Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KARAKTERISTIK DAN MUTU BERAS LOKAL KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA: (Characteristics And Quality Of Local Rice In Bulungan District, North Kalimantan) Fitrah Pangerang; Nila Rusyanti
jurnal1 VOLUME 1 ISSUE 2, DESEMBER 2018
Publisher : Hasanuddin University Food Science and Technology Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/canrea.v1i2.96

Abstract

The quality of rice determines rice prices and consumer tastes. This study aims to identify the characteristics and quality of local rice based on SNI 01-6128-2015 standards. This research was conducted by exploration method. The amount of rice taken is 1 kg. Each local rice is observed for its physical properties and quality. Physical properties include white degree, clarity, shape and size of rice while the quality of rice is adjusted to the standard quality SNI 01-6128-2015. The results show that the physical properties of local rice have white degrees which vary between 58.8 - 54.6%. Where the type of krayan rice and rice taro shows the highest white degree. The value of clarity of local rice shows in the range of 1.70 - 2.57%. The level of rice clarity affects the level of consumer preference. The size of local rice has a long and medium sized category. Long-term rice is Puy, Ikang, Angga and Red rice which are cultivated with traditional lowland rice farming systems with a length (6.5-7) mm. While medium-sized rice is the type of krayan rice and taro rice which are cultivated organically with traditional rice farming systems by the people of the highlands with a length (5.5-5.6) mm. The form of local rice has the form of lean rice (2.8-3.5) and the form of medium rice (2.2-2.8). Ikang rice, Angga and krayan have a slim shape while Puih, Keladi and Merah have medium forms. Judging from the rice quality requirements of the SNI standard (2015), it can be seen that the local rice in Bulungan meets the requirements for quality standards for rice III, IV and V. Ikang and Krayan rice meets III quality. Puy, Angga and Keladi rice meets the quality of rice IV. While brown rice fulfills the quality of rice V. This shows that the local rice in Bulungan definitely needs better postharvest handling to improve the quality of rice so that the rice produced is able to compete in the market. Conclusion Bulungan local rice has characteristics with the size and shape of lean and medium rice with a relatively low quality
EVALUASI MUTU BERAS MERAH DAN BERAS HITAM LOKAL PADA LAHAN PERLADANGAN KABUPATEN BULUNGAN, KALIMANTAN UTARA: Evaluation Of Red Rice Quality And Local Black Rice On Land Breaking, Bulungan District, Kalimantan Utara Fitrah Pangerang; Nila Rusyanti
jurnal1 VOLUME 2 ISSUE 2, DESEMBER 2019
Publisher : Hasanuddin University Food Science and Technology Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/canrea.v2i2.210

Abstract

Bulungan Regency is one of the contributors to the production of local rice commodities in North Kalimantan. This study aims to identify the characteristics and quality of local brown rice and black rice traditionally cultivated on farms. This research was conducted by exploratory methods. The amount of rice taken is 1 kg. Each brown rice and local black rice were analyzed for physical properties and quality of rice according to SNI quality class 01-6128-2015. The results of the analysis of the physical properties of local brown rice are of medium and short size. Medium size, namely Tanjung.Tanjung Palas with size (6.3 mm), and BM. Teras Baru (6.0 mm), while the short size is BM. Clubers with sizes (5.0 mm), BM. Selimau (5.3 mm) and BM Pimping (5.0 mm). Whereas the local black rice has medium and short sized categories. Medium size namely BH. Selimau (6.3 mm) and BH. Tobulo (6.0 mm), while the short size is BH. Braid (5.0 mm). The form of local brown rice has a round and medium shape. Round shape on BM. Club and BM. Teras Baru, while the form of medium rice in BM.Selimau, BM. Tanjung Palas and BM. Pimping. Whereas black rice has a medium and slim shape. Medium form at BH.Pejalin and BH.Tobulo, slim form of rice at BH. Selimau. Judging from the quality of rice shows that local brown rice that meets quality standards, namely BM. Tanjung Palas with medium quality class 3. While black rice that meets quality standards is Pejalin black rice with medium quality class 3. While red rice and other local black rice do not meet quality standards. This shows that Bulungan local rice needs to be done better postharvest handling to improve the quality of rice so that the rice produced is able to compete in the market. Conclusion Local Bulungan rice has characteristics with varying size and shape of rice, namely round, slender medium with relatively low quality.
MEMPELAJARI KARAKTERISTIK PENGERINGAN LAPIS TIPIS PISANG AMBON (Musa paradisiaca forma typical) Fitrah Pangerang; Ummu Aimanah
Jurnal Agrisistem Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari karakteristik pengeringan pisang ambon. Perlakuan penelitian meliputi perendaman dalam asam sitrat dan pengeringan pada suhu 40, 50, 60 oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perendaman asam sitrat memperlihatkan grafik pada berbagai tingkatan suhu lebih curam. Kadar air pisang untuk perlakuan tanpa perendaman dalam asam sitrat untuk mencapai kadar air standar 12 % bb suhu 40 oC dicapai pada waktu 300 menit, suhu 50oC dicapai pada waktu 240 menit dan suhu 60oC dicapai pada waktu 180 menit. Sedangkan untuk perlakuan perendaman dalam asam sitrat untuk suhu 40oC dicapai pada waktu 330 menit, suhu 50oC dicapai pada waktu 210 menit dan suhu 60oC dicapai pada waktu 150 menit. Pengeringan dengan perlakuan dalam perendaman asam sitrat memiliki laju penurunan kadar air terhadap waktu pengeringan lebih tinggi begitu juga dengan laju pengeringan terhadap waktu pengeringan serta penurunan laju pengeringan terhadap kadar air. Kesimpulan penurunan kadar air terhadap waktu pengeringan sejalan dengan penurunan laju pengeringan terhadap waktu pengeringan serta penurunan laju pengeringan dan kadar air pengeringan, sehingga makin lama waktu pengeringan laju pengeringan dan kadar air bahan makin menurun dan laju pengeringan menuju nol (0), sedangkan kadar air akan menurun sampai mencapai kadar air kesetimbangan.
Kandungan gizi dan aktivitas antioksidan beras merah dan beras hitam padi ladang lokal dari Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara Fitrah Pangerang
Journal of Tropical AgriFood Volume 3, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.3.2.2021.8475.93-100

Abstract

Beras merah dan beras hitam lokal Bulungan Kalimantan Utara dibudidayakan secara turun temurun oleh petani ladang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji nilai gizi dan aktivitas antioksidan beras merah dan beras hitam lokal padi ladang yang tersebar di beberapa daerah Bulungan. Beras merah lokal yang diuji berasal dari daerah Klubir, Tanjung Palas, Pimping, Teras Baru dan Selimau. Sedangkan beras hitam berasal dari daerah Pejalin, Selimau dan Tobulo. Pengujian nilai gizi beras dilakukan meliputi pengujian kadar protein, lemak, serat kasar, abu, dan karbohidrat. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH. Kandungan nilai gizi menunjukkan protein beras merah mencapai 7,72-9,10%, lemak 1,00-2,07%, serat kasar 0,24-1,77%, total abu 0,43-1,01%, karbohidrat 73,16-79,58%. Sedangkan pada beras hitam memiliki protein 7,44-10,08%, lemak 0,22-0,42%, serat kasar 0,06-0,10%, total abu 0,14-0,78%, karbohidrat 75,80-78,68%. Pengujian nilai aktivitas antioksidan beras merah maupun beras hitam lokal menunjukkan nilai IC50 beras merah 85,69-290,54 ppm. Sedangkan beras hitam memiliki IC50 176,62-287,14 ppm. Kesimpulan beras hitam lokal Bulungan memiliki protein cenderung lebih tinggi dari beras merah lokal. Umumnya beras merah maupun beras hitam lokal memiliki kadar lemak dibawah 3% dan mineral (abu) maksimal 4%. Kandungan serat beras merah maupun beras hitam lokal tergolong rendah yaitu kurang dari 36% dan kandungan karbohidrat (BETN) cukup tinggi. Aktivitas antioksidan beras merah cenderung lebih kuat dibandingkan beras hitam lokal.
Pola konsumsi pangan rumah tangga masyarakat pesisir di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara selama pandemi Covid-19: Studi kasus pada Desa Tanah Kuning dan Desa Mangkupadi Fitrah Pangerang; Didi Adriansyah
Journal of Tropical AgriFood Volume 4, Nomor 1, Tahun 2022
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.4.1.2022.8334.1-8

Abstract

Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan tenaga agar bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Situasi pandemi Covid-19, membuat perubahan situasi baru hampir semua aspek kehidupan, termasuk perubahan rantai pasok pangan mulai dari hulu hingga hilir sehingga menimbulkan permasalahan konsumsi pangan masyarakat terkait keseimbangan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi pangan rumah tangga berdasarkan aspek kuantitas dan kualitas. Metode pengumpulan data menggunakan metode food recall 2 x 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komsumsi energi rumah tangga Desa Tanah Kuning dan Desa Mangkupadi di masa pandemi tergolong defisit dengan angka kecukupan energi (AKE) aktualnya berturut-turut 979,25 kkal/kapita/hari dan 779,15 kkal/kapita/hari dengan rata-rata tingkat kecukupan energi (TKE) sebesar 45,54% dan 36,24%. Dilain pihak, konsumsi protein rumah tangga Desa Tanah Kuning tergolong normal sedangkan Desa Mangkupadi tergolong sedang dengan rata-rata kecukupan protein (AKP) aktualnya masing-masing sebesar 68,94 gram/kapita/hari dan 46,63 gram/kapita/hari dengan tingkat kecukupan protein berturut-turut sebesar 108,64% dan 73,37%. Kualitas konsumsi pangan rumah tangga masyarakat Desa Tanah Kuning dan Desa Mangkupadi belum beragam dan belum seimbang (dibawah standar ideal), skor Pola Pangan Harapan (PPH) kedua desa tersebut berturut-turut adalah 41,70% dan 34,80%.
Pelatihan Pembuatan Kecap Dan Nata De Coco Dari Limbah Air Kelapa di Desa Gunung Putih Fitrah Pangerang; Ratna Dwi Christyanti; Imam Muazansyah
Jurnal Benuanta Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Benuanta Vol.1 No. 1 Juli 2022
Publisher : FMIPA-Unikaltar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61323/jb.v1i1.19

Abstract

Desa Gunung Putih terletak di Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara yang merupakan wilayah potensial penghasil kelapa disamping tanaman perkebunan lainnya. Pengolahan produk kelapa selama ini umumnya masih terpusat pada pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama, sedangkan air kelapa cenderung hanya sebagai hasil samping dari buah kelapa. Air kelapa lebih banyak dibuang bersama limbah rumah tangga lainnya daripada dimanfaatkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan ibu-ibu Kelompok Tani kelapa dalam hal pengolahan pangan sekaligus menyelesaikan permasalahan limbah air kelapa. Program kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan kecap dan nata de coco. Metode yang dipakai dalam pengabdian ini adalah metode pelatihan, demostrasi dan pendampingan pembuatan Kecap dan Nata de Coco hingga siap dipasarkan melalui penyuluhan kemanfaatan limbah kelapa menjadi produk bernilai ekonomis, demostrasi pembuatan kecap dan Nata de coco. Peserta kegiatan adalah ibu-ibu tani masyarakat Desa Gunung Putih. Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah peserta kegiatan mampu: (1) membuat kecap dan Nata De Coco dari air kelapa yang diperoleh dari lingkungan sekitar; (2) memasarkan Kecap dan Nata de Coco untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas. Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut diharapkan dapat mendukung pemberdayaan perempuan/ibu rumah tangga dan dan meningkatkan ekomomi keluarga.
Pengembangan Diversifikasi Pangan Lokal dan Limbah Rumah Tangga dalam Pembuatan Eco-Enzim Fitrah Pangerang; Rina Lesmana; Imam Muazansyah; Ratna Dwi Christyanti
Jurnal Benuanta Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Benuanta Vol.2 No. 2 Juli 2023
Publisher : FMIPA-Unikaltar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61323/jb.v2i2.67

Abstract

SP3 dan SP4 merupakan kawasan transmigrasi yang terletak di Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan. Sumber mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar adalah petani yang mana keadaan sosial ekonomi masyarakatnya tergolong lemah. Melihat kondisi tersebut dirasa perlu mengupayakan agar masyarakat memiliki alternatif baru untuk pemasukan atau pendapatannya dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam yang tersedia. Salah satu upaya dalam meningkatkan potensi alam yang tersedia di SP3 dan SP4 adalah melakukan pengembangan pangan lokal yang berdaya saing global melalui diversifikasi potensi pangan lokal dan pemanfaatan limbah rumah tangga yang berasal dari hasil pertanian masyarakat setempat. Kurangnya pemahaman masyarakat dalam pengembangan potensi alam yang dimiliki oleh masyarakat di SP3 dan SP4 menjadi salah satu kendala. Sehingga diperlukan untuk memberikan pemahaman serta teknik-teknik terbaru dan tepat guna dalam mengelola hasil pertanian masyarakat. Salah satu produk pertanian yang potensial untuk dikembangkan adalah diversifikasi singkong menjadi tepung mocaf, disamping itu memanfaatkan limbah rumah tangga yang berasal dari hasil pertanian dalam bentuk Ecoenzim.
Pelatihan Pembuatan Aneka Olahan Limbah Ampas Tahu Bagi Pelaku Home Industri Fitrah Pangerang; Nila Rusyanti; St Syahdan; Dady Sulaiman; Abdul Arif; Ayu Lingga Ratna Sari
Jurnal Benuanta Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Benuanta Vol.2 No. 2 Juli 2023
Publisher : FMIPA-Unikaltar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61323/jb.v2i2.68

Abstract

Ampas tahu merupakan limbah yang dihasilkan ketika memproduksi tahu. Ampas tahu dari tempat produksi tahu masih mengandung banyak unsur gizi seperti protein nabati dan karbohidrat. Ampas tahu memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga dapat diolah menjadi berbagai olahan sederhana. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa apung dalam mengolah limbah ampas tahu agar dapat bernilai ekonomis. Kegiatan ini diikuti oleh kelompok ibu PKK melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan dalam mengolah ampas tahu menjadi Aneka olahan makanan siap saji. Pelatihan tentang diversifikasi pangan pada para ibu ibu PKK sebaiknya selalu dilakukan, sehingga kekurangan akan gizi masyarakat tidak akan terjadi dan dapat meningkatkan penghasilan keluarga.
Rendemen, kadar air dan karakteristik organoleptik minyak kelapa yang diproses dengan penambahan asam sitrat Fitrah Pangerang; Debi Permata Ayu
Journal of Tropical AgriFood Volume 5, Nomor 2, Tahun 2023
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.5.2.2023.12280.119-123

Abstract

Minyak goreng kelapa merupakan minyak nabati yang di ekstrak dari daging buah kelapa tua (Cocos nucifera L.). Salah satu proses ekstraksi minyak goreng kelapa dengan metode pengasaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan asam sitrat terhadap mutu organoleptik, rendemen dan kadar air minyak goreng kelapa. Penelitian ini merupakan penelitian faktor tunggal (konsentrasi asam sitrat) yang disusun dalam RAL dengan enam perlakuan yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam sitrat hingga 6% berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen dan kadar air, namun berpengaruh nyata terhadap sifat karakteristik organoleptik untuk warna, aroma dan rasa minyak kelapa. Ekstraksi minyak kelapa dengan metode penambahan asam sitrat (1-3%) pada krim santan berpotensi untuk dikaji lebih lanjut sebagai kandidat metode ekstrasi minyak kelapa dengan metode pengasaman.
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Desa Pimping Tanjung Palas Utara Pangerang, Fitrah; Rusyanti, Nila; Singal, Rachel Zandra; Christyanti, Ratna Dwi
Jurnal Benuanta Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Benuanta Vol. 3 No.1 Tahun 2024
Publisher : FMIPA-Unikaltar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61323/jb.v3i1.88

Abstract

Desa Pimping merupakan salah satu desa di Kecamatan Tanjung Palas Utara Kabupaten Bulungan. Umumnya masyarakat di wilayah tersebut masih memiliki lahan pekarangan yang cukup luas, sehingga pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan dapat dioptimalkan dengan penanaman TOGA. Berdasarkan observasi di lapangan diketahui bahwa beberapa ibu rumah tangga telah menanam TOGA, namun demikian jumlah TOGA yang ditanam jumlahnya terbatas. Sebagian dari mereka telah mengetahui khasiat TOGA dan secara teknis juga telah mampu mengolah TOGA, namun demikian mereka belum memahami khasiat TOGA secara ilmiah, sehingga dilakukan pelatihan tentang khasiat TOGA secara ilmiah. Masyarakat yang telah memiliki pengetahuan tentang khasiat TOGA dan menguasai cara pengolahannya dapat membudidayakan tanaman obat secara individual dan memanfaatkannya sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. Selain itu juga dapat dikembangkan menjadi usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal, yang selanjutnya dapat disalurkan ke masyarakat.