cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 6 (2022)" : 10 Documents clear
Pengaruh Pemberian Vitamin E terhadap Kadar Oksidan pada Leukemia Limfoblastik Akut Fase Induksi Dewi Anggraeni; Hikari Ambara Sjakti; Bernie Endyarni Medise
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.402-8

Abstract

Latar belakang. Penderita leukemia limfoblastik akut (LLA) akan mengalami perubahan status oksidan dan antioksidan sejak awal diagnosis dan selama kemoterapi. Vitamin E merupakan antikarsinogenik dan berperan mencegah kerusakan oksidatif pada struktur sel dan jaringan lewat reaksi pemecahan radikal bebas. Tujuan. Mengetahui pengaruh vitamin E terhadap kadar oksidan, kadar enzim transaminase, dan insiden demam neutropenia pada LLA saat awal dan selesai kemoterapi fase induksi. Metode. Uji klinis acak tersamar ganda yang membandingkan kelompok vitamin E dengan kelompok plasebo pada penderita LLA saat awal dan selesai kemoterapi fase induksi pada bulan Juni-November 2019 di poliklinik Hematologi Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM Kiara. Hasil. Terdapat peningkatan kadar median MDA saat awal fase induksi dan terjadi penurunan MDA secara bermakna saat selesai fase induksi pada kelompok plasebo. Terdapat peningkatan median enzim transaminase (AST dan ALT) saat awal fase induksi dan terjadi penurunan delta median AST secara bermakna saat selesai fase induksi pada kelompok plasebo. Insiden demam neutropenia (per episode) ditemukan hampir sama pada kelompok vitamin E dan kelompok plasebo. Kesimpulan. Vitamin E tidak terbukti secara bermakna memperbaiki kadar MDA, enzim transaminase, dan insiden demam neutropenia pada penderita LLA fase induksi.
Hubungan Prokalsitonin dan Rasio Neutrofil Limfosit dengan Mortalitas Pneumonia di Ruang Rawat Intensif Anak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Nadya Riqqoh Adilla; Aridamuriany Dwiputri Lubis
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.390-4

Abstract

Latar belakang. Pneumonia merupakan penyebab kematian 808.694 anak dibawah 5 tahun pada tahun 2017 di dunia. Rerata jumlah kematian harian balita akibat pneumonia pada tahun 2007 adalah 83 anak. Peningkatan kadar prokalsitonin (PCT) secara signifikan berhubungan dengan peningkatan mortalitas, begitu pula dengan rasio neutrofil limfosit (NLR) yang merupakan parameter sederhana untuk menilai status inflamasi subjek dan dapat memperkirakan mortalitas 30 hari pasien Community Acquired Pneumonia (CAP) khususnya pada pasien pediatri.Tujuan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan PCT dan NLR dengan angka mortalitas pneumonia anak di PICU RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2018-2019. Metode. Penelitian analitik desain cross sectional dengan pengambilan sampel data rekam medis PICU pasien pneumonia anak di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2018-2019 yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney menggunakan program pengolahan data SPSS.Hasil. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara PCT dengan angka mortalitas pasien pneumonia anak dengan nilai p=0,996. Sebaliknya, ditemukan hasil yang signifikan, tetapi relatif lemah pada analisis NLR dengan angka mortalitas pasien pneumonia anak dengan nilai p=0,049.Kesimpulan. Terdapat hubungan antara NLR dengan angka mortalitas pasien pneumonia anak di PICU. Namun didapati hasil sebaliknya pada hubungan PCT dengan variable yang sama.
Hubungan Status Gizi dan Anemia dengan Penyakit Jantung Bawaan pada Anak Adrian Umboh; Ronald Rompies; Valentine Umboh
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.395-401

Abstract

Latar belakang. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan kongenital pada struktur dan fungsi sirkulasi. Morbiditas dan mortalitas PJB dipengaruhi berbagai faktor, seperti status gizi dan anemia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan anemia pada anak dengan PJB asianotik dan sianotik di RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado. Metode. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode potong-lintang pada anak 1-18 tahun dengan PJB di RSUP Prof. R.D. Kandou, Manado pada Maret-Oktober 2021. Analisis hubungan berat badan, tinggi badan, status gizi dan anemia dengan PJB dilakukan dengan uji Mann-Whitney atau Chi square. Hasil. Sampel terdiri dari 62 anak (51,6% laki-laki dan 48,4% perempuan). PJB asianotik ditemukan pada 77,42% dan PJB sianotik 22,58%. Berat badan dan status gizi ditemukan berkaitan dengan PJB; anak PJB asianotik memiliki berat badan (rerata 16 kg vs 11 kg, p=0,000) dan status gizi yang lebih baik (rG=0,947 dan p=0,000). Tinggi badan tidak berkaitan dengan PJB. PJB dan anemia memiliki hubungan erat (p = 0,017), dengan OR = 4,6 (CI 95%: 1,2-16,8).Kesimpulan. Berat badan, status gizi, dan anemia berkaitan dengan PJB. Anak dengan PJB asianotik memiliki berat badan dan status gizi yang lebih baik, serta lebih mungkin mengalami anemia.
Korelasi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu dengan Pendidikan Ibu dan Status Nutrisi Bayi usia 6-24 Bulan Jesslyn Norberta; Lili Rohmawati
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.369-73

Abstract

Latar belakang. Pemberian MPASI dimulai pada usia 6 bulan dan berperan penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi agar tumbuh kembang dapat optimal. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi pemberian MPASI yang baik adalah tingkat pengetahuan ibu.Tujuan. Mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian MPASI dengan tingkat pendidikan ibu dan status nutrisi bayi usia 6-24 bulan.Metode. Penelitian deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang dilakukan di Puskesmas Tanjung Marulak, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, dari bulan September – November 2020. Subjek penelitian adalah ibu dan bayinya usia 6-24 bulan yang membawa buku KIA dengan data berat badan dan tinggi badan bayi yang lengkap. Subjek memenuhi kriteria inklusi dan dipilih secara consecutive sampling. Analisis data digunakan uji korelasi Spearman.Hasil. Seratus delapan ibu mengikuti penelitian ini. Jumalah ibu berpengetahuan sedang 50 (46,3%), berpendidikan SMA 38 (35,2%), dan status nutrisi bayi baik 80 (74,1%). Terdapat korelasi positif kuat antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian MPASI dengan tingkat pendidikan ibu dan status nutrisi bayi usia 6-24 bulan (r=0,533 dan r=0,563, p<0,05).Kesimpulan. Hasil studi ini menunjukkan tingkat pengetahuan ibu terhadap MPASI berkorelasi positif pada status nutrisi bayi.
Deteksi Adiksi Internet dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya pada Remaja di Masa Pandemi Covid-19 Diana Adriani Banunaek; Rini Sekartini; Sudung O. Pardede; Bambang Tridjaja; Ari Prayitno; Yoga Devaera
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.360-8

Abstract

Latar belakang. Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar secara global, salah satunya di bidang pendidikan. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan). Remaja yang mengikuti sekolah daring lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar. Remaja juga merasa kesepian karena adanya pembatasan sosial sehingga mencari pelarian melalui internet. Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya waktu di depan layar sehingga meningkatkan adiksi internet pada remaja.Tujuan. Mengetahui prevalens adiksi internet remaja di masa pandemi Covid-19 serta mengetahui hubungannya dengan beberapa faktor sosio-demografik. Metode. Penelitian potong lintang terhadap 332 siswa SMP/SMA/SMK/sederajat yang sedang menjalani sekolah daring, melalui pengisian kuesioner faktor sosio-demografik dan KDAI (kuesioner deteksi adiksi internet), dalam waktu 3 bulan (Maret-Juni 2021).Hasil. Prevalensi adiksi internet remaja sebanyak 29,8%. Faktor yang berhubungan dengan adiksi internet adalah waktu di depan layar untuk kegiatan hiburan ≥3 jam (p=0,001, adjusted OR 4,309, IK 95% 1,833-10,129) serta pengawasan orangtua yang buruk dalam penggunaan internet (p=0,037, adjusted OR 1,827, IK 95% 1,038-3,215). Kesimpulan. Tidak ada peningkatan prevalensi adiksi internet remaja di masa pandemi Covid-19. Variabel yang memiliki hubungan dengan adiksi internet adalah pengawasan orangtua yang buruk dan waktu depan layar untuk kegiatan hiburan ≥3 jam.
Hubungan Parameter Status Gizi dengan Body Fat pada Anak Usia Sekolah di Panti Asuhan Surakarta Tiffany Satiadarma; Elisabeth Nova Kurniasari; Sandra Lestari; Kartiko Kurnianto; Annang Giri Moelyo
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.353-9

Abstract

Latar belakang. Obesitas pada anak merupakan masalah dengan dampak di masa mendatang. Anak-anak di panti asuhan dapat mengalami risiko obesitas selain gizi kurang. Parameter status gizi dapat digunakan untuk prediksi body fat pada anak obesitas.Tujuan. Mengetahui hubungan indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang dengan tinggi badan (rasio LP/TB), lingkar lengan atas (LiLA), triceps skinfold thickness, dan lingkar leher dengan body fat pada anak usia sekolah di panti asuhan. Metode. Penelitian cross sectional dengan subjek penelitian berusia 6-18 tahun di 2 panti asuhan di Surakarta. Variabel terikat berupa body fat (normal, overweight, obes) dan variabel bebas berupa IMT, LP, rasio LP/TB, LiLA, triceps skinfold thickness, dan lingkar leher. Tingkat depresi dinilai menggunakan skala Children’s Depression Inventory serta aktivitas fisik dinilai dengan Physical Activity Questionnare for Older Children (PAQ-C) dan Physical Activity Questionnare for Adolescent (PAQ-A).Hasil. Sebanyak 73 sampel dengan rincian 43 laki- laki dan 30 perempuan. Terdapat korelasi antara body fat dengan IMT, LP, rasio LP/TB, LiLA, dan triceps skinfold thickness pada laki-laki dan perempuan ((p<0,05). Terdapat korelasi antara lingkar leher dengan body fat pada perempuan, tetapi tidak ditemukan korelasi pada laki- laki. Pada laki-laki, parameter yang paling kuat hubungannya adalah rasio LP/TB dan triceps skinfold thickness, dan pada perempuan adalah IMT dan LiLA.Kesimpulan. Terdapat korelasi positif antara parameter status gizi dengan body fat pada anak usia sekolah di panti asuhan.
Intoleransi Minum pada Neonatus Kurang Bulan dan Lactobacillus Reuteri DSM 17938 Risma Kerina Kaban
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.417-23

Abstract

Neonatus bulan memiliki risiko mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan neonatus cukup bulan. Berbagai komplikasi jangka pendek maupun panjang dapat timbul karena imaturitas sistem organ saat dilahirkan, termasuk imaturitas sistem gastrointestinal. Imaturitas saluran cerna meliputi aspek anatomis, fungsi sensorimotor, dan fungsi fisiologis. Komplikasi yang umum terjadi pada neonatus kurang bulan adalah intoleransi minum bahkan enterokolitis nekrotikans, sedangkan nutrisi merupakan komponen krusial dalam perawatan neonatus kurang bulan. Salah satu faktor yang berperan penting dalam intoleransi minum neonatus kurang bulan adalah disbiosis intestinal yang menyebabkan terganggunya integritas mukosa dan keseimbangan mikrobiota saluran cerna. Berbagai penelitian menunjukkan suplementasi probiotik dapat membantu mencegah dan memperbaiki toleransi minum pada neonatus secara umum termasuk pada neonatus kurang bulan. Beberapa spesies probiotik telah diteliti, salah satunya adalah strain Lactobacillus reuteri DSM 17938. Suplementasi Lactobacillus reuteri DSM 17938 pada neonatus kurang bulan terbukti memperbaiki berbagai parameter toleransi minum baik secara klinis maupun molekular dan mengurangi angka kejadian enterokolitis nekrotikans tanpa efek samping bermakna.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik dengan Metode Gyssens pada Penyakit Infeksi dan Pola Sensitivitas Bakteri di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Mulya Rahma Karyanti; Karina Faisha
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.374-82

Abstract

Latar belakang. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada penyakit infeksi akan menyebabkan resistensi bakteri dan dapat memperburuk kondisi pasien. Evaluasi diperlukan dari sejumlah faktor yang memengaruhi, pola bakteri penyebab, dan penggunaan antibiotik yang memengaruhi luaran.Tujuan. Mengetahui profil sensitivitas bakteri, penggunaan antibiotik dan faktor yang berpengaruh terhadap mortalitas penyakit infeksi anakMetode. Penelitian kohort retrospektif dan studi deskriptif terhadap 254 pasien di RSCM pada Januari-Desember 2018. Riwayat medis, pola kuman, sensitivitas antibiotik dan penggunaan antibiotik didata serta faktor yang memengaruhi dianalisis menggunakan uji regresi logistik multivariat.Hasil. Bakteri terbanyak adalah Gram negatif 57,1% diikuti Gram positif 42,8%. Hampir semua golongan bakteri sensitif dengan ampisilin sulbaktam (87,5-100%). Amoksisilin klavulanat, tigesiklin dan vankomisin sensitif terhadap bakteri Gram positif (100%). Amikasin dan meropenem sensitif terhadap bakteri Gram negatif (80-100%). Evaluasi penggunaan antibiotik berdasarkan kriteria Gyssens didapatkan penggunaan antibiotik yang tepat 68,1%. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat paling banyak disebabkan adanya alternatif antibiotik yang lebih efektif yaitu 16,1%.Kesimpulan. Kesalahan tersering yang ditemukan dalam penggunaan antibiotik disebabkan oleh ketidaktersediaan antibiotik di RS saat diresepkan dan ketidakmampuan keluarga pasien untuk membeli antibiotik. Evaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif dengan metode Gyssens di ruang rawat inap anak didapatkan pemilihan antibiotik yang tepat sebesar 68,1%.
Laporan kasus berbasis bukti: Efektivitas Kortikosteroid dalam Pengobatan Spasme Infantil Teti Hendrayani; Masayu Rita; Syarif Darwin; Raden Muhammad Indra
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.409-16

Abstract

Latar belakang. Spasme infantil (SI) adalah suatu sindrom epilepsi berat dengan awitan masa bayi. Hormon adrenokortikotropik(ACTH) merupakan obat utama pada SI. Karena ACTH tidak tersedia di Indonesia, kortikosteroid dipertimbangkan sebagai obat pengganti. Tujuan. Telaah bukti membandingkan efektivitas kortikosteroid (prednison atau prednisolon) dan ACTH dalam mengobati SI.Metode. Penelusuran literatur secara terstruktur pada pangkalan data Pubmed, Cohcrane dan Google Scholar.Hasil. Didapatkan 19 artikel, dua artikel yang terpilih kemudian menjalani telaah kritis, terdiri dari satu meta-analisis dan satu meta-analisis network terhadap uji klinis acak terkontrol. Bukti yang tersedia menunjukkan bahwa kortikosteroid terutama prednisolon oral dosis tinggi (4 mg/kg/hari atau 40-60 mg/kg/hari) memiliki efektivitas setara dengan ACTH dalam menghentikan spasme atau menyebabkan perbaikan elektroensefalografi pada anak-anak dengan SI, meski tingkat kepastian bukti tergolong rendah.Kesimpulan. Prednisolon oral dosis tinggi dapat digunakan untuk pengobatan SI apabila ACTH tidak tersedia.
Faktor - Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Laringomalasia pada Anak dengan Penyakit Refluks Gastroesofageal Lina Ninditya; Wahyuni Indawati; Yogi Prawira; Pramita Gayatri
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.383-9

Abstract

Latar belakang. Penyakit refluks gastroesofageal (PRGE) merupakan komorbiditas tersering pada pasien dengan laringomalasia. Banyak studi yang sudah membuktikan adanya hubungan antara PRGE dengan laringomalasia. Namun, sejauh ini belum ada studi yang mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya laringomalasia pada pasien dengan PRGE. Tujuan. Mengetahui proporsi laringomalasia pada anak dengan PRGE dan faktor-faktor yang memengaruhi (prematuritas, orang tua dengan riwayat dispepsia, pola makan dan disfungsi neurologis) terjadinya laringomalasia pada anak dengan PRGE. Metode. Merupakan studi prognostik dengan desain potong lintang pada 88 anak dengan diagnosis PRGE yang diambil dari rekam medis RSCM mulai dari tahun 2017 hingga 2020. Analisis data menggunakan chi-square/Fisher and logistic regression.Hasil. Proporsi laringomalasia didapatkan 12,5%. Tidak ada faktor yang memengaruhi terjadinya laringomalasia pada anak dengan PRGE. Namun, penelitian ini melihat adanya kecenderungan terjadinya laringomalasia pada subyek dengan pajanan asap rokok, adanya asupan makanan/minuman tengah malam, palsi serebral, dan pola makan yang tidak sesuai dengan feeding rule. Kesimpulan. Adanya kecenderungan terjadinya laringomalasia pada subyek dengan pajanan asap rokok, adanya asupan makanan/minuman tengah malam, dan pola makan yang tidak sesuai dengan feeding rule.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue