Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

A Review of The Suitability of Mangrove Agro-ecotourism Areas in Perupuk Village, Batubara Regency, North Sumatra Province Hasan, Uswatul; Mardiana, Siti; Hasibuan, Syahbudin
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 10, No 2: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus July 2024
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v10i2.5669

Abstract

This study aimed to measure the suitability of mangrove ecosystems in Perupuk village, Batubara district as an ecotourism area. Several ecological parameters were used as a basis for considering suitability including mangrove type, thickness, and density. In addition, biota diversity and tidal height were also observed. Mangrove observations were carried out using the 10 x 10 metre quadratic transect method as many as 20 pieces were let on the shoreline area toward, land. The results showed that this area was only overgrown with Avicennia marina with a thickness of 203.7 meters, and a density of 2100 Ind/ha. There are 31 species of biota associated with mangrove ecosystems consisting of 3 bivalve species, 1 gastropod, 6 fish, 16 birds, 2 crustaceans, 2 arthropods, and 1 mammal. The results of the ecotourism suitability index analysis show that this area is very suitable for mangrove ecotourism sites with a suitability value of 73.75%
HUBUNGAN MORFOMETRIK DAN KARAKTERISTIK TANAH KERANG LOKAN Geloina erosa (Solander 1786) DI EKOSISTEM MANGROVE BELAWAN Hasan, Uswatul
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 3, No 2: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus Agustus 2017
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v3i2.1120

Abstract

Hubungan Morfometrik dan Karakteristik Tanah kerang lokan Geloina erosa (Solander 1786) di Ekosistem Mangrove Belawan, telah diteliti pada bulan Desember 2013 - Februari 2014 G erosa. Sampel diambil dari tiga stasiun pengamatan dan masing-masing pengamatan stasiun dibuat 3 ulangan (bulanan) sampling. Metode yang digunakan dalam menentukan titik sampling adalah "purposive sampling" pada sampel G. erosa yang dikumpulkan langsung dengan cara menangkap dengan tangan pada titik terendah. Hasil analisis data diperoleh Kelas ukuran kerang lokan terbanyak terdapat stasiun 1 mangrove vegetasi Nipah (Nypa fruticans). dengan populasi kerang lokan 433 individu, sedangkan kelas ukuran kerang lokan yang terkecil terdapat pada stasiun 2 hutan mangrove vegetasi heterogen dengan populasi kerang lokan 184 individusedangkan Jumlah kelas ukuran yang terbanyak terdapat pada kelas ukuran 6,0
The Effectiveness of Different Natural Feeds on the Growth and Survival Juvenile of the Striped Snakehead Fish (Channa striata) Hasan, Uswatul; Siswoyo, Bambang H; Manullang, Helentina M; Sari, Mutia; Rezeki, Indah Tri
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 8, No 3: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus November 2022
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v8i3.3248

Abstract

One of the commodities of freshwater fish species that live in swamps and rivers that have high economic value is snakehead fish. In addition to having economic value, it also has a high albumin content and has various functions for health so it is very useful in the medical and industrial world. Snakehead fish is very rich in albumin, which is an important type of protein. There is 60% protein in plasma found in albumin, albumin in the blood functions to increase endurance, and is able to regulate the water balance in cells, waste products can also be removed, in the formation of new cells nutrients can be given so as to accelerate the recovery of body tissue that is split. post operation. The thing that must be considered at the time of feeding is the right amount, time and use. Therefore, the types of natural food that can be used as snakehead fish feed are silk worms (Tubifex sp), water fleas (Daphnia), small freshwater fish (gobies/tilapia). In this study, the design used was a non-factorial completely randomized design (CRD) with three treatments and three replications. From the results of the study, the highest growth of snakehead fish (Channa striata) was found in treatment A, namely absolute weight 6.61 grams, and average The average absolute length growth is 3.13 cm. The highest survival rate was in treatment A, which was 100% and the lowest was in treatment C, which was 76.6667%
PENGELOLAAN AGRO-EKOWISATA MANGROVE PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE KAUSAL LOOP hasan, uswatul; Mardiana, Siti; Hasibuan, Syahbudin
Djtechno: Jurnal Teknologi Informasi Vol 5, No 3 (2024): Desember
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/djtechno.v5i3.5316

Abstract

Pengembangan dan pengelolaan agro-ekowisata mangrove pada kawasan pantai timur Sumatera Utara perlu mendapatkan perhatian serius, karena output pengelolaan yang diharapkan tidak hanya pada penguatan aspek ekonomi, tetapi juga harus memperhatikan aspek ekologi dan sosial. Hal tersebut sesuai definisi The International Ecotourism Society (2005) yang menyatakan bahwa ekowisata adalah kegiatan wisata yang bertanggung jawab ke daerah-daerah alami dengan menjaga kelestarian lingkungan alam dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. hasil identifikasi isu pengembangan model, ada empat isu potensi permasalahan pokok, yaitu adanya potensi dampak terhadap fungsi konservasi hutan mangrove pantai timur Sumatera Utara berupa pencemaran; adanya pengelolaan belum optimal, sehingga tingkat pelayanan jasa wisata rendah; kemampuan sumberdaya manusia pengelola belum memadai; dan manajemen pemasaran belum optimal. Model yang dikembangkan bertujuan untuk melihat peningkatan pendapatan (manfaat ekonomi) dan jumlah pengunjung dengan memperhatikan kualitas lingkungan (daya dukung) serta efisiensi penggunaan lahan. Adapun tindakan pengelolaan yang dilakukan pada model pengelolaan agro-ekowisata hutan mangrove adalah pengelolaan daya dukung lingkungan, peningkatan kapasitas asimilasi, dan konsekuensi biaya-biaya yang timbul akibat tindakan pengelolaan. Indikator keberhasilan pengelolaan adalah jumlah pengunjung, pendapatan pengelola dan masyarakat. Berdasarkan tindakan pengelolaan tersebut dikembangkan 4 skenario, yaitu bussines as usual (BAU), pro lingkungan, pro pengelola, dan pro masyarakat. Hasil simulasi model selama 10 tahun menunjukkan bahwa skenario pro lingkungan merupakan pengelolaan yang paling ideal karena indikator ekologi menunjukkan tingkat keberlanjutan yang ditandai dengan tidak terlampauinya daya dukung fisik kawasan sampai akhir simulasi pada tahun 2030. Kondisi ini berdampak pada jangka waktu pengelolaan kawasan wisata lebih lama dibandingkan dengan skenario lain. Hal yang lebih penting adalah dengan kualitas lingkungan yang baik, maka biaya-biaya yang timbul akibat kerusakan lingkungan bisa ditekan.Kata Kunci : Ekologi, Ekonomi, Model, Pengunjung
Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Gurami (Osprhonemus Gouramy) Di Balai Benih Ikan Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kota Binjai Rahmah, Nabila Safia; Syafitri, Emmy; Hasan, Uswatul
Jurnal Aquaculture Indonesia Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Prodi Akuakultur Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/jai.v4i1.5846

Abstract

Jenis ikan yang dipelihara di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Binjai adalah ikan konsumsi dan ikan hias. Ikan konsumsi menjadi salah satu jenis ikan yang banyak diminati para pembeli dan pembudidaya, sehingga berdampak pada tingkat permintaan ikan konsumsi yang tinggi. Salah satu jenis ikan konsumsi yang paling banyak dikembangkan oleh para pembudidaya ikan adalah ikan gurami, selain itu permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah dan harga yang relatif stabil. Permasalahan yang sering dihadapi dalam budidaya ikan adalah penyakit akibat serangan parasit (ektoparasit) yang dapat menurunkan kualitas tampilan ikan, menyebabkan perubahan warna ikan dan kerusakan bagian tubuh ikan sehingga dapat menurunkan nilai jual ikan dan menurunkan tingkat produksi ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis ektoparasit dan mengetahui tingkat prevalensi ektoparasit yang terdapat pada ikan gurami di BBI Kota Binjai. Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengambilan sampel menggunakan metode purpose random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ikan gurami berukuran 17-25 cm. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan dengan cara memotong bagian tubuh ikan (sirip, lamella insang, dan ekor), kemudian diletakkan diatas kaca benda, ditetesi aquades, ditutup dengan kaca penutup, dan diamati di bawah mikroskop. Hasil pemeriksaaan ektoparasit dianalisis secara deskripstif kuantitatif. Data yang diperoleh ditabulasikan dalam tabel dan gambar dan   disandingkan literasi terkait. Hasil pengamatan didapatkan 1 jenis ektoparasit yaitu Lerneaea sp dengan jumlah dan prevalensi yang berbeda pada setiap ukuran tubuh ikan. nilai prevalensi ektoparasit tertinggi (41,7%) didapatkan pada ikan dengan ukuran tubuh 20-22 cm dengan kategori umumnya dan keterangan infeksi biasa serta intensitas ektoparasit tertinggi (1,8 ind/ekor) didapatkan pada ukuran tubuh ikan antara 17-19 cm dengan kategori rendah.
Pemanfaatan Tepung Daun Singkong (Manihot Utilissima) Terfermentasi Dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Benih Ikan Batak (Tor Soro) Nasution, Muhaimin Umri; Noorsheha, Noorsheha; Siswoyo, Bambang Hendra; Hasan, Uswatul
Jurnal Aquaculture Indonesia Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Prodi Akuakultur Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/jai.v4i1.5847

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun singkong (Manihot utilissima) terfermentasi dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan batak (Tor soro). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2023 di Unit Pembenihan Rakyat Pusat Pelatihan Manidri Kelautan dan Perikanan (UPR P2MKP) Amphibi Desa Padang Lancat Sisoma, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap), 4 taraf perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu pelet 100% sebagai kontrol, penambahan tepung daun singkong terfermentasi sebanyak 10%, 15% dan 20%. Ikan yang digunakan sebanyak 180 ekor dengan berat ikan (3-4 g, 6-7 cm). Hasil penelitian didapatkan bahwa pertumbuhan berat mutlak dan panjang mutlak tertinggi pada perlakuan P0 (1,87 g; 1,59 cm) dan terendah pada perlakuan P3 (1,14 g; 0,87 cm). Laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada perlakuan P0 yaitu 4,6% dan terendah pada perlakuan P3 yaitu 2,8%. Kelulushidupan benih ikan batak tertinggi pada perlakuan P0 yaitu 93% dan terendah pada perlakuan P3 yaitu 84%. Pengukuran kualitas air suhu rata-rata yaitu 24,9-27,2°C. Nilai pH berkisar 6,9-7,2. Nilai DO berkisar 6,8-7,2 mg/l.
Pengaruh Suhu Yang Berbeda Terhadap Derajat Penetasan Telur Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Di Balai Benih Dan Budidaya Ikan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian Dan Perikanan Kota Medan Siregar, Pitri Ramadhani; Batubara, Pebry Aisyah Putri; Hasan, Uswatul
Jurnal Aquaculture Indonesia Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Prodi Akuakultur Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/jai.v4i1.5850

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkatan suhu yang berbeda terhadap derajat penetasan telur Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Balai Benih dan Budidaya Ikan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai dengan 6 April 2024 bertempat di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Medan. Metoda Penelitian yang digunakan adalah Metoda Eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perbedaan suhu yang berbeda dalam penetasan telur Perlakuan salinitas yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (highly significant) terhadap daya tetas telur ikan mas (Cyprinus carpio). Rata-rata daya tetas ikan mas tertinggi terdapat pada Perlakuan P3 (suhu 29 oC) yaitu 87,67 %, dan untuk daya tetas terendah terdapat pada Perlakuan P4 (suhu 32 oC) yaitu sebesar 45,33 %. Lama waktu penetasan telur ikan mas tercepat diperoleh pada Perlakuan P4 (suhu 32 oC) yaitu selama 38 jam dan di ikuti Perlakuan P3 (suhu 29 oC) selama 42 jam, kemudian Perlakuan P2 (suhu 26oC) selama 45 jam, dan penetasan terlama pada Perlakuan P1(suhu 23 oC) yaitu selama 47 jam.Tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas tertinggi terdapat pada Perlakuan P3 (suhu 29 oC) yaitu 97,73 % dan kelangsungan hidup terendah terdapat pada Perlakuan P4 (suhu 32 oC) yaitu sebesar 91,09 %. Parameter kualitas yang diukur selama penelitian antara lain perbedaan suhu P1 = suhu 32 oC), P2 = suhu 26 oC), P3 = suhu 29 oC), P4 = suhu 32 oC), Derajat keasaman pH berkisar 7,40 – 7,70, DO berkisar antara 7,82- 8,25.
Study of The Suitability of Tourism in the Lubuk Kertang Mangrove Forest Area, Langkat district, North Sumatra Hasan, Uswatul; Mardiana, Siti; Hasibuan, Syahbudin
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 11, No 1: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus March 2025
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v11i1.6404

Abstract

Mangrove forests serve as a natural barrier against storm surges, tsunamis and coastal erosion. Their complex root systems dissipate wave energy, protecting coastal areas from the effects of severe weather.This article serves to evaluate the tourism potential of the Lubuk Kertang mangrove area, highlight its ecological and community significance, identify challenges, and propose sustainable management strategies to enhance ecotourism opportunities. Mangrove observation using the transectional square methodology was used to assess mangrove density. It involves establishing transect squares consisting of 20 units, each measuring 10 x 10 meters, starting from the coastal area and extending inland. The study found that the mangrove area consisted mainly of Avicennia marina species, with a density of 1860 individuals per hectare (18.6 individuals per 100 m²). The tourism suitability index results for the Lubuk Kertang mangrove forest area were very high at 87.5%, categorizing it as “very suitable” for ecotourism development. This indicates a strong potential to attract tourists and promote sustainable tourism practices in the region
PENGEMBANGAN USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI DESA BULU CINA HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA Hasan, Uswatul; Siswoyo, Bambang H; Manullang, Helentina M
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v1i1.531

Abstract

Produksi perikanan diharapkan peranannya sebagai salah satu pendukung ketersediaan bahan pangan sumber protein hewani dalam rangka perbaikan gizi masyarakat guna peningkatan keadaan kualitas sumberdaya manusia. Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah yang menjadi sentra usaha budidaya ikan air tawar dengan berbagai pola usaha dan pembenihan ikan.Tujuan pengabdian pada masyarakat adalah untuk meningkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat Kelompok Tani “Bina Karya” dalam melakukan pembenihan ikan lele sehingga produksi benih ikan lele dapat meningkat, berkualitas sehingga kebutuhan benih dapat terpenuhi. Sedangkan manfaat kegiatan adalah tersedianya benih ikan lele secara kontinyu dengan kualitas prima yang dapat diperoleh dari Kelompok Tani Bina Karya pembenihan dan pembudidaya ikan/ Desa Bulu Cina dan meningkatnya kesejahteraan pembudidaya ikan melalui peningkatan produksi ikan konsumsi maupun benih ikan. Metode pendekatan yang dipakai dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode pendekatan partisipasi kelompok atau Partisipatory Rural Apprasial (PRA), yaitu melibatkan kelompok tani ternak perikanan dalam kegiatan. Proses Produksi Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo meliputi pembuatan kolam, pemeliharaan induk, pembenihan, penetasan telur, pemeliharaan larva, pendederan dan pemanenan. Dengan adanya pengabdian kepada masyarakat diharapkan permasalahan sulitnya memperoleh benih  dan mahalnya harga benih dapat teratasi dengan baik dan input yang diharapkan terjadi meningkatkan pendapatan para anggota kelompok Tani Bina Karya.
BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN TEKNOLOGI BIOFLOK DI KELURAHAN NELAYAN INDAH Siswoyo, Bambang Hendra; Hasan, Uswatul; Manullang, Helentina M
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v2i1.635

Abstract

Konsumsi protein hewani masyarakat yang rendah, perlu ditingkatkan dengan menyediakan sumber protein yang berkualitas dan harga terjangkau. Budidaya sistem bioflok memungkinkan terjadinya efisiensi penggunaan pakan sekaligus menaikan padat tebar ikan, sehingga cocok dilakukan di perkotaan dengan keterbatasan lahan. Budidaya ikan dengan sitem bioflok merupakan sistem yang sedang dikembangkan saat ini dalam kegiatan budidaya ikan yang bertujuan agar mutu air budidaya dapat bertahan bahkan dapat meningkat sesuai kebutuhan, selain itu nutrient pakan dapat dimanfaatkan secara optimal. Pengabdian kepada masyarakat berguna untuk menciptakan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat nelayan guna menambah penghasilan nelayan. Sedangkan manfaat kegiatan ini adalah pemeliharaan ikan dengan menggunakan sistem bioflok yaitu dengan cara mengembangbiakkan bakteri/mikroba yang berguna pada perairan pemeliharaan ikan, yang pada akhirnya dapat mempertahankan bahkan memperbaiki kestabilan kualitas air, menghilangkan zat-zat beracun seperti amoniak, bakteri yang merugikan (bersifat pathogen) dan selanjutnya ikan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini menerapkan konsep pelibatan masyarakat atau kelompok secara aktif atau dikenal dengan metoda (PRA), metoda ini dipandang efektif karena melibatkan para mitra karang taruna berpartisipasi secara aktif mulai dari pembuatan kolam, persiapan kolam, sampai akhir kegiatan yaitu pemanenan ikan. Dengan adanya pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan kegiatan budidaya ikan dengan sistem bioflok ini dapat berjalan dengan baik serta dapat menambah penghasilan bagi para nelayan sehingga tingkat kesejateraan dapat meningkat.