Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Rengasdengklok menggunakan desain One-Group Pretest and Posttest Design. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rengasdengklok. Besar subyek / sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data dengan berupa observasi, angket. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada aktivitas belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning. Pada saat pretest, mayoritas siswa (60%) berada pada kategori “Cukup”, 30% “Baik”, 7,5% “Kurang”, dan hanya 2,5% yang mencapai kategori “Baik Sekali”. Namun setelah treatment, pada posttest, tidak ada siswa yang berada pada kategori “Kurang” atau “Cukup”. Sebanyak 67,5% siswa berhasil mencapai kategori “Baik Sekali” dan 32,5% berada di kategori “Baik”. Secara kuantitatif, nilai rata-rata pretest siswa adalah 71, sedangkan nilai rata-rata posttest meningkat menjadi 91, mencerminkan peningkatan sebesar 20 poin. Uji Paired Sample T-Test menunjukkan nilai signifikansi (Sig. 2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest. Selain itu, nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 42% menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas belajar dipengaruhi oleh penerapan model Cooperative Learning, sementara 58% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Cooperative Learning efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik dalam pembelajaran PJOK.