Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

BEDA PENGARUH ECCENTRIC EXERCISE DAN PASSIVE STRETCHING PADA PENERAPAN ULTRASOUND TERHADAP PENURUNAN NYERI PENDERITA TENNIS ELBOW TIPE II DI KAMPUS JURUSAN FISIOTERAPI POLTEKKES MAKASSAR: Different Effects of Eccentric Exercise and Passive Stretching on the Application of Ultrasound to Reduce Pain in Tennis Elbow Type II Patients in the Campus of Physiotherapy Department, Health Polytechnic of Makassar Hikmah, Nurul; Ramba, Yonathan; Arpandjaman
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.39

Abstract

Latar Belakang : Tennis Elbow adalah keluhan nyeri pada lengan bawah yang biasanya menjalar ke area dorsum tangan karena peradangan atau degenerasi non spesifik pada otot ekstensor carpi radialis brevis (ECRB) di epikondilus lateral humerus. Hal ini didiagnosis secara klinis oleh sensasi rasa sakit dan nyeri tekan pada epikondilus lateral humerus yang memperparah selama dorsi fleksi pada wrist yang dibatasi. Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan ramdomized pre test-post test two group design. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok sampel yaitu kelompok perlakuan 1 yang diberikan inervensi Eccentric Exercise dan Ultrasound dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan intervensi Passive Streatching dan Ultrasound. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Fisioterapi yang menderita Tennis Elbow Tipe II dengan kriteria inklusi dan eksklusi dalam pengambilan sampel. Hasil : nilai rerata tennis elbow pada kelompok Perlakuan Pertama (Ultrasound dan Eccentric Exercise) yaitu nilai P=0,012 < 0.05 dimana pre test sebesar 6,650±1,046 dan post test sebesar 4,150±0,594 dengan rerata selisih sebesar 4,49±1,035 yang berarti terjadi peningkatan rata-rata Tennis Elbow sebesar 4,49 setelah intervensi (Ultrasound dan Eccentric Exercise). Nilai rerata Tennis Elbow pre test kelompok Perlakuan Dua (Ultrasound dan Pasif Stretching) dengan nilai P=0,022<0,05 dan nilai pre tes sebebesar 4,180±0,925 dan post test sebesar 2,490±1,080 dengan rerata selisih sebesar 2,69±1,178, yang berarti terjadi peningkatan rata-rata Tennis Elbow sebesar 2,69 setelah intervensi (Ultrasound dan Pasif Stretching).Hasil uji mann-withney test yaitu nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara kelompok perlakuan pertama (Ultrasound dan Eccentrik Exercise) dan kelompok perlakuan kedua (Ultrasound dan Pasif Stretching). Hal ini menunjukkan bahwa Ultrasound dan Eccentrik Exercise lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan Ultrasound dan Pasif Stretching terhadap penurunan VAS pada penderita Tennis Elbow Tipe II. Kesimpulan : Intervensi Ultrasound dan Eccentric Exercise lebih berpengaruh secara signifikan dibandingkan pemberian Ultrasound dan Passive Stretching terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Tennis Elbow tipe II. Kata Kunci : Ultrasound, Eccentric Exercise, Passive Streching, Tennis Elbow Tipe II
PENGARUH PEMBERIAN ABDOMINAL EXERCISE TERHADAP PERUBAHAN NYERI DYSMENORRHEA PRIMER PADA SISWI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG: The Effect Of Giving Abdominal Exercise To Changes In Primary Dysmenorrhea Pain In The Eighth Grade Students Of The Muhammadiyah Limbung Junior High School Arpandjaman; Aridha, Rini; Muthiah, Siti; Anshar
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.42

Abstract

Latar belakang: Dysmenorrhea primer merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada perempuan muda yang dirasakan menyerupai kram di abdomen bagian bawah tanpa adanya gangguan reproduksi wanita dan disertai nyeri hebat dan biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan sehingga mengganggu aktivitas belajar, kehadiran siswa dan kegiatan lain disekolah. Metode: Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan pre test – post test one group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian abdominal exercise terhadap perubahan nyeri dysmenorrhea primer. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Limbung kabupaten Gowa dengan sampel siswi yang mengalami dysmenorrhea primer yang sesuai dengan criteria inklusi. Jumlah sampel berjumlah 26 orang dengan menggunakan rumus pengambilan sampel yaitu slovin yang diberikan intervensi berupa abdominal exercise dan diukur dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS). Hasil: Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai signifikan 0,000 ( p< 0,05 ) artinya terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian latihan abdominal exercise terhadap perubahan nyeri dysmenorrhea primer. Kesimpulan: Kesimpulan pemberian abdominal exercise memiliki pengaruh yang bermakna terhadap perubahan nyeri pada dysmeneorrhea primer pada siswi SMP. Kata Kunci: Dysmenorrhea primer, abdominal exercise, siswi SMP.
MULLIGAN BENT LEG RAISE DENGAN SWISS BALL EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA LOW BACK PAIN NON-SPESIFIK : Mulligan Bent Leg Raise With Swiss Ball Exercise on Pain Reduction in Patients with Non-Specific Low Back Pain Arpandjaman; Hendrik; Nurnanengsih; Hakim, Supartina; Thahir, Muh
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2024): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v16i1.699

Abstract

Nyeri punggung bawah non spesifik adalah nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang menyebabkan keterbatasan LGS, Postur tubuh yang buruk juga merupakan salah satu penyebab kerusakan jaringan karena posisi tulang belakang yang tidak efektif dan lekukan yang tertekan dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga menimbulkan trauma.Jenis penelitian ini adalah penelitian two Groups Pretest-Posttest Design.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pemberian mulligan bent leg raise dengan swiss ball exercise terhadap intesitas nyeri pada penderita low back pain non-spesifik.dengan teknik simple random sampling, dengan Jumlah sampel sebanyak 24 orang. Data yang diperoleh terlebih dahulu di uji menggunakan Shapiro wilk dan diperoleh hasil nilai pre test p > 0,05. Hasil penelitian berdasarkan uji paired sampel t pada kelompok perlakuan nilai p= 0.000 (p <0.05) menujukan terdapat perbedaan pengaruh pemberian perbedaan pemberian mulligan bent leg raise dengan swiss ball exercise terhadap intesitas nyeri pada penderita low back pain non-spesifik, Pemberian latihan mulligan bent leg raise lebih efektif dari pada latihan swiss ball exercise terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non-spesifik
SURVEI KEBUTUHAN PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN JURUSAN FISIOTERAPI, POLTEKKES MAKASSAR 2024: Survey of Library Needs of Physiotherapy Departement, Poltekkes Makassar 2024 Burhan; Awal, Muhammad; Dermawan, Ikhsan; Arpandjaman
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 2 (2024): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v16i2.1202

Abstract

Penambahan koleksi per tahun 2% dari total koleksi (judul) yang sudah ada, atau minimal 1 judul untuk 1 mata kuliah dipilih yang lebih besar. Pemilihan pustaka merupakan kegiatan awal dari pembinaan koleksi. Pembinaan koleksi harus direncanakan sebaik-baiknya agar layanan yang diberikan oleh perpustakaan benar- benar dapat memenuhi kebutuhan pemustaka. Maksud dilakukannya Survey ini adalah mendapatkan informasi tentang kebutuhan koleksi di perpustakaan jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar yang menjadi prioritas dalam pengadaan koleksi, dengan demikian bermanfaat bagi pemustaka untuk menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Survey ini dilaksanakan terhadap 58 responden. Data dianalisa secara Diskriptif Kuantitatif. Hasil survey menunjukkan bahwa responden menghendaki jenis koleksi yang tersedia dalam bentuk tercetak, online dan bersifat mutakhir dengan menggunakan bahasa asing ataupun indonesia.
PEMBERIAN MC. KENZIE TERHADAP PERUBAHAN FORWARD HEAD POSTURE PADA PETANI BAWANG: Effects of giving MC Kenzie on Changes in Forward Head Posture in Onion Farmers Hendrik; Thahir, Muh; Hakim, Supartina; Arpandjaman; Abdillah Juniarto, Muhammad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17 No 1 (2025): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v17i1.1491

Abstract

Forward Head Posture merupakan kelainan postural yang dapat dijumpai secara umum dan digambarkan sebagai perpindahan posisi kepala ke arah anterior dan diklasifikasikan sebagai salah satu postur yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Mckenzie Exercise terhadap perubahan Forward Head Posture pada petani bawang. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, menggunakan rancangan time series design dan melibatkan satu kelompok. Mc Kenzie exercise dilakukan sebanyak 12x intervensi selama 4 pekan, dengan sampel sebanyak 27 orang yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi. Kemudian pengukuran yang digunakan adalah Craniovertebral Angle yang diukur menggunakan ImageJ software untuk menilai sudut CVA. Berdasarkan hasil uji analisi data menggunakan uji Paired Sample T Test diperoleh nilai p < 0,05 pada pre test dan post test, yang berarti terdapat pengaruh pemberian mckenzie exercise terhadap perubahan forward head posture. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian Mckenzie Exercise terhadap perubahan Forward Head Posture pada petani bawang.  
EFEKTIVITAS LATIHAN STANDING JUMP DAN TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN FUTSAL: The Effectiveness of Standing Jump and Tuck Jump Training on Increasing Leg Muscle Power in Futsal Players Tang, Aco; Nur Yasin Rusdi, Sari; Halimah, Andi; Thahir, Muh; Arpandjaman; Hendrik; Awal, Muhammad; Durahim, Darwis; Islam, Fahrul
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17 No 2 (2025): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v17i2.1859

Abstract

Daya ledak otot tungkai merupakan salah satu komponen penting dalam performa pemain futsal, terutama dalam melakukan gerakan eksplosif seperti lompatan dan tendangan. Salah satu metode latihan yang efektif untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah Standing Jump dan Tuck Jumps, yang termasuk dalam latihan pliometrik. Penelitian  ini  bertujuan  untuk mengetahui apakah latihan jump to box efektif terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli SMAN 21 Makassar. Jenis penelitian ini adalah desain Quasi-Eksperimen dengan randomized pre test – post test two group design. Alat ukur yang digunakan yaitu Vertikal Jump. Tujuan dari penelitian ini  untuk untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan Standing Jump dan Tuck Jumps terhadap peningkatan daya ledak otot Tungkai Pada Pemain Futsal Di SMK Laniang Makassar. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sampel berjumlah 18 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing 9 orang. Kelompok daya ledak 1 yang di berikan Standing Jump dan kelompok daya ledak 2 diberikan latihan Tuck Jumps. Kedua kelompok melakukan latihan sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu. Berdasarkan uji normalitas menggunakan Shapiro wilk diperoleh hasil dengan nilai p> 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Kemudian untuk hasil uji paired sample t menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada daya ledak otot tungkai di kelompok daya ledak 2 (p = 0,000), dengan rerata peningkatan 56.44 cm, dibandingkan kelompok daya ledak 1 yang juga menunjukkan peningkatan tetapi tidak sebesar kelompok daya ledak 2 (rerata 48.33 cm; p = 0,000). Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil uji independent sampel t yaitu nilai p=0,435 (p>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh baik Standing Jump maupun Tuck Jump sama-sama dapat meningkatkan daya ledak otot pada kelompok daya ledak 1 dan kelompok daya ledak 2, Namun jika diliat dari rerata pada kelompok daya ledak 2 dengan rerata 56.44 dengan simpang baku 7.020 mempunyai pengaruh yang lebih besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok daya ledak 2 dengan pemberian Tuck Jumps lebih efektif terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain futsal. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa baik Standing Jump dan Tuck Jumps sama-sama dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai akan tetapi diliihat dari rerata dan standar deviasi tuck jump lebih berpangaruh pada pemain futsal SMK Laniang Makassar. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada daya ledak otot tungkai pada kelompok Daya Ledak 2 (p = 0,000), dengan rata-rata peningkatan sebesar 11,78 cm. Sementara itu, kelompok Daya Ledak 1 juga mengalami peningkatan signifikan (p = 0,000), namun rata-ratanya lebih rendah, yaitu 10,67 cm. Selanjutnya, hasil uji independent sample t-test menunjukkan nilai p = 0,534 (p > 0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Standing Jump dan Tuck Jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Kedua jenis latihan sama-sama memberikan efek positif pada kelompok Daya Ledak 1 dan Daya Ledak 2 Kata kunci : Daya Ledak Otot Tungkai, Standing Jump, Tuck Jump, Vertikal Jump.   Leg muscle power is one of the important components in the performance of futsal players, especially in performing explosive movements such as jumps and kicks. One of the effective training methods to increase leg muscle power is Standing Jump and Tuck Jump, which are included in plyometric training. This study aims to determine whether jump to box training is effective in increasing leg muscle power in volleyball players at SMAN 21 Makassar. This type of research is a Quasi-Experimental design with a randomized pre-test - post-test two group design. The measuring instrument used is Vertical Jump. The purpose of this study was to determine the effect of providing Standing Jump and Tuck Jump training on increasing leg muscle power in Futsal Players at SMK Laniang Makassar. The sampling technique used simple random sampling with a sample of 18 people divided into 2 groups, each of 9 people. Power group 1 was given Standing Jump and power group 2 was given Tuck Jump training. Both groups did the training 3 times a week for 4 weeks. Based on the normality test using Shapiro Wilk, the results obtained with a p value> 0.05, which means the data is normally distributed. Then for the results of the paired sample t test, it shows a significant increase in the power of the leg muscles in the power group 2 (p = 0.000), with an average increase of 56.44 cm, compared to the power group 1 which also showed an increase but not as large as the power group 2 (average 48.33 cm; p = 0.000). Based on the table above, the results of the independent sample t test are p = 0.435 (p> 0.05) which means there is no difference in the effect of both Standing Jump and Tuck Jump, both of which can increase the power of the muscles in the power group 1 and the power group 2, However, if seen from the average in the power group 2 with an average of 56.44 with a standard deviation of 7,020, it has a greater influence. Thus it can be concluded that the power group 2 with the provision of Tuck Jump is more effective in increasing the power of leg muscles in futsal players. The conclusion of this study shows that both Standing Jump and Tuck Jump can increase the power of leg muscles, but seen from the mean and standard deviation of Tuck Jump, they have a greater effect on futsal players at SMK Laniang Makassar. The results of the paired sample t-test showed a significant increase in power of leg muscles in the Power group 2 (p = 0.000), with an average increase of 11.78 cm. Meanwhile, the Power group 1 also experienced a significant increase (p = 0.000), but the average was lower, namely 10.67 cm. Furthermore, the results of the independent sample t-test showed a p value = 0.534 (p > 0.05), which means there is no significant difference in the effect between Standing Jump and Tuck Jump exercises on increasing power of leg muscles. Both types of training had positive effects on the Power 1 and Power 2 groups. Keywords : Leg Muscle Power, Standing Jump, Tuck Jump, Vertical Jump.