Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS PERILAKU PASIEN RAWAT JALAN DALAM MEMBELI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PGI CIKINI Sanny Prisca; Prapancha Prapancha; Tri Suratmi
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 9, No 1 (2019): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.201 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v9i1.325

Abstract

Pembelian obat merupakan salah satu pendapatan terbesar di rumah sakit. Pasien rawat jalan yang mendapat resep dan tidak membeli obat di Instalasi Farmasi RS PGI Cikini mencapai 39,95%, sehingga mengakibatkan opportunity lost sebesar 289 juta rupiah. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pasien rawat jalan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi RS PGI Cikini. Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 102 diambil dengan teknik simple random sampling dari populasi pasien rawat jalan pada bulan Mei – Juli 2018. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, kemudian diolah dan dilakukan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan metode regresi logistik. Penghasilan pasien/penanggung jawab pasien, ketersediaan obat, kecepatan pelayanan obat, informasi tempat pembelian obat dan keberadaan farmasi rumah sakit, serta kebiasaan membeli obat merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku pasien rawat jalan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit PGI Cikini. Kebiasaan membeli obat (OR = 352,268; 95% CI: 30,923 - 4021,951) dan ketersediaan obat (OR = 83,660; 95% CI; 8,907 - 785,821) merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan perilaku pasien rawat jalan untuk membeli obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit PGI Cikini. Hendaknya RS PGI Cikini membuat kebijakan terkait pelaksanaan electronic prescribing dari poliklinik rawat jalan untuk mencegah pembelian obat di luar RS PGI Cikini. Selain itu, perlu diadakan evaluasi berkala terkait ketersediaan obat, pelayanan farmasi, dan pelaksanaan edukasi/informasi pasien rawat jalan agar merubah kebiasaan dan persepsi pasien, sehingga membeli obat di Instalasi Farmasi RS PGI Cikini. Kata kunci: Marketing stimuli, environment stimuli, karakteristik konsumen, ketersediaan obat, kecepatan pelayanan, kebiasaan, perilaku membeli obat
DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KLINIK TENAGA KESEHATAN DALAM IMPLEMENTASI KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSPAD GATOT SOEBROTO TAHUN 2015 Tri Suratmi; Prihadi Estu Widodo; Rokiah Kusumapradja
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 5, No 2 (2015): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.694 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v5i2.132

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji determinan yang berhubungan dengan kinerja klinik tenaga kesehatan berdasarkan implementasi IPSG standar akreditasi internasional JCI di RSPAD Gatot Soebroto Tahun 2015, yang diharapkan akan bermanfaat untuk masukan bagi RSPAD Gatot Soebroto tentang gambaran hasil evaluasi konsistensi kinerja klinik tenaga kesehatan berdasarkan penerapan pencapaian implementasi IPSG standar akreditasi internasional JCI yang telah dilaksanakan secara berkesinambungan. Penelitian ini menggunakan desain crosectional. Sampel penelitian berjumlah 91 responden, menggunakan metode pengambilan sampel dengan rumus Taro Yamane. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan analisi regresi logistik menggunakan SPSS. Pada analisa bivariat variabel pengetahuan, sikap, peran kepemimpinan, sistem pelaporan dan ketersediaan fasilitas memiliki hubungan yang bermakna dibuktikan dengan nilai p < 0.05, sedangkan variabel motivasi tidak berhubungan secara bermakna dibuktikan dengan nilai p > 0.05. Pada analisa multivariat, secara berurutan paling besar pengaruhnya terhadap kinerja adalah variabel Peran Kepemimpinan ( 3.432 ), Sistem Pelaporan ( 2.887 ), Pengetahuan ( 2.855 ) dan Sikap ( 0.362 ). Keempat faktor tersebut perlu mendapat perhatian dari Manajemen Rumah Sakit dengan tetap memperhatikan faktor lainnya agar Tenaga Kesehatan mampu meningkatkan kinerjanya dan keselamatan pasien menjadi budaya kerja di rumah sakit.Kata kunci : Kinerja Klinik, Tenaga Kesehatan, KeselamatanPasien. 
Mitos Bunuh Diri di Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Faika Rachmawati; Tri Suratmi
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 10, No 1 (2020): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jbik.v10i1.761

Abstract

AbstrakBunuh diri adalah upaya seseorang yang lebih memilih kematian dari pada kehidupan dengan cara membunuh diri sendiri dengan sengaja. Gunungkidul merupakan daerah dengan kasus bunuh diri keempat tertinggi di Indonesia. Jumlah kasus bunuh diri pada tahun 2015-2017adalah 90 warga di berbagai wilayah, pada kelompok lanjut usia (lansia >60 tahun). Salah satu penyebab tindakan bunuh diri adalah mitos tentang Pulung Gantung yang diyakini oleh masyarakat setempat. Tujuan penulisan untuk menggali informasi mengenai fenomena bunuh diri di Gunungkidul dikaitkan dengan kebenaran mitos Pulung Gantung serta menganalisis penyebab terjadinya bunuh diri masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (literature review) dengan obyek penelitian yang digali dari media online, jurnal, artikel di jurnal, dari media internet dan dilakukan analisis deskriptif. Hasil review menyebutkan bahwa pelaku tindakan bunuh diri terbanyak berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia kelompok dewasa muda dan dewasa lanjut sebanyak 55%. Penyebab tindakan bunuh diri adalah depresi (43%), dipicu oleh sakit fisik menahun (26%), gangguan jiwa (6%), kesulitan ekonomi (5%), masalah keluarga (4%), dan tanpa keterangan (16%). Tetapi semuanya berujung pada satu masalah yaitu kemiskinan. Saran untuk mengurangi kasus bunuh diri antara lain; dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan bunuh diri, dengan cara yang lebih komunikatif dengan warga. Dengan melibatkan tokoh agama dan kegiatan keagamaan, membentuk tim reaksicepat penanganan bunuh diri, respon cepat berasal dari informasi masyarakat sekitar sehingga dapat ditangani secara serius dan sedini mungkin. Partisipasi seluruh warga diperlukan untuk mengenali orang yang memiliki risiko bunuh diri, mendampingi dan menginformasikan ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. Orang beresiko tinggi memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri adalah orang dengan sakit menahun, lanjut usia yang hidup sendiri, dan orang yang memiliki masalah ekonomi. Solusi promosi kesehatan yang tepat dapat mencegah masyarakat supaya masalah kejiwaan masyarakat Gunungkidul segera tertangani.Kata kunci: Bunuh diri, Gunungkidul, Pulung Gantung
PENGOBATAN MASTEKTOMI BERPENGARUH TERHADAP KETAHANAN HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT KEDIRI TAHUN 2016 Ayuk Naimah; Cicilia Windiyaningsih; Tri Suratmi
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 7, No 2 (2017): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.702 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v7i2.46

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara(carsinoma mamae) merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak termasuk kulit. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2015, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Kediri di dapatkan kasus kanker payudara sebanyak 80 pasien.Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengobatan  yang berpengaruh terhadap ketahanan hidup penderita kanker payudara di rumah sakit Kediri tahun 2016. Jenis Penelitian adalah kuantitatif, dengan rancangan penelitian kohort retrospektif, dan sampel sebanyak 80 responden penderita kanker payudara. menggunakan data pada rekam medik, kuesioner, dengan analisis univariat, bivariat menggunakan Kaplan Meier, Log Rank Test dan multivariate serta Uji Regresi Cox. Hasil penelitian yaitu: ketahanan hidup penderita kanker payudara adalah : pengobatan, riwayat kanker payudara keluarga, pendidikan, asupan gizi, tempat tinggal dekat sutet dan perokok. Pengobatan tidak kombinasi  merupakan faktor yang dominan memiliki risiko 5 kali lipat ketahanan hidupnya di bandingkan dengan pengobatan kombinasi (HR 5.111 ;95% CI 1,693- 15.428; p-value 0.004). Mempunyai probabilitas sebesar 27,4% ketahanan hidup penderita kanker payudara. Kata kunci : pengobatan, kanker payudara, ketahanan hidup, rumah sakit
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MOTIVASI DENGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES “BS” BEKASI 2014 Fardiani Fajri; Tri Suratmi
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.02 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.157

Abstract

Minat belajar adalah  satu keinginan  untuk mendapatkan suatu perubahan yang terjadi melalu ilatihan atau pengalaman-pengalaman tertentu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa semester IV di program studi kebidanan Stikes “BS” yang tidak hadir perkuliahan tanpa surat pemberitahuan. Walaupun sudah mendapat hukuman, namun demikian masih banyak juga mahasiswa yang tidak mengikuti perkuliahan. Oleh karena itu tujuan penelitian  ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara lingkungan dan motivasi dengan Minat Belajar Mahasiswa Semester IV di Program Studi DIII Kebidanan Stikes “BS” Bekasi 2014Desain penelitian ini adalah cross sectional  denganpedekatan kuantitatif dengan sampel total populasi sebanyak 43 orang mahasiswa semester IV di program studi DIII kebidanan Stikes “BS”. Penelitian ini dilakukan pada  bulan februari sampai maret 2014. Instrument penelitian ini berupa kuesioner. Analisa data dilakukan dengan bantuan komputerisasi dengan rumuschi square (x2).Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 mahasiswa terdapat sebagian besarminat belajar tinggi sebanyak 31 mahasiswa (72,1%) dan sebanyak 12 mahasiswa (27,9%) menyatakan minat belajar rendah.Berdasarkan hasil dan  pembahasan dalam penelitian yang dilaksanakan di Stikes “BS” Bekasi pada mahasiswa tentang Hubungan antara lingkungan dan motivasi dengan minat belajar mahasiswa semester IV di program studi kebidanan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa dari 2 variabel independen seluruhnya memiliki hubungan yang signifikan yaitu ada hubungan antara minat belajar  mahasiswa dengan lingkungan belajar dan motivasi belajar. Kata Kunci                    : Minat belajar, lingkungan dan motivasi
Analisis Perilaku GAY dalam Upaya Pencegahan Infeksi HIV/AIDS di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 Ami Kamila; Tri Suratmi; Cicilia Winidyaningsih
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 7, No 1 (2017): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.902 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v7i1.206

Abstract

Kabupaten Bandung Barat jumlah kasus HIV sebanyak 178 kasus,   34% diantaranya komunitas gay yang dilaporkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) pada tahun 2007–2015.  Populasi gay sudah diberikan pembinaan oleh KPA yaitu sekitar 200 orang dari 700 gay sudah terjaring. Tujuan penelitian diperolehnya informasi yang mendalam dan analisis perilaku gay dalam upaya pencegahan infeksi HIV/AIDS. Metode Penelitian kualitatif dengan studi Fenomenologi dan pengambilan data melalui wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD), subjek penelitian sebanyak 17 orang, terdiri dari 8 orang gay (4 orang HIV + dan 4 orang HIV -), 2 orang informan kunci terdiri dari KPA dan LSM serta 7 orang partisipan saat FGD. Hasil wawancara ditranskrip dan dibuat matriks untuk memilah data sesuai tema-tema yang muncul. Hasil Penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh pada perilaku pencegahan infeksi HIV/AIDS adalah pengalaman dan keterpaparan informasi terkait HIV/AIDS. Analisis perilaku gay cenderung tertutup, mempunyai pasangan wanita untuk menyamarkan status, perilaku berisiko adalah berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa kondom. Kesimpulan tidak semua gay mengetahui informasi terkait HIV/AIDS, hal ini mempengaruhi penggunaan kondom secara konsisten. Pengalaman menjadi faktor paling berpengaruh pada penggunaan kondom gay.Fenomena yang ada, gay pelajar sekolah menengah yang tersebar dan sudah aktif seks, keberadaannya tertutup karena stigma. Rekomendasi perlu adanya kebijakan kerjasama dengan Lembaga swadaya masyarakat di komunitas yang menjaring gay pelajar sekolah menengah untuk dilakukan edukasi terkait pencegahan HIV/AIDS, baik melalui media sosial ataupun ke sekolah-sekolah, aplikasi khusus komunitas sebaiknya di blocked untuk meminimalisir perilaku seks berisiko dengan berganti-ganti pasangan. Kata Kunci       : HIV-AIDS, GAY, Perilaku Tertutup
Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi Di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan (Studi Kasus Di RS X Bekasi Tahun 2020) Sekar Ayu Runggandini; Lili Indrawati; Tri Suratmi
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.709 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v5i2.1777

Abstract

Tingginya persaingan rumah sakit di daerah Bekasi, menuntut rumah sakit auntuk memberikan kepuasan kepada konsumen agar menjadi pilihan tempat untuk mendapatkan pengobatan. Penelitian pada tahun 2018 menyatakan adanya hubungan antara waktu tunggu pasien dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan farmasi di RSUD DR. Loekmono Hadi Kudus. Data sampel dari farmasi rumah sakit X Bekasi pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2020 ada keterlambatan waktu tunggu obat jadi di instalasi farmasi unit rawat jalan sebanyak 19% sampai dengan 23%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyebab terjadinya keterlambatan waktu tunggu obat jadi  di instalasi farmasi unit rawat jalan RS. X Bekasi sesuai standar pelayanan minimal rumah sakit dan mendapatkan solusinya. Penelitian ini merupakan penelitian operasional dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan melalui wawancara, observasi lapangan dan diskusi grup terfokus dan analisa data melalui, reduksi data, triangulasi, verifikasi data,  menarik kesimpulan.  Subjek Penelitian ini adalah SDM RS. X Bekasi yang terkait dengan instalasi farmasi rumah sakit X Bekasi dengan objek waktu tunggu pelayanan obat jadi di instalasi farmasi unit rawat jalan. Hasil penelitian didapat  keterlambatan waktu tunggu obat jadi yang disebabkan oleh penumpukan resep di jam sibuk, kurangnya jumlah SDM bagian penginputan, kurangnya pengetahuan dan keterampilan SDM terkait dengan dokumen dan standar waktu tunggu obat, resep yang tidak sesui formularium, tulisan dokter yang tidak terbaca, belum optimalnya penggunaan resep online, luas ruangan penpenyimpanan obat yang belum standar, jumlah keranjang penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan jumlah obat dan tidak terkoneksinya sistem rumah sakit dengan sistem JKNKata kunci           : Sarana , Resep Obat, Pelayanan, Farmasi.
Perilaku pencarian pengobatan dan hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya Tri Suratmi; Atik Kridawati
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.476 KB) | DOI: 10.52643/pamas.v2i1.423

Abstract

Kampung Naga merupakan suatu perkampungan adat yang memegang teguh kepercayaan dan mematuhi adat istiadat dan falsafah yang diamanatkan para tertuanya dan menolak intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut. Dalam bidang kesehatan masyarakat Kampung Naga lebih memilih menggunakan pengobatan secara alami sebagai langkah pertama dan masih mempercayai obat-obatan yang bersifat magis yaitu doa-doa yang dilakukan oleh dukun/paraji. Apabila pengobatan tersebut tidak berhasil, mereka melanjutkan pada pengobatan medis di puskesmas atau bidan desa. Dalam hal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat Kampung Naga masih menggunakan toilet cemplung dan belum menggunakan fasilitas jamban sehat. Tujuan pengabdian ini adalah Menggali informasi budaya pada kesehatan terhadap perilaku pencarian pengobatan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat Kampung Naga. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah kualitatif. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan dengan dukun/paraji dan salah satu warga Kampung Naga. Dari hasil pengabdian menunjukan sebagian masyarakat mengobati penyakit dengan pengobatan tradisional dengan saran dari paraji/dukun. Dalam hal pemeriksaaan persalinan, peran dukun hanya memeriksa kehamilan sedangkan pertolongan persalinan sudah sepenuhnya dilakukan oleh bidan desa/ tenaga kesehatan. Para warga Kampung Naga belum semuanya mendapatkan BPJS, KIS, KJS dan Jampersal. Kondisi lingkungan di Kampung Naga dari segi PHBS masih kurang. Kata kunci : Perilaku, pencarian pengobatan, PHBS
Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan Kampung Naga Tasikmalaya Faika Rachmawati; Taufik Suhendar; Tri Suratmi
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 2 No. 1 (2022): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.652 KB) | DOI: 10.31004/jh.v2i1.36

Abstract

Kampung Naga merupakan suatu perkampungan adat yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Masyarakat Kampung Naga sampai saat ini masih teguh memegang adat budaya leluhur. Mereka percaya dan mematuhi adat istiadat dan falsafah yang diamanatkan para tertuanya dan menolak intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut. Terdapat dua aspek yang menghubungkan nilai tradisi dengan kesehatan masyarakat yaitu perilaku pencarian pelayanan kesehatan dan pengelolaan sanitasi lingkungan. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan survei yang didukung dengan kajian literatur. Perilaku pencarian pengobatan masyarakat Kampung Naga masih memilih pengobatan tradisional terlebih dahulu, dengan menggunakan bahan-bahan dari alam dan bantuan paraji/dukun. Namun apabila dirasakan tidak sembuh, masyarakat Kampung Naga memilih melakukan pengobatan modern ke bidan, mantri, puskesmas dan rumah sakit. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Kampung Naga masih menerima modernisasi dan intervensi dari luar selama tidak melanggar hukum adat. Permasalahan sanitasi lingkungan di Kampung Naga masih kurang dengan perilaku penggunaan jamban empang yang berada di luar area perumahan.
Kesiapan Lansia dan Caregivers di Jabodetabek Dalam Melakukan Praktek Pencegahan Penularan Covid-19 Pada Masa Pandemi Tri Suratmi; Dinni Agustin; Nur Apriyan; Tri Budi W.Rahardjo
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v5i2.1213

Abstract

Wabah penyakit yang disebabkan Virus Corona terjadi mulai akhir tahun 2019, berawal dari Wuhan China, sehingga dikenal sebagai Covid-19. Sampai dengan bulan Mei 2020, Covid 19 telah melanda semua negara, tak terkecuali Indonesia. Upaya meminimalisir Lansia dari paparan Covid-19, serta dampaknya perlu dilakukan dengan tepat. Banyaknya berita tentang Covid-19 dari media masa, terutama dari medsos, justru membingungkan dan berpotensi memberikan kegelisahan. Oleh karena itu dilakukan survey dengan tujuan mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik terkait COVID-19 di kalangan Lanjut usia yang umumnya lebih rentan terhadap komplikasi infeksi karena usia dan kondisi komorbiditas, serta peran pendamping/caregivers (formal dan informal) yang diharapkan dalam memberikan pelayanan pada masa pandemi covid-19. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif,  dilakukan di 5 (lima) lokasi dengan tingkat kasus tertinggi di Indonesia yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), menggunakan instrumen yang disampaikan kepada responden melalui google form survey.Kata kunci: covid-19, KAP, lansia, peran caregivers