Dalam menghadapi persaingan industri yang semakin ketat, perusahaan dituntut mengelola aset lancar secara efektif untuk meningkatkan laba bersih. Penelitian ini mengkaji pengaruh persediaan, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba bersih, baik secara parsial maupun simultan. Objek penelitian adalah perusahaan sub sektor Industrial Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2021–2023. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan analisis regresi data panel, data sekunder diambil dari laporan keuangan tahunan BEI. Sampel sebanyak 15 perusahaan dipilih menggunakan purposive sampling dari populasi 40 perusahaan. Analisis data dilakukan menggunakan EViews 12. Hasil uji t menunjukkan persediaan (X1) dan perputaran persediaan (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih, dengan nilai t-hitung masing-masing 8,35 dan 2,87, lebih besar dari t-tabel 1,68, serta signifikansi di bawah 0,05. Sebaliknya, perputaran piutang (X2) menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan, dengan t-hitung -0,82 dan signifikansi 0,413. Uji F memperlihatkan ketiga variabel secara simultan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap laba bersih (F-hitung 34,41 > F-tabel 2,83; signifikansi 0,000). Nilai Adjusted R² sebesar 0,69 mengindikasikan 69% variasi laba bersih dapat dijelaskan oleh variabel independen. Disarankan agar perusahaan mengoptimalkan pengelolaan persediaan melalui sistem ERP atau manajemen rantai pasok, mempercepat perputaran persediaan untuk efisiensi biaya, dan memperketat pengelolaan piutang guna menjaga likuiditas serta meningkatkan laba.