usia gestasi, dan riwayat konsumsi susu formula.Tujuan. Mengetahui hubungan riwayat keluarga PRGE, berat bayi lahir, usia gestasi, dan riwayat konsumsi susu formula dengan PRGE pada bayi usia 3 minggu – 12 bulan di Puskesmas Andalas.Metode. Studi potong lintang dilakukan pada Februari-Maret 2021 terhadap 82 bayi usia 3 minggu – 12bulan di Puskesmas Andalas, Padang. Data didapatkan dengan wawancara orang tua bayi menggunakan kuesioner PRGE IDAI dan kuesioner GERD-Q yang sebelumnya sudah menandatangi lembar persetujuan orang tua. Hasil. Bayi usia 3 minggu-6 bulan dan berjenis kelamin laki-laki paling banyak didapat PRGE. Hasil uji chi-square didapatkan riwayat keluarga PRGE (p=0,455), berat bayi lahir (p=0,029), usia gestasi (p=0,022), dan riwayat konsumsi susu formula (p=0,033) Hasil analisis regresi logistik didapatkan riwayat konsumsi susu formula menjadi faktor paling dominan dengan kejadian PRGE pada bayi dengan OR=3,210. Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara berat bayi lahir, usia gestasi, dan riwayat konsumsi susu formula dengan kejadian PRGE pada bayi.
Faktor Risiko Terhadap Kejadian Gangguan Koagulasi pada Neonatus Ima Sonia; Kamilah Budhi; Moedrik Tamam; Indrayani Padmosoedarso
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.164-70

Abstract

Latar belakang. Perdarahan pada neonatus merupakan 10% penyebab kematian di NICU. Deteksi awal perdarahan sering terlambat sebab tidak semua neonatus dengan pemanjangan faktor koagulasi bermanifestasi perdarahan. Diperlukan tindakan deteksi dini pada neonatus dengan faktor risiko penyakit perdarahan (skrining prothrombin time (PT) dan partial thromboplastin time with kaolin (PTTK)). Tujuan. Meneliti faktor maternal dan neonatal terhadap gangguan koagulasi pada neonatus. Metode. Studi kasus kontrol dengan 45 subjek pada kelompok kasus dengan pemanjangan studi koagulasi (PT dan PTTK) dan 45 subjek pada kelompok kontrol dengan studi koagulasi normal di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RS Telogorejo (Semarang Medical Centre) antara tahun 2016-2017. Faktor risiko didapat dari anamnesis dan data rekam medik. Analisis data menggunakan chi square lanjut analisis multivariat regresi logistik ganda (Backward Wald).Hasil. Preeklampsia (RO 4,26; p=0,018) dan Kecil Masa Kehamilan (KMK) (RO 4,52; p=0,042) adalah faktor risiko signifikan terhadap pemanjangan PT dan PTTK neonatus. Faktor risiko maternal dan neonatal lain yaitu korioamnionitis, obat dikonsumsi ibu (antikoagulan /antikonvulsan), Bayi Kurang Bulan, asfiksia, sepsis, penyakit hati tidak terbukti sebagai faktor risiko pemanjangan PT dan PTTK. Kesimpulan. Preeklampsia dan KMK merupakan faktor risiko signifikan secara statistik terhadap pemanjangan PT dan PTTK pada neonatus. Preeklampsia adalah faktor risiko paling kuat berpengaruh terhadap pemanjangan PT dan PTTK pada neonatus.
Perbedaan Kualitas Hidup pada Remaja Talasemia Mayor dengan Gizi Kurang dan Gizi Baik menggunakan Instrumen PedsQL Kurniawan Adi Putranto; Harsono Salimo; Muhammad Riza
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.171-7

Abstract

Latar belakang. Remaja dengan penyakit kronis sering mengalami penurunan kualitas hidup. Talasemia beta mayor merupakan kelainan herediter autosomal resesif yang disebabkan karena tidak adanya atau berkurangnya sintesis rantai β-globin dan membutuhkan waktu berobat yang lama. Kondisi tersebut dapat memengaruhi kualitas hidup.Tujuan. Menganalisis pengaruh status gizi terhadap kualitas hidup pasien remaja dengan talasemia mayor.Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain studi cross sectional. Remaja talasemia mayor usia 10-18 tahun yang berkunjung ke poliklinik hematologi RS Dr. Moewardi dari bulan Desember 2020 – Januari 2021 dan memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan dalam penelitian. Pasien diminta mengisi penilaian kualitas hidup menggunakan PedsQL.Hasil. Sebanyak 34 remaja talasemia dengan usia 10-18 tahun mengikuti penelitian ini, terdiri dari 17 gizi baik dan 17 gizi kurang. Terdapat perbedaan kualitas hidup pada gizi kurang dan gizi baik. Sebanyak 76% pada kelompok gizi kurang mengalami penurunan kualitas hidup dan 47% pada kelompok gizi baik. Sebagian besar remaja talasemia mayor mengalami penurunan kualitas hidup pada domain emosi dan secara total pada penilaian kualitas hidup.Kesimpulan. Terdapat perbedaan kualitas hidup pada remaja talasemia mayor dengan gizi kurang dan gizi baik. Domain emosi merupakan penurunan kualitas hidup yang paling terdapat perbedaan.
Pengaruh Pola Asuh terhadap Perilaku Makan Anak Usia 4-6 Tahun Noor Maziyati Nida; Fitri Hartanto
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.150-7

Abstract

Latar belakang. Perilaku makan yang terbentuk saat dewasa diawali oleh perilaku makan di usia anak-anak. Faktor lingkungan terdekat yang berpengaruh pada perilaku makan adalah keluarga diantaranya pola asuh orangtua. Beberapa penelitian menyebutkan terdapat hubungan pola makan remaja dengan pola asuh orangtua.Tujuan. Menganalisis hubungan pola asuh terhadap perilaku makan anak usia 4-6 tahun.Metode. Penelitian dengan desain cross-sectional, dilaksanakan di beberapa TK di Semarang dengan subyek orangtua dan anak usia 4-6 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemilihan subyek dilakukan dengan teknik consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 153 subyek. Data perilaku makan diperoleh melalui Children Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ), sedangkan data pola asuh melalui kuesioner pola asuh. Analisis data menggunakan uji koefisien kontingensi.Hasil. Sebanyak 125 (82,4%) anak mendapatkan pola asuh demokratis, 18 (11,1%) pola asuh otoriter dan 10 (6,5%) permisif, 72,5% di antaranya adalah penyuka makanan dan 27,5% penghindar makanan. Terdapat korelasi sangat lemah pola asuh demokratis terhadap terhadap perilaku makan (r=0,197;p=0,013). Terdapat korelasi sangat lemah pola asuh permisif terhadap terhadap perilaku makan (r=0,189;p=0,017).Tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara pola asuh otoriter terhadap perilaku makan.Kesimpulan. Penelitian ini memberikan informasi dengan menunjukkan adanya pengaruh pola asuh demokratis dan permisif terhadap perilaku anak, tetapi tidak ada korelasi pada pola asuh otoriter.
Korelasi antara Neutrophil-Lymphocyte Ratio dan NT-proBNP pada Pasien Gagal Jantung Anak Akibat Penyakit Jantung Rematik Syahradian Hasbrima; Sri Endah Rahayuningsih; Dany Hilmanto
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.191-6

Abstract

Latar belakang. Penyakit jantung rematik (PJR) merupakan penyebab paling sering gagal jantung anak didapat terutama di negara berkembang. Pemeriksaan penanda gagal jantung seperti N-terminal pro brain natriuretic peptide (NT-proBNP) dapat membantu dalam melakukan diagnosis. Neutrophil-lymphocyte ratio (NLR) merupakan penanda inflamasi yang mudah dilakukan dan sudah digunakan dalam berbagai penyakit kronis.Tujuan. Mengetahui korelasi antara nilai NLR dengan kadar NT-proBNP pada pasien gagal jantung anak akibat PJR.Metode. Penelitian analitik observasional dengan studi potong lintang. Data berasal dari register gagal jantung anak akibat penyakit jantung rematik Divisi Kardiologi Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2020 dan sampel BBT penelitian sebelumnya. Populasi penelitian ini adalah anak berusia <18 tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Kadar NT-proBNP diperiksa menggunakan ELISA Kit Elabscience Catalog No: E-EL-H0902. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman dengan aplikasi SPSS 22.Hasil. Total subjek penelitian 34 anak dengan usia median 14 tahun. Subjek penelitian paling banyak terdapat pada kelompok usia 11-<16 tahun (65%). Sebanyak 23 (67%) subjek berada pada derajat gagal jantung ringan berdasarkan klasifikasi NYHA kelas I-II. Keterlibatan katup paling banyak mencakup kerusakan katup mitral dan aorta. Peningkatan kadar NT-proBNP terdapat pada 18 subjek (53%). Rata-rata nilai NT-proBNP adalah 388,09 pg/ml (20-2500 pg/ml) dan NLR 1,79 (0,57-5,27). Hasil analisis korelasi antara NLR dan NT-proBNP menunjukkan tidak terdapat korelasi dengan nilai r=0,054 (p=0,382).Kesimpulan. Penelitian ini tidak menemukan korelasi antara nilai NLR dan kadar NT-proBNP pada pasien gagal jantung anak akibat PJR.
Prevalensi Tanda dan Gejala serta Keterlibatan Tim Multidispliner dalam Perawatan Paliatif Pasien Leukemia Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Samalalita Rahmatina; Sri Mulatsih; Eggi Arguni; Sudadi Sudadi
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.185-90

Abstract

Latar belakang. Perawatan paliatif pada anak masih jarang diteliti terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu kategori pasien yang memerlukan perawatan paliatif adalah anak dengan kanker. Leukemia merupakan kanker dengan prevalensi terbesar pada anak.Tujuan. Mengetahui karakteristik, prevalensi tanda dan gejala, serta keterlibatan tim multidispliner dalam perawatan paliatif pasien leukemia anak di RSUP Dr. Sardjito.Metode. Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien berusia kurang dari 18 tahun yang didiagnosis leukemia pada tahun 2015 di RSUP Dr. Sardjito.Hasil. Empat puluh enam pasien anak dengan leukemia dianalisis. Sebanyak 34 pasien merupakan pasien leukemia limfoblastik akut (LLA) dan 12 sisanya merupakan pasien leukemia mieloblastik akut (LMA), 20 pasien berusia berusia 1-4 tahun, dan 26 pasien berjenis kelamin perempuan. Sepuluh pasien meninggal, 18 pasien sembuh atau telah selesai menjalani terapi, dan 18 pasien lainnya tanpa keterangan sehingga disimpulkan masih menjalani terapi. Tanda dan gejala dengan prevalensi tertinggi adalah demam (40 pasien), nyeri (38 pasien), mual (32 pasien), dan muntah (27 pasien). Fase induksi memiliki prevalensi tanda dan gejala tertinggi dibanding fase lainnya. Tiga kelompok tenaga kesehatan yang selalu terlibat dalam perawatan paliatif adalah residen anak/dokter spesialis anak/konsultan onkologi anak, perawat, dan dokter spesialis anestesi.Kesimpulan. Fase induksi memiliki prevalensi tanda dan gejala tertinggi dibanding fase lain sehingga memerlukan perawatan paliatif suportif lebih banyak. 
Terapi Antikoagulan pada Anak Novie Amelia Chozie; Raisa Cecilia Sarita
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.205-14

Abstract

Seiring berkembangnya pengobatan dan teknologi di rumah sakit seperti pemasangan akses vaskular, serta kondisi penyakit pada anak, maka faktor risiko kejadian trombosis pada anak juga semakin meningkat. Kejadian trombosis ini perlu penanganan berupa terapi antikoagulan yang bertujuan untuk menurunkan risiko emboli, mencegah komplikasi, dan profilaksis bagi individu yang berisiko. Penggunaan antikoagulan pada anak di praktik klinis sehari-hari sebagian besar menggunakan data ekstrapolasi dari hasil studi pada orang dewasa. Terbatasnya data yang ada saat ini dan sistem hemostasis anak yang berbeda dengan dewasa menyebabkan penggunaan antikoagulan pada anak menjadi tantangan khusus. Beberapa pilihan terapi antikoagulan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya baik dari sisi pengaturan dosis, frekuensi pemberian, pemantauan, efikasi dan efek samping. Tinjauan pustaka ini akan membahas penggunaan antikoagulan pada anak khususnya heparin (unfractionated heparin, low molecular weight heparin), warfarin, dan perkembangan studi antikoagulan oral baru, serta pada populasi khusus yaitu anak dengan keganasan, sindrom lupus eritematosus, dan infeksi virus SARS-COV-2. 
Pengaruh Terapi Vitamin D Terhadap Kadar Kalsidiol dan CD4 pada Anak dengan Human Immunodeficiency Virus Dalam Terapi Antiretroviral Reza Chandra Abdilla; Rustam Siregar; Fadhilah Tia Nur
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.143-9

Abstract

Latar belakang. Publikasi ilmiah terdahulu telah membuktikan bagaimana vitamin D berdampak terhadap imunitas pasien HIV. Kadar vitamin D yang adekuat berkaitan erat dengan luaran klinis dan kadar CD4 yang lebih baik. Hingga kini belum terdapat penelitian yang mengkaji pengaruh terapi vitamin D pada anak HIV dalam terapi antiretroviral di Indonesia.Tujuan. Untuk menganalisis pengaruh terapi vitamin D terhadap kadar kalsidiol dan CD4 pada pasien HIV dalam terapi antiretroviral.Metode. Penelitian ini bersifat pra-eksperimental dengan pretest-posttest design. Kriteria inklusi subjek penelitian adalah pasien HIV dalam terapi antiretroviral lini pertama, berada dalam stadium klinis HIV satu atau dua, berusia kurang dari 18 tahun. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Moewardi, Surakarta pada periode waktu Maret – September 2020. Kadar kalsidiol dan CD4 diperiksa sebelum dan sesudah intervensi pemberian vitamin D. Pasien dengan kadar insufisiensi atau defisiensi vitamin D diberikan vitamin D3 2000 IU/hari selama 24 minggu. Uji analisis multivariat dilakukan dengan t-test berpasangan, dimana nilai p<0,05 dianggap signifikan.Hasil. Didapatkan peningkatan yang signifikan pada kadar kalsidiol pasien sebelum dan sesudah intervensi yaitu 18,29ng/ml +5,37dan 32,34ng/ml + 6,78, juga didapatkan peningkatan kadar CD4 dari 860.74/mm3 +396,09 dan 1020.26/mm3 +520,63 secara berurutan.Kesimpulan. Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kadar kalsidiol dan CD4 pada pasien HIV dalam terapi antiretroviral setelah terapi vitamin D.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue