Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pendugaan cadangan karbon coarse woody debris menggunakan metode line intersect sampling pada kelas tutupan hutan lahan kering sekunder dan semak belukar di KHDTK hutan Diklat Loa Haur Hamdani, Hamdani; Suhardiman, Ali; Karyati, Karyati
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i1.12150

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi cadangan karbon CWD menggunakan metode Line Intersect Sampling (LIS) berdasarkan kelas tutupan lahan, kemudian menguji hasil beda rata-rata pendugaan cadangan karbon CWD menggunakan metode LIS dengan metode Fixed Area Sampling (FAS) dan mengetahui efisiensi waktu kerja penggunaan metode LIS dalam menduga cadangan karbon CWD di  Kawasan Hutan  Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Diklat Loa Haur.Hasil penelitian menunjukkan potongan CWD yang ditemukan pada kelas tutupan semak belukar sebanyak 106 potong dan pada kelas tutupan hutan lahan kering sekunder sebanyak 174 potong yang didominasi jenis kayu Ulin dan Mahang. Total karbon CWD menggunakan metode LIS pada kelas tutupan semak belukar sebesar 6,61 ton/ha dan pada kelas tutupan hutan lahan kering sekunder sebesar 10,04 ton/ha. Potensi cadangan karbon CWD pada tutupan semak belukar sebesar 16.296,36 ton dari luas tutupan sebesar 2.465,41 ha atau 57,20 persen dari luas keseluruhan di KHDTK Hutan Diklat Loa Haur. Sedangkan potensi cadangan karbon CWD pada tutupan hutan lahan kering sekunder sebesar 17.712,37 ton/ha dari luas tutupan sebesar 1.764,18 Ha atau 40,93 persen dari luas keseluruhan di KHDTK Hutan Diklat Loa Haur 
Probabilitas kerentanan kebakaran hutan dan lahan menggunakan Model Hotspot Algoritma Maximum Entropy Dhaffa, Naufal Akhdan Amru; Suhardiman, Ali; Sulistioadi, Yohanes Budi; Ruslim, Yosep; Herlambang, Heru; Boer, Chandradewana; Kristiningrum, Rochadi
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i2.14859

Abstract

Bencana merupakan suatu peristiwa yang diwaspadai karena dapat menimbulkan kerugian materiil dan mengancam keselamatan salah satunya kebakaran di hamparan lahan hutan dan pemukiman masyarakat. Pada tahun 2020, Kabupaten Kutai Timur mencatat 21 titik kejadian kebakaran hutan dan lahan tertinggi. Dampak dari kebakaran tersebut melibatkan aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Bencana ini dipicu oleh faktor alam atau faktor lainnya, ketidakberadaan informasi lokasi kerentanan kebakaran hutan dan lahan dapat menghambat upaya pengendalian kebakaran. Penelitian ini dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana serupa dengan memodelkan distribusi hotspot. Tujuan utama adalah menilai probabilitas kerentanan terhadap kebakaran yang dapat terjadi di areal hutan dan lahan wilayah Kutai Timur. Data kajian ini mencakup variabel hotspot dan faktor lingkungan selama lima tahun terakhir. Faktor lingkungan tersebut melibatkan data curah hujan, kelembapan, dan kecepatan angin yang dihitung rata-rata dari tahun 2018 hingga 2023. Pengembangan model menggunakan algoritma maximum entropy dan software ArcGIS untuk menganalisis data spasial. Model ini menghasilkan representasi sebaran hotspot di wilayah Kutai Timur, menunjukkan prediksi kerentanan terhadap kebakaran yang terjadi di areal hutan dan lahan. Faktor lingkungan yang digunakan memiliki kontribusi seimbang dalam pembentukan model. Hasilnya menunjukkan probabilitas kerentanan tertinggi terdapat pada area penggunaan lain dan hutan produksi di dalam kawasan administrasi Kabupaten Kutai Timur.
POLA SEBARAN ALAMI ANGGREK (Orchidaceae) DI CAGAR ALAM PADANG LUWAY KABUPATEN KUTAI BARAT M, Fitriany; Sumaryono, Muhammad; Suhardiman, Ali
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i2.4345

Abstract

Cagar  Alam Padang Luway merupakan salah satu habitat anggrek (Orchidaceae)  di Kalimantan Timur. Untuk melakukan kegiatan pelestarian diperlukan data dan informasi dasar tentang faktor–faktor ekologi spesies anggrek yang ada serta pola penyebarannya sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pengelolaannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran Anggrek dan komposisi spesies anggrek dengan menggunakan metode analisis vegetasi. Areal penelitian merupakan pulau-pulau anggrek yang terdapat di Cagar  Alam Padang Luway. Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan Indeks Dispersi Morisita Anggrek rata-rata mengelompok dan Quadrat Analysis sebaran anggrek mengelompok. Sedangkan nilai INP tertinggi adalah Coelogyne pandurata Lind 47,675 yang paling rendah adalah Bulbophylum sp. 1,686 dan Dendrobium sp. 1,686. Sebaran jenis–jenis anggrek di Cagar Alam Padang Luway hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengelolaan Cagar Alam Padang Luway dimasa yang akan datang
ANALISIS SEBARAN Nepenthes spp. DI HUTAN KERANGAS CAGAR ALAM PADANG LUWAY DI KABUPATEN KUTAI BARAT Sulistianto, Sulistianto; Sumaryono, Muhammad; Suhardiman, Ali
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i2.4354

Abstract

Cagar Alam Padang dengan luas ± 5.000 Ha Luway merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan/keunikan jenis tumbuhan dan/atau keanekaragaman tumbuhan seperti berbagai jenis anggrek dan Nepenthes spp. beserta gejala alam dan ekosistemnya berupa hutan kerangas dengan ciri khas lantai hutan berupa pasir (kersik) berwarna putih yang memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian agar keberadaan dan perkembangannya berlangsung secara alami, secara administrasi berada di tiga kecamatan yaitu Melak, Damai dan Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat. Pengelolaannya oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran Nepenthes spp. dengan menggunakan indeks Morisita dan Nearest Neighbor Analysis serta untuk mengetahui potensinya dengan menggunakan metode analisa vegetasi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui terdapat 3 (tiga) jenis Nepenthes yaitu N. Reinwardtiana hijau dan merah, N. Ampullaria dan N. Gracilis hijau dan merah, yang tersebar pada tiga lokasi penelitian yaitu di lokasi Kersik Luway ditemukan 137 individu N. Reinwardtiana yang tersebar di 10 (sepuluh) plot penelitian, di lokasi Kersik Mencege ditemukan 120 individu N. Ampullaria yang tersebar di 5 (lima) plot penelitian dan N. Gracilis di 2 (dua) plot penelitian serta di lokasi Kersik Serai ditemukan 80 individu N. Gracilis hijau pada 2 (dua) plot penelitian dan 162 individu N. Gracilis merah pada 8 plot penelitian. Dari Indek Nilai Penting (INP) diketahui dominasi tertinggi adalah N. Gracilis Merah sebesar 58,420 % dan terendah adalah N. Gracilis Hijau yaitu 15,953 %. Sedangkan hasil Indeks Morisita untuk semua jenis nepenthes  di CA. Padang Luway adalah lebih dari 1 (Id˃1) yang menunjukan pola penyebaran mengelompok, begitu pula hasil pengolahan data dengan menggunakan Nearest Neighbor Analysis dengan hasil mengelompok (Cluster).
INVENTARISASI TANAMAN DAN TUMBUHAN OBAT DI DESA JONGGON JAYA KECAMATAN LOA KULU Siahaan, Krisna Bernadeth; Siswanto, Hari; Ariyanto, Ariyanto; Sari, Diah Rakhmah; Suhardiman, Ali; Herlambang, Heru; Utami, Widia Sri; Ruslim, Yosep
AGRIFOR Vol 23, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v23i2.7690

Abstract

Tanaman obat adalah berbagai tanaman yang dimanfaatkan untuk obat tradisonal. Koleksi tanaman obat seringkali berada di lahan pekarangan, kebun ataupun halaman rumah dan dikelola dengan baik. Tumbuhan obat juga berasal dari tumbuhan liar yang tidak dibudidayakan yang berada di areal persawahan, hutan, lapangan ataupun di sekitar rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tanaman obat yang dibudidayakan masyarakat di Desa Jonggon Jaya dan mengidetifikasi jenis tumbuhan obat yang ada di areal berhutan Desa Jonggon Jaya. Penelitian ini dilakukan di Desa Jonggon Jaya, Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Metode pengambilan data tanaman obat dilakukan secara kualitatif dengan 100 responden menggunakan teknik purposive sampling dan metode pengambilan data tumbuhan obat secara kuantitatif dengan sistem jalur. Penempatan plot selang seling secara sistematis dengan plot penelitian sebanyak 3 jalur, setiap jalur terdiri dari 5 plot dengan jumlah keseluruhan sebanyak 15 plot. Plot yang digunakan berbentuk kotak dan setiap plot berukuran 20m x 20m dengan jarak antar plot 200 meter. Hasil penelitian tanaman obat yang dibudidayakan masyarakat Desa Jonggon Jaya sebanyak 28 jenis tanaman dengan berbagai khasiatnya, bagian yang paling banyak digunakan adalah rimpang dengan persentase sebesar 37% dan tanaman yang paling banyak dibudidayakan adalah Sereh dapur (Cymbopogon citratus) dan kunyit kuning (Curcuma longa) dengan jumlah masing-masing 41 tanaman dengan persentase 24%. Hasil penelitian tumbuhan obat yang ada di areal berhutan Desa Jonggon Jaya sebanyak 34 jenis dengan habitus paling banyak ditemukan adalah habitus pohon dengan persentase 35%.
IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI AREAL PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SATELIT Gani, Rohaya; Suhardiman, Ali; Sumaryono, Sumaryono
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 24, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v24i1.8266

Abstract

Identifikasi Perubahan Tutupan Lahan di Areal Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dengan Menggunakan Citra Satelit. Pesatnya pembangunan di sektor pertambangan mengakibatkan banyaknya penggunaan kawasan hutan yang dilakukan melalui Izin pinjam Pakai Kawasan Hutan. Pengawasan pemenuhan kewajiban IPPKH dilakukan melalui evaluasi yang memerlukan dana yang besar. Penelitian ini dilakukan untuk menghitung luas perubahan tutupan lahan di areal izin pinjam pakai kawasan hutan dengan menggunakan citra satelit serta menganalisis pelaksanaan reklamasai dan revegetasi kewajiban pemegang izin dengan dokumen matriks baseline dan peta perkembangan kemajuan tambang. AReal penelitian berada pada PT. Singlurus Pratama. Berdasarkan hasil interpretasi visual pada citra, penambahan luas tutupan lahan pada areal PT. Singlurus Pratama terjadi pada klasifikasi tanah terbuka campur semak dengan luas 256,35 ha (21,35 %). Sedangkan pengurangan luas tutupan lahan pada PT. Singlurus Pratama dengan luas sebesar 961.07 ha (80,04%). Berdasarkan hasil analisis perubahan tutupan lahan dan matriks baseline luas reklamasi dan revegetasi sebesar 322,29 ha(26,85%) dan 327,29 ha (27,26%)
Uncertainty Study Of Land-Based Carbon Emission Activity Data In The Ibu Kota Nusantara Using Medium Resolution Satellite Imagery Sufiana, Khilma; Sulistioadi, Yohanes Budi; Rosmini; Suhardiman, Ali; Kiswanto; Setiawan, Yunianto
JURNAL AGRIMENT Vol. 10 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v10i1.3359

Abstract

Ibu Kota Nusantara will be a significant smart sustainable forest city regarding climate change. Calculation of land-based carbon emission reduction performance in the IKN based on land cover maps through visual interpretation of medium-resolution satellite imagery sensing experiences uncertainty that follows a gradual process. In estimating emissions in this IKN, it is related to the uncertainty of land-based carbon emission activity data. This study aims to obtain the value of uncertainty in activity data from the dynamics of land cover changes in the IKN. The methodology used in this study is the interpretation of medium-resolution satellite imagery, and land cover changes using 5 (five) classes of change, namely deforestation, forest degradation, forest gain, stable forest, and stable non-forest, sampling design using stratified random sampling with the proportional allocation method. The results of the sample interpretation are then calculated for accuracy (user's accuracy, producer's accuracy, and overall accuracy) and uncertainty with a confusion matrix/error matrix. This study shows that changes in deforestation land cover produce high uncertainty values ​​(> 15%), this is because most of the samples for changes in deforestation land cover are in stable non-forest land cover changes, in actual the reference data from image data with high-resolution imagery does not match. While changes in stable forest and stable non-forest land cover throughout the year produce low uncertainty values ​​(≤15%), most of the samples for stable forest and stable non-forest land cover change conditions match in the diagonal column which shows that there is a match between the data class of land cover change classification results and reference data from high-resolution image data.
Deforestasi dan degradasi hutan di KPHP Telake Kalimantan Timur Awaluddin, Awaluddin; Suhardiman, Ali; Karyati, Karyati; Marjenah, Marjenah; Kiswanto, Kiswanto; Sulistioadi, Yohanes Budi
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v9i2.17513

Abstract

Metode penelitian dilakukan dengan cara menganalisis data deforestasi dan degradasi hutan yang dikeluarkan versi KLHK dan data deforestasi dan degrdasi hutan versi TMF dari Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa (The European Commission’s Joint Research Centre ). Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu terdapat perbedaan jumlah luasan area terdeforestasi dan area hutan terdegradasi dari versi KLHK dan versi TMF, deforestasi periode tahun 2018-2019 versi peta KLHK menunjukkan bahwa angka deforesatasi yaitu seluas ±42,59 hektar, sedangkan angka deforestasi versi peta TMF yaitu seluas ±47,73 hektar, lebih tinggi angka deforestasi versi peta TMF sebesar ±5,14 hektar. Luas deforestasi periode tahun 2019-2020 versi peta KLHK seluas ±672 hektar dan versi peta TMF seluas ±16,14 hektar lebih tinggi angka deforestasi versi peta KLHK ±656,76 hektar. Deforestasi periode tahun 2020-2021 versi peta KLHK seluas ±61,05 hektar, sedangkan luasan deforestasi versi peta TMF seluas ±41,67 hektar, lebih tinggi ±19,38 hektar angka deforestasi versi peta KLHK. Deforestasi periode tahun 2021-2022 versi peta KLHK tidak terdapat area deforestasi, sedangkan angka deforestasi versi peta TMF adalah seluas ±25,00 hektar. Degradasi hutan versi peta KLHK periode tahun 2018-2019 tidak terdapat area yang terdegradasi. Sedangkan degradasi hutan versi peta TMF seluas ±293,55 hektar.