Rochadi Kristiningrum, Rochadi
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

THE CULTIVATION OF VANILLA AND AGAR WOOD WITH AGROFORESTRY SYSTEM AS MODEL OF SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN EAST KALIMANTAN PROVINCE Kunio, Kitai; Lahjie, Abubakar M.; Hefni, Asnan; Kristiningrum, Rochadi
Journal of Agroecology Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Journal of Agroecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this study was to find out the optimum production of vanilla and the maximum increment of agar wood cultivated in an agroforestry system and to perform financial analysis to the system. This research conducted in Bukit Raya Village, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province. Method of this research conducted by using theory of production, scientific principles to calculate the production of vanilla and the increment of agar wood by measuring the diameter and the highest of agar wood. To find out the financial worthiness by using Pay Back Period (PP), Net Present Value (NPV), Net benefit cost ratio (Net B/C) and Internal Rate of return (IRR). Results showed that the maximum production of vanilla at the age of 9 years old with a total production was 378 kg/ha, it can be harvested at the age 3 to 11 years while the increment of agar wood can be inoculated at the age 4-5 years with the age of inoculation during 2 years and gubal Agar wood can be harvested at the age 6 years to 25 years. The optimum increment of agar wood was reached at the age 15 years old with a total maximum was 14.5 m3/ha and the cultivation maintained up to 25 years because of financial reasons. The financial cultivation analysis of vanilla which combined with agar wood by using NPV, Net B/C and IRR theory at an interest rate of 15% was 54,592,000 rupiah, 1.95 and 21.5%, respectively. Equivalent annual annuity was 8,445,350 rupiah with a scale effort of 6 ha. It proved that the cultivation of vanilla and agar wood is feasible to cultivate by using Net present value, net B/C and IRR more than MAR.
ANALISIS TITIK IMPAS PEMBUATAN SIRUP PEDADA (Sonneratia caseolaris L) POJOK SADAR WISATA TIRAM TAMBUN DI KELURAHAN MENTAWIR Rochadi Kristiningrum; Abubakar M Lahjie; Yosep Ruslim; Wulan I R Sari
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 20, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v20i1.4927

Abstract

Pemanfaatan hasil hutan mangrove di Kelurahan Mentawir masih sangat terbatas. Salah satu jenis mangrove yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan adalah jenis Sonneratia caseolaris L) atau pedada. Jenis ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sirup, dodol/jenang mangrove, roti atau bedak dingin agar memiliki nilai tambah secara ekonomis bagi masyarakat sekitar ekosistem mangrove. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan sirup mangrove, mengetahui besarnya biaya  dan titik impas usahanya bagi Pojok Sadar Wisata Tiram Tambun di Kelurahan Mentawir. Pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling yaitu kepada pojok sadar wisata tiram Tambun. Metode penelitianya secara dekriptif kualitatif, analisis biaya,  pendapatan dan Break even point dengan jumlah produksi 100 botol dan 300 botol. Proses pembuatan sirup pedada (S. caseolaris L) meliputi persiapan alat dan bahan, pencucian buah pedada, penghancuran/penumbukan, pengambilan sari buah pedada, pemasakan/perebusan, pendinginan dan pengemasan sirup dalam botol. Biaya tetap pembuatan sirup  sebesar Rp.750.00 per periode baik untuk produksi 100 dan 300 botol. Sedangkan biaya variabel untuk 100 dan 300 botol berturut-turut sebesar Rp.942.000 dan Rp.2.272.800 selama satu periode. Titik impas quantity dan harga pada produksi sirup 100 botol berturut-turut sebesar 71 botol dan Rp.14.178. Sedangkan titik impas quantity dan harga pada produksi sirup 300 botol berturut-turut sebesar 89 botol dan Rp.4.748. Hal ini berarti produksi sirup 300 botol lebih menguntungkan daripada memproduksi 100 botol.
ANALISIS POTENSI KAYU BULAT Shorea leprosula DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Mus Muliadi; Yosep Ruslim; Rochadi Kristiningrum
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 20, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v20i1.5021

Abstract

Analisis Potensi Kayu Bulat Shorea leprosula  di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Kerusakan hutan alam dan semakin menurunnya pasokan kayu untuk bahan industri olahan kayu perlu kiranya peningkatan produktivitas hutan diantaranya dengan melaksanakan pembangunan hutan tanaman dipterokarpa dengan jenis Shorea leprosula. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui potensi kayu bulat dan (2) mengetahui hubungan antar variabel berdasarkan analisis bioekonomi Shorea leprosula  dengan jarak tanam 3m x 2m yang berlokasi di Kabupatn Kutai Kartanegara dengan luasan plot penelitian seluas 1 ha dengan metode pengambilan sampel tegakan secara systematic random sampling. Analisis data yang digunakan dengan mengukur diameter, tinggi dan volume tegakan setelah itu di analisis secara matematis menggunakan regresi liner sederhana untuk mengetahui hubungan berbagai variabel dengan melihat nilai koefisiensi determinasi (R2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa total volume dan riap S. leprosula  jarak tanam 3m x 2m maksimal dicapai pada umur 47 tahun sebesar 470,09 m3/ha dan riap  MAI dan CAI berturut-turut sebesar 10,00 dan 10,31 m3/ha/thn. Terdapat hubungan keeratan yang tinggi antar variabel bioekonomi umur, diameter, tinggi dan riap dengan koefisien determinasi (R2) lebih besar dari 94%.
MINAT KONSUMEN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI KELURAHAN MENTAWIR KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Rochadi Kristiningrum; Abubakar M. Lahjie; Masjaya -; Syahrir Yusuf
Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 3 (2020): Jurnal Hutan Tropis Vol 8 No 3 edisi November 2020
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.242 KB) | DOI: 10.20527/jht.v8i3.9628

Abstract

This research are (1) know how much the potential and interest of consumers (2) explain the strategy of developing mangrove forest ecotourism in Mentawir Village. Research methods in the form of quantitative and qualitative data accompanied by primary data and secondary data. Data were collected using surveys, questionnaires, literature, documentation and SWOT. Outcome this research showed that transactional interest dominates respondents' answers regarding ecotourism interests in the Mentawir Village. SWOT analysis shows that ecotourism activities in Mentawir Village are in quadrant I (Aggressive Strategy). Alternative activities by building partnerships between the community and stakeholders to increase ecotourism activities in the Mentawir Village; community participation in activities from planning to evaluation and monitoring; increasing the quality of products that are packaged creatively and varied by involving local communities and increasing the empowerment of tourism-aware groups.
PRODUKSI KAYU BULAT DAN NILAI HARAPAN LAHAN JABON (Anthocephalus cadamba) DI PT INTRACA HUTANI LESTARI Agus Sarjono; Abubakar M. Lahjie; Rochadi Kristiningrum; Herdiyanto Herdiyanto
Jurnal Hutan Tropis Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Hutan Tropis Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2017
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v5i1.4052

Abstract

The decline in the quality and quantity of natural forests requires plantation forests as timber suppliers. Jabon is one type of fast growing plant that is expected to meet national wood demand because the type jabon has a fast growing nature and quality of wood is relatively the same as sengon. Some of the advantages of jabon are: rapid growth, adaptability to various places of growth, silvicultural treatment is relatively easy, relatively resistant to pests and diseases. The study was conducted for the purpose of knowing roundwood production and land expected value of Jabon (Anthocephalus cadamba) in PT Intraca Hutani Lestari. This research was conducted at PT Intraca Hutani Lestari in Tana Tidung, North Kalimantan for 3 months effective with several stages of field orientation, preparation of research plan, literature study, data collection, data simulation and writing of research result. Analysis of the data used by using the formula of volume, increment and value of land expectation. The result of calculating the potential of A. candamba stand with spacing of 3m X 3m showed that effective harvesting was done at age 8 with total volume of 199.61 m3 ha-1; MAI of 24.95 m3 ha-1year-1 and CAI of 24, 49 m3 ha-1year-1with an average diameter of 31 cm. To calculate the land expectation value on A. cadamba plant shows the greatest value at 8 years old with a value of Rp59,916,283.Penurunan kualitas dan kuantitas hutan alam memerlukan hutan tanaman sebagai penyuplai kayu. Jabon merupakan salah satu jenis tanaman fast growing yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan kayu nasional karena jenis jabon memiliki sifat cepat tumbuh dan kualitas kayu yang relative sama dengan sengon. Beberapa kelebihan jabon antara lain: pertumbuhan cepat, mudah beradaptasi pada berbagai tempat tumbuh, perlakuan silvikultur relative mudah, relative tahan terhadap hama dan penyakit  dari  Penelitian ini dilakukan untuk tujuan mengetahui produksi kayu bulat dan nilai harapan lahan pengusahaan jabon (Anthocephalus cadamba) di PT Intraca Hutani Lestari.  Penelitian ini dilakukan di PT Intraca Hutani Lestari di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara selama 3 bulan efektif dengan beberapa tahapan yakni orientasi lapangan, penyusunan rencana penelitian, studi kepustakaan, pengumpulan data, simulasi data dan penulisan hasil penelitian. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan rumus volume, riap dan nilai harapan lahan. Adapun hasil dari perhitungan potensi tegakan A. candamba dengan jarak tanam 3m X 3m menunjukan bahwa pemanenan yang efektif dilakukan pada umur 8 dengan total volume sebesar  199,61 m3/ha, MAI sebesar 24,95 m3/ha/thn dan CAI sebesar 24,49 m3/ha/thn dengan rata-rata diameter sebesar 31 cm. Untuk perhitungan nilai harapan lahan pada tanaman  A. cadamba menunjukan nilai terbesar pada umur 8 tahun dengan nilai sebesar Rp.59.916.283
STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE PT INHUTANI I UNIT BATU AMPAR-MENTAWIR KELURAHAN MENTAWIR KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Suharyono Suharyono; Marlon Ivanhoe Aipassa; Dewi Embong Bulan; Karyati Karyati; Yaya Rayadin; Martha Ekawati Siahaya; Yosep Ruslim; Rochadi Kristiningrum
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 22, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v22i2.6774

Abstract

Penelitian  ini  merupakan  penelitian  deskriptif  dengan  pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi ekowisata hutan mangrove pada kawasan lindung PT Inhutani I Unit Batu Ampar – Mentawir  yang dapat dikembangkan sebagai ekowisata hutan mangrove selanjutnya, mengetahui bagaimanakah strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh PT Inhutani I Unit Batu Ampar-Mentawir terhadap  ekowisata hutan mangrove pada kawasan lindung berbasiskan pemberdayaan masyarakat lokal. Metode penelitian dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara, kuesioner dan studi literatur selanjutnya dianalisa menggunakan SWOT. Berdasarkan observasi lapangan diketahui adanya potensi sumberdaya ekowisata hutan mangrove dan destinasi wisata lainnya sangat layak untuk dikembangkan, hasil kuesioner tentang persepsi pengelola, pengunjung, masyarakat sekitar hutan (kelompok sadar wisata) dan instansi pemerintah diketahui adanya minat sangat tinggi, hasil wawancara mendalam diperoleh informasi potensi dan pengembangan destinasi ekowisata lainnya, hasil deliniasi peta citra diperoleh data luasan kerapatan tegakan mangrove dan hasil studi literatur diketahui keanekaragaman vegetasi mangrove dan biodiversity. Strategi pengembangan ekowisata berdasarkan SWOT menunjukkan bahwa strategi pengembangan ekowisata hutan mangrove terletak pada kuadran (1) satu pada titik sumbu X positif dengan nilai 1,65 dan titik sumbu Y positif dengan nilai 1,65 sehingga dinyatakan sangat menguntungkan untuk pengembangan ekowisata hutan mangrove. (dimana aspek dari dalam lebih besar dari pada aspek dari luar dan aspek kekuatan dan peluang lebih baik dari pada aspek kelemahan dan ancaman).
EVALUASI STATUS MUTU AIR SUNGAI SAMBOJA DI KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Alfian Noor; Abdunnur Abdunnur; Rochadi Kristiningrum
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 23, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v23i1.6833

Abstract

Menipisnya air bersih akibat adanya pencemaran di sungai sebagai bagian dampak penurunan kualitas mutu air. Diketahuinya status kualitas dan mutu air Sungai Samboja di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara menjadikan tujuan dari penelitian ini. Analisis data untuk mengevaluasi status dan kualitas air Sungai Samboja adalah dengan mengambil sampel kualitas air di tiga titik yaitu hilir, tengah, dan hulu dalam dua kondisi tidak hujan dan setelah hujan. Kemudian parameter kualitas air diuji dan dibandingkan dengan baku mutu air dengan menggunakan metode Storet dan metode indeks pencemaran yang mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Status kualitas air sungai Samboja secara spasial dan temporal menggunakan metode Storet, alokasi air kelas II dikategorikan “tercemar sedang” dan “tercemar parah” dengan skor -12 sampai -34. Sedangkan dengan menggunakan metode indeks pencemaran kelas II termasuk “memenuhi baku mutu” hingga “tercemar ringan” dengan nilai IP sebesar 0,69 hingga 3,57.
Analysis of the direct benefits of timber and fisheries in the mangrove forest of Babulu Laut Village, North Penajam Paser Regency Kusuma, Rudi; Kristiningrum, Rochadi; Rujehan; Purwanti, Emi; Setiawati
Jurnal Bisnis Kehutanan dan Lingkungan Vol. 2 No. 1: (July) 2024
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/jbkl.v2i1.2024.964

Abstract

Background: Mangrove forests are one of the natural resources of coastal areas that have an important role in terms of social, economic, and ecological aspects. The values contained in mangrove forests can be evaluated economically using the economic valuation method. This study aims to determine the direct benefits and economic value of direct benefits from mangrove forests in Babulu Laut Village. Method: The time needed for this study is more or less effective starting from April 2023 – November 2023. The sampling technique or key respondents as many as 1 respondent and case respondents were carried out by accidental sampling as many as 41 respondents. Data processing and analysis using qualitative descriptive analysis methods and quantitative descriptive analysis with economic valuation methods. Data types are primary and secondary data. Result: From the results of this study shows that the direct benefits in the mangrove forest of Babulu Laut Village which has an area of approximately 1,000 ha, namely the benefits of wood and the benefits of fisheries consisting of the benefits of fish, shrimp, crabs and seaweed. The total value of direct benefits of mangrove forests in Babulu Laut Village is Rp.404,069,141,162.00/year, this value consists of wood benefits with income of Rp.69,166,666,667/year, fish with income of Rp.40,085,011,187.00/year, shrimp with income of Rp.63,932,374,635.00/year, crabs with income of Rp.34,075,518,808.00/year, seaweed with income of Rp.196,809,569,866.00 per year. Conclusion: The greatest value of direct benefits is obtained from seaweed products, while the smallest income comes from crab benefits.  Novelty/Originality of this study: This study presents the comprehensive economic valuation of the direct benefits of mangrove forests. It provides an in-depth understanding of the economic contribution of various mangrove forest products to local communities. The findings provide an empirical basis for decision-making in sustainable mangrove forest management by highlighting the economic potential that needs to be optimally exploited, particularly in the seagrass sector.
Analisis tingkat kesesuaian lahan dan finansial pembangunan tanaman energi kaliandra (Calliandra callothyrsus) di lokasi bekas tambang batubara PT Padangsubur Biomasa Kaltim Edi, Ahlang; Rujehan, Rujehan; Ibrahim, Ibrahim; Imang, Ndan; Kristiningrum, Rochadi
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i1.12070

Abstract

Metode analisis kesesuaian lahan, kelas kesesuaian lahan ditentukan oleh faktor fisik (karakteristik/kualitas lahan) pembatas terberat dalam menilai kelas kesesuaian lahan. Padangsubur Biomasa Kaltim, dari sisi iklim pada penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) terdapat pada kelembapan udara dengan nilai 74,00%. Hal ini menyebabkan kesesuian lahan berada pada status kesesuian lahan S2 (Cukup Sesuai). Dari sisi media perakaran untuk penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) dijumpai pada parameter kedalaman efektif. Adapun nilai kedalaman efektif <60 cm. kondisi ini menyebabkan kesesuian lahannya berada menjadi S2 (Cukup Sesuai). Dari sisi kondisi lahan untuk penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) tidak dijumpai faktor pembatas. Kondisi ini menyebabkan kesesuian lahannya berada menjadi S1 (Sangat Sesuai). Kelayakan finansial pembangunan tanaman energi kaliandra dengan pola tanam monokultur dihitung berdasarkan uraian biaya dan pendapatan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan discount factor (df) sebesar 10%, hasil perhitungan NPV sebesar Rp.20.544.612 (NPV>0), hasil perhitungan B/C diperoleh nilai sebesar 2,22 (B/C >1). Sedangkan hasil perhitungan IRR-nya diperoleh hasil sebesar 37% (IRR>i). Berdasarkan kriteria penilaian NPV yaitu suatu usaha dinyatakan layak apabila nilai NPV positif, B/C di atas 1 dan nilai IRR lebih besar dari Opportunity Cost of Capital.
Probabilitas kerentanan kebakaran hutan dan lahan menggunakan Model Hotspot Algoritma Maximum Entropy Dhaffa, Naufal Akhdan Amru; Suhardiman, Ali; Sulistioadi, Yohanes Budi; Ruslim, Yosep; Herlambang, Heru; Boer, Chandradewana; Kristiningrum, Rochadi
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i2.14859

Abstract

Bencana merupakan suatu peristiwa yang diwaspadai karena dapat menimbulkan kerugian materiil dan mengancam keselamatan salah satunya kebakaran di hamparan lahan hutan dan pemukiman masyarakat. Pada tahun 2020, Kabupaten Kutai Timur mencatat 21 titik kejadian kebakaran hutan dan lahan tertinggi. Dampak dari kebakaran tersebut melibatkan aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Bencana ini dipicu oleh faktor alam atau faktor lainnya, ketidakberadaan informasi lokasi kerentanan kebakaran hutan dan lahan dapat menghambat upaya pengendalian kebakaran. Penelitian ini dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana serupa dengan memodelkan distribusi hotspot. Tujuan utama adalah menilai probabilitas kerentanan terhadap kebakaran yang dapat terjadi di areal hutan dan lahan wilayah Kutai Timur. Data kajian ini mencakup variabel hotspot dan faktor lingkungan selama lima tahun terakhir. Faktor lingkungan tersebut melibatkan data curah hujan, kelembapan, dan kecepatan angin yang dihitung rata-rata dari tahun 2018 hingga 2023. Pengembangan model menggunakan algoritma maximum entropy dan software ArcGIS untuk menganalisis data spasial. Model ini menghasilkan representasi sebaran hotspot di wilayah Kutai Timur, menunjukkan prediksi kerentanan terhadap kebakaran yang terjadi di areal hutan dan lahan. Faktor lingkungan yang digunakan memiliki kontribusi seimbang dalam pembentukan model. Hasilnya menunjukkan probabilitas kerentanan tertinggi terdapat pada area penggunaan lain dan hutan produksi di dalam kawasan administrasi Kabupaten Kutai Timur.