Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH LATIHAN FISIK ZIG-ZAG RUN TERHADAP PERUBAHAN KELINCAHAN PEMAIN FUTSAL GALAXY FC DI SUDIANG MAKASSAR 2021: The Effect of Zig-Zag Run Physical Exercise on Changes in Agility of Galaxy Fc Futsal Players in Sudiang Makassar 2021 Islam, Fahrul; Suriani; Hendrik; Durahim, Darwis; Awal, Muhammad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.41

Abstract

Kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan sangat erat kaitannya dengan keseimbangan, karena atlet perlu untuk mengatur pergeseran dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh latihan fisik zig-zag run terhadap perubahan kelincahan pemain futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah pra- experimental dengan menggunakan desain penelitian one-group pretest posttest design dengan variabel independent adalah latihan fisik zig-zag run dan variabel dependent adalah kelincahan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 20 orang yang yang diberi perlakuan berupa latihan fisik zig-zag run. Penentuan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen atau alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Illinois Agility Run. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, Februari- Agustus 2021.Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian zig-zag run exercise terhadap perubahan kelincahan pemain Futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar, dari niali pre test 18,269 menjadi 15,484 pada post test. Dari uji wilcoxon ada nilai beda rerata sebesar 2,5605 dengan nilai p=0,000 <0,05 yang berarti ada pengaruh yang bermakna pemberian zig-zag run exercise terhadap perubahan kelincahan dengan nilai 2,5605. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan ada pengaruh pemberian latihan fisik zig-zag run terhadap perubahan kelincahan pemain futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar. Disarankan pemain Futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar untuk tetap melakukan metode zig-zag run exercise pada saat latihan untuk meningkatkan level kelincahan. Kata Kunci : Zig-Zag Run Exercise, Kelincahan, Pemain Futsal
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL LENGAN DAN TUNGKAI AKIBAT HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGIK DI INGGIT MEDICAL CENTRE: Physiotherapy Management of Arm And Leg Functional Disorders Due to Non-Hemorrhagic Hemiparese Post Stroke at Inggit Medical Center Hasbiah, Hasbiah; Hendrik, Hendrik; Moureen, Moureen; Islam, Fahrul; Ahmad, Hasnia; Ramba, Yonathan
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 2 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i2.45

Abstract

Hemiparase adalah sindrom klinis yang timbulnya mendadak, progresifnya secara cepat, dan berupa defisit neurologis fokal yang berlangsung selama 24 jam atau langsung menimbulkan kematian, disebabkan gangguan pada peredaran darah di otak non-traumatic (Halim, 2016). Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi terhadap gangguan fungsional lengan dan tungkai akibat Hemiparese Non Hemoragik dan meningkatkan fungsi aktivitas sehari-hari dengan menggunakan intervensi Passive dan Aktif Exercise,Bridging Exercise dan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation atau PNF. Hasil setelah melakukan penanganan selama 8 kali terapi didapatkan hasil meningkatan nilai aktivitas sehari-hari atau ADL pada pasien Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian Passive dan Aktif Exercise,Bridging Exercise dan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation atau PNF dapat meningkatkan aktivas sehari hari atau ADL pada kasus Hemipare Non Hemoragik Post Stroke. Kata Kunci : Hemiparese Non Hemoragik , Passive dan Aktif Exercise, Bridging Exercise dan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)ata Kunci :
PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION, CORE STABILITY EXERCISE DAN MICROWAVE DIATHERMY TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL LUMBAL PADA PENDERITA CHRONIC LOW BACK PAIN : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation, Core Stability Exercise and Microwave Diathermy on Improving Lumbal Functional Activities in Chronic Low Back Pain Patients Islam, Fahrul; Amalia, Asda; Awal, Muhammad; Durahim, Darwis; Lestari, Virny Dwiya; Syarifuddin
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2024): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v16i1.697

Abstract

Chronic Low Back Pain disingkat CLBP atau nyeri punggung bawah kronik adalah sindrom nyeri kronis di daerah punggung bawah, berlangsung setidaknya selama 12 minggu. Banyak penulis menyarankan untuk mendefinisikan nyeri kronis sebagai nyeri yang berlangsung melewati masa penyembuhan normal. Penyebab CLBP utama dalam pekerjaan yang terlalu lama duduk dan mengangkat barang dengan posisi yang salah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian proprioceptive neuromuscular facilitation, core stability exercise dan microwave diathermy terhadap gangguan aktivitas fungsional lumbal pada chronic low back pain di RSUD Massenrempulu Enrekang. Metode Penelitian ini adalah pra eksperimen dengan metode one group pre test and post test design. Penelitian ini di lakukan pada RSUD Massenrempulu Enrekang dengan jumlah sampel yaitu 20 orang yang mengalami Chronic Low Back Pain. Penelitian ini dilaksakan di RSUD Massenrempulu Enrekang. Hasil Penelitian : Berdasarkan analisis uji paired sample t diperoleh nilai (p = 0.000< 0,05) untuk nilai Oswetry Disability Indeks yang berarti bahwa PNF, Core Stability Exercise dan MWD dapat peningkatan aktivitas fungsional yang signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian intervensi PNF, Core Stability Exercise, dan MWD terhadap peningkatan aktivitas fungsional lumbal pada penderita Chronic Low Back Pain.
ANALISIS FAKTOR RISIKO NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA DI KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR : Analysis of Risk Factors for Low Back Pain in The Elderly in Biringkanaya District, Makassar City Islam, Fahrul; Sudaryanto; Syarifuddin, Syarifuddin; Hasbiah, Hasbiah; Durahim, Darwis; Awal, Muhammad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 2 (2024): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v16i2.1201

Abstract

Nyeri punggung bawah (NPB) biasanya merupakan gejala disfungsi pada sistem muskuloskeletal NPB digambarkan sebagai perasaan nyeri, ketegangan otot, atau kekakuan lokal pada bagian bawah batas kosta dan di atas lipatan glutea inferior, tanpa disertai penjalaran ke tungkai sampai kaki (sciatica). Penyebab paling umum dari nyeri punggung bawah adalah kerobekan otot atau ligamen. Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi saat seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan. Semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko orang tersebut tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang menjadi pemicu timbulnya gejala NPB. Pada umumnya keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko nyeri punggung bawah di dengan menggunakan metode Observational analysis dengan Desain cross sectional study dimana penelitian ini terdiri atas dua tahapan yaitu tahap pertama pengumpulan data faktor risiko pada responden yang mengalami nyeri punggung bawah dan tahap kedua menganalisis risiko yang menyebabkan nyeri punggung bawah .Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari faktor usia ditemukan paling banyak penderita NPB adalah usia >46 tahun sebanyak 45 orang (76,3%). Dilihat dari faktor indeks massa tubuh (IMT) ditemukan paling banyak penderita NPB yang overweight (berdasarkan IMT) yaitu sebanyak 45 orang (76,3%). Dilihat dari faktor lingkar perut ditemukan paling banyak penderita NPB yang tergolong kategori obesitas sebanyak 32 orang (54,2%). Kemudian dilihat dari sikap tubuh saat memutar dan mengangkat/memindahkan barang/objek ditemukan lebih banyak penderita NPB yang memiliki sikap tubuh yang tidak ergonomis sebanyak 55 orang (93,2%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penderita NPB paling banyak terjadi pada usia > 46 tahun, kategori overweight (berdasarkan IMT), kategori obesitas (berdasarkan lingkar perut) dan sikap tubuh yang tidak ergonomis.
RHYTMIC INITIATION DAN CORE STABILITY BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL PASIEN POST STROKE NON HEMORHAGE: Rhythmic Initiation and Core Stability in Functional Improvement of Post Stroke Non Hemorrhage Patients Lestari, Virny Dwiya; Durahim, Darwis; Wahyuni, Sri; Islam, Fahrul; Awal, Muhammad; Syarifuddin
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17 No 1 (2025): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v17i1.1494

Abstract

Stroke merupakan kondisi gangguan motorik dan sensorik yang terjadi akibat adanya gangguan sirkulasi darah di otak berupa penyumbatan maupun perdarahan. Gangguan aktivitas funsional pada pasien post stroke terjadi karena adanya gangguan sensorik, motorik, maupun kognitif sehingga berdampak pada berpengaruh pada kemampuan bergerak, keseimbangan, dan kontrol postural. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain one group pre-post test, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teknik ryhtmic initiation dan  core stability terhadap peningkatan kemampuan fungsional pasien hemiparese post stroke non hemoragic. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan dengan sampel sebanyak 14 orang diukur dengan functional independence measure yang mengalami post stroke 2 sampai 6 bulan dan memiliki hambatan fungsional dengan penanganan sebanyak 12 kali. Hasil penelitian diperoleh adanya pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian teknik ryhtmic initiation dan  core stability dengan uji statistik interferensial pre test dan post test pada kelompok sampel menunjukkan nilai (p=0,003) yang berarti bahwa intervensi teknik ryhtmic initiation dan  core stability dapat meningkatakan kemampuan yang signifikan pada pasien hemiparese post stroke non hemoragic. Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian teknik rhytmic initiation dan core stability terhadap peningkatan kemampuan fungsional pasien hemiparese post stroke non hemoragic di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan. 
Penerapan Streching Untuk Meningkatkan Flexibilitas Pada Lansia Di Kelurahan Sudiang Wilayah Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Awal, Muhammad; Islam, Fahrul; Thamrin, Abdullah
Media Implementasi Riset Kesehatan Vol 5 No 1 (2024): Media Implementasi Riset Kesehatan (Juni)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mirk.v5i1.768

Abstract

Penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus berlanjut secara alamiah dimulai sejak lahir dan dialami oleh semua makhluk hidup. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melihat aplikasi stretching pada lansia untuk meningkatkan flexibilitas otot di kelurahan sudiang Wilayah Kecamatan Biringkanaya Kota Makasaar.adapun hasil dari kegiatan ini adalah setelah di lakukan strecing pada alat gerak atas vertebra dan alat gerak bawah di hasilkan flexibilitas dapat di tingkatkan. Khalayak Sasaran adalah Lansia dan Masyarakat sekitar Sekolah, observasi jumlah lansia di kelurahan Sudiang wilayah Kecamatan Biringkanaya Kota makassar, Melaksanakan pemeriksaan fleksibilitas Lansia. Setelah terkumpul data Lansia kemudian melaksanakan pemeriksaan lansia, Menerapkan Stretching, Melakukan latihan Stretching pada Lansia. berdasarkan kategori flexibilitas yaitu baik 15 Orang (21,43%), cukup 50 Orang (71,43%) dan kurang 5 Orang (7,14%). Keberhasilan kegiatan di buktikan dengan antusia para lansia mengikuti kegiatan tersebut dan dari hasil pengukuran flexibilitas berada pada kategoro cukup dan baik Kata Kunci : Stretching, Lansia, flexibilitas
ANALISIS METAKOGNISI SISWA SMA KARUNA DIPA PALU DALAM MEMECAHKAN MASALAH BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA: Analysis of Metacognition Students of SMA Karuna Dipa Palu in Solving Arithmetic Sequences and Series Problems Reviewed from Mathematical Ability Islam, Fahrul; Lefrida, Rita; Karniman, Tegoeh S.; Murdiana, I Nyoman
Aksioma Vol. 13 No. 1 (2024): AKSIOMA
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v13i1.4349

Abstract

This study aims to metacognition of students SMA Karuna Dipa Palu with high, medium and low mathematical abilities in solving problems of arithmetic sequences and series in terms of mathematical abilities. This type of research is descriptive with a qualitative approach. This research was conducted in class XI IPA at SMA Karuna Dipa Palu in the 2023/2024 academic year with one student each with high, medium and low mathematics abilities. Data collection techniques use written assignments and interviews. This research uses two instruments, namely the main instrument, namely the researcher himself, and supporting instruments, namely written assignment sheets and interview guidelines. Data analysis is carried out through data condensation, data presentation, drawing conclusions. The results of the research show that: (1) The metacognition of students with high mathematical abilities in solving problems by Polya fulfills all indicators of understanding the problem well even without writing down what is known and asked, planning problem solving, implementing the problem solving plan, and checking the results of problem solving again with Good; (2) the metacognition of students with moderate mathematical abilities in solving problems by Polya meets the indicators very satisfactorily, written in detail; (3) the metacognition of students with low mathematical abilities in solving problems by Polya is not good enough in all indicators of understanding the problem, planning problem solving, carrying out problem solving, and checking the results of problem solving.
EFEKTIVITAS LATIHAN STANDING JUMP DAN TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN FUTSAL: The Effectiveness of Standing Jump and Tuck Jump Training on Increasing Leg Muscle Power in Futsal Players Tang, Aco; Nur Yasin Rusdi, Sari; Halimah, Andi; Thahir, Muh; Arpandjaman; Hendrik; Awal, Muhammad; Durahim, Darwis; Islam, Fahrul
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17 No 2 (2025): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v17i2.1859

Abstract

Daya ledak otot tungkai merupakan salah satu komponen penting dalam performa pemain futsal, terutama dalam melakukan gerakan eksplosif seperti lompatan dan tendangan. Salah satu metode latihan yang efektif untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah Standing Jump dan Tuck Jumps, yang termasuk dalam latihan pliometrik. Penelitian  ini  bertujuan  untuk mengetahui apakah latihan jump to box efektif terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain voli SMAN 21 Makassar. Jenis penelitian ini adalah desain Quasi-Eksperimen dengan randomized pre test – post test two group design. Alat ukur yang digunakan yaitu Vertikal Jump. Tujuan dari penelitian ini  untuk untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan Standing Jump dan Tuck Jumps terhadap peningkatan daya ledak otot Tungkai Pada Pemain Futsal Di SMK Laniang Makassar. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sampel berjumlah 18 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing 9 orang. Kelompok daya ledak 1 yang di berikan Standing Jump dan kelompok daya ledak 2 diberikan latihan Tuck Jumps. Kedua kelompok melakukan latihan sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu. Berdasarkan uji normalitas menggunakan Shapiro wilk diperoleh hasil dengan nilai p> 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Kemudian untuk hasil uji paired sample t menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada daya ledak otot tungkai di kelompok daya ledak 2 (p = 0,000), dengan rerata peningkatan 56.44 cm, dibandingkan kelompok daya ledak 1 yang juga menunjukkan peningkatan tetapi tidak sebesar kelompok daya ledak 2 (rerata 48.33 cm; p = 0,000). Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil uji independent sampel t yaitu nilai p=0,435 (p>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh baik Standing Jump maupun Tuck Jump sama-sama dapat meningkatkan daya ledak otot pada kelompok daya ledak 1 dan kelompok daya ledak 2, Namun jika diliat dari rerata pada kelompok daya ledak 2 dengan rerata 56.44 dengan simpang baku 7.020 mempunyai pengaruh yang lebih besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok daya ledak 2 dengan pemberian Tuck Jumps lebih efektif terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain futsal. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa baik Standing Jump dan Tuck Jumps sama-sama dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai akan tetapi diliihat dari rerata dan standar deviasi tuck jump lebih berpangaruh pada pemain futsal SMK Laniang Makassar. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada daya ledak otot tungkai pada kelompok Daya Ledak 2 (p = 0,000), dengan rata-rata peningkatan sebesar 11,78 cm. Sementara itu, kelompok Daya Ledak 1 juga mengalami peningkatan signifikan (p = 0,000), namun rata-ratanya lebih rendah, yaitu 10,67 cm. Selanjutnya, hasil uji independent sample t-test menunjukkan nilai p = 0,534 (p > 0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Standing Jump dan Tuck Jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Kedua jenis latihan sama-sama memberikan efek positif pada kelompok Daya Ledak 1 dan Daya Ledak 2 Kata kunci : Daya Ledak Otot Tungkai, Standing Jump, Tuck Jump, Vertikal Jump.   Leg muscle power is one of the important components in the performance of futsal players, especially in performing explosive movements such as jumps and kicks. One of the effective training methods to increase leg muscle power is Standing Jump and Tuck Jump, which are included in plyometric training. This study aims to determine whether jump to box training is effective in increasing leg muscle power in volleyball players at SMAN 21 Makassar. This type of research is a Quasi-Experimental design with a randomized pre-test - post-test two group design. The measuring instrument used is Vertical Jump. The purpose of this study was to determine the effect of providing Standing Jump and Tuck Jump training on increasing leg muscle power in Futsal Players at SMK Laniang Makassar. The sampling technique used simple random sampling with a sample of 18 people divided into 2 groups, each of 9 people. Power group 1 was given Standing Jump and power group 2 was given Tuck Jump training. Both groups did the training 3 times a week for 4 weeks. Based on the normality test using Shapiro Wilk, the results obtained with a p value> 0.05, which means the data is normally distributed. Then for the results of the paired sample t test, it shows a significant increase in the power of the leg muscles in the power group 2 (p = 0.000), with an average increase of 56.44 cm, compared to the power group 1 which also showed an increase but not as large as the power group 2 (average 48.33 cm; p = 0.000). Based on the table above, the results of the independent sample t test are p = 0.435 (p> 0.05) which means there is no difference in the effect of both Standing Jump and Tuck Jump, both of which can increase the power of the muscles in the power group 1 and the power group 2, However, if seen from the average in the power group 2 with an average of 56.44 with a standard deviation of 7,020, it has a greater influence. Thus it can be concluded that the power group 2 with the provision of Tuck Jump is more effective in increasing the power of leg muscles in futsal players. The conclusion of this study shows that both Standing Jump and Tuck Jump can increase the power of leg muscles, but seen from the mean and standard deviation of Tuck Jump, they have a greater effect on futsal players at SMK Laniang Makassar. The results of the paired sample t-test showed a significant increase in power of leg muscles in the Power group 2 (p = 0.000), with an average increase of 11.78 cm. Meanwhile, the Power group 1 also experienced a significant increase (p = 0.000), but the average was lower, namely 10.67 cm. Furthermore, the results of the independent sample t-test showed a p value = 0.534 (p > 0.05), which means there is no significant difference in the effect between Standing Jump and Tuck Jump exercises on increasing power of leg muscles. Both types of training had positive effects on the Power 1 and Power 2 groups. Keywords : Leg Muscle Power, Standing Jump, Tuck Jump, Vertical Jump.  
THE TEST OF MINIMUM NUMERACY COMPETENCY FOR LEVEL 2 USING AN ONLINE QUIZIZZ PLATFORM: INSTRUMENT DEVELOPMENT Islam, Fahrul; Syahrul, Syahrul; Patahuddin, Patahuddin
JURNAL EDUSCIENCE Vol 12, No 6 (2025): IN PRESS
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purpose – This study aims to develop and test the reliability of the Level 2 Numeracy AKM instrument presented through an online quiz platform. The development of this instrument aims to address the need for a practical, easily accessible digital assessment tool that can enhance student engagement, particularly in efforts to strengthen the numeracy skills of elementary school students in Indonesia.Methodology - This study employs a Research and Development (R&D) approach, adapting the ADDIE model and Retnawati's instrument development framework (analysis, design, development, user trials, and evaluation). The instrument, comprising 20 items, was designed to cover key numeracy indicators. Data were collected from 38 fourth-grade students across four elementary schools and two expert validators. The analysis included content validity assessment using Gregory's model, media feasibility analysis, reliability testing with McDonald’s Omega, and a descriptive analysis of student performance and feedback.Findings – The research confirmed the high quality of the developed instrument. The developed instrument demonstrates very high content validity, as indicated by a Cronbach's alpha coefficient of 1.00 and an average validator rating of 3.45 on a scale of 4. Its reliability level is also strong, as evidenced by a McDonald's Omega value of 0.81, reflecting good internal consistency. Student responses were also very positive. The practicality score indicating that the instrument is considered engaging, easy to use, and convenient to access. In the field trial, students were able to solve fundamental problems. However, most still had difficulties when dealing with more complex material, especially fraction comparisons and algebraic concepts.Contribution –Overall, this study makes an important contribution in the form of a practical and validated model for developing digital-based numeracy assessment instruments that align with national AKM standards and international evaluation frameworks, such as PISA.