Komunikasi dalam timbang terima antar petugas kesehatan merupakan kegiatan penting dalam menjaga keselamatan pasien. Komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) merupakan metode komunikasi terstruktur yang penting dalam proses timbang terima untuk meningkatkan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan predisposing factors, reinforcing factor, dan enabling factor terhadap pelaksanaan komunikasi SBAR pada saat timbang terima di ruangan rawat inap salah satu RSUD tipe c Sumatera Barat. Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional pada 91 perawat yang dipilih secara total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat berada pada kategori dewasa akhir (78%), berjenis kelamin perempuan (94,5%), dengan lama kerja >15 tahun (37,4%), dan berpendidikan D3 Keperawatan (53,8%). Sebagian besar responden memiliki sikap positif (71,4%), keyakinan tinggi (79,1%), nilai-nilai tinggi (74,7%), dukungan pimpinan baik (65,9%), serta lingkungan kerja baik (63,7%). Dapat disimpulkan bahwa predisposing factors, reinforcing, dan enabling pada perawat di ruang rawat inap RSUD tipe c berada dalam kategori baik, yang mencerminkan kesiapan individu dan lingkungan dalam mendukung pelaksanaan komunikasi SBAR secara efektif. Kata Kunci : Timbang Terima; Komunikasi SBAR