Murdiono, Wisnu Eko
Unknown Affiliation

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Pengaruh Substitusi Ab Mix Dengan Pupuk Organik Cair Kelinci pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa L.) dengan Sistem Rakit Apung Hambali, Puspa Fadillah; Murdiono, Wisnu Eko; Koesriharti, Koesriharti
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 12 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pupuk organik cair kelinci (POC) berpotensi sebagai nutrisi hara alternatif untuk mensubstitusi peran nutrisi AB mix pada budidaya tanaman dengan sistem hidro-ponik rakit apung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh dari substitusi AB .mix dengan POC kelinci pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah. Penelitian dilaksa-nakan Maret-Juni 2017 di Greenhouse UPT PKPPTKLN, Kecamatan Singosari, Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 8 perlakuan dengan 4 ulangan, seperti: P1: 100% AB mix, P2: 100% POC, P3: 85% AB mix + 15% POC, P4: 70% AB mix + 30% POC, P5: 55% AB mix + 45% POC, P6: 40% AB mix + 60% POC, P7: 25% AB mix + 75% POC, dan P8: 10% AB mix + 90% POC. Hasil penelitian menunjukkan subtitusi AB mix 85% dengan POC 15% (P3), AB mix 70% dan POC 30% (P4) dan AB mix 55% dan POC 45% (P5) memberikan pertumbuhan dan hasil yang baik, efisien dan layak untuk diterapkan dibandingkan dengan perlakuan POC 100% (P2).
Pengaruh Naungan dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Curly Kale (Brassica oleracea Var. Achepala) di Dataran Medium Utami, Erinda Patmawati Putri; Murdiono, Wisnu Eko; Nihayati, Ellis
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 5 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adaptasi tanaman Curly Kale (Brassica oleracea var. achepala) di dataran medium dilakukan dengan aplikasi naungan untuk menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban. Daun yang ternaungi memiliki efisiensi fotosintesis yang rendah sehingga diperlukan pengaturan jarak tanam yang tepat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui interaksi antara naungan dengan jarak tanam untuk mendapatkan lingkungan tumbuh yang sesuai dan mengetahui pengaruh setiap perlakuan bagi pertumbuhan dan hasil tanaman Curly Kale (Brassica oleracea var. achepala) di dataran medium. Penelitian dilaksanakan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru,Malang, Jawa Timur, pada bulan Maret-Mei 2018. Penelitian menggunakan metode Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 kali ulangan. Sebagai petak utama adalah tingkat naungan yaitu P0 (tanpa naungan), P1 (naungan 25%), P2 (naungan 50%), dan P3 (naungan 75%). Sebagai anak petak adalah jarak tanam yaitu J1 (30 x 30 cm), J2 (35 x 35 cm) dan J3 (40 x 40 cm). Parameter lingkungan yang diamati meliputi suhu udara, suhu tanah, kelembaban udaradan kelembaban tanah. Parameter pertumbuhan yang diamatai meliputitinggi tanaman dan jumlah daun. Parameter hasil yang diamati meliputi luas daun, berat segar total, berat segar daun, dan berat segar akar. Interaksi dari peningkatan persentase naungan dengan jarak tanam yang semakin rapat dapat menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban yang berakibat pada peningkat-an luas daun tanaman kale.Perlakuan naungan 75% memberikanpengaruh tertinggi padaparameter panjang tanaman umur 30-40 (hst), berat segar total dan berat segar daun. Perlakuan jarak tanam 30 x 30 (cm) memberikan hasil tertinggi pada parameter berat segar total, berat segar daun dan berat segar akar.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merr) pada Naungan dan Waktu Pemangkasan Ubaidillah, Adib; Murdiono, Wisnu Eko; Islami, Titiek
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 9 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai merupakan salah satu tanaman penting yang merupakan sumber pangan di Indonesia dan komoditas yang diprio-ritaskan dalam program pertanian yang dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan pada rendahnya produksi kedelai maka perlu dilakukan beberapa upaya perbaikan teknik budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menekan pertumbuhan vegetatif dan memaksimalkan pertumbuhan generatif. Pemangkasan memberikan keuntungan bagi tanaman, antara lain meningkatkan penetrasi cahaya matahari ke dalam sistem tajuk tanaman. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai dengan Januari 2019 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Kelurahan Jatimulyo. Penelitian yang disusun dengan rancangan acak kelompok (splitplot) yang terdiri dari petak utama naungan (N) dan anak petak waktu pemangkasan (W). Masing-masing faktor terdiri dari 3 taraf yang diulang 3 kali. Parameter pengamatan adalah parameter pertumbuhan dan hasil. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi nyata antara penggunaan naungan dan waktu pemangkasan pada parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, dan jumlah bunga sedangkan pada hasil tidak tejadi interaksi. Pertumbuhan dan hasil tanaman terbaik pada perlakuan naungan 25% dengan waktu pemangkasan V2.
Pengaruh Aplikasi Mulsa Jerami dan Kombinasi Pemupukan N dan Ca pada Pertumbuhan dan Hasil Serta Kandungan Flavonoid Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Sholihah, Puri Kholifatush; Murdiono, Wisnu Eko; Nihayati, Ellis
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 9 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempuyung ialah tanaman herba yang tumbuh liar, daun tempuyung mengandung flavonoid yang berkhasiat sebagai lipotripika dan diuretika. Tempuyung tidak tahan kekeringan, mulsa berfungsi menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban tanah. Nitrogen merupakan unsur penting penyusun protein, asam nukleat dan lipid tanaman. Tempuyung rentan penyakit karat yang disebabkan oleh jamur dan dapat menurunkan hasil produksi sampai 80 %. Pupuk Ca dapat meningkatkan kekuatan dinding sel dan mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh dosis N dan Ca yang tepat pada penggunaan mulsa jerami untuk mendapatkan pertumbuhan dan kualitas tanaman tempuyung terbaik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 – Oktober 2018 di Jalan Pangestu, Telasih, Kepuharjo, kota Malang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama terdiri dari perlakuan tanpa mulsa jerami (M0) dan dengan mulsa jerami (M1). Faktor kedua adalah kombinasi pemupukan N dan Ca yang terdiri dari N 0 kg ha-1 + Ca 0 ml L-1 (P1), N 0 kg ha-1 + Ca 4 ml L-1 (P2), N 46 kg ha-1 + Ca 0 ml L-1 (P3), N 46 kg ha-1 + Ca 4 ml L-1 (P4), N 92 kg ha-1 + Ca 0 ml L-1 (P5) dan N 92 kg ha-1 + Ca 4 ml L-1 (P6). Hasil penelitian menunjukkan interaksi perlakuan tanpa mulsa jerami dengan kombinasi pemupukan N 92 kg ha-1 dan Ca 4 ml L-1 meningkatkan bobot segar daun dan bobot kering. Aplikasi mulsa jerami dan pemupukan N 92 kg ha-1 dan Ca 4 ml L-1 meningkatkan kadar flavonoid.
Pengaruh Pemangkasan Cabang Lateral dan Dosis Pupuk NPK pada Hasil Buah Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Noviana, Dini Atika; Koesriharti, Koesriharti; Murdiono, Wisnu Eko
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 12 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mentimun (Cucumis sativus L.) ialah tanaman yang biasa dikonsumsi dalam bentuk segar dan juga bisa digunakan dalam bidang kosmetik. Produksi mentimun selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan produksi mentimun dengan cara perbaikan teknik budidaya  seperti pemangkasan dan  pemupukan. Pemangkasan pada cabang lateral yang terletak pada ruas ke-1 sampai ke-3 bertujuan untuk menghilangkan daun-daun tua karena asimilat yang dihasilkan oleh daun yang tua tidak sebanding dengan asimilat yang digunakan untuk keberlangsungan hidup daun yang tua,  sedangkan pemberian pupuk NPK berkaitan dengan ketersediaan unsur hara yang digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perlakuan pemangkasan cabang lateral dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil buah tanaman mentimun (Cucucmis sativus L.). Penelitian ini dilaksanakan di Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Batu pada bulan April hingga Juni 2018 dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor. Faktor 1 yaitu pemangkasan (P) dan faktor 2 yaitu dosis pupuk NPK (D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan pemangkasan cabang lateral dan dosis pupuk NPK terhadap hasil buah tanaman mentimun (Cucumis sativus L.), pemangkasan cabang lateral menurunkan jumlah daun tanaman mentimun, dosis pupuk NPK meningkatkan panjang tanaman, jumlah daun, jumlah bunga betina, jumlah buah panen per tanaman, panjang buah, bobot buah per tanaman, dan hasil panen serta mempercepat umur mulai berbunga, berbuah, dan panen pertama. Dosis pupuk NPK 400, 600, dan 800 kg ha-1 memberikan hasil panen yang sama.
Pengaruh Pemberian Naungan dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Artemisia Vulgaris L. Widiyanti, Tirani; Murdiono, Wisnu Eko; Koesriharti, Koesriharti
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artemisia vulgaris L. merupakan tanaman yang mengandung senyawa artemisinin. Artemisinin merupakan senyawa yang seskuiterpen lakton yang sangat efektif untuk membunuh Plasmodium falciparum. Tanaman ini merupakan tanaman subtropis sehingga tidak sesuai apabila dibudidayakan di daerah tropis. Tanaman ini apabila ditanam di dataran rendah maka pertumbuhannya kurang baik, karena intensitas cahaya dan suhu yang terlalu tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan selama masa vegetatif yaitu dengan pemberian naungan dan pupuk N berupa pupuk urea. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan interaksi antara pemberian naungan dan dosis pupuk nitrogen pada pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L. dan mendapatkan kerapatan naungan dan atau dosis pupuk N yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L. Penelitian dilaksanakan di Lahan Desa Dadaprejo Kecamatan Junrejo Kota Batu pada bulan September sampai Desember 2018 dengan menggunakan metode rancangan Petak Terbagi (Split Plot). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan naungan dan pupuk N (urea) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L., perlakuan naungan tidak berpengaruh nyata pada semua pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L., dan Pemberian pupuk Nitrogen 80 Kg ha-1 dapat meningkatkan hasil panjang tanaman, jumlah daun, bobot segar total, bobot segar daun, dan bobot kering daun dibandingkan dengan dosis pupuk urea 60 Kg ha-1 dan 100 Kg ha-1.
Perbedaan Komposisi Sumber Nutrisi pada Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Putri, Mentari Ghatika; Maghfoer, Mochammad Dawam; Murdiono, Wisnu Eko
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 2 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tepung jagung mengandung protein, karbohidrat dan lemak yang dibutuhkan jamur untuk menunjang pertumbuhannya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi jamur tiram putih. Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mendapatkan jenis dan komposisi tepung jagung terbaik sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Penelitian ini dilaksanakan di CV Damarayu Organic Farm dan Griya Jamur Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Januari hingga Mei 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, yang terdiri atas 2 faktor. Faktor I: Penambahan tepung jagung (BISI-2, Manis dan Srikandi Kuning-1) dan faktor II: (0, 50, 100 dan 150 gram) dengan jumlah perlakuan sebanyak 12 dan 4 kali ulangan. Variabel pengamatan meliputi lama miselium memenuhi baglog, saat muncul badan buah pertama, saat panen pertama, saat panen terakhir, diameter tudung buah jamur, Jumlah badan buah jamur per baglog, bobot segar badan buah jamur per baglog dan frekuensi panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jagung Srikandi Kuning-1 15% menghasilkan bobot segar dan frekuensi panen jamur tiram putih lebih tinggi, namun tidak berbeda nyata dengan penambahan tepung jagung manis 15%. Tepung jagung manis 15% menghasilkan diameter tudung lebih lebar (8,07 cm) tidak berbeda nyata dengan pemberian tepung jagung Srikandi Kuning-1 15% (7,44 cm). Penambahan tepung jagung Srikandi Kuning-1 menghasilkan jumlah badan buah lebih tinggi (16,49 buah) dan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan penambahan tepung jagung manis (16,33 buah). Komposisi media dalam berbagai taraf tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah badan buah jamur tiram putih
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dan Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil pada Tanaman Terung (Solanum Melongena L.) Ayuningtyas, Vinny; Koesriharti, Koesriharti; Murdiono, Wisnu Eko
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 11 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terung (solanum melongena L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang berbentuk buah. Salah satu tanaman terung yang sering di konsumsi yaitu terung ungu. Produksi tanaman terung mulai tahun 2009 – 2014 meningkat, akan tetapi tahun 2016 mengalami penurunan produksi, menjadi sekitar 509.724 ton. Faktor yang menyebabkan penurunan produksi terung yaitu turunnya produktivitas tanah dan kurangnya ketersediaan unsur hara yang terdapat didalam tanah. Penelitian dilakukan dikebun percobaan Universitas Brawijaya,  Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat 400 mdpl dan curah hujan rata–rata 151–400 mm/tahun. Penelitian ini dilakukan pada bulan April–Juli 2019 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK ) dengan 2 faktor, faktor pertama (P0) tanpa POC dan (P1) POC 5cc/l, lalu faktor ke dua yaitu ( N1) NPK 100 kg/ha, (N2) NPK 200 kg/ha, (N3) NPK 300 kg/ha, (N4) NPK 400 kg/ha, dan (N5) NPK 500 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P1N4 menghasilkan bobot buah panen pertanaman yang lebih tinggi dan memperlambat umur panen terakhir dibandingkan perlakuan yang lain. perlakuan 5 ml pupuk organik cair mampu meningkatkan tinggi tanaman tetapi dapat memperlambat umur panen pertama dibandingkan tanpa pupuk organik cair. Perlakuan pemberian 400 kg/ha menghasilkan jumlah buah panen per tanaman yang lebih tinggi.
Pengaruh Olah Tanah dan Pemberian Biourin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelasi (Glycine max L. Mer-ril) Afeiro, Mohamad Ricky; Islami, Titiek; Murdiono, Wisnu Eko
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 5 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai memiliki kandungan gizi yang baik dimana pada setiap 100 gr biji kedelai mengandung 330 kalori, 35% protein. Olah tanah merupakan kegiatan awal yang bertujuan memberikan kondisi tanah yang baik, sehingga penetrasi akar, infiltrasi air dan peredaran udara bekerja dengan baik. Biourin sapi dapat merangsang pertumbuhan dari tanaman budidaya, karena mengandung zpt seperti IAA, Giberelin dan Sitokinin. Tujuan penelitian tersebut untuk melihat pengaruh dan interaksi antar perlakuan. Hipotesis yang diajukan ialah terdapat interaksi antara perlakuan olah tanah dan biourin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2020 hingga Oktober 2020 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) terdiri dari petak utama olah tanah yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: tanpa olah tanah, olah tanah minimum dan olah tanah maksimum dan anak petak biourin sapi yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: tanpa biourin sapi, biourin sapi 400 ml L-1 dan 600 ml L-1. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi pada pengamatan tinggi tanaman umur 61 HST dan luas daun umur 41 HST dan 51 HST. Perlakuan Olah Tanah Minimum yang dikombinasikan dengan biourin 600 ml L-1 memiliki rerata lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangkan untuk pengaruh secara terpisah olah tanah dan biourin sapi memberikan pengaruh nyata pada pengamatan bobot biji per hektar dengan rerata yang lebih baik untuk olah tanah yaitu olah tanah minimum sebesar 1,53 (ton ha-1) dan untuk biourin sapi yaitu biourin 600 ml L-1 sebesar 1,54 (ton ha-1).