Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DENGAN BALITA STUNTING TENTANG PEMBERIAN MAKAN BAGI BALITA DI KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA Delima Citra Dewi, Endri Yuliati,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.847 KB)

Abstract

Latar belakang: Stunting dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Salah satu faktor yang berkaitan dengan stunting adalah asupan makan. Untuk dapat memberikan asupan makan yang baik, ibu perlu mempunyai pengetahuan yang baik terkait pemberian makan. Tujuan: untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dengan balita stunting tentang pemberian makan. Metode: penelitian crossectional ini melibatkan 44 ibu dengan balita stunting (TB/U < -2 SD). Data pengetahuan dibedakan menjadi 2, yaitu pengetahuan tentang ASI dan pemberian MP-ASI. Data diperoleh melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh ibu balita. Hasil:Hampir setengah responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang ASI maupun MP-ASI, berturut-turut adalah 45,5% dan 48%. Terkait ASI, sebanyak 7 9,5% dan 77,3% ibu menjawab betul definisi ASI dan ASI eksklusif. Sebanyak 56,8% ibu tidak tahu bagi siapa saja manfaat menyusui dan 47,7% ibu salah dalam menjawab pertanyaan tentang daya simpan ASI. Terkait pemberian MP-ASI, sebanyak 72,7% ibu salah dalam menyebutkan bahan makanan yang tinggi seng dan 65,9% tidak tahu cara pemberian susu formula. Sebanyak 84,1% ibu sudah tahu tentang pengertian MP-ASI dan usia mulai diberikannya MP-ASI. Kesimpulan: Pengetahuan ibu tentang pemberian makan pada anak masih kurang sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang diharapkan dapat berkontribusi dalam penurunan kejadian stunting.Kata kunci : Pengetahuan, ibu, balita, stunting, ASI, MP-ASIBackground: Stunting cause barriers to growth and development in children. One of the factors associated with stunting is food intake. To be able to provide good food intake, mothers need to have good knowledge in feeding. Objective: to describe the knowledge of mothers with stunting children under 5 year of age regarding feeding. Methods: This crossectional study involved 44 mothers with stunting children (HAZ <-2 SD). Knowledge data was divided into 2 groups, namely knowledge about breastfeeding and supplementary feeding. Data was obtained through a questionnaire filled in by the mother. Results: Half of the respondents had low knowledge about breastfeeding and supplementary feeding, respectively 45.5% and 48%. As many as 79.5% and 77.3% of mothers answered correctly about the definition of exclusive breastfeeding and breastfeeding. As many as 56.8% of mothers did not know for who will get the benefits of breastfeeding and 47.7% of mothers were wrong in answering questions about breastfeeding shelflife. As many as 72.7% of mothers mis-stated that food was high in zinc, 65.9% did not know how to administer formula milk, 84.1% know the definition and what age begin to supplementary feeding. Conclusion: Mother's knowledge about feeding was still lacking, so an effort is needed to increase maternal knowledge which is expected to contribute to decline stunting.Keywords: Knowledge, mother, children, stunting, breastfeeding, supplementary feeding
Edukasi Konsumsi Buah dan Sayur sebagai Strategi dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Anak Sekolah Dasar Mahmudah, Umi; Yuliati, Endri
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i1.9134

Abstract

Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rawan mengenai masalah gizi. Secara nasional masalah gemuk pada anak usia 5 – 12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%. Prevalensi status gizi pada anak sekolah dasar di SD Al-Firdaus yaitu status gizi normal 68,14%, gemuk 21,97%, sangat gemuk 15% serta kurus dan sangat kurus 2,20%. Kurangnya konsumsi buah dan sayur merupakan penyebab resiko ke-10 tertinggi dari angka kematian di dunia. Konsumsi buah dan sayur dapat mengurangi resiko defisiensi zat gizi mikro dan serangan penyakit tidak menular. Upaya dalam meningkatkan kesadaran konsumsi buah dan sayuran dilakukan promosi gizi melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi mengenai konsumsi buah dan sayur yang diawali dengan pretest pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi buah sayur dan diakhiri dengan post test pengetahuan dan sikap serta konsumsi salad buah bersama. Edukasi dilakukan pada anak sekolah dasar kelas V di SD Al Firdaus Surakarta dengan jumlah 21 siswa. Edukasi dilakukan dengan menggunakan media power point dan handout materi sebagai pegangan siswa. Setelah proses kegiatan berlangsung, terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi buah dan sayur pada anak sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena adanya edukasi mengenai konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh edukasi konsumsi buah dan sayur terhadap pengetahuan dan sikap pada anak sekolah dasar.
GAMBARAN PAUD (PENDIDIKAN ANAK USIA DINI) DI KECAMATAN PUNDONG, KABUPATEN BANTUL TAHUN 2020 Endri Yuliati, Umi Mahmudah,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 2, No 1 (2020): Tetap Produktif dan Eksis Selama dan Pasca Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Layanan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang universal dan berprinsip holistik integratif termasuk salah satu program dalam intervensi gizi sensitif pada pencegahan dan penanganan stunting. Realitanya, masih banyak PAUD yang belum dapat menjalankan prinsip tersebut. Skrining kondisi PAUD ini dilakukan sebagai awal dari kegiatan pengabdian berupa penyuluhan tentang stunting dan pelatihan pengukuran status gizi untuk para pendidik PAUD di Kecamatan Pundong pada Oktober 2020. Skrining kondisi PAUD dilakukan untuk mengetahui gambaran aktivitas PAUD yang terkait dengan kesehatan, khususnya pencegahan stunting. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada 10 kepala sekolah PAUD. Jumlah pengajar pada setiap PAUD berkisar antara 2-7 orang, dengan 12-26 siswa, yang terbagi menjadi 1-3 kelas. Semua PAUD sudah melakukan pemantauan berat dan tinggi badan siswa secara rutin. Pada 4 PAUD, siswa diberikan suplemen tambahan berupa vitamin A atau C setiap 6 bulan sekali. Kegiatan parenting education sudah dilakukan oleh semua PAUD dengan rentang waktu 3 atau 6 bulan sekali dengan tema seperti tumbuh kembang anak, gizi seimbang, pola asuh, dan komunikasi efektif. Semua PAUD juga sudah bekerja sama dengan puskesmas setempat, dalam beberapa hal: cek tumbuh kembang siswa, pemeriksaan gigi, pemberian vitamin, SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang), dan kesehatan lingkungan, namun belum menjadi kegiatan rutin. PAUD belum sepenuhnya mampu mengoptimalkan perannya dalan menangani masalah stunting di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk mewujudkan PAUD dengan layanan yang holistik integratif.
KEADAAN MIKROBIOTA SALURAN CERNA PADA ANAK SEKOLAH DASAR YANG MENGALAMI STUNTING DI LOMBOK BARAT Siti Helmyati; Endri Yuliati; Setyo Utami Wisnusanti; Risnhukathulistiwi Maghribi; Mohammad Juffrie
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 12 No. 1 (2017)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.971 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2017.12.1.55-60

Abstract

The purpose of this study was to compare the population of gut microbiota between the normal height and stunted in primary school children in West Lombok. The study design was observational study with comparative design. The study involved 115 primary school students with age 9-12 years old by simple random sampling. The research data included the measurement of height for age and gut microbiota analysis of faecal samples. Based on the results of t-test, the number of bacteria Lactobacillus in stunting group (6.96±0.94 log CFU/g) were significantly (p <0.05) lower than normal group (7,38±0,98 log CFU/g). The population of Bifidobacteria, Enterobacter, and E. coli were not different between the two group. However the trend of Bifidobacteria count in stunting group (8.19±0.74 log CFU/g) was lower than normal group (8.22±0.79 log CFU/g) while the number of Enterobacter and E. coli in stunting group (7.82±0.68 and 7.03±0.97 log CFU/g) were higher than the normal group (7.71±0.81 and 6.96±1.22 log CFU/g).
Predicting the Halal Food Consumption of Indonesian Moslem Students: an Application of Theory of Planned Behaviour Siti Helmyati; Rahma Yuni Siagian; Fatma Zuhrotun Nisa; Salima Radhiya; Endri Yuliati
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 14 No. 1 (2019)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.874 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2019.14.1.45-52

Abstract

The study aimed to predict halal food consumption behavior among Moslem students in three different universities in Yogyakarta City. Determinants to explain the halal food consumption was developed based on theory of planned behavior. The research applied cross-sectional design with total respondents of 168 Moslems students from State University, Islamic University, and Catholic University in Yogyakarta. The score of attitude, knowledge, subjective norm, perceived behavioral control and halal food consumption behavior were collected through a questionnaire. The data was analysed using Kruskall-Wallis and Multiple Linear Regression test. The study found that the score of knowledge in Islamic State and State University were higher than in Catholic University (7.43 vs 7.29 vs 7.09). The highest score of attitude was 51.52 in State University compared to Islamic State University and Catholic University (49.8 vs 47.61). The highest score of subjective norm was also in State University with the score of 3.59 while the score of halal food consumption behaviour was higher in State and Islamic State University compared to Catholic University (9.18 vs 9.18 vs 7.89). From those categories, the score of all variables except for the knowledge was statistically different between the three universities (p<0.05). It was concluded that the behavior of halal food consumption among Moslem students in Yogyakarta City may be predicted from the knowledge, attitude, subjective norm, and perceived behavioral control. These findings help to explain why the Moslem students in Yogyakarta eat halal food. Further research is needed to determine whether there are factors affecting halal food consumption behavior and how to improve it.
Pengaruh promosi gizi di sekolah terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang konsumsi air pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta Endri Yuliati; BJ. Istiti Kandarina; Toto Sudargo
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.69 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i1.76

Abstract

Latar Belakang: Air merupakan zat gizi penyusun cairan intrasel dan ekstrasel, tetapi pemenuhan kebutuhannya sering dikesampingkan. Kurang air minum berdampak negatif pada fisik dan mental. Sekolah termasuk lingkungan terdekat anak sehingga berpotensi sebagai tempat memperbaiki perilaku anak. Tujuan: Mengetahui pengaruh model promosi gizi di sekolah dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait konsumsi air minum anak. Metode: Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan rancangan pre and post with control group design yang dilaksanakan di sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Pemilihan sekolah dilakukan dengan multistage random sampling. Setiap dua sekolah menerima salah satu bentuk promosi gizi berikut: A) pendidikan gizi dengan pembelajaran aktif dan pembiasaan (n=70) dan B) pembiasaan (n=65). Pendidikan gizi disampaikan oleh peneliti selama tiga minggu dengan frekuensi 1 kali per minggu. Pembiasaan dilakukan selama dua minggu berupa meminta anak untuk membawa minuman dari rumah dan minum bersama-sama sebelum pelajaran dimulai dan ketika akan pulang sekolah. Pengetahuan dan sikap tentang minum diukur dengan kuesioner sedangkan perilaku diukur dari volume konsumsi air minum dengan tiga hari fluid record. Data prepost dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed Rank. Perbedaan kedua kelompok diuji dengan Mann Whitney. Hasil: Peningkatan pengetahuan hanya terjadi pada kelompok A, yaitu sebesar 1,13 (p<0,05). Untuk sikap dan perilaku terkait air minum tidak mengalami peningkatan yang bermakna setelah intervensi, yaitu berturut-turut untuk kelompok A dan B dari 1.137,74+432,32 dan 1.234,10+509,51 menjadi 1.119+404,87 dan 1.170+513,63 ml. Kesimpulan: Promosi gizi dengan metode pembelajaran aktif dan pembiasaan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan siswa, tetapi belum dapat meningkatkan sikap dan perilaku siswa terkait konsumsi air.
Evaluasi kelayakan aplikasi kesehatan berbasis android untuk remaja putri: “NutriHealth” Yunita Indah Prasetyaningrum; Endri Yuliati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 4, No 1 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v4i1.181

Abstract

Latar Belakang: Remaja putri rentan terhadap berbagai masalah gizi, sementara masalah pada remaja akan berdampak pada siklus kehidupan selanjutnya. Pemanfaatan smartphone perlu dioptimalkan, khususnya dalam hal mencari informasi kesehatan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan aplikasi yang berisikan informasi kesehatan dan dapat mengukur status gizi pengguna. Tujuan: Untuk mengevaluasi kelayakan aplikasi oleh pengguna. Metode: Penelitian ini mengembangkan sebuah aplikasi kesehatan yang berbasis android, yaitu NutriHealth. Selanjutnya dilakukan uji pakar oleh pakar kesehatan dan sistem informasi kesehatan. Hasil uji pakar digunakan untuk memperbaiki aplikasi. Kemudian dilanjutkan dengan uji usability kepada 39 responden siswi SMA untuk menilai kemudahan penggunaan aplikasi NutriHealth. Hasil: Aplikasi menawarkan enam menu utama, yaitu: 1) Informasi bagi Remaja Putri Sehat Bergizi, 2) Cek Status Gizimu, 3) Cek Porsi Makananmu, 4) Riwayat Pengukuran, 5) Saran, dan 6) Tentang Kami. Hasil uji usability menunjukkan bahwa aplikasi mudah digunakan dan dapat diterima dengan baik oleh responden. Dari aspek sistem, 100% responden menyatakan bahwa tampilan antarmuka mudah dikenali. Dari aspek user, lebih dari 90% responden menilai bahwa menu dalam aplikasi mudah dicari, informasi mudah dicari, tulisan mudah dibaca, serta simbol, ikon, dan gambar mudah dipahami. Dari aspek interaksi, sebanyak 92,3% responden menyatakan mudah mengakses informasi yang ditawarkan dan 97,4% menyatakan fungsi di dalam aplikasi sudah sesuai dengan tujuan. Sebagian besar menu pada aplikasi NutriHealth dinilai 4 (bagus) oleh responden. Kesimpulan: Aplikasi NutriHealth dapat diterima dengan baik oleh responden. Adanya aplikasi ini diharapkan mempermudah akses remaja putri untuk mendapatkan informasi gizi dan kesehatan sehingga dapat meningkatkan status gizi.
Edukasi Konsumsi Buah dan Sayur sebagai Strategi dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Anak Sekolah Dasar Umi Mahmudah; Endri Yuliati
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i1.9134

Abstract

Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rawan mengenai masalah gizi. Secara nasional masalah gemuk pada anak usia 5 – 12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%. Prevalensi status gizi pada anak sekolah dasar di SD Al-Firdaus yaitu status gizi normal 68,14%, gemuk 21,97%, sangat gemuk 15% serta kurus dan sangat kurus 2,20%. Kurangnya konsumsi buah dan sayur merupakan penyebab resiko ke-10 tertinggi dari angka kematian di dunia. Konsumsi buah dan sayur dapat mengurangi resiko defisiensi zat gizi mikro dan serangan penyakit tidak menular. Upaya dalam meningkatkan kesadaran konsumsi buah dan sayuran dilakukan promosi gizi melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi mengenai konsumsi buah dan sayur yang diawali dengan pretest pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi buah sayur dan diakhiri dengan post test pengetahuan dan sikap serta konsumsi salad buah bersama. Edukasi dilakukan pada anak sekolah dasar kelas V di SD Al Firdaus Surakarta dengan jumlah 21 siswa. Edukasi dilakukan dengan menggunakan media power point dan handout materi sebagai pegangan siswa. Setelah proses kegiatan berlangsung, terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi buah dan sayur pada anak sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena adanya edukasi mengenai konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh edukasi konsumsi buah dan sayur terhadap pengetahuan dan sikap pada anak sekolah dasar.
THE RELATION BETWEEN GUT MICROBIOTA AND OBESITY AMONG CHILDREN IN WEST LOMBOK, WEST NUSA TENGGARA, INDONESIA Siti Helmyati; Setyo Utami Wisnusanti; Maria Wigati; Endri Yuliati
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 11 No 1 (2019): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2019
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.76 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v11i1.1738

Abstract

Background. Obesity in children makes the higher risk of micronutrients deficiency, increase profile lipid, and promote cell inflammation. Some studies report that gut microbiota may have roles in body metabolism include obesity. Our study aimed to compare the number of Lactobacillus, Bifidobacteria, Escherichia coli, and Enterobacter between obese, normal, and wasted children. Methods. The study was performed in 115 healthy children in West Lombok, West Nusa Tenggara, Indonesia. The total number of bacteria was counted using a culture technique with selective media and total plate count method. Dietary intake assessed to all subjects using a semi-quantitative food frequency questionnaire. Data were analyzed using one-way ANOVA between three groups. Results. The result showed a significant difference in the number of Escherichia coli between obese, normal, and wasted children (p= 0.02), meanwhile there were no significant differences of dietary intake and the number of Lactobacillus, Enterobacter, and Bifidobacteria between the three groups. A potential mechanism by which dysbiosis may cause obesity is its ability to produce short-chain fatty acid (SCFA) by fermentation in the colon. It may increase gut permeability, ghrelin secretion, or bind to toll-like-receptor which leads to enhancement of free fatty acid, cholesterol, and adipose tissue synthesis. Conclusion. Dysbiosis often happened in obese children. Obese children tend to have an imbalance of gut microbiota. However, it needs further study to assess the effects of certain gut microbiota on dietary intake and their effects on obesity cases among children. Keywords: children, dysbiosis, gut microbiota, obesity
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MEMBACA LABEL INFORMASI NILAI GIZI MAKANAN KEMASAN DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA ASRAMA KUTAI KARTANEGARA DI YOGYAKARTA Nurul Fitri Nurul Fitri; metty metty; Endri Yuliati
Jurnal GIZIDO Vol 12 No 1 (2020): Jurnal GIZIDO Edisi Mei 2020
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/gizi.v12i1.1120

Abstract

Latar Belakang : Hasil kajian Badan Perlindungan Konsumen Nasional pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa hanya 6,7% konsumen di Indonesia yang memperhatikan label pada produk pangan kemasan makanan untuk memilih produk makanan tersebut. Padahal label informasi nilai gizi makanan kemasan sangat penting untuk diperhatikan guna meningkatkan dan mempertahankan status gizi yang baik bagi kesehatan. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan kebiasaan membaca label informasi nilai gizi makanan kemasan dengan status gizi pada mahasiswa di asrama kutai kartanegara di Yogyakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan total populasi dengan populasi subjek mahasiswa asrama kutai kartanegra berjumlah 41 orang. Data pengetahuan dan kebiasaan diukur dengan kuesioner, sedangkan status gizi diukur menggunakan indikator IMT. Analisis statistik menggunakan uji Fisher Exact. Hasil : Sebagian besar responden (82,9%) mempunyai pengetahuan baik namun sebagian besar (68,3%) mempunyai kebiasaan membaca label informasi gizi kurang, terkait status gizi sebagaian besar (73,2%) normal. Tidak terdapat hubungan pengetahuan membaca label informasi nilai gizi makanan kemasan dengan status gizi (p-value = 0,388), demikian juga untuk kebiasaan membaca label informasi nilai gizi makanan kemasan dengan status gizi (p-value = 0,497). Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan membaca label informasi nilai gizi makanan kemasan dengan status gizi.