Murdiono, Wisnu Eko
Unknown Affiliation

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN NAUNGAN DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN ARTEMISIA VULGARIS L. Widiyanti, Tirani; Murdiono, Wisnu Eko; Koesriharti, Koesriharti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21176/protan.v8i2.1361

Abstract

Artemisia vulgaris L. merupakan tanaman yang mengandung senyawa artemisinin. Artemisinin merupakan senyawa yang seskuiterpen lakton yang sangat efektif untuk membunuh Plasmodium falciparum. Tanaman ini merupakan tanaman subtropis sehingga tidak sesuai apabila dibudidayakan di daerah tropis. Tanaman ini apabila ditanam di dataran rendah maka pertumbuhannya kurang baik, karena intensitas cahaya dan suhu yang terlalu tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan selama masa vegetatif yaitu dengan pemberian naungan dan pupuk N berupa pupuk urea. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan interaksi antara pemberian naungan dan dosis pupuk nitrogen pada pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L. dan mendapatkan kerapatan naungan dan atau dosis pupuk N yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L. Penelitian dilaksanakan di Lahan Desa Dadaprejo Kecamatan Junrejo Kota Batu pada bulan September sampai Desember 2018 dengan menggunakan metode rancangan Petak Terbagi (Split Plot). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan naungan dan pupuk N (urea) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L., perlakuan naungan tidak berpengaruh nyata pada semua pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L., dan Pemberian pupuk Nitrogen 80 Kg ha-1 dapat meningkatkan hasil panjang tanaman, jumlah daun, bobot segar total, bobot segar daun, dan bobot kering daun dibandingkan dengan dosis pupuk urea 60 Kg ha-1 dan 100 Kg ha-1.
Perbedaan Komposisi Sumber Nutrisi pada Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Putri, Mentari Ghatika; Maghfoer, Mochammad Dawam; Murdiono, Wisnu Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1373

Abstract

Tepung jagung mengandung protein, karbohidrat dan lemak yang dibutuhkan jamur untuk menunjang pertumbuhannya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi jamur tiram putih. Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mendapatkan jenis dan komposisi tepung jagung terbaik sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Penelitian ini dilaksanakan di CV Damarayu Organic Farm dan Griya Jamur Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Januari hingga Mei 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, yang terdiri atas 2 faktor. Faktor I: Penambahan tepung jagung (BISI-2, Manis dan Srikandi Kuning-1) dan faktor II: (0, 50, 100 dan 150 gram) dengan jumlah perlakuan sebanyak 12 dan 4 kali ulangan. Variabel pengamatan meliputi lama miselium memenuhi baglog, saat muncul badan buah pertama, saat panen pertama, saat panen terakhir, diameter tudung buah jamur, Jumlah badan buah jamur per baglog, bobot segar badan buah jamur per baglog dan frekuensi panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jagung Srikandi Kuning-1 15% menghasilkan bobot segar dan frekuensi panen jamur tiram putih lebih tinggi, namun tidak berbeda nyata dengan penambahan tepung jagung manis 15%. Tepung jagung manis 15% menghasilkan diameter tudung lebih lebar (8,07 cm) tidak berbeda nyata dengan pemberian tepung jagung Srikandi Kuning-1 15% (7,44 cm). Penambahan tepung jagung Srikandi Kuning-1 menghasilkan jumlah badan buah lebih tinggi (16,49 buah) dan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan penambahan tepung jagung manis (16,33 buah). Komposisi media dalam berbagai taraf tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah badan buah jamur tiram putih
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dan Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil pada Tanaman Terung (Solanum Melongena L.) Ayuningtyas, Vinny; Koesriharti, Koesriharti; Murdiono, Wisnu Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 11 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1489

Abstract

Terung (solanum melongena L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang berbentuk buah. Salah satu tanaman terung yang sering di konsumsi yaitu terung ungu. Produksi tanaman terung mulai tahun 2009 – 2014 meningkat, akan tetapi tahun 2016 mengalami penurunan produksi, menjadi sekitar 509.724 ton. Faktor yang menyebabkan penurunan produksi terung yaitu turunnya produktivitas tanah dan kurangnya ketersediaan unsur hara yang terdapat didalam tanah. Penelitian dilakukan dikebun percobaan Universitas Brawijaya,  Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat 400 mdpl dan curah hujan rata–rata 151–400 mm/tahun. Penelitian ini dilakukan pada bulan April–Juli 2019 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK ) dengan 2 faktor, faktor pertama (P0) tanpa POC dan (P1) POC 5cc/l, lalu faktor ke dua yaitu ( N1) NPK 100 kg/ha, (N2) NPK 200 kg/ha, (N3) NPK 300 kg/ha, (N4) NPK 400 kg/ha, dan (N5) NPK 500 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P1N4 menghasilkan bobot buah panen pertanaman yang lebih tinggi dan memperlambat umur panen terakhir dibandingkan perlakuan yang lain. perlakuan 5 ml pupuk organik cair mampu meningkatkan tinggi tanaman tetapi dapat memperlambat umur panen pertama dibandingkan tanpa pupuk organik cair. Perlakuan pemberian 400 kg/ha menghasilkan jumlah buah panen per tanaman yang lebih tinggi.
Pengaruh Olah Tanah dan Pemberian Biourin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelasi (Glycine max L. Mer-ril) Afeiro, Mohamad Ricky; Islami, Titiek; Murdiono, Wisnu Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1554

Abstract

Kedelai memiliki kandungan gizi yang baik dimana pada setiap 100 gr biji kedelai mengandung 330 kalori, 35% protein. Olah tanah merupakan kegiatan awal yang bertujuan memberikan kondisi tanah yang baik, sehingga penetrasi akar, infiltrasi air dan peredaran udara bekerja dengan baik. Biourin sapi dapat merangsang pertumbuhan dari tanaman budidaya, karena mengandung zpt seperti IAA, Giberelin dan Sitokinin. Tujuan penelitian tersebut untuk melihat pengaruh dan interaksi antar perlakuan. Hipotesis yang diajukan ialah terdapat interaksi antara perlakuan olah tanah dan biourin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2020 hingga Oktober 2020 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) terdiri dari petak utama olah tanah yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: tanpa olah tanah, olah tanah minimum dan olah tanah maksimum dan anak petak biourin sapi yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: tanpa biourin sapi, biourin sapi 400 ml L-1 dan 600 ml L-1. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi pada pengamatan tinggi tanaman umur 61 HST dan luas daun umur 41 HST dan 51 HST. Perlakuan Olah Tanah Minimum yang dikombinasikan dengan biourin 600 ml L-1 memiliki rerata lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangkan untuk pengaruh secara terpisah olah tanah dan biourin sapi memberikan pengaruh nyata pada pengamatan bobot biji per hektar dengan rerata yang lebih baik untuk olah tanah yaitu olah tanah minimum sebesar 1,53 (ton ha-1) dan untuk biourin sapi yaitu biourin 600 ml L-1 sebesar 1,54 (ton ha-1).
PENGARUH UMUR BIBIT DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Maulidina, Rizky; Murdiono, Wisnu Eko; Nawawi, Mochammad
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 8 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemilihan umur bibit sangat menentukan dalam budidaya jamur tiram. Bibit yang telah memasuki masa kadaluwarsa dapat mengalami penurunan daya tumbuh, dimana hal ini berkorelasi dengan kemampuan miselium dalam penyerapan nutrisi dan merombak senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Penggunaan umur bibit yang tepat diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan miselium. Hal demikian harus didukung oleh komposisi media yang tepat untuk menunjang produksi jamur tiram putih. Komposisi media yang dimaksud berkaitan dengan nutrisi yang dibutuhkan jamur tiram agar tetap berproduksi. Tujuan penelitian ialah mendapatkan informasi tentang umur bibit dan komposisi media tanam yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Penelitian dilaksanakan di CV. 88 Agro Jamur pada bulan Maret – Juli 2014. Bahan  yang  digunakan dalam  penelitian ialah bibit F2 jamur tiram putih (Pleurotus florida) dengan umur berbeda, serbuk kayu sengon, pollard, tepung jagung, gipsum, kapur dan alkohol 70%. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak  Kelompok yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan umur bibit 21 hari setelah inokulasi dengan media 100 kg serbuk kayu sengon + 5 kg pollard + 2,5 kg tepung jagung mampu menghasilkan penyebaran miselium didalam baglog dan panen pertama yang lebih awal. Pengaruh faktor pertama perlakuan umur bibit 14 dan 21 hari setelah inokulasi, memberikan total bobot segar badan buah paling tinggi. Pengaruh faktor kedua perlakuan komposisi media 100 kg serbuk kayu sengon + 5 kg pollard + 2,5 kg tepung jagung, memberikan diameter tudung, total bobot segar badan buah, interval panen, dan frekuensi panen yang lebih optimal. Kata kunci: Jamur Tiram Putih, Umur Bibit, Bibit Kadaluwarsa, Miselium, Komposisi Media.
PENGARUH PEMBERIAN BIOURINE DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) Anggara, Abi; Murdiono, Wisnu Eko; Islami, Titiek
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 5 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pupuk organik yang sering digunakan pada usaha budidaya tanaman adalah pupuk kandang padat. Limbah cair dari hewan ternak masih belum banyak dimanfaatkan. Urine memiliki keunggulan karena mengandung unsur hara makro yaitu Nitrogen, Phospat, Kalium dan Zat Pengatur Tumbuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pemberian pupuk anorganik dan biourine terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis dan mendapatkan kombinasi pupuk anorganik dan konsentrasi biourine yang sesuai untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non-faktorial yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 4 kali ulangan, yaitu: (P0) 100 kg N ha-1, 300 kg P2O5 ha-1, 100 kg K2O ha-1 (100 % anorganik) ; (P1) 2300 L ha-1 Biourine + (100 % anorganik); (P2) 1725 L ha-1 Biourine + 100 % anorganik; (P3) 1150 L ha-1 Biourine + 100 % anorganik; (P4) 2300 L ha-1 Biourine + 75 % anorganik; (P5) 1725 L ha-1 Biourine + 75 % anorganik; (P6) 1150 L ha-1 Biourine + 75 % anorganik. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, Karangploso, Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk anorganik dan biourine memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman buncis pada parameter jumlah daun dan jumlah cabang. Namun, pemberian pupuk anorganik dan biourine tidak berpengaruh nyata terhadap parameter hasil tanaman buncis. Pemberian pupuk biourine dengan konsentrasi 1725 L ha-1 dan 75 % pupuk anorganik memberikan pertumbuhan jumlah daun dan jumlah cabang lebih baik, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil tanaman buncis. Pemberian biourine dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
APLIKASI NITROGEN DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L. var. ascalonicum) Herwanda, Rangga; Murdiono, Wisnu Eko; Koesriharti, Koesriharti
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rempah. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N dengan dosis yang berbeda secara tunggal maupun kombinasi dengan penggunaan pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2014 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Jalan Raya Karangploso Km 4, Malang Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)  yang terdiri dari 12 perlakuan yang diaplikasikan dengan 200kg N ha-1 yang berupa Urea atau ZA atau gabungan Urea dan ZA, serta pupuk daun. Hasil penelitian menujukkan bahwa pemberian Urea 80% + Za 20% + Pupuk Daun Growmore (10-55-10) memberi hasil yang lebih baik pada panjang tanaman, bobot umbi segar dan bobot susut setelah panen selama masa simpan 1 bulan. Pemberian pupuk daun Growmore (10-55-10) yang dikombinasikan dengan urea 80% + Za 20% menghasilkan peningkatan panjang tanaman pada umur 42 HST, 56 HST dan bobot umbi segar panen. Masing – masing sebesar 15 – 19% dan 18% serta mengurangi susut umbi panen hingga 22,56%.
PEMBERIAN PUPUK URIN KELINCI (Leporidae) DAN KNO3 PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.) Simorangkir, Christina Anzelia; Supriyanto, Arry; Murdiono, Wisnu Eko; Nihayati, Ellis
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 5 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu yang mengakibatkan hasil produksi rendah adalah kurang tersedia unsur hara N bagi tanaman stroberi. Untuk menambah ketersediaan N tanaman stroberi, maka perlu ditambahkan unsur N. N organik pada urin kelinci memiliki  N dan mukosa yang tinggi dibanding dengan hewan lain dapat mengikat unsur hara tersedia. Oleh karena itu N organik tidak langsung tersedia bagi tanaman, maka perlu ditambah pupuk N anorganik yaitu pupuk KNO3, dimana KNO3 memiliki N anorganik yang tersedia dalam bentuk NO3- dan K yang lebih cepat tersedia dalam bentuk K2O. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial  (RAKF) yang terdiri dari 12 perlakuan, dan diulang 3 kali sehingga jumlah tanaman diperoleh 432 tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Sumber Brantas, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika  Kota Batu. Ketinggian tempat penelitian 1350-1400 meter di atas permukaaan laut. Penelitian dimulai dari bulan Februari 2015 - Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk urin kelinci dan KNO3 memberikan respon pertumbuhan dan hasil yang terhadap jumlah daun, total bunga, jumlah buah, panjang buah, diameter buah, kadar gula buah, dan hasil buah.
KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT OLEH PEMBUAT JAMU DI KECAMATAN WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO Abdi, Afrizal Maulana; Murdiono, Wisnu Eko; Sitompul, Syukur Makmur
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 7 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tumbuhan sejak lama digunakan sebagai obat yang oleh masyarakat disebut “obat herbal”, misalnya jamu. Jamu ialah salah satu obat herbal yang diminati masyarakat. Penelitian telah dilaksanakan di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso pada Januari hingga Maret 2015. Alat yang digunakan adalah alat tulis, kamera digital, alat perekam, label, alat press, gunting, parang, komputer, trashbag transparan serta koran bekas. Bahan yang digunakan adalah kuesioner alkohol 70%, serta sampel tumbuhan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari survei pendahuluan, wawancara, dan observasi. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Metode wawancara menggunakan metode semiterstruktur. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Data disajikan dalam bentuk deskripsi, tabel, grafik, dan dokumentasi. Didapatkan 6 responden yang ahli dalam meracik jamu. Terdapat 59 spesies tumbuhan obat yang digunakan responden termasuk dalam 32 famili tumbuhan. Famili dengan pemanfaatan terbanyak yaitu Zingiberaceae, sebanyak 17 manfaat. Banyaknya spesies pada famili Zingiberaceae yaitu 10 spesies tumbuhan. Berdasarkan asal diperolehnya tumbuhan obat, sebesar 44% tumbuhan merupakan tumbuhan liar, 20% tanaman budidaya dan tumbuhan liar yang ditanaman di pekarangan, 19% tumbuhan liar yang djiual di pasar, dan 17% merupakan tanaman budidaya. Organ tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu daun (33%), rimpang (16%), buah (12%), bunga (5%), seluruh bagian tumbuhan (17%), dan bagian lain hingga 17%. Cara pemberian obat sebagian besar diminum (68%), dibalur (12%), digosok (8%), dimakan (8%), dan ditetes (4%).
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI KINETIN TERHADAP INDUKSI TUNAS AKSILAR TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) SECARA IN VITRO Rizal, Syamsi; Murdiono, Wisnu Eko; Nihayati, Ellis
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 9 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usaha paling  tepat dalam penyediaan bibit kakao yang berkualitas dan dapat diproduksi dalam jangka waktu dekat adalah dengan perbanyakan bahan tanam bibit kakao menggunakan bagian tanaman yang paling muda dengan teknologi kultur jaringan dengan penambahan hormon kinetin. Tujuan penelitian ini ialah Mempelajari pengaruh pemberian beberapa konsentrasi zat pengatur tumbuh kinetin terhadap pertumbuhan tunas aksilar kakao (Theobroma cacao L.). Rancangan percobaan ialah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 7 macam perlakuan dan diulang 6 kali sehingga didapat 42 satuan percobaan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan Mei-September 2015. Perlakuan 2 ppm memberikan hasil terbaik pada parameter jumlah eksplan bertunas dengan rata rata sebesar 0,833 serta memberikan hasil terbaik juga pada parameter bobot basah dan bobot kering dengan rata rata sebesar 0,609 gram dan 0,3348 gram. Namun pada parameter pengamatan jumlah eksplan berkalus, perlakuan penambahan kinetin 1.5 ppm memberikan hasil terbaik yaitu sebesar 0,625. Daya tumbuh tunas terbanyak dihasilkan pada perlakuan dengan penambahan kinetin 2 ppm.