Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

CORRELATION BETWEEN MEDICAL STUDENTS’ PERCEPTION ON LEARNING ENVIRONMENT AND STRESS LEVEL Resti Rahmadika Akbar; Mardiastuti Wahid; Retno Asti Werdhani
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education Vol 8, No 1 (2019): Maret
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1614.827 KB) | DOI: 10.22146/jpki.44857

Abstract

Background: Learning environment in medical education is one of several aspect determine students’ academic success. The medical education itself has been the biggest source of depression or stress for students, beside personal, financial, or family problems. The purpose of this study is to assess the correlation between students’ perception on learning environment and stress levels.Methods: This study was a cross sectional study, conducted from December 2016 to April 2017, involving the 1st, 2nd, 3rd, 4th year students of the Faculty of Medicine, Baiturrahmah University (FK UNBRAH), Padang, with a total of 595 students. Students’ perceptions on learning environment were assessed using the Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) questionnaire and the student stress level was assessed by the questionnaire of Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Both questionnaires have been validated and available in Bahasa.Results: Respondents involved in this study were 477 (80.1%).The median of the students’s perceptions on their learning environment was 132 (92-200), which means "more positive than negative". Students’ perceptions on learning environment between 1st year students with other academic years differed significantly. There was no significant difference between female and male students' perceptions on the learning environment. The median value of student stress level of FK UNBRAH was categorized as normal. There was no statistically significant difference in stress level based on academic level and gender. The correlation between students’ perception toward learning environment and academic level was found to be significant with very weak negative correlation (p<0,05)Conclusion: The better students’ perception on the learning environment, the lower the stress level.  
Persepsi Mahasiswa Tahap Profesi Kedokteran terhadap Interprofessional Education Resti Rahmadika Akbar
Health and Medical Journal Vol 3, No 2 (2021): HEME July 2021
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.767 KB) | DOI: 10.33854/heme.v3i2.681

Abstract

Introduction: The introduction of the concept of collaborative health education that has been launched by WHO aims to improve health services. Collaborative media initiated by WHO is Interprofessional Education (IPE). Professional stage students are expected to cooperate with other health professions. A positive perception of IPE acceptance is expected to be taken into consideration by institutions for the development of the IPE concept at the Faculty of Medicine at Universitas Baiturrahmah. Aims: The purpose of this study was to determine perceptions of medical professional stage students towards IPE. Method: This type of research is quantitative with a descriptive analysis design with a cross-sectional approach. The research sample was used in consecutive sampling. Retrieval data with a modified IEPS (Interprofessional Education Perception Scale) questionnaire. Results: The results showed the reliability of the IEPS questionnaire 0.890. The modified IEPS questionnaire has 12 statements. The majority of the perception of medical professional stage students is positive 92.3%. The subcategory of competence and autonomy are good at 89.7%, the need to work together is good at 97.4% and perceptions about collaboration are good at 89.7%. Conclusion: The majority of students' perceptions of interprofessional education are good and need strategies and communication from educational institutions and teaching hospitals in its implementation.
Profil Penderita Liken Simpleks Kronikus Di Puskesmas Padang Pasir Kota Padang Tahun 2017 Dita Purnama Sari; Irma Primawati; Resti Rahmadika Akbar
Health and Medical Journal Vol 1, No 1 (2019): HEME January 2019
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.902 KB) | DOI: 10.33854/heme.v1i1.219

Abstract

Latar Belakang: Liken Simpleks Kronikus (LSK) merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskripta yang mengalami peningkatan insiden akhir-akhir ini, namun pada penelitian sebelumnya masih terdapat perbedaan mengenai profil LSK sehingga pentingnya pembaharuan epidemiologi LSK agar dapat dijadikan landasan teori terbaru bagi penelitian, pendidikan, institusi kesehatan dan masyarakat.Tujuan:  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penderita Liken Simpleks Kronikus di Puskesmas Padang Pasir tahun 2017 yang mencakup distribusi frekuensi berdasarkan usia, jenis kelamin, keluhan utama, lokasi lesi dan terapi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medis pasien LSK di Puskesmas Padang Pasir Kota Padang pada tahun 2017. Sampel penelitian sebanyak 70 orang yang diperoleh dengan teknik total sampling dan rumus slovin. Hasil penelitian diperoleh distribusi frekuensi penderita LSK berdasarkan kelompok usia terbanyak adalah 56-65 tahun (34,3%) dengan jumlah pasien perempuan lebih banyak (51,4%) daripada laki-laki (48,6%). Keluhan utama terbanyak yaitu gatal (82,9%), lokasi lesi yang tersering adalah kaki (54,3%) dan terapi antihistamin oral yang paling banyak diberikan adalah Klorferamini Maleat (CTM) 4mg (72,9%), terapi steroid oral terbanyak Dexametason 0,5 mg (28,6%) dan terapi topikal terbanyak adalah Betametason 0,1% krim (51,4%). Kesimpulan: Distribusi frekuensi penderita LSK berdasarkan usia didapatkan kelompok usia terbanyak kasus LSK adalah 56 - 65 tahun berjumlah 24 (34,3%) orang pasien, hal ini terjadi karena pada periode ini penderita cenderung mengalami gangguan psikologis dan psikiatri
Gambaran Pengalaman Pembelajaran Blended Learning Mahasiswa Semester I menggunakan Google Classroom Resti Rahmadika Akbar; Mutiara Anissa; Dian Ayu Hamama Pitra; Debie Anggraini; Dita Hasni
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.809 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.258

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan teknologi informasi pada era revolusi 4.0 juga berpengaruh pada pendidikan. Pendidikan tinggi dituntut untuk mengembangkan kurikulum yang berbasis literasi digital dan literasi teknologi. Penggunaan blended learning mengkombinasikan metode tatap muka dengan google classroom pada modul pengantar pembelajaran kedokteran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengalaman pembelajaran mahasiswa menggunakan blended learning. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang. Sampel penelitian adalah mahasiswa semester pertama Fakultas Kedokteran universitas Baiturrahmah. Data dikumpulkan melalui kuisioner online menggunakan google form. Hasil: Jumlah responden 56 mahasiswa. Sebanyak 83.9% mahasiswa sudah familiar dengan istilah e-learning atau blended learning, 92.9% menyatakan tidak mengalami kesulitan saat menggunakan google classroom. Sebanyak 92,9% mahasiswa merekomendasikan google classroom sebagai media yang cukup efektif. Kesimpulan: manfaat blended learning dapat dirasakan oleh mahasiswa, media menyampaikan sumber pembelajaran dan media diskusi dengan mahasiswa serta memeriksa hasil tugas mahasiswa dengan cepat, serta meningkatkan kedisiplinan mahasiswa.
Hubungan Efektivitas Diskusi Kelompok dengan Nilai Modul Kardiorespirasi pada Mahasiswa Angkatan 2018 di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Ilham Maulana Rifyandi; Resti Rahmadika Akbar; M Nurhuda
Health and Medical Journal Vol 2, No 2 (2020): HEME July 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.518 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i2.457

Abstract

Latar belakang: Dalam pendidikan kedokteran, sistem student centered learning (SCL) diterapkan dengan model problem based learning (PBL). Ini merupakan inovasi dalam suatu metode pembelajaran dengan tujuan untuk melatih mahasiswa berpikir kritis, kreatif, rasional dan meningkatkan pemahaman materi serta memberikan pengalaman nyata terhadap mahasiswa salah satu metodenya yaitu diskusi kelompok. Tujuan: Mengetahui bagaimana hubungan diskusi kelompok dengan nilai Modul Kardiorespirasi mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Metode: Penelitian  ini merupakan penelitian  analitik  korelatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tahun pertama pada bulan Mei 2019 dengan rumus korelatif kategorik dengan sampel sebanyak 60 orang menggunakan google formulir. Analisis data dilakukan secara univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Spearman menggunakan program SPSS. Hasil: Pada penelitian ini dari 150 mahasiswa diperoleh responden sebanyak 60 orang hasil paling banyak tinggal sendiri, kontrakan atau kos yatu sebanyak 53 orang (88,3%) dan yang paling banyak mengisi data adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 48 (80%). Untuk nilai modul di dominasi oleh nilai D sebanyak 31 orang (51,3 aspek demotivational sebanyak 67%. Kemudian hubungan efektivitas diskusi kelompok dengan nilai modul pada aspek demotivational r = 0,385 dan p = 0,002. Kesimpulan: Didapatkan dari tiga aspek yang terdapat pada efektifitas diskusi kelompok hanya aspek demotivational yang memiliki hubugan dengan nilai modul memiliki hubungan dan menunjukan koefisien korelasi dengan p = 0,002 dan nilai r = 0,385 maka semakin tinggi nilai aspek demotivational maka semakin tinggi tingkat kegagalan
Gambaran Motivasi Strategi Pembelajaran Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Ilham Fahrul Arrazi; Resti Rahmadika Akbar; Fidiariani Sjaaf
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.592 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.286

Abstract

Latar Belakang: Motivasi berhubungan positif dengan strategi pembelajaran. Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Beberapa penelitian menyebutkan hubungan positif antara motivasi dan pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat gambaran motivasi strategi pembelajaran mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Metode penelitian yaitu deskriptif cross sectional. Metode: Penelitian menggunakan data primer dengan kuesioner Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) yang dibagikan melalui google form. Populasi penelitian merupakan mahasiswa semester akhir tahap akademik sebanyak 149 mahasiswa, dengan teknik pengumpulan sampel yaitu total sampling.  Hasil: Analisis data univariat ditampilkan dalam bentuk tabel distribudi frekuensi menggunakan SPSS 24.0. Hasil dari 95 responden, 83 mahasiswa tinggal di kontrakan/kos, berdasarkan jenis kelamin lebih banyak perempuan 76 (80%) mahasiswa, berdasarkan motivasi strategi pembelajaran 69 mahasiswa (72,6%) motivasi tinggi,  21 mahasiswa (22.1%) motivasi sedang, 5 mahasiswa (5.3%) motivasi rendah. Reliabilitas kuesioner dengan Cronbach’s Alpha 0,978. Kesimpulannya gambaran motivasi mahasiswa tahun akhir Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah menunjukkan motivasi tinggi.
HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAN GANGGUAN KOGNITIF PADA LANSIA Resti Rahmadika Akbar; Dian Ayu Hamama Pitra; Mutiara Anissa; Debie Anggraini
HUMAN CARE JOURNAL Vol 5, No 3 (2020): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v5i3.814

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk lansia menjadi tantangan sendiri. Pemenuhan fasilitas, sistem serta peran dari pemerintah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup lansia.. Salah satu aspek yang terkait dengan proses penuaan adalah penurunan fungsi yang mencakup psikologis, sosiologis dan biologis. Salah satu perubahanan yaitu penurunan fungsi kognitif. Penuruan fungsi pada lansia juga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian dari lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai hubungan tingkat kemandirian dan gangguan kognitif pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik pengumpulan sampel convenience-sampling. Sampel penelitian ini merupakan pasien prolanis. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Moca-Ina versi Indonesia untuk menilai fungsi kognitif dan Indeks Barthel untuk menilai tingkat kemandirian. Untuk menilai keadaan sosiodemografi dinilai melalui wawancara. Hasil penelitian ini didapatkan hasil hubungan tingkat kemandirian dan gangguan kognitif pada lansia dengan hasil p=0.209. Untuk hasil tingkat kemandirian didapatkan hasil tingkat mandiri (92%), fungsi kognitif umumnya berada pada mild kognitif (76%). Dari penelitan ini disimpulkan hubungan tidak bermakna tingkat kemandirian dengan gangguan kognitif.
Deteksi Dini Gangguan Kognitif dan Depresi Pada Lansia Resti Rahmadika Akbar; Dian Ayu Hamama Pitra; Mutiara Anissa; Yuri Haiga; Rahma Triyana
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2020): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v4i4.4051

Abstract

Increasing the number of elderly people needs to be followed by programs that can maintain the quality of life of the elderly. The ratio of elderly dependence on the productive population is increasing. For that, we need a program so that physical and social changes in the elderly do not reduce the independence of the elderly. Physical changes in the form of cognitive disorders namely decreased brain function so that activities related to the ability of attention, concentration, calculation, decision making, reasoning, and abstract thinking. Social changes in the form of job loss, loneliness, risk of disease, can be a trigger for depressive disorders in the elderly. The purpose of this activity is for all parties to have a role in the early detection of cognitive disorders and depression as well as the elderly who have symptoms can be treated early
Kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Dengan GERD-Q Pada Mahasiswa Kedokteran Anfal Didik Kuswono; Bun Yurizali; Resti Rahmadika Akbar
In Proses
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.308 KB)

Abstract

Pendahuluan: Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika lambung mengalami refluks secara berulang sehingga menimbulkan gejala dan komplikasi. Aktivitas pada mahasiswa kedokteran semester akhir lebih padat seperti perkuliahan, penulisan skripsi, serta kegiatan lainnya sehingga faktor risiko GERD akan didapat lebih banyak. Tujuan : Mengetahui kejadian Gastresophageal Reflux Disease (GERD) pada mahasiswa kedokteran. Metode : Penelitian deskriptif kategorik dengan pendekatan cross sectional. Analisis data univariat dengan program SPSS. Hasil : Total 143 responden terdiri dari laki-laki 37 orang (25,9%) dan perempuan 106 orang (74,1%). Responden menderita GERD sebanyak 24 orang (16,8%), mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu 17 orang (70,8%). Gejala terbanyak yaitu regurgitasi sejumlah 23 orang (95,8%). Obat terbanyak yang dikonsumsi yaitu golongan Antasida dan PPI. Sejumlah 10 orang (41,7%) menderita GERD, tidak mengonsumsi obat. Kesimpulan : Responden yang menderita GERD mayoritas perempuan. Gejala terbanyak yaitu regurigitasi. Jenis obat paling banyak dikonsumsi golongan PPI dan Antasida.
Edukasi Masyarakat Mengenai Gejala Cemas Resti Rahmadika Akbar; Mutiara Anissa; Insil Pendri Hariyani; Rhandyka Rafli
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i4.10008

Abstract

In the last two years, society has been faced with a global problem, namely a pandemic, which is related to various aspects of life. Daily life and work are affected by these circumstances. Mental health, especially anxiety, stress and even depression can be felt by the community. For this reason, by providing education about symptoms of anxiety, it is hoped that the community will be aware and be able to determine when to ask for help and self-management so that the functions of daily life are not disrupted. For this reason, by providing education about symptoms of anxiety, it is hoped that the community will be aware of and be able to determine when to ask for help and self-management so that the functions of daily life are not disrupted.