Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBEDAAN EFEK ECCENTRIC EXERCISE DENGAN MULLIGAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA TENNIS ELBOW TIPE II Thahir, Muh; Dermawan, Ikhsan
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17, No 1 (2022): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v17i1.2717

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efek eccentric exercise dengan mulligan mobilisation with movement terhadap penurunan nyeri pada penderita tennis elbow tipe II. Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen yang melibatkan variabel perlakuan yaitu eccentric exercise dengan mulligan mobilisation with movement, sedangkan variabel respons adalah nyeri. Desain penelitian adalah quasy experiment dengan desain pretest-post test two group design. Populasi target adalah atlet menderita tennis elbow type II di KONI Provinsi Sulawesi Selatan yang menderita tennis elbow, sedangkan sampel penelitian ini adalah atlet KONI Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 20 orang, yang dibagi dalam 2 kelompok masing-masing 10 sampel saat penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan NRS untuk mengukur nyeri sebelum dan sesudah pemberian intervensi sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Eccentrik Exercise sama sama efektif dengan Mulligan Mobilization With Movemment pengaruh penurun nyeri pada penderita Tennis Elbow tipe IIKata Kunci : eccentric exercise, mulligan mobilisation with movement, tennis elbow type IIABSTRACTThis study aims to determine the difference in the effect of eccentric exercise with mulligan mobilization with movement on reducing pain in patients with tennis elbow type II. This study is a quasi-experimental study involving the treatment variable, namely eccentric exercise with mulligan mobilization with movement, while the response variable is pain. The research design was a quasy experiment with a pretest-post test two group design. The target population was athletes suffering from tennis elbow type II at KONI, South Sulawesi Province who suffered from tennis elbow, while the sample of this study was KONI athletes from South Sulawesi Province as many as 20 people, who were divided into 2 groups of 10 samples each during the study. This study used NRS to measure pain before and after the intervention was given 6 times. The results showed that Eccentric Exercise was as effective as Mulligan Mobilization With Movement, the effect of reducing pain in patients with Tennis Elbow type II.Keywords: eccentric exercise, mulligan mobilization with movement, tennis elbow type II
PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK: Different Effect Of PNF And A-AROM Exercise On Increased Muscle Strength Of Ischemic Hemiparesis Post Stroke Patients Timow, Kristian; Saadiyah, Sri; Thahir, Muh; Nugraha, rahmat; Ahmad, Hasnia
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.44

Abstract

Latar belakang : Stroke Iskemik merupakan kondisi klinis yang terjadi akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah otak sehingga merusak jaringan dibagian tertentu pada otak. Metode : Penelitian quasi eksperimental dengan desain two group pre test – post test, bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Dilaksanakan di Klinik Inggit Medical Centre dengan sampel sebanyak 34 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, di randomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan kelompok perlakuan II yang diberikan Active-Assistive ROM Exercise. Hasil : Analisis uji wilcoxon test diperoleh p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,008 untuk AGB pada kelompok perlakuan I, dan p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,046 untuk AGB pada kelompok perlakuan II, yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot. Kemudian, berdasarkan uji Mann-Whitney di peroleh nilai p = 1,000 untuk AGA dan p = 0,279 untuk AGB, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Kesimpulan : Latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) tidak lebih efektif daripada Active-Assistive ROM Exercise dalam menghasilkan peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Kata Kunci : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Stroke Iskemik.
MULLIGAN BENT LEG RAISE DENGAN SWISS BALL EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA LOW BACK PAIN NON-SPESIFIK : Mulligan Bent Leg Raise With Swiss Ball Exercise on Pain Reduction in Patients with Non-Specific Low Back Pain Arpandjaman; Hendrik; Nurnanengsih; Hakim, Supartina; Thahir, Muh
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2024): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v16i1.699

Abstract

Nyeri punggung bawah non spesifik adalah nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang menyebabkan keterbatasan LGS, Postur tubuh yang buruk juga merupakan salah satu penyebab kerusakan jaringan karena posisi tulang belakang yang tidak efektif dan lekukan yang tertekan dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga menimbulkan trauma.Jenis penelitian ini adalah penelitian two Groups Pretest-Posttest Design.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pemberian mulligan bent leg raise dengan swiss ball exercise terhadap intesitas nyeri pada penderita low back pain non-spesifik.dengan teknik simple random sampling, dengan Jumlah sampel sebanyak 24 orang. Data yang diperoleh terlebih dahulu di uji menggunakan Shapiro wilk dan diperoleh hasil nilai pre test p > 0,05. Hasil penelitian berdasarkan uji paired sampel t pada kelompok perlakuan nilai p= 0.000 (p <0.05) menujukan terdapat perbedaan pengaruh pemberian perbedaan pemberian mulligan bent leg raise dengan swiss ball exercise terhadap intesitas nyeri pada penderita low back pain non-spesifik, Pemberian latihan mulligan bent leg raise lebih efektif dari pada latihan swiss ball exercise terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non-spesifik
The Effectiveness of Jump To Box Exercises on Increasing the Power of Leg Muscles in Volleyball Players Tang, Aco; Cholifah, Ifanny Nur; Thahir, Muh; Lestari, Virny Dwiya
COMPETITOR: Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga Vol 16, No 3 (2024): October
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/cjpko.v16i3.65812

Abstract

Muscle power is the ability of muscles to perform their strongest contractions at maximum speed. This study aims to determine the effect of Jump Box training on increasing muscle explosiveness in volleyball players of SMAN 21 Makassar. This type of research is a quasi-experimental with a nonequivalent pre-test – post-test control group design approach, which was carried out at SMAN 21 Makassar with a population of 28 people who met the inclusion criteria divided into 2 groups with a total sampling technique, namely the experimental group given Jump To Box exercises and the control group without jump to box exercises. This study uses the Vertical Jump Test to measure the increase in muscle explosiveness. The data obtained from the Shapiro-Wilk normality test with a result of p> 0.05, the influence test used was a paired sample t-test with results in both groups, namely p = 0.000 (p <0.05) which means that both experimental and control groups have an effect and can provide significant results on muscle explosive power. Then based on the independent sample t-test, the p-value = 0.005 (p <0.05). Because the p-value = 0.005 <0.05 means that there is a significant difference between the experimental group with Jump To Box training and the control group without Jump To Box training on increasing muscle explosive power. The conclusion of this study is Jump To Box exercise is effective on increasing muscle explosiveness in volleyball players.
Pemberdayaan Kader Puskesmas Dalam Upaya Penurunan Hipertensi Pada Lansia Melalui Senam Ergonomik Hakim, Supartina; Thahir, Muh
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 8, No 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v8i1.2725

Abstract

Penyakit Tidak Menular merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh Lansia adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi pada lansia terus mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup dan juga menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak di derita masyarakat Indonesia (57,6%). Hal ini dibuktikan melalui jumlah kunjungan penderita hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang terus meningkat setiap tahunnya. Pola hidup yang kurang di perhatikan dapat menjadi salah satu faktor terjadinya hipertensi pada lansia. Pengobatan yang biasa diberikan penderita hipertensi ada dua yaitu pengobatan farmokologi dan non farmokologi. Namun saat ini, pasien hipertensi yang datang ke puskesmas kebanyakan hanya mendapatkan terapi farmakologi saja, masih kurangnya program pengobatan non farmakologi yang dilakukan oleh pihak puskesmas terhadap penanganan lansia yang menderita hipertensi, salah satunya adalah senam ergonomic. Senam ergonomic merupakan salah satu senam fundamental yang gerakannya sesuai dengan susunan dan fungsi fisiologis tubuh. Pengabdian Masyarakat ini diharapkan menjadi pertimbangan bagi puskesmas khususnya bagi lansia menjadikan senam ergonomik sebagai program yang rutin dilakukan sebagai pengendalian penyakit hipertensi. Sehingga target capaian pengabdian Masyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan kader dari kurangnya pengetahuan menjadi memiliki pengetahuan dan mampu melakukan senam ergonomic secara tepat dan mengajarkannya kepada lansia. 
PEMBERIAN MC. KENZIE TERHADAP PERUBAHAN FORWARD HEAD POSTURE PADA PETANI BAWANG: Effects of giving MC Kenzie on Changes in Forward Head Posture in Onion Farmers Hendrik; Thahir, Muh; Hakim, Supartina; Arpandjaman; Abdillah Juniarto, Muhammad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17 No 1 (2025): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v17i1.1491

Abstract

Forward Head Posture merupakan kelainan postural yang dapat dijumpai secara umum dan digambarkan sebagai perpindahan posisi kepala ke arah anterior dan diklasifikasikan sebagai salah satu postur yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Mckenzie Exercise terhadap perubahan Forward Head Posture pada petani bawang. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, menggunakan rancangan time series design dan melibatkan satu kelompok. Mc Kenzie exercise dilakukan sebanyak 12x intervensi selama 4 pekan, dengan sampel sebanyak 27 orang yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi. Kemudian pengukuran yang digunakan adalah Craniovertebral Angle yang diukur menggunakan ImageJ software untuk menilai sudut CVA. Berdasarkan hasil uji analisi data menggunakan uji Paired Sample T Test diperoleh nilai p < 0,05 pada pre test dan post test, yang berarti terdapat pengaruh pemberian mckenzie exercise terhadap perubahan forward head posture. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian Mckenzie Exercise terhadap perubahan Forward Head Posture pada petani bawang.  
EFEKTIVITAS LATIHAN STANDING JUMP DAN TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN FUTSAL: The Effectiveness of Standing Jump and Tuck Jump Training on Increasing Leg Muscle Power in Futsal Players Tang, Aco; Nur Yasin Rusdi, Sari; Halimah, Andi; Thahir, Muh; Arpandjaman; Hendrik; Awal, Muhammad; Durahim, Darwis; Islam, Fahrul
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17 No 2 (2025): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v17i2.1859

Abstract

Daya ledak otot tungkai merupakan salah satu komponen penting dalam performa pemain futsal, terutama dalam melakukan gerakan eksplosif seperti lompatan dan tendangan. Salah satu metode latihan yang efektif untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah Standing Jump dan Tuck Jumps, yang termasuk dalam latihan pliometrik. Penelitian  ini  bertujuan  untuk mengetahui apakah latihan jump to box efektif terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli SMAN 21 Makassar. Jenis penelitian ini adalah desain Quasi-Eksperimen dengan randomized pre test – post test two group design. Alat ukur yang digunakan yaitu Vertikal Jump. Tujuan dari penelitian ini  untuk untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan Standing Jump dan Tuck Jumps terhadap peningkatan daya ledak otot Tungkai Pada Pemain Futsal Di SMK Laniang Makassar. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sampel berjumlah 18 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing 9 orang. Kelompok daya ledak 1 yang di berikan Standing Jump dan kelompok daya ledak 2 diberikan latihan Tuck Jumps. Kedua kelompok melakukan latihan sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu. Berdasarkan uji normalitas menggunakan Shapiro wilk diperoleh hasil dengan nilai p> 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Kemudian untuk hasil uji paired sample t menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada daya ledak otot tungkai di kelompok daya ledak 2 (p = 0,000), dengan rerata peningkatan 56.44 cm, dibandingkan kelompok daya ledak 1 yang juga menunjukkan peningkatan tetapi tidak sebesar kelompok daya ledak 2 (rerata 48.33 cm; p = 0,000). Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil uji independent sampel t yaitu nilai p=0,435 (p>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh baik Standing Jump maupun Tuck Jump sama-sama dapat meningkatkan daya ledak otot pada kelompok daya ledak 1 dan kelompok daya ledak 2, Namun jika diliat dari rerata pada kelompok daya ledak 2 dengan rerata 56.44 dengan simpang baku 7.020 mempunyai pengaruh yang lebih besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok daya ledak 2 dengan pemberian Tuck Jumps lebih efektif terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain futsal. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa baik Standing Jump dan Tuck Jumps sama-sama dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai akan tetapi diliihat dari rerata dan standar deviasi tuck jump lebih berpangaruh pada pemain futsal SMK Laniang Makassar. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada daya ledak otot tungkai pada kelompok Daya Ledak 2 (p = 0,000), dengan rata-rata peningkatan sebesar 11,78 cm. Sementara itu, kelompok Daya Ledak 1 juga mengalami peningkatan signifikan (p = 0,000), namun rata-ratanya lebih rendah, yaitu 10,67 cm. Selanjutnya, hasil uji independent sample t-test menunjukkan nilai p = 0,534 (p > 0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Standing Jump dan Tuck Jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Kedua jenis latihan sama-sama memberikan efek positif pada kelompok Daya Ledak 1 dan Daya Ledak 2 Kata kunci : Daya Ledak Otot Tungkai, Standing Jump, Tuck Jump, Vertikal Jump.   Leg muscle power is one of the important components in the performance of futsal players, especially in performing explosive movements such as jumps and kicks. One of the effective training methods to increase leg muscle power is Standing Jump and Tuck Jump, which are included in plyometric training. This study aims to determine whether jump to box training is effective in increasing leg muscle power in volleyball players at SMAN 21 Makassar. This type of research is a Quasi-Experimental design with a randomized pre-test - post-test two group design. The measuring instrument used is Vertical Jump. The purpose of this study was to determine the effect of providing Standing Jump and Tuck Jump training on increasing leg muscle power in Futsal Players at SMK Laniang Makassar. The sampling technique used simple random sampling with a sample of 18 people divided into 2 groups, each of 9 people. Power group 1 was given Standing Jump and power group 2 was given Tuck Jump training. Both groups did the training 3 times a week for 4 weeks. Based on the normality test using Shapiro Wilk, the results obtained with a p value> 0.05, which means the data is normally distributed. Then for the results of the paired sample t test, it shows a significant increase in the power of the leg muscles in the power group 2 (p = 0.000), with an average increase of 56.44 cm, compared to the power group 1 which also showed an increase but not as large as the power group 2 (average 48.33 cm; p = 0.000). Based on the table above, the results of the independent sample t test are p = 0.435 (p> 0.05) which means there is no difference in the effect of both Standing Jump and Tuck Jump, both of which can increase the power of the muscles in the power group 1 and the power group 2, However, if seen from the average in the power group 2 with an average of 56.44 with a standard deviation of 7,020, it has a greater influence. Thus it can be concluded that the power group 2 with the provision of Tuck Jump is more effective in increasing the power of leg muscles in futsal players. The conclusion of this study shows that both Standing Jump and Tuck Jump can increase the power of leg muscles, but seen from the mean and standard deviation of Tuck Jump, they have a greater effect on futsal players at SMK Laniang Makassar. The results of the paired sample t-test showed a significant increase in power of leg muscles in the Power group 2 (p = 0.000), with an average increase of 11.78 cm. Meanwhile, the Power group 1 also experienced a significant increase (p = 0.000), but the average was lower, namely 10.67 cm. Furthermore, the results of the independent sample t-test showed a p value = 0.534 (p > 0.05), which means there is no significant difference in the effect between Standing Jump and Tuck Jump exercises on increasing power of leg muscles. Both types of training had positive effects on the Power 1 and Power 2 groups. Keywords : Leg Muscle Power, Standing Jump, Tuck Jump, Vertical Jump.