Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Potensi Dedak dan Bekatul Beras Sebagai Ingredient Pangan dan Produk Pangan Fungsional Astawan, Made; Febrinda, Andi Early
JURNAL PANGAN Vol 19, No 1 (2010): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.69 KB) | DOI: 10.33964/jp.v19i1.104

Abstract

Dedak dan bekatul adalah produk sampingan dari proses penggilingan beras. Dedak (rice bran) terdiri dari lapisan luar butiran beras (perikarp dan tegmen) serta sejumlah lembaga, sedangkan bekatul terdiri atas lapisan dalam butiran beras yaitu aleuron/kulit ari beras serta sebagian kecil endosperma. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia dedak dihasilkan pada proses penyosohan pertama, sedangkan bekatul pada proses penyosohan kedua. Dedak dan bekatul mengandung nilai gizi yang lebih tinggi daripada endosperma (sehari-hari dikenal sebagai beras). Karbohidrat utama di dalam dedak padi adalah hemiselulosa, selulosa, pati dan b-glucan. Tiga asam lemak utama di dalam dedak dan bekatul beras adalah palmitat, oleat dan linoleat. Minyak dedak mentah (crude rice bran oil) mengandung 3-4 persen wax dan sekitar 4 persen lipid tak tersaponifikasi. Antioksidan potensial seperti oryzanol dan vitamin E juga ditemukan di dalam dedak beras. Dedak dan bekatul beras juga kaya vitamin B kompleks. Komponen mineralnya antara lain besi, aluminium, kalsium, magnesium, mangan, fosfor, dan seng. Kandungan gizi dan karakteristik fungsional yang dimiliki dedak dan bekatul beras merupakan potensi untuk pemanfaatan keduanya sebagai pangan fungsional dan food ingredient. Permasalahan utama dalam pemanfaatan dedak dan bekatul adalah mudah tengik akibat reaksi yang menjurus kepada ketengikan hidrolitik dan ketengikan oksidatif.Upaya stabilisasi dedak dan bekatul beras dapat dilakukan melalui inaktivasi enzim lipase dan lipoksigenase, antara lain dengan pengaturan pH, pemanasan kering, pemanasan uap, penggunaan energi microwave, pemakaian uap etanol, hingga pemanfaatan antioksidan.
Isotlavon Kedelai sebagai Antikanker Astawan, Made; Early Febrinda, Andi
JURNAL PANGAN Vol 18, No 3 (2009): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.752 KB) | DOI: 10.33964/jp.v18i3.244

Abstract

Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia, termasuk Indonesia. Kedelai merupakan sumber utama isoflavon. Konsumsi isoflavon pada sebagian besar negara Asia adalah 25-45 mg/orang/hari. Jepang merupakan negara yang konsumsi isoflavonnya tertinggi di dunia, yaitu 200 mg/orang/hari. Di negara-negara Barat konsumsinya kurang dari 5 mg/orang/hari. Beberapa tahun terakhir ini, muncul peringatan tentang bahaya konsumsi kedelai dan hasil olahannya, khususnya dalam literatur populer seperti artikel koran dan majalah, serta beberapa situs tidak resmi di internet. Informasi tersebut umumnya berasal dari penerjemahan yang salah atas hasil-hasil studi yang lemah dan kurang mendasar. Sesungguhnya di dalam kedelai terkandung berbagai komponen yang mempunyai sifat antikanker, seperti: inhibitor protease, fitat, saponin, fitosterol, asam lemak omega-3, dan isoflavon. Isoflavon saat ini banyak diteliti karena potensinya dalam mencegah dan mengatasi berbagai gangguan kesehatan, khususnya kanker. Beberapa mekanisme dasar isoflavon sebagai antikanker adalah: anti-estrogen, penghambatan aktivitas enzim penyebab kanker, aktivitas antioksidan, dan peningkatan fungsi kekebalan sel. Tulisan ini mengulas peranan isoflavon kedelai sebagai zat antikanker. Produk kedelai yang mengandung isoflavonoid berperan dalam pencegahan beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, kanker kolon, dan kanker endometrial. Konsentrasi senyawa ini dalam plasma dapat dengan mudah mencapai level aktif secara biologis tanpa efek racun. Melalui efek penghambatan faktor dan angiogenesis, genistein dapat menjadi penghambat umum dalam pertumbuhan kanker. Melalui modulasi transport obat, genistein dapat menjadi additive yang baik untuk menyempurnakan terapi kanker. Efek biologis yang digambarkan dapat juga digunakan sebagai strategi pencegahan bagi penyakit lain seperti kardiovaskulerdan osteoporosis melalui efek estrogenik dan antioksidatif yang dimilikinya.
KAPASITAS ANTIOKSIDAN DAN INHIBITOR ALFA GLUKOSIDASE EKSTRAK UMBI BAWANG DAYAK [Antioxidant and Alpha-Glucosidase Inhibitory Properties of Bawang Dayak Bulb Extracts] Andi Early Febrinda; Made Astawan; Tutik Wresdiyati; Nancy Dewi Yuliana
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 24 No. 2 (2013): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.076 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2013.24.2.161

Abstract

Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) is an indigenous plant in Borneo traditionally used by Dayak tribes to treat any kind of degenerative deseases including diabetes mellitus. The purpose of this research was to measure antioxidant and antidiabetic capacities of water and ethanolic extracts of bawang dayak bulb. Parameters evaluated in this research were phytochemical screening, total phenolics, flavonoid content, DPPH free-radical scavenging activity, and alpha glucosidase inhibiting (AGI) activity. The result showed that the total phenolics and flavonoid content in bawang dayak ethanolic extract (217.71 mg GAE/g and 65.35 mg QE/g) were higher than that of the water extract (139.93 mg GAE/g and 16.95 mg QE/g). The ethanolic extract also had higher antioxidant and AGI activities (IC50 112 and 241 ppm) than that of the water extract (IC50 526 and 505 ppm). In addition, the IC50 values for AGI in bawang dayak ethanolic extract was lower than acarbose which is known as a commercial antidiabetic agent.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PREFERENSI KONSUMEN PADA MINUMAN FUNGSIONAL BERBASIS UMBI BAWANG DAYAK: Antioxidant Activity and Consumer Preferences on Functional Drinks Formula Based on Bawang Dayak Andi Early Febrinda; Caecillia Chrismie Nurwitri; Khoirul Aziz Husyairi
Jurnal Sains Terapan : Wahana Informasi dan Alih Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 2 (2021): Jurnal Sains Terapan, Volume 11 Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.01 KB) | DOI: 10.29244/jstsv.11.2.11-19

Abstract

ABSTRACTBawang dayak are native to the American continent, but have long entered the Asian continent. Merril in 1912 identified bawang dayak in the Philippines as Eleutherine palmifolia L. Merr. which is a synonym for Sisyrinchium palmifolium L. Scientific evidence of the efficacy of bawang dayak in overcoming diabetes has been published since 2011. Several scientific publications have also shown the positive effect of bawang dayak in modulating the immune system, among others, through anti-inflammatory activity. The anti-diabetic and immunomodulatory properties possessed make bawang dayak herbs have the potential to be developed into a health drink that is useful in controlling blood sugar and helping to maintain the immune system of diabetics, especially in the midst of the COVID-19 pandemic. However, bawang dayak boiled water has an unpleasant taste character with the distinctive odor of grass so it is necessary to formulate with other herbs that can increase consumer acceptance of the taste and flavor. In previous research, we have developed a functional drink based on bawang dayak herbs, but it is still necessary to improve the product formulation to get the preferred taste but still have high antioxidant properties, safe for consumption, and easy to obtain. This study aims to obtain the formulation of herbal compositions in bawang dayak anti-diabetic functional drinks which have high antioxidant properties and taste that consumers prefer. The formulation of bawang dayak with extracts of lemongrass, ginger and tamarind proved to be organoleptically preferred by panelists and has antioxidant activity equivalent to 44 ppm of ascorbic acid (44 ppm AEAC).Key words : antioxidant, bawang dayak, Eleutherine palmifolia, functional drink. ABSTRAKBawang dayak merupakan tanaman asli benua Amerika, namun sudah sejak lama masuk ke benua Asia. Merril di tahun 1912 mengidentifikasi bawang dayak di Filipina dengan nama Eleutherine palmifolia L. Merr yang merupakan sinonim dari Sisyrinchium palmifolium L. Pembuktian ilmiah tentang khasiat bawang dayak dalam mengatasi penyakit diabetes telah mulai dipublikasikan sejak tahun 2011. Beberapa publikasi ilmiah juga memperlihatkan pengaruh positif umbi bawang dayak dalam memodulasi sistem imun, antara lain melalui aktivitas anti inflamasi. Khasiat antidiabetes dan imunomodulator yang dimiliki bawang dayak menjadikan herbal bawang dayak memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi minuman kesehatan yang bermanfaat dalam mengontrol gula darah dan membantu menjaga daya tahan tubuh penderita diabetes, khususnya di tengah pandemi COVID-19. Namun, air rebusan bawang dayak memiliki karakter rasa yang sepat dengan aroma langu khas rerumputan sehingga diperlukan formulasi ekstrak bawang dayak dengan herbal lain yang dapat meningkatkan penerimaan konsumen terhadap rasa dan aromanya. Pada penelitian terdahulu kami telah mengembangkan formula minuman fungsional antidiabetes bawang dayak, namun masih diperlukan penyempurnaan formulasi produk dan bentuk sajiannya untuk mendapatkan cita rasa yang lebih disukai Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi komposisi herbal dalam minuman fungsional antidiabetik bawang dayak yang memiliki khasiat antioksidan yang tinggi dan rasa yang disukai konsumen. Formulasi bawang dayak dengan ekstrak sereh dapur dan ekstrak jahe yang ditambahkan dengan asam jawa dan pemanis stevia terbukti secara organoleptik disukai oleh panelis dan memiliki aktivitas antioksidan sebesar 44 ppm AEAC.Kata kunci : antioksidan, bawang dayak, Eleutherine palmifolia, minuman fungsional
Potensi Dedak dan Bekatul Beras Sebagai Ingredient Pangan dan Produk Pangan Fungsional Made Astawan; Andi Early Febrinda
JURNAL PANGAN Vol. 19 No. 1 (2010): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v19i1.104

Abstract

Dedak dan bekatul adalah produk sampingan dari proses penggilingan beras. Dedak (rice bran) terdiri dari lapisan luar butiran beras (perikarp dan tegmen) serta sejumlah lembaga, sedangkan bekatul terdiri atas lapisan dalam butiran beras yaitu aleuron/kulit ari beras serta sebagian kecil endosperma. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia dedak dihasilkan pada proses penyosohan pertama, sedangkan bekatul pada proses penyosohan kedua. Dedak dan bekatul mengandung nilai gizi yang lebih tinggi daripada endosperma (sehari-hari dikenal sebagai beras). Karbohidrat utama di dalam dedak padi adalah hemiselulosa, selulosa, pati dan b-glucan. Tiga asam lemak utama di dalam dedak dan bekatul beras adalah palmitat, oleat dan linoleat. Minyak dedak mentah (crude rice bran oil) mengandung 3-4 persen wax dan sekitar 4 persen lipid tak tersaponifikasi. Antioksidan potensial seperti oryzanol dan vitamin E juga ditemukan di dalam dedak beras. Dedak dan bekatul beras juga kaya vitamin B kompleks. Komponen mineralnya antara lain besi, aluminium, kalsium, magnesium, mangan, fosfor, dan seng. Kandungan gizi dan karakteristik fungsional yang dimiliki dedak dan bekatul beras merupakan potensi untuk pemanfaatan keduanya sebagai pangan fungsional dan food ingredient. Permasalahan utama dalam pemanfaatan dedak dan bekatul adalah mudah tengik akibat reaksi yang menjurus kepada ketengikan hidrolitik dan ketengikan oksidatif.Upaya stabilisasi dedak dan bekatul beras dapat dilakukan melalui inaktivasi enzim lipase dan lipoksigenase, antara lain dengan pengaturan pH, pemanasan kering, pemanasan uap, penggunaan energi microwave, pemakaian uap etanol, hingga pemanfaatan antioksidan.
Isotlavon Kedelai sebagai Antikanker Made Astawan; Andi Early Febrinda
JURNAL PANGAN Vol. 18 No. 3 (2009): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v18i3.244

Abstract

Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia, termasuk Indonesia. Kedelai merupakan sumber utama isoflavon. Konsumsi isoflavon pada sebagian besar negara Asia adalah 25-45 mg/orang/hari. Jepang merupakan negara yang konsumsi isoflavonnya tertinggi di dunia, yaitu 200 mg/orang/hari. Di negara-negara Barat konsumsinya kurang dari 5 mg/orang/hari. Beberapa tahun terakhir ini, muncul peringatan tentang bahaya konsumsi kedelai dan hasil olahannya, khususnya dalam literatur populer seperti artikel koran dan majalah, serta beberapa situs tidak resmi di internet. Informasi tersebut umumnya berasal dari penerjemahan yang salah atas hasil-hasil studi yang lemah dan kurang mendasar. Sesungguhnya di dalam kedelai terkandung berbagai komponen yang mempunyai sifat antikanker, seperti: inhibitor protease, fitat, saponin, fitosterol, asam lemak omega-3, dan isoflavon. Isoflavon saat ini banyak diteliti karena potensinya dalam mencegah dan mengatasi berbagai gangguan kesehatan, khususnya kanker. Beberapa mekanisme dasar isoflavon sebagai antikanker adalah: anti-estrogen, penghambatan aktivitas enzim penyebab kanker, aktivitas antioksidan, dan peningkatan fungsi kekebalan sel. Tulisan ini mengulas peranan isoflavon kedelai sebagai zat antikanker. Produk kedelai yang mengandung isoflavonoid berperan dalam pencegahan beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, kanker kolon, dan kanker endometrial. Konsentrasi senyawa ini dalam plasma dapat dengan mudah mencapai level aktif secara biologis tanpa efek racun. Melalui efek penghambatan faktor dan angiogenesis, genistein dapat menjadi penghambat umum dalam pertumbuhan kanker. Melalui modulasi transport obat, genistein dapat menjadi additive yang baik untuk menyempurnakan terapi kanker. Efek biologis yang digambarkan dapat juga digunakan sebagai strategi pencegahan bagi penyakit lain seperti kardiovaskulerdan osteoporosis melalui efek estrogenik dan antioksidatif yang dimilikinya.
Desain Penanaman Nilai Karakter pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Vokasi Menggunakan Absen Online untuk Aspek Karakter Kejujuran, Tanggung Jawab, dan Disiplin M. Atta Bary; Andi Early Febrinda
Gagasan Pendidikan Indonesia Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/gpi.v1i2.9874

Abstract

Pendidikan tinggi vokasi dan politeknik merupakan salah bentuk pendidikan yang diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian sesuai dengan keinginan dunia industri. Keahlian yang didapatkan lulusan harus melalui pendidikan yang padat dan intensif hingga 4 tahun. Mahasiswa lulusan sekolah tinggi vokasi selain kelak akan memiliki keahlian yang sesuai dengan kompetensi yang diiinginkan industri, diharapkan pula dapat memiliki karakter yang kuat sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mendesain konsep dan penerapan sistem pendidikan karakter aspek nilai kejujuran, nilai tanggung jawab dan nilai disiplin pada model pendidikan tinggi vokasi sehingga diharapkan mahasiswa lulusan memiliki karakter jujur, bertanggung jawab dan disiplin.  Karakter jujur, tanggung jawab dan disiplin ini akan bermanfaat bagi para lulusan bila menjadi seorang pekerja pada industri yang harus berinteraksi dengan sistem kerja, lingkungan kerja dan dinamika mesin-mesin industri. Tahapan kegiatan dan pembentukan karakter meliputi identifikasi parameter konsep pendidikan karakter aspek nilai jujur, nilai tanggung jawab dan nilai disiplin yang dapat dimasukkan ke dalam pola pendidikan tinggi vokasi dan penentuan teknik penerapan pendidikan karakter aspek nilai jujur, nilai tanggung jawab dan nilai disiplin dengan memanfaatkan teknologi internet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian 40 mahasiswa vokasi diploma-3 di salah satu politeknik pertanian negeri di Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan partisipasi mahasiswa vokasi sebanyak 632 partisipasi dan para mahasiswa vokasi memiliki niat serta keinginan besar untuk menampilkan karakter positif yakni nilai jujur, nilai bertanggung jawab dan disiplin pada dirinya masing-masing. Hal ini tercermin dari konsistensi para mahasiswa untuk terus berperilaku jujur, bertanggung jawab dan disiplin yang ditampilkan pada jawaban yang diberikan selama kegiatan penelitian ini berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 75,95 % mahasiswa yang hadir sesuai jadwal waktu kuliah yang ada, 22,63 % mahasiswa yang hadir lewat dari waktu kuliah yang dijadwalkan dan ada sebanyak 1,42 % mahasiswa izin untuk tidak hadir kuliah di kelas karena ada halangan. Semua waktu kehadiran tersebut merupakan waktu kehadiran yang diinginkan oleh mahasiswa tersebut untuk dapat hadir di kelas sesuai dengan kondisinya pada saat hari perkuliahan berlangsung
Pelatihan Produksi, Sanitasi dan Pemasaran Cokelat Praline Fungsional Bagi Ibu Rumah Tangga di Desa Cilebut Timur Made Gayatri Anggarkasih; Andi Early Febrinda; Caecillia Chrismi Nurwitri; Tasya Nurfadila; Zaid Mustafa Kamil
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.096 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v2i2.361

Abstract

Cilebut Timur is one of the villages in Bogor Regency which is in Sukaraja District. Based on data in 2019, there were 15,987 people of which 7,852 were women and 3,286 were housewives. a total of 20 housewives in RW XIV, Cilebut Timur village, participated in training on the production, sanitation and marketing of functional praline chocolate. Participants directly practice making praline chocolate using fillings that have health values ​​such as pickled garlic, sesame, and koro beans so that praline chocolate is a functional food that is good for the body as well as a commercial product for entrepreneurship. After the activity, the participants had the desire to apply the skills given during the training and apply side businesses to improve family prosperity. Participants also assessed that overall this activity was very good in terms of responsiveness, empathy, tangible, reliability, assurance and continuity.
Organoleptic Analysis, Quality Requirement, And Color Determination of Tilapia Nuggets with Eleutherine palmifolia Extract Coating Made Gayatri Anggarkasih; Andi Early Febrinda; M Agung Zaim Adzkiya; Khaula Azizah Nur Khasanah; Rama Salsabila Rahman; Siti Patimah Zahro Maulani
Journal of Applied Agricultural Science and Technology Vol. 7 No. 4 (2023): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/jaast.v7i4.151

Abstract

Nuggets are a product that should be stored frozen, but nuggets are often sold at inappropriate temperatures, causing physical changes such as pale color. Dayak onion extract can improve color appearance and provide added antioxidant value to tilapia nuggets. Quality testing of tilapia nuggets with Eleutherine palmifolia (Dayak onion) extract coatings has been investigated. The objectives of this research are to apply Dayak onion extract to improve the appearance of tilapia nuggets and to obtain tilapia nuggets with Dayak onion extract that meets SNI requirements. The results of organoleptic tests showed that panelists preferred tilapia nuggets with Dayak onion extract over commercial controls and nuggets. The panelists preferred tilapia nuggets with 100 ppm ethanol extract and 10000 ppm aqueous extract, both continued to the SNI conformity test. The sensory evaluation results based on SNI showed that the appearance of the tilapia nuggets with 100 ppm ethanol extract was significantly different. Adding Dayak onion extract to tilapia nuggets affected the lightness and yellowness of tilapia nuggets and gave a 'moderate orange' color to the tilapia nuggets with ethanol and aqueous extract. The selected tilapia nugget with 100 ppm aqueous Dayak onion extract meets all chemical, microbiological, and sensory requirements as SNI 7758:2013 concerning fish nuggets. Tilapia nuggets with Dayak onion extract had a brighter Moderate orange color and were preferred by panelists compared to controls and commercial fish nuggets that were moderate dark orange. Applying Dayak onion extract on tilapia nuggets can improve the appearance and it potentially contains natural antioxidants.
Effect of tea extract (Camellia sinensis) on shelf life and intrinsic quality of tempe Astawan, Made; Prayudani, Ayu P G; Hadiningtias, Primanisa; Wresdiyati, Tutik; Andi Early Febrinda
jurnal1 VOLUME 7 ISSUE 1, JUNE 2024
Publisher : Hasanuddin University Food Science and Technology Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/canrea.v7i1.1023

Abstract

Tempe is Indonesian traditional food made from fermented soybeans. Tempe has a short shelf life due to its high moisture content and the activity of microorganisms. The shelf life of tempe can be increased by using tea extract in tempe processing because tea contains antioxidant and antimicrobial components. This research aims to evaluate the effect of using tea extract in tempe processing on the shelf life, physicochemical characteristics, and sensory profile of tempe. During storage, the shelf-life test used the descriptive observation method on the colour, flavour, taste, and texture. The use of 0.5% black tea extract in the initial soaking of soybeans can increase the shelf life of tempe to 4 and 6 days at room and refrigerator temperature, respectively. The result showed that tempe had significantly (p<0.05) lower ash content (0.81% wb), brightness (65.37), and pH (6.50), while the texture (15.3 Kg force) was significantly higher (p<0.05) than the control (untreated tempe). The results of sensory evaluation using the hedonic rating test showed that fresh tempe with black tea extract treatment had significantly lower (p<0.05) colour, texture, and overall attributes than the control one. The same evaluation on fried tempe showed that the black tea extract treatment significantly increased (p<0.05) the texture attribute compared to the control.